paramedis

 







EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR DAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

tiga kelompok utama penyakit menular,antaraiain:
1.Penyakit menular yang jarang memicu kematian dan cacat,
2.Penyakit yang sangat berbahaya karena angka kematian cukup tinggi,
3.Penyakit menular  yang  memicu kematian dan cacat,
tiga karakter , penularan penyakit ,antaralain :
1. Angka Serangan masalah  yang  muncul dalam satu  waktu tertentu ,
 Angka serangan ini  untuk menganalisa  tingkat penularan ,dimana tata cara sistem hubungan keluarga dengan masyarakat ,
2. Waktu Generasi :
Masa antara masuknya penyakit  sampai masa kemampuan maksimal pasien itu untuk bisa menularkan penyakit.
3. Kekebalan   tingkat kemampuan atau daya tahan   terhadap serangan  penyakit menular
berdasar tingkat kekebalan pasien ,Wabah terjadi karena 2 keadaan :
a..Bila suatu populasi tertutup  dimana keadaan sangat tertutup dan mudah terjadi kontak langsung, masuknya  pasien- pasien yang peka terhadap penyakit
tertentu dalam populasi itu ,
b..Keadaan kekebalan populasi yakni suatu wabah besar bisa terjadi jika
agent penyakit infeksi masuk ke dalam suatu populasi yang tidak pernah
terpapar oleh agen atau  penyakit   itu ,

manifestasi klinik
Sumber penularan,antaralain :
-pasien sebagai reservoir,Penyakit ini  berpindah dari pasien ke
pasien dan hanya bisa memicu penyakit pada pasien saja,
-Reservoir binatang atau benda lain Selain dari pasien sebagai reservoir
maka penyakit menular yang mengenai pasien bisa berasal dari binatang  termasuk  dalam kelompok penyakit zoonosis.
Beberapa penyakit Zoonosis  dan reservoir utamanya,  antaralain :
penyakit Thypus, Scrub & Murine dari Tikus, penyakit  Leptospirosis dari Tikus,
penyakit  Virus Encephlitides dari  Kuda, penyakit Trichinosis dari  Babi, penyakit  Hidatosis dari  Anjing,penyakit  Brocellossis  dari   Sapi, kambing,
 penyakit Pes (plaque)  dari Tikus,penyakit  Rabies penyakit anjing gila,dari Anjing, penyakit  Bovine Tuberculosis dari Sapi,

pasien sebagai reservoir penyakit menular dibagi dalam 3  kategori ,antaralain :
- Reservoir yang bisa sebagai penderita maupun sebagai pembawa penyakit ,
-Reservoir yang  selalu berkarakter penderita  namun bisa menularkan
langsung penyakitnya ke pasien,
-Reservoir yang  selalu muncul sebagai penderita,
dengan  Melihat lihat   Perjalanan penyakit pada pasien, bentuk pembawa kuman dibagi dalam beberapa jenis ,antaralain :
-Chronis carrier yaitu pasien  sebagai  sumber penularan yang
cukup lama,
-Convalescent carrier yaitu pasien    yang baru sembuh dari penyakit menular tertentu namun masih sebagai sumber penularan penyakit  itu suatu saat,
- Healthy carrier  yaitu  pasien  yang dalam sejarahnya tidak pernah
menampakkan menderita penyakit itu namun mengandung unsur penyebab yang
bisa menular kepada pasien lain,
- Incubatory carrier  yaitu pasien  yang masih dalam masa tunas namun telah mempunyai potensi untuk menularkan penyakit,

 Spektrum Penyakit Menular Pada proses penyakit menular ada  berbagai manifestasi klinik,.mulai dari gejala klinik yang tidak tampak sampai keadaan yang berat ditambah    komplikasi ,Akhir dari proses penyakit adalah sembuh,
cacat atau meninggal.
2. Infeksi Terselubung (Tanpa Gejala Klinis) Adalah keadaan suatu penyakit yang tidak menampakkan diri secara  nyata dalam bentuk gejala ,sehingga tidak bisa didiagnosa tanpa cara tertentu seperti pemeriksaan antibodi ,test tuberkulin, kultur tenggorokan,

 penyebaran karakteristik manifestasi klinik penyakit menular
-Penyakit yang  berakhir  dengan kematianContoh: Rabies
-Lebih banyak dengan tanpa gejala klinik (terselubung) atau hanya  gejala ringan saja,  Contoh, Hepatitis A,Tuberkulosis, Poliomyelitis,
-Lebih banyak dengan gejala klinik jelas dengan mudah didiagnosa,
karena  penderita muncul dengan gejala klasik.Contoh :chickenpox,Measles,

komponen proses penyakit  menular
1. Faktor Penyebab Penyakit Menular:
Sumber Penularan ,antaralain :
Tumbuhan/benda, Penderita, Pembawa kuman,Binatang sakit,
 • Faktor penyebab atau agent yaitu,organisme penyebab penyakit
• Sumber penularan yaitu reservoir maupun resources
• Cara penularan khusus melalui mode of  transmission,
Unsur Penyebab Dikelompokkan Dalam :
Kelompok protozoa seperti  plasmodium, amuba,
 Fungus atau jamur baik uni maupun multiselular.
 Bakteri termasuk spirochaeta maupun ricketsia.
 Virus sebagai kelompok penyebab yang paling sederhana.
Kelompok arthropoda (serangga)seperti scabies, pediculosis,
Kelompok cacing/helminth baik cacing darah maupun cacing perut.
-cara masuk ke pasien melalui :
saluran urogenitalia,gigitan, suntikan, luka,placenta,mukosa atau kulit,saluran pencernaan,saluran pernapasan,
-Cara Penularan ,antaralain :
Melalui Kontak langsung,Melalui udara,Melalui makanan atau minuman, Melalui vector,
-Keadaan pasien ,antaralain :
Keadaan umum,Kekebalan,Status gizi, Keturunan,
 Interaksi Penyebab dengan pasien, antaralain :
-Infektivtas adalah kemampuan unsur  penyebab atau agent untuk masuk dan berkembang biak  menghasilkan infeksi dalam tubuh pasien,
-Virulensi adalah nilai proporsi penderita dengan gejala klinis yang
berat terhadap seluruh penderita dengan gejala klinis jelas.
- Imunogenisitas adalah  kemampuan menghasilkan
kekebalan ,
-Patogenesis adalah kemampuan untuk menghasilkan penyakit dengan
gejala klinis yang jelas
Mekanisme Patogenesis,antaralain :
Infeksi yang menetap (infeksi laten),Merangsang kerentanan pasien terhadap obat dalam menetralisasi  toksisitas, Ketidakmampuan membentuk daya tangkal ,
Invasi jaringan secara langsung,Produksi toksin, Rangsangan imunologis atau reaksi  alergi yang memicu kerusakan pada tubuh pasien,
Epidemiologi Penyakit Tidak  Menular
berdasar perjalanannya ,penyakit  dibagi menjadi  Akut dan Kronis.
berdasar karakter penularannya penyakit  dibagi menjadi  Menular dan Tidak
Menular,
Proses terjadinya penyakit  yaitu interaksi antara  lingkungan sekitarnya, agen penyakit dan pasien , proses terjadinya  penyakit menular akibat interaksi antara : Agent penyakit (mikroorganisme hidup), pasien  dan lingkungan sedang untuk penyakit tidak menular proses terjadinya penyakit akibat interaksi antara agen penyakit, pasien dan lingkungan. Penyakit tidak menular bisa berkarakter akut
atau  kronis.
Penyakit-penyakit tidak menular yang berkarakter kronis  sebagai penyebab kematian  menggeser  kedudukan dari penyakit  infeksi,  Penyakit tidak menular mulai meningkat bersama dengan pola hidup,pola hidup, meningkat karena adanya perubahan-perubahan didalam perubahan perilaku, meningkatnya ilmu pengetahuan kesehatan,sosial ekonomi, kondisi hygiene sanitasi,
penyakit- penyakit tidak menular yang berkarakter kronis :
penyakit yang termasuk di dalam penyebab  kematian, yaitu :
cirrhosis,diabetes melitus, ischaemic heart disease,cancer, cerebrovasculer disease,chronic obstructive pulmonarydisease,
penyakit yang termasuk dalam special interest , banyak memicu masalah
kesehatan namun  jarang frekuensinya yaitu :
epilepsi,lupus erithematosus,collitis ulcerative, osteoporosis,penyakit ginjal kronis,mental retardasi,
Penyakit yang  dipengaruhi  kondisi  yang  akan datang, yaitu :
Penyakit-penyakit mental, Penyakit yang berhubungan dengan lingkungan pekerjaan,Defisiensi nutrisi, Akloholisme,Ketagihan obat,
faktor-faktor resiko
Faktor-faktor resiko yang telah diketahui ada kaitannya dengan penyakit tidak menular yang berkarakter kronis ,antara lain :
Pekerjaan,Lingkungan masyarakat sekitar,  asap  t embakau, Alkohol, Kolesterol, Hipertensi, Diet, Obesitas, Aktivitas,Stress ,
Faktor resiko  timbulnya penyakit tidak menular yang berkarakter kronis
belum ditemukan secara keseluruhan, untuk setiap penyakit, faktor resiko
bisa berbeda-beda (hiperkolesterolemia,merokok, hipertensi) Satu faktor resiko bisa memicu penyakit yang berbeda-beda, contoh   merokok, bisa memicu kanker  larynx, kanker paru, penyakit jantung koroner,
 penyakit tidak menular terjadi akibat interaksi antara agent  dengan  pasien (faktor predisposisi, infeksi) dan lingkungan sekitar ,
. Agent bisa berupa  Kimiawi , Fisik , Mekanik ,Psikis
Agent penyakit tidak menular  mulai dari yang paling sederhana sampai yang komplek  mulai molekul sampai zat-zat yang komplek ikatannya
 agent tidak menular bisa memicu tingkat keparahan yang berbeda-beda (dinyatakan dalam skala pathogenitas) Pathogenitas
 Karakteristik lain dari agent tidak menular ,antara lain :
Kemampuan menginvasi /memasuki jaringan,Kemampuan merusak jaringan : reversible dan irreversible,Kemampuan memicu reaksi hipersensitif,
 Reservoir sebagai organisme hidup, benda mati (tanah, udara, air batu) dimana
agent bisa hidup, berkembang biak dan tumbuh dengan baik. untuk penyakit
tidak menular, reservoir dari agent  adalah benda mati ,Pada penyakit tidak menular, pasien yang  terpapar dengan agent tidak berpotensi sebagai sumber/reservoir tidak ditularkan, Adanya kontak antara agent dengan pasien , tergantung :
 Lamanya kontak, Dosis,Patogenitas,tahap Akumulasi pada jaringan
jika terpapar dalam waktu lama dan terus-menerus,
Pada tahap subklinis gejala  dan tanda  belum muncul Telah terjadi kerusakan pada  jaringan, tergantung pada :
irreversible/ kronis, mati dan cacat ,Jaringan yang terkena,Kerusakan yang diakibatkannya(ringan, sedang dan berat),karakter kerusakan reversiblle ,
tahap Klinis; Agent penyakit telah memicu reaksi pada host dengan
memicu  gejala dan tanda,
Rute dari keterpaparan,antaralain :
 Melalui sistem pernafasan,Sistem digestiva,, Sistem integumen/kulit ,. Sistem vaskuler,
Karakteristik penyakit tidak menular,antaralain :
Tidak ditularkan,Etiologi sering tidak jelas, Agent penyebab : non living agent,Durasi penyakit panjang (kronis), tahap subklinis dan klinis panjang untuk penyakit kronis,



PEMBERIAN TRASFUSI DARAH 


pemberian trasfusi darah yaitu   memasukkan darah melalui vena dengan menggunakan set transfuse. pemberian transfuse darah  untuk memenuhi volume sirkulasi, 

bahan:

darah yang akan  dipakai yang sudah disesuaikan dengan permintaan (tanggal kadaluwarsa,nomor  labu darah, nama pelanggan, golongan darah, ) , darah yang akan  dimasukkan sudah sesuai dengan suhu tubuh pasien, 

sarung tangan steril,bengkok,obat anti histamin (dexa-diphenhidramin),

plester,bidai ,spalk,torniquet ( karet pembendung ),standar infus,cairan Nacl 0,9%,transfusi set steril,surflo sesuai ukuran (18),kapas alkohol  ,

 proses:

mempersiapkan alat dan obat yang akan dipakai,

 mencuci tangan,

 memakai sarung tangan,

jika   belum dipasang infus, segera pasang infus beri larutan Nacl 0.9% atau larutan RL,

periksa  ulang waktu kedaluwarsa darah,

periksa  ulang kesesuaian nomor  labu,identitas antara surat permintaan dengan label yang tertera pada labu darah,

ukur suhu tubuh pasien,

jika  suhu tubuh normal (36 – 37°c) berikan injeksi dipen/dexa 1:1 ampul (i.v)

ganti nacl dengan labu darah.

buka saluran infus, sesuaikan tetesan dengan kebutuhan

perhatikan reaksi pasien , observasi 15 menit sesudah  pemasangan transfusi. bila ada komplikasi segera stop dulu pemberian tranfusi darah,konsultasikan dengan dokter untuk langkah selanjutnya

selesai tranfusi ganti dengan cairan Nacl

jika  pemasangan infus masih diperlukan, tranfusi set diganti dengan yang baru.

 melepas sarung tangan,

 mencuci tangan,

dokumentasikan  di  rekam medis ,





TYPHOID ABDOMINALIS


typhoid abdominalis atau demam typhoid dan paratyphoid yaitu   infeksi akut usus halus yang disebabkan salmonella paratyphii dan salmonella typhii ,

kuman masuk ketubuh melalui makanan dan minuman yang tercemar s.typhii.

gejala    minggu pertama keluhan yaitu  perasaan tidak enak di perut, batuk epistaksis  demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia,  muntah, mual, obstipasi atau diare, 

 gejala minggu kedua    yaitu  gangguan kesadaran berupa somnolent sampai koma,splenomegali, meteorismus, demam, bradikardia relative, lidah typhoid ( kotor ditengah, tepi dan ujung merah dan tremor ), hepatomegali, 

proses:

 melakukan anamnesa ,

 melakukan pemeriksaan fisik ,

 pemeriksaan laboratorium,

jika memerlukan rawat inap, maka dirujuk ke rawat inap,

jika  tidak memerlukan rawat inap diberikan  resep obat dan KIE ,

antibiotika peroral,

lakukan  pemeriksaan laboratorium darah widal dengan peningkatan titer uji widal empat kali lipat selama 2-3 minggu, atau titer antibodi O 1:320 atau H 1:640 menyokong diagnosa demam tifoid pada pasien  ,

antipiretik / analgetika sesuai keluhan: paracetamol 3-4x500-1000mg

terapi simptomatis lain seperti antasida- DOEN 3x1 

kloramfenikol/thiamphenicol : 3-4x500mg,

ampisilin/amoksisilin : 3-4x500mg,

kotrimoksazol : 2x960mg,

 mencatat di rekam medis ,






ISPA


ispa yaitu  kuman penyakit menyerang alat pernafasan mulai hidung sampai paru-paru dan berlangsung tidak lebih dari 2 minggu, 

penyebab ispa adalah riketsia, virus, bakteri ,

gejalanya  sakit kepala,batuk, kesulitan bernafas, sakit tenggorokan, pilek, demam 

 proses:

menanyakan tanda, dan gejala, 

melakukan pemeriksaan fisik ,

jika   mengalami kesulitan bernafas maka  dirujuk ke rawat inap,

 merujuk  ke radiologi ,

 mencatat di rekam medis ,

 memberikan terapi,

jika  demam diberikan obat penurun panas golongan parasetamol 3x500mg

diberikan obat batuk gliseril3x1 tablet untuk batuk berdahak dan dextromethorphan 3x1 tablet untuk batuk tidak berdahak , CTM 3x1tablet.

antibiotik  diberikan jika  ada indikasi infeksi bakteri (amoxicillin 3x500mg),




HIPERTENSI


hipertensi yaitu  tekanan sistolik >  140 mmhg dan tekanan diastolik > 90 mmhg.

berdasarkan penyebab, hipertensi dibagi menjadi :

1.hipertensi sekunder (5%), penyebabnya  seperti sindroma cushing, feokromositoma, penggunaan esterogen, penyakit ginjal, hipertensi vascular renal, hiperaldosteronisme primer, 

2.hipertensi essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya (95%)krisis hipertensi atau hipertensi darurat yaitu  diperlukan penurunan tekanan darah dengan segera, untuk mencegah kerusakan organ, seperti  miokard akut, eklamsia ,ensefalopathi hipertensif, perdarahan intrakranial, 

 proses:

 melakukan anamnesa

berapa lama menderita hipertensi,

adakah rasa sakit kepala, mimisan, rasa berat di tengkuk, insomnia (kesulitan tidur),riwayat penyakit hipertensi dalam keluarga,obat yang biasa diminum dan dosisnya, melakukan pemeriksaan fisik.

jika terjadi krisis hipertensi (sistolik > 250 mmhg, diastolik > 140 mmhg)  disarankan rawat inap , di rujuk ke laboratorium,

 mencatat di rekam medis ,

 memberikan terapi ,

 mengurangi konsumsi makanan yang berlemak,menurunkan berat badan, membatasi alkohol, meningkatkan aktivitas fisik, mengurangi konsumsi garam, berhenti merokok, mengurangi konsumsi makanan yang berlemak

obat antihipertensi :

ACEI        : captopril  (mulai 2x6,25mg tergantung kondisi )

kalsium antagonis : nifedipin(mulai 2x5mg tergantung kondisi ,

 diuretik   : furosemid (mulai dari 1x20mg tergantung kondisi )






 GASTRITIS


nyeri epigastrium yang hilang menetap  disertai dengan mual muntah.

 gastritis disebabkan oleh   iritasi lambung dari  makanan yang merangsang asam lambung, sehingga terjadi gangguan keseimbangan antara produksi asam lambung dan daya tahan mukosa.  infeksi kuman helicobacter pilori ,

gejalanya  tidak enak di ulu hati,nyeri epigastrium, perut kembung, mual, muntah tidak selalu adagastritis erosif akibat obat sering disertai pendarahan.

proses:

menanyakan tanda dan gejala ,

 melakukan pemeriksaan fisik,

jika  ada  tanda pendarahan seperti hematemesis atau melena maka  disarankan rawat inap

 merujuk ke laboratorium ,

 mencatat hasil pemeriksaan fisik di rekam medis pasien, 

 memberikan terapi ,

penderita gastritis akut harus membiasakan diri makan teratur dan menghindarkan makanan yang merangsang.

antasida ( hidroksida, Mg hidroksida) 3x1 tablet

jika  muntah  diberikan tablet metoklopramid 10 mg, 1 jam sebelum makan,

jika  nyeri hebat dikombinasikan dengan famotidin 2x20mg sehari,






  DIABETES MELITUS 



diabetes melitus yaitu   hiperglikemia kronik   dengan  lesi pada membrane basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron kelainan metabolik, akibat gangguan hormonal yang memicu  pembuluh darah, komplikasi kronik pada mata, ginjal, syaraf ,

diabetes melitus ada 2 jenis berdasar  waktu dimulainya penyakit, antaralain : 

tipe-1, insulin dependent diabetes melitus (iddm) atau jenis remaja , pada tipe ini ada  destruksi dari sel-sel beta pancreas, sehingga tidak menghasilkan  insulin sehingga  sel tidak mampu  menyerap glukosa dari darah. kadar glukosa darah meningkat sehingga glukosa berlebih dikeluarkan lewat urin. tipe ini banyak terjadi pada usia 30 tahun dan paling sering dimulai pada usia 10 – 13 tahun.

tipe-2, non insulin dependent diabetes melitus (NIDDM) atau jenis dewasa. tipe ini tidak tergantung dari insulin,  terjadi pada usia diatas 40 tahun 

keluhan  berupa poliuria, polidipsia, polifagia.

bila ada  keluhan  ditambah pemeriksaan GDS > 200mg/dl atau GDP > 126 mg/dl.

bila  keluhan  tidak didapatkan, hasil pemeriksaan gula darah yang tidak normal  masih memerlukan pemastian pemeriksaan kadar gula pada hari yang lain

hipoglikemia yaitu  gula darah dibawah 60mg/dl dengan gejala syaraf pusat seperti penurunan kesadaran sampai koma, dan gejala akan menghilang dengan pemberian glukosa.

      hiperglikemia yang disertai komplikasi akut badan penurunan kesadaran ketoasidosis diabetik,koma hiperosmolar hiperglikemik nonketotik

 proses:

pemeriksaan fisik,

 pemeriksaan laboratorium,

bila kadar glukosa darah >500 dan disertai komplikasi,  disarankan rawat inap.

bila glukosa darah ≤ 500 tanpa disertai komplikasi, diberi terapi antidiabetik oral

glibenklamid mulai dengan 5 mg/hari dalam sekali pemberian,

metformin mulai dengan 0,5 gr/hari dalam 2 – 3 kali pemberian,

obat ini harus dimulai dengan dosis terkecil. sesudah  2 minggu pengobatan, dosis  ditingkatkan, mencatat semua yang telah dilakukan dalam rekam medis ,





 ASMA BRONKIAL


asma bronkial yaitu   meningkatnya respon trachea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah ubah, 

      status astmatikus adalah serangan asma bronchial yang tidak membaik dengan pengobatan asma bronchial ,

dispnoe di pagi hari dan sepanjang malam, sesudah latihan fisik terutama  cuaca dingin, berhubungan dengan infeksi saluran nafas atas, berhubungan dengan paparan terhadap alergen 

batuk yang panjang di pagi hari dan larut malam, berhubungan dengan faktor iritatif, batuknya bisa kering, namun  sering terdapat mukus bening yang diekskresikan dari saluran nafas

pada auskultasi terdengar wheezing dan ekspirasi memanjang,

 sesak hebat dengan  giatnya otot-otot bantu pernapasan dan sianosis dikenal dengan status asmatikus yang  berakibat fatal,

 proses:

 menanyakan gejala yang dirasakan ,

 melakukan pemeriksaan fisik apakah ada tanda  sesak, wheezing expiratoar, nyeri di dada,

 menegakkan diagnosa,

jika  diagnosa status asmatikus maka pasien  dirujuk ke rawat inap

 mencatat pada rekam medis pasien,

 memberikan terapi asma bronkial :

mukolitik: ambroxol 3x15mg,

parasetamol bila  ada demam : 3x500mg atau ibuprofen 3x400mg

prednison 3x5mg,

methylprednisolon 3x5mg,

aminophylin 3x100-300mg/hari,

salbutamol 3 x 2 mg,

kortikosteroid ,

dexamethasone 3x0,5mg,






PEMBERIAN OBAT SUBCUTAN


pemberian obat subcutan  yaitu  pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam jaringan subcutan dibawah kulit dengan menggunakan spuit

 bahan:

jarum dan semprit disposibel 1 cc, 2,5 cc atau 3 cc ,obat-obat adrenalin, dexamethason, vitamin  B1, antibiotik  ,kapas alkohol,sarung tangan steril,

cairan pelarut nacl, aquadest, bak berisi larutan klorin 0,5%,

gergaji ampul,bak instrument ,bengkok , tempat spuit steril,

safety box untuk tempat spuit yang telah di pakai,

 proses:

persiapkan alat-alat dan obat ,

 mencuci tangan dan memakai sarung tangan steril,

ambil spuit dan jarum disposibel,

spuit diisi dengan obat sesuai dengan dosis yang telah ditentukan. udara didalam spuit dikeluarkan

atur posisi pelanggan sesuai dengan cara memberi suntikan subcutan.

desinfeksi permukaan kulit yang akan di suntik  dengan alkohol  , biasanya pada daerah lengan atas sebelah luar, pada bagian luar daerah paha dan ditempat lain yang anggap perlu (pada pemberian insulin)

angkat bagian kulit sedikit dengan tangan kiri,

tusukan jarum dengan lubangnya menghadap ke atas, dan membentuk sudut 450 dengan permukaan kulit,

aspirasi spuit dengan cara di tarik sedikit, bila ada darah, obat jangan di masukan. tapi bila tidak ada darah, obat dapat dimasukan secara perlahan-lahan,

cabut dengan cepat setelah obat masuk semua. bekas tusukan jarum ditekan dengan kapas alkohol.

buang spuit dan jarum suntik bekas pakai kedalam safety box,

bereskan peralatan  ,

lepaskan sarung tangan dan buang ditempat sampah medis , mencuci tangan

pasien menunggu selama 10-15 menit, untuk melihat reaksi yang muncul,

catat ke dalam rekam medis,






PEMBERIAN OBAT INTRAVENA



pemberian obat intravena yaitu  pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit agar reaksi cepat dan masuk pada pembuluh darah,

 di antaranya vena langsung, frontalis/temporalis (kepala),  vena mediana cubiti/cephalika (lengan), vena saphenous (tungkai), vena jugularis (leher), 

 bahan:

obat-obat adrenalin, dexamethason, vitamin  B1, antibiotik  ,kapas alkohol,sarung tangan steril,cairan pelarut  NACL, aquadest, torniquet  karet pembendung ,gergaji ampul,bak instrument ,bengkok , tempat spuit steril,safety box untuk tempat spuit yang telah di pakai,jarum dan semprit disposibel 1 cc, 2,5 cc dan 3 cc ,

 proses:

 mencuci tangan,

pasang  sarung tangan steril,

lakukan skintest ( intracutan ) terlebih dahulu sebelum melakukan pemberian suntikan antibiotik secara intravena,

ambil spuit dan jarum steril sesuai ukuran yang dibutuhkan,

spuit diisi dengan obat sesuai dengan dosis yang telah ditentukan. udara didalam spuit dikeluarkan, lalu spuit serta kapas alkohol di masukan ke dalam bak spuit yang tersedia dan langsung di bawa ke dekat pelanggan.

posisi pelanggan di atur sesuai dengan cara memberi suntikan

tentukan daerah yang akan disuntik, kemudian membendung bagian atasnya dengan menggunakan tornequet. kemudian  permukaan kulit yang akan ditusuk didisinfeksi dengan kapas alkohol dan ditegangkan.

jarum ditusukan kedalam pembuluh darah yang dimaksud dengan lubang jarum menghadap ke atas.

aspirasi spuit dengan cara di tarik sedikit, bila jarum berhasil masuk ke dalam pembuluh darah, darah akan masuk ke dalam spuit atau mengalir sendiri, namun  bila  darah tidak masuk ke dalam spuit berarti penusukan gagal, pindahkan area  penyuntikan ke daerah pembuluh darah yang mudah di lakukan penusukan, sesudah  jarum berhasil masuk ke dalam pembuluh darah, segera buka karet pembendung kemudian obat dimasukan secara perlahan-lahan.

sesudah  obat masuk semua, jarum dicabut dengan cepat. bekas tusukan jarum ditekan dengan kapas alkohol,peralatan dibersihkan, dibereskan 

 mencuci tangan.catat ke di  rekam medis, 







PEMBERIAN OBAT INTRA MUSCULAR


pemberian obat intra muscular yaitu   memasukkan obat ke dalam jaringan otot dengan menggunakan spuit ,memasukkan obat ke dalam jaringan otot agar absorpsi obat lebih cepat, lokasi penyuntikan di  daerah lengan atas (deltoid), paha (vastus lateralis), ventrogluteal (dengan posisi berbaring), dorsogluteal (posisi tengkurap), 

 bahan: 

jarum dan semprit disposibel 1 cc, 2,5 cc dan 3 cc ,obat-obat  adrenalin, dexamethason, Vitamin B1, antibiotik  ,kapas alkohol,sarung tangan steril,

cairan pelarut nacl, aquadest, gergaji ampul,bak instrument ,bengkok , tempat spuit steril,safety box untuk tempat spuit yang telah di pakai,

proses:

persiapkan alat-alat dan obat 

dekatkan alat-alat ke dekat pasien, 

cuci tangan dan pakai sarung tangan steril

ambil spuit disposibel sesuai ukuran yang dibutuhkan          

spuit diisi dengan obat sesuai dengan dosis yang telah ditentukan. udara didalam spuit dikeluarkan.

tentukan daerah yang akan disuntik (otot pangkal lengan, otot paha bagian luar, atau pada otot bokong) lalu bagian kulit yang akan disuntik disinfeksi dengan kapas alkohol.

tusukan jarum tegak lurus (900) dengan permukaan kulit.

aspirasi spuit dengan cara di tarik sedikit, bila ada darah obat jangan di masukan tetapi jika tidak ada darah maka obat boleh dimasukan dengan perlahan-lahan,cabut dengan cepat setelah obat semua dimasukkan. bekas tusukan jarum ditekan dengan kapas alkohol,peralatan dibersihkan, dibereskan ,

lepas sarung tangan dan buang ditempat sampah medis ,cuci tangan 

catat di rekam medis ,







PEMBERIAN OBAT INTRACUTAN


pemberian obat intracutan  yaitu   memasukkan obat ke dalam jaringan kulit dengan tujuan untuk melakukan tes terhadap reaksi alergi jenis obat yang akan digunakan, pemberian obat melalui jaringan intrakutan ini dilakukan di bawah dermis atau epidermis, pada  lengan tangan bagian ventral.

bahan:

jarum dan semprit disposibel 1 cc, 2,5 cc dan 3 cc ,obat-obat  adrenalin, dexamethason, vitamin  B1, antibiotik  ,kapas alkohol,sarung tangan steril,

cairan pelarut  nacl  aquadest,gergaji ampul,bak instrument  bengkok  tempat spuit steril,safety box untuk tempat spuit yang telah di pakai,

 proses:

persiapkan alat-alat dan obat ,

dekatkan alat-alat ke dekat pasien ,

cuci tangan dan pakai sarung tangan,

ambil jarum dan spuit disposibel,

ambil obat sesuai dengan dosis yang telah ditentukan,

keluarkan udara dalam spuit, lalu spuit serta kapas alkohol di masukan ke dalam bak spuit yang tersedia dan langsung di bawa ke dekat pasien  .

atur posisi pelanggan sesuai dengan cara memberi suntikan intracutan

desinfeksi daerah kulit (misal di daerah volar atas lengan bawah) yang akan disuntik dengan alkohol, lalu ditegakan dengan tangan kiri.

hadapkan lubang jarum  ke atas dan membuat sudut antara 150 sampai 200 dengan permukaan kulit.

masukan obat sampai permukaan kulit pada tempat yang disuntik mengembung.

cabut jarum suntik  dengan cepat. setelah obat suntikan habis

bekas tusukan jarum jangan di tekan maupun dihapus dengan kapas alkohol.

buang spuit bekas pakai ke dalam safety box

lepas sarung tangan dan buang dalam tempat sampah medis

jelaskan pada pelanggan untuk menunggu 10-15 menit, untuk melihat reaksi yang timbul,lihat dan catat reaksi yang terjadi pada daerah tusukan,hasilnya  di laporkan kepada dokter yang bersangkutan untuk menentukan tindakan selanjutnya,bereskan alat-alat , melepas sarung tangan dan di buang di tempat sampah medis,mencuci tangan,catat tindakan yang dilakukan pada rekam medis ,




HUKNAH GLISERYN


 untuk merangsang peristaltik usus sehingga  dapat  BAB dengan cara memasukkan cairan hangat melalui anus ke kolon sigmoid.

bahan:

pispot dan botol cebok,selimut,tisu,jelly,handschoen,air sabun hangat,glycerin,spuit glycerin,perlak dan pengalas,bengkok,

 proses:

 mempersiapkan alat yang akan digunakan dan dekatkan pada pasien 

 cuci tangan ,

 memakai sarung tangan dan masker,

tutup pintu/ gorden untuk menjaga privasi ,

mengatur posisi pasien  miring kekiri,

membentangkan perlak dibawah bokong pasien,

memasang slimut pada pasien , kemudian membuka pakaian bagian bawah.

mengisi spuit dengan glycerin/ air sabun 10-20 cc, udara dikeluarkan dan oleskan jelly pada ujung kanul.

pada pelanggan posisi miring,dorong bokong dengan tangan kiri dan tangan kanan memasukkan spuit gliserin secara perlahan sampai kerectum sekitar 7-10 cm pada dewasa dan 5-7 cm pada anak-anak

masukkan gliserin/cairan sabun perlahan lahan sambil menganjurkan pasien  untuk tarik nafas panjang dan dalam spuit dicabut lalu letakkan dalam bengkok

pasien  menahan larutan selama mungkin saat berbaring di tempat tidur.

bantu pelanggan untuk bab ke kamar mandi atau memasang pispot di bawah bokong pasiwn .bersihkan daerah perianal pada pelanggan yang bab di pispot dengan tisu lalu dengan air sabun kemudian bilas dengan air bersih

tarik perlak pengalas dan kenakan lagi pakaian bawah pasien, 

lepas sarung tangan,rapikan alat-alat,cuci tangan,rekam medis ,



PEMASANGAN AKDR


AKDR yaitu  alat kontrasepsi yang dipasang di dalam rahim

 bahan:

mangkuk untuk larutan antiseptik,sarung tangan DDT,cairan antiseptik (povidon),kain kasa ,kapas,sonde uterus,forsep , korentang,

gunting,lampu sorot,coopert  dalam kemasan,larutan klorin 0,5%,

speculum (kecil,sedang, besar),tenakulum,

 proses:

atur posisi pasien  di obgyn bed dan  pakai sarung tangan,

periksa genetalia eksterna, pemeriksaan inspekulo dan pemeriksaan bimanual

masukkan lengan akdr cooper t 380a di dalam kemasan steril

pasang spekulum baru dan usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik

pasang tenakulum,lakukan sonde uterus,

pasang akdr coopert 380a dengan tehnik tanpa sentuh dan withdrawal tecnique,buang bahan  habis pakai , lepas sarung tangan dan bersihkan permukaan yang terkontaminasi,lakukan dekontaminasi alat  alat dan sarung tangan dengan segera setelah dipakai,lakukan konseling paska pemasangan dengan cara memeriksa benang akdr dan  waktu kontrol 

lakukan pencatatan di rekam medis ,form k1 kb, k4 kb 




HECTING PERINEUM



Hecting perineum yaitu   mendekatkan tepi luka  menyatukan jaringan yang terputus pada perineum akibat dari ruptur spontan dan  episiotomi.         

bahan:

kasa steril ,deppers,betadin,catgut,bengkok,kain bersih , under pad untuk alas bokong,lampu sorot,larutan klorin,hanschoen DTT/steril,spuit, obat anastesia ,

air mengalir dan sabun,hecting set,

 proses:

siapkan alat hecting di partus set, buka spuit, masukkan kedalam wadah. patahkan ampul lidokain,

atur posisi pasien  dengan posisi litotomi, pasang alas bokong dan mengatur lampu sorot,

pakai sarung tangan pada tangan kanan, sedot lidokain,

pakai sarung tangan kiri, bersihkan perineum dengan kasa betadin,

lakukan suntikan anastesi,

tunggu 2 menit, sambil lakukan inspeksi vagina,

pasang tampon, pasang jarum jahit dan pasang benang jahit,

lihat batas luka, lakukan penjahitan 1 cm diatas luka, buat simpul mati,

jahit mukosa vagina secara jalujur hingga tepat di belakang lingkaran hymen

teruskan jahitan jelujur sampai ke bagian bawah luka robekan

jahit jaringan subcutis kanan-kiri hingga tepat di depan lingkaran hymen

tusukkan jarum dari depan lingkaran hymen ke mukosa vagina, buat simpul mati,potong benang hingga tersisa 1 cm, lepaskan tampon

lakukan dekontaminasi alat-alat, cuci tangan

lakukan rekam medis,kie dan pencatatan di partograf, 





PENCABUTAN IMPLAN



pencabutan implan yaitu  mengambil kembali implan yang dipasang di bawah kulit,

 bahan:

klem bengkok, pinset anatomi,duk stril,kasa pembalut, plester,

klem penjepit,bak instrumen,epinefrin,obat anastesi tanpa epinefrin,

spuit disposible 3 cc,skapel 11 atau 15,sarung tangan steril ,dtt,

sabun untuk cuci tangan,povidon,tempat tidur dengan penyangga,

larutan klorin 0,5%,

 proses:

raba kapsul untuk menentukan lokasi insisi, beri tanda

buka peralatan steril dari kemasannya, maukkan obat anastesi kedalam spuit

 cuci tangan, pakai sarung tangan. lakukan desinfeksi pada tempat insisi, kemudian tutup dengan duk lobang

lakukan penyuntikan anastesi, sesudah  terasa kebal lakukan  insisi 2 mm dibawah ujung kapsul kira  kira 3 mm,

tentukan lokasi kapsul yang termudah untuk dicabut, dorong pelan pelan kearah tempat insisi, jepit ujung kapsul dengan klem legkung, bawa ke arah insisi,bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang mengelilinginya dengan ujung bistouri, pegang ujung kapsul dengan kapsul, tarik keluar,  letakkan kapsul pada mangkok berisi larutan klorin, lakukan langkah yang sama pada kapsul kedua,perlihatkan kedua kapsul pada pasien , tutup luka insisi dengan band-aid lalu diverban,dekontaminasi ,lakukan kie cara merawat luka dan kembali periksa jika  ada tanda-tanda infeksi atau perdarahan. lakukan pencatatan di rekam medis dan form k1 kb,





PEMASANGAN  KONTRASEPSI IMPLANT


kontrasepsi implant yaitu  alat kontrasepsi  berbentuk kapsul lunak yang dipasang di bawah kulit,

 bahan:

skapel 11 atau 15,kasa pembalut, plester,klem penjepit,bak instrumen,

epinefrin,tempat tidur,spidol, pola,larutan klorin 0,5%,povidon,

obat anastesi tanpa epinefrin,spuit disposible 3 cc,trokart 10 dan mandrin,

implant dalam kemasan,duk stril,sarung tangan steril , dtt,sabun untuk cuci tangan,

 proses:

siapkan alat dan bahan, buka kemasan implan, masukkan kedalam mangkok steril

gunakan  sarung tangan, lakukan desinfeksi tempat pemasangan

pasang duk lobang, lakukan penyuntikan anastesi

sesudah  terasa kebal, lakukan insisi dangkal, masukkan trokar dengan dengan ujung yang tajam menghadap keatas, dorong sampai tanda 1

lepas pendorong, masukkan kapsul dan dorong kapsul sampai ada tahanan

tahan pendorong, tarik trokar sampai tanda 2, pastikan kapsul keluar dari trokar

putar trokar ke arah lateral kanan, masukkan lagi sampai tanda 1

 lepas pendorong, masukkan kapsul kedua, dorong kapsul sampai ada tahanan

tahan pendorong, pastikan kapsul kedua telah terpasang, keluarkan trokar

periksa posisi kapsul, tutup luka insisi dengan plester, dan lakukan dekontaminasi alat

lakukan kie yaitu: petunjuk perawatan luka insisi di rumah dan waktu periksa kembali,lakukan pencatatan  rekam medis,tindakan pada k1 kb, k4 kb,register kb, 




MELAKUKAN SUCTIONING


suctioning atau penghisapan yaitu  mempertahankan jalan nafas sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas  dengan cara mengeluarkan secret pada pasien  yang tidak mampu mengeluarkannya sendiri,

 bahan:

alat suction  penghisap, check mesin penghisap,sarung tangan,tempat  bersih untuk irigasi berisi air mineral,larutan desinfektan, isikan ke dalam tabung pembuangan suction,oksigen,kateter suction steril yang atraumatik,

 proses:

menyiapkan alat-alat yang akan dipergunakan, dekatkan dengan posisi pasien ,

 cuci tangan sesuai prosedur, memakai sarung tangan,lakukan pre oksigenasi dengan oksigen 100% selama 30 detik sampai 3 menit untuk    mencegah hipoksemia,masukkan kateter kedalam mulut/hidung pelanggan, jangan lakukan suction saat kateter sedang dimasukkan,

tarik kateter 1-2cm dan mulai lakukan suction. lakukan suction secara intermitten,   tarik kateter sambil menghisap dengan cara memutar. jangan  melakukan suction   lebih dari 10-15”,

bilas kateter dengan air mineral  untuk membersihkan sisa secret yang tertinggan dislang/kateter,hiperoksigenasi selama 1-5 menit,

ulangi prosedur jika  diperlukan (maksimal 3x suction dalam 1 waktu

 cuci tangan,catat tindakan  karakteristik sputum dan respon pasien, 




PEMASANGAN  ALAT REKAM JANTUNG (EKG)



alat rekam jantung (EKG) yaitu  peralatan medis elektronik  untuk merekam aktifitas listrik jantung pasien ,

 bahan:

tissu ,kasa,alat untuk menulis,mesin EKG,jelly,

 proses:

menyiapkan alat-alat yang akan dipergunakan,

siapkan posisi pasien  sehingga mempermudah dokter  melakukan tindakan    pemasangan ekg, 

minta pasien  untuk membuka baju dan melepaskan semua  benda-benda logam yang melekat di badan pasien, 

beri jelly pada  daerah yang akan dipasang sandapan, 

pasang sandapan ekstremitas: pergelangan kaki kanan (kabel hitam),lengan kanan (kabel merah), lengan kiri (kabel kuning), pergelangan kaki kiri (kabel hijau),

pasang sandapan prekordial pada lokasi berikut:

v1: ruang/celah intercostal 1v garis sternal

v2: ruang/celah intercostal 1v garis sternal kiri

v3: antara pertengahan v2 dan v4

v4: ruang /interkostal v garis midclavicula

v5: sejajar v4 garis aksila depan

v6: sejajar v5 garis aksila media

pasang stop kontak pada aliran listrik

nyalakan ekg ,pencet start tunggu alat ekg bekerja

sesudah  12 lead selesai dan matikan mesin ekg

potong kertas EKG yang sudah terbaca tulis identitas,jam ekg pada kertas yang tersedia.

bereskan alat sandapan yang melekat pada badan pasien 

catat tindakan pada rekam medis ,







PEMASANGAN KATETER


kateterisasi kandung kemih yaitu  dimasukkannya kateter melalui uretra ke dalam kandung kemih untuk mengeluarkan air seni atau urin, 

kateter yaitu  pipa untuk memasukkan atau mengeluarkan cairan, kateter  terbuat dari bahan silicon  karet  plastik,metal,woven silk ,

kandung kemih yaitu   kantong yang berfungsi untuk menampung air seni yang berubah-ubah jumlahnya yang dialirkan oleh sepasang ureter dari sepasang ginjal, 

bahan:

nearbeken,sarung tangan steril,cucing,plester / verban,cairan fisiologis garam (NACL 0,9%), aquabidest,disposibel 10/ 20 cc,kapas dan cairan sublimat/savlon,kateter sesuai ukuran yang diperlukan,urin bag,pinset anatomis,jelly,

 proses:

menyiapkan alat-alat yang akan dipergunakan,

 siapkan posisi pasien  sehingga mempermudah petugas melakukan tindakan pemasangan kateter,

 mencuci tangan sesuai prosedur,

pakai sarung tangan,

melakukan desinfeksi yaitu 

untuk   wanita jari tangan kiri membuka labia minora, desinfeksi dimulai dari atas ( klitoris),meatus lalu kearah bawah menuju rectum,

      untuk laki laki penis dipegang dan diarahkan keatas atau  tegak lurus dengan tubuh untuk meluruskan uretra agar kateter mudah dimasukkan, desinfeksi dimulai dari meatus termasuk glans penis dan memutar sampai pangkal,

lumuri kateter dengan jelly dari ujung merata sampai sepanjang 10 cm untuk pasien laki-laki,  jelly dalam jumlah yang agak banyak agar kateter mudah masuk karena uretra berbelit-belit,

           untuk pasien  laki-laki: tangan kiri memegang  penis dengan posisi tegak lurus dengan tubuh pelanggan sambil membuka orificium uretra eksterna,tangan kanan memegang kateter dan memasukkannya secara pelan-pelan dan hati-hati bersamaan pelanggan menarik nafas dalam. bila  masih ada tahanan kateterisasi dihentikan. masukkan kateter sampai urin keluar sedalam 5-7,5 cm dan selanjutnya dimasukkan lagi ± 3 cm,masukkan kateter kedalam meatus, bersamaan dengan itu pelanggan diminta untuk menarik nafas panjang.

lumuri kateter dengan jelly dari ujung merata sampai sepanjang   4 cm untuk pasien   wanita,untuk pasien  wanita: jari tangan kiri membuka labia minora sedang tangan kanan memasukkan kateter pelan-pelan dengan disertai pelanggan menarik nafas dalam. pelajari  kelancaran pemasukan kateter bila  ada hambatan kateterisasi dihentikan.masukkan kateter sampai urin keluar sedalam 18-23 cm dan selanjutnya dimasukkan lagi ± 3cm

masukkan kateter kedalam meatus, bersamaan dengan itu pasien  diminta untuk menarik nafas panjang.

mengembangkan balon kateter dengan aquadest steril/ NACL sesuai volume pada label spesifikasi kateter yang digunakan,

 sambung kateter dengan urin bag

memfiksasi kateter

pada pasien  wanita kateter difiksasi dengan plester pada pangkal paha

pada pasien  laki-laki kateter difiksasi dengan plester pada abdomen

        menempatkan urin bag ditempat tidur pada posisi yang lebih rendah dari kandung kemih,

dokter  menaruh alat medis yang digunakan ke dalam bengkok untuk dilakukan pengelolaan alat kesehatan selanjutnya ,

 membuang bahan medis habis pakai ke tempat sampah medis,

 melepas sarung tangan dan membuang ke tempat sampah medis,

cuci tangan 

catat dalam  rekam medis pelanggan,

jumlah, warna, dan kelainan-kelainan yang ada,

nama terang dan tanda tangan pemasang,

hari tanggal dan jam pemasangan kateter,

tipe dan ukuran kateter yang digunakan,





VISUM ET REPERTUM


visum et repertum yaitu  keterangan tertulis yang dibuat dokter atas permintaan tertulis penyidik tentang pemeriksaan medis terhadap seseorang manusia baik hidup maupun mati , interpretasinya dibawah sumpah  untuk keperluan  peradilan,

 bahan:

catatan riwayat keadaan pasien  yang ada  dalam visum

 proses:

permintaan visum diajukan secara resmi dan tertulis oleh kepolisian kepada rumah sakit , 

dokter  menerima surat permintaan visum yang diserahkan oleh  kepolisian,

dokter  UGD meneliti surat permintaan visum, sesudah  meneliti kebenaran surat, dokter  menulis tanggal, jam penerimaan, nama dan tanda tangan

identifikasi korban,

dokter  memeriksa keadaan pasien, 

dokter   mencatat hasil pemeriksaan pasien, 

membuat kesimpulan hasil dari pemeriksaan terhadap pasien, 

membuat catatan visum secara lengkap dan dimintakan tanda tangan dokter

petugas menyerahkan ke petugas kepolisian,




IRIGASI MATA


irigasi mata yaitu   membersihkan atau mengeluarkan benda asing dari mata.

 bahan:

sarung tangan,kapas ,kassa,pantocain,salep mata,lampu senter,cairan irigasi (aquades steril),spuit 2.5/5 cc,bak instrument , bengkok ,

 proses:

persiapkan alat-alat yang akan digunakan dan dekatkan ke dekat pelanggan,

 mencuci tangan dan memakai sarung tangan steril,

memposisikan pasien  telentang ( supinasi ) atau duduk dengan kepala dicondongkan kebelakang dan sedikit miring kesamping,

lihat keadaan mata dengan bantuan lampu senter posisi kotoran/gram yang berada di mata pasien .

letakkan bengkok dekat mata yang akan  di irigasi,

dokter  berdiri di dekat pelanggan,

berikan tetes mata pantocain,

bersihkan kelopak mata dengan cairan aquades steril dengan teliti untuk mengangkat kotoran atau benda asing  memegang kelopak mata dengan ibu jari dan satu jari tangan telunjuk ,

jika  kotoran banyak bersihkan kelopak mata dengan telunjuk yang dibungkus kassa,

bilas mata dengan lembut,mengarahkan cairan menjauhi hidung dan telinga,

berikan salep mata kemudian tutup dengan kassa steril,

epas sarung tangan kemudian cuci tangan,

catat semua tindakan pada formulir rekam medis,






EKSTRAKSI KUKU 


ekstraksi kuku (rosser plasty) yaitu   pengangkatan sebagian atau seluruh bagian kuku yang tumbuh kearah dalam (ingrown toenail removal) berikut matrik tunasnya, dilanjutkan reposisi jaringan lunak tepi kuku.

bahan:

cairan bethadine / povidon  iodine 10%,spuit 3 cc,lidocain,sarung tangan steril,verban gulung,plester,salep antibiotik,klem/forceps,gunting kecil tajam,

near beken (bengkok),kasa steril,

 proses:

 mencuci tangan,

dekatkan alat-alat yang akan digunakan,

atur posisi pasien  untuk mempermudah dokter  melaksanakan tindakan,

gunakan sarung tangan steril,

desinfeksi daerah kuku yang akan dicabut/ekstraksi dengan menggunakan cairan bethadine.

anastesi blok bagian kuku yang akan diekstraksi dengan menggunakan lidokain,

pastikan pasien  sudah merasa baal (mati rasa) pada daerah kuku yang telah disuntikan lidokain,

angkat kuku dengan menggunakan klem dari tepi kiri ke kanan atau arah sebaliknya,

bersihkan bagian atas jari yang kukunya telah diangkat, perlahan-lahan dengan menggunakan kasa steril.

olesi salep antibiotika di atas permukaan tersebut, kemudian tempelkan kasa steril yang sudah di beri bethadine. balut daerah kuku dengan menggunakan verban gulung,

masukkan alat medis yang telah digunakan ke dalam bengkok untuk dilakukan pengelolaan alat kesehatan selanjutnya,

buang bahan medis yang telah dipakai ke tempat sampah medis,

 mencuci tangan.

catat semua tindakan  yang telah dilakukan ke dalam  rekam medis,




PERAWATAN LUKA 


luka yaitu  terputusnya kontinuitas jaringan,

rawat luka yaitu  usaha   untuk memberikan perawatan pada luka agar  pasien menghindari terjadinya infeksi yang di sebabkan oleh luka ,

macam macam  luka berdasar penyebab ,antaralain: 

vulnus laceratum atau luka robek yaitu   luka dengan tepi yang tidak beraturan  karena tarikan atau goresan benda tumpul,

vulnus punctum atau luka tusuk yaitu  luka akibat tusukan benda runcing yang biasanya kedalaman luka lebih daripada lebarnya.

vulnus morsum yaitu   luka karena gigitan binatang,

vulnus combustion atau luka bakar.

eksoriasi (luka lecet, gores) yaitu  cedera pada permukaan epidermis akibat bersentuhan dengan benda berpermukaan kasar atau runcing,

vulnus scissum yaitu  luka sayat atau luka iris yang ditandai dengan tepi luka berupa garis lurus  beraturan,

bahan:

larutan antiseptik ( povidone iodine 10% atau betadine),gunting jaringan dan gunting perban,pinset chirugis dan pinset anatomis,arteri klem,

nearbeken,sarung tangan steril,kasa steril,plester / verban,cairan fisiologis garam (NaCl 0,9%),

 proses:

menyiapkan alat-alat dan obat yang akan dipergunakan

siapkan posisi pasien sehingga mempermudah dokter  melakukan tindakan    perawatan luka,  mencuci tangan sesuai prosedur,pakai sarung tangan,

bersihkan luka/irigasi luka dari kotoran dengan cairan garam fisiologis (NaCl 0,9%).hilangkan semua benda asing dan eksisi semua jaringan mati, tepi yang compang-camping sebaiknya dibuang,bila  luka sudah bersih olesi dengan betadine,tutup luka dengan menggunakan kasa steril dan di plester / menggunakan verban,dokter  menaruh alat medis yang digunakan ke dalam bengkok untuk dilakukan pengelolaan alat kesehatan selanjutnya,

 membuang bahan medis habis pakai ke tempat sampah medis,

melepas sarung tangan dan membuang ke tempat sampah medis,

cuci tangan ,catat dalam  rekam medis pelanggan,



PENGANGKATAN JAHITAN


pengangkatan jahitan yaitu mengangkat jahitan jika  luka telah  tersambung dengan baik yang sesuai dengan ketentuan waktu dan letak luka  jahitan, 

jahitan diangkat jika  fungsinya sudah tidak dibutuhkan  lagi,

jika  pertautan tepi-tepi luka sudah cukup kuat dimana terjadi perlekatan tepi-tepi luka dengan adanya serat-serat fibrin, yang terlihat seperti  luka telah  menutup , maka fungsi jahitan  tidak dibutuhkan  lagi,

 bahan:

sarung tangan steril,iodium povidon 10 %,gunting benang

pinset cirurgis,kasa steril,plester,

  proses:

menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan

 mencuci tangan, kemudian memakai sarung tangan.

buka kasa verban penutup luka.

lakukan desinfeksi pada dareah luka yang akan diangkat jahitannya dengan iodium povidon 10 %.

dengan pinset cirurgis tarik simpul jahitan, potong benang dengan gunting benang.

sesudah  semua benang jahitan terangkat, desinfeksi kembali daerah luka dengan iodium povidon 10 %, 

tutup luka bekas jahitan dengan kassa steril dan fixasi dengan plester.

menaruh alat medis yang digunakan ke bengkok untuk dilakukan pengelolaan alat kesehatan selanjutnya.

 membuang bahan medis habis pakai ke tempat sampah medis,

 melepas sarung tangan dan mencuci tangan,

catat di rekam medis,

berikan nasehat luka tidak boleh basah dan setelah 1x24 jam verban boleh langsung dibuka,




LUKA


luka yaitu   terputusnya kontinuitas jaringan.

penjahitan luka (hecting) dilakukan pada luka robek yang bersih  tidak mengalami infeksi yang  berusia  kurang dari 8 jam  dijahit primer,  luka yang terkontaminasi berat  sebaiknya dibiarkan sembuh per secundam atau per tertiam,

penyembuhan luka  terjadi secara :

per tertiam atau per primam tertunda, yaitu luka yang dibiarkan terbuka selama beberapa hari sesudah  tindakan debridement, setelah  bersih, maka tepi luka dipertautkan   ( 4-7 hari )

per primam, yaitu penyembuhan yang terjadi sesudah segera diusahakan bertautnya tepi luka,  dengan penjahitan.

per secundam, yaitu luka yang tidak mengalami penyembuhan per primam, biasanya  pada luka terinfeksi , luka dengan kehilangan jaringan. luka jenis ini  dibiarkan terbuka,

  bahan : 

cairan garam fisiologis  (nacl 0,9%),larutan antiseptik ( povidone iodine ),

spuit 3cc atau 5cc,peralatan penjahitan luka ( hecting set ) ,

jarum jahit bedah lengkung,pinset sirurgis,pinset anatomis,

pemegang jarum ( needle holder ),klem arteri,gunting,benang catgut, zyde,bak instrumen,bengkok,sarung tangan steril,kasa steril,obat anastesi local seperti lidokain ampul,plester / verban,

 proses:

menyiapkan alat-alat dan obat yang akan dipergunakan

siapkan posisi pelanggan sehingga mempermudah petugas melakukan tindakan    penjahitan luka.

 mencuci tangan dan memakai sarung tangan

 melakukan evaluasi luka :

anamnesis :

menanyakan bagaimana, dimana, dan kapan luka terjadi. hal ini untuk memperkirakan kemungkinan terjadinya kontaminasi dan menentukan apakah luka akan ditutup secara primer atau dibiarkan terbuka. pemeriksaan fisik  menyingkirkan  cedera pada struktur yang lebih dalam, menemukan benda asing yang mungkin tertinggal pada luka  menentukan adanya jaringan yang telah mati,

lakukan anastesi lokal pada lokasi yang akan dilakukan penjahitan luka hingga seluruh tepi lapangan operasi terinfiltrasi.

bersihkan luka/irigasi luka dari kotoran dengan cairan garam fisiologis (nacl 0,9%) hilangkan semua benda asing dan eksisi semua jaringan mati, tepi yang compang-camping sebaiknya dibuang.

bila  luka telah  bersih olesi dengan betadine

lakukan penjahitan luka tergantung lokasi dan kedalaman luka

beri betadine pada permukaan penjahitan luka, tutup luka dengan menggunakan kasa steril dan di plester / menggunakan verban.


paramedis paramedis Reviewed by bayi on Agustus 26, 2020 Rating: 5

About

LINK VIDEO