kekebalan tubuh 2
SISTEM KEKEBALAN TUBUH
beberapa cara meningkatkan daya tahan tubuh bagi.pasien lanjut usia ,antaralain:vaksinasi flu ,fluzone dan fluad diketahui dapat mengurangi risiko infeksi hingga 60 persen,vaksin menstimulasi sistem kekebalan tubuh untuk memicu antibodi, yang dapat membantu melindungi dari infeksi,vaksin ini memberikan respons sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat terhadap vaksinasi dibandingkan dengan vaksinasi flu dosis standar.vaksin flu perlu diperbarui setiap tahun. ini karena virus influenza terus berkembang dan berubah melawan vaksin, vaksin pneumokokus untuk melindungi dari pneumonia dan meningitis,beberapa tanaman herbal untuk meningkatkan daya tahan tubuh,antaralain:temulawak, kunyit, dan meniran merupakan tanaman obat yang mampu meningkatkan kebugaran,dijadikan sebagai tanaman herbal untuk mencegah masuknya agen penyakit ke dalam tubuh dengan memperkuat sistem kekebalan tubuh ,bukan sebagai penyembuhan penyakit,
kunyit (curcuma domestica) meningkatkan kekebalan tubuh,curcumin dalam kunyit dapat sebagai imunomodulator (meningkatkan mekanisme pertahanan tubuh) dan anti-inflamasi, curcumin menghambat pelepasan sitokin pro inflamasi,curcumin berikatan dengan reseptor protein SARS-CoV-2, yaitu melalui ikatan dengan domain protease (6Lu7) dan spike glikoprotein.
ikatan ini berpotensi dapat menghambat aktivitas covid-19 dan menghambat perbanyakan virus,dengan terhambatnya pengeluaran sitokin, maka tidak akan terjadi badai sitokin yang berdampak pada gangguan pernafasan,
curcumin juga ada dalam tanaman temulawak (curcuma xanthorhiza),
jahe mengandung minyak atsiri sebagai imunomodulator melalui peningkatan produksi sel-b, gingerol dan shogaol, gingerol dan shogaol berefek antiinflamasi dan antioksidan , menurunkan risiko infeksi , menghambat pertumbuhan berbagai jenis bakteri dan virus,jahe menurunkan terjadinya inflamasi,jahe bersifat diaforetik yang mendorong keluarnya keringat ,
meniran mengandung senyawa phylantin dan hipophylantin yang mampu memodulasi sistem imunitas bawaan (innate immune response)dalam penelitian ekstrak meniran dapat meningkatkan kekebalan tubuh mencit ekstrak meniran membantu penyembuhan penyakit tuberkulosis, hepatitis dan vulvovaginitis,meniran meningkatkan kemampuan fagosit ,
-bawang putih menjaga kesehatan dengan cara meregulasi hormon,
meregulasi aliran darah, meningkatkan kekebalan ,bawang putih mengandung allicin yang dapat menghancurkan bakteri dan infeksi,
- pegagan atau centela asiatica ini sebagai imunomodulator pada penyakit yang memerlukan pertahanan sistem imunitas seluler maupun humoral,
glikosida triterpenoid dan asiaticoside pada pegagan dapat mempercepat perbaikan sel-sel kulit dan meningkatkan daya tahan tubuh non khusus.
lengkuas meningkatkan imun tubuh melalui aktifitas makrofag dan meningkatkan proliferasi sel limposit T , glikosida kuersetin pada lengkuas meningkatkan antibodi dan antioksidan, untuk mengikat senyawa radikal bebas agar tidak reaktif menempel pada sel tubuh, dan memicu sakit.
galangin pada lengkuas menghambat inisiasi infeksi virus SARS-CoV-2 pemicu covid-19,mengkudu mengaktifkan beberapa jenis reseptor pada sel imunitas dan mampu menekan sitokin interleukin-4,jika sitokin interleukin-4 jumlahnya naik dalam tubuh, akan timbul reaksi alergi dan gangguan pada saluran pernafasan, mengkudu mampu meningkatkan produksi sel limfosit, untuk kekebalan tubuh,skopoletin dalam mengkudu meningkatkan daya tahan tubuh , memperlebar saluran pembuluh darah dan memperlancar peredaran darah,jika peredaran darah lancar, maka makin banyak sel leukosit atau zat sel imun yang terkirim di tempat infeksi ,
makanan makanan yang bisa menurunkan daya tahan tubuh ,antaralain:
mengonsumsi garam (natrium) berlebih memicu retensi cairan dan tekanan darah tinggi, penurunan daya tahan tubuh, penurunan kekebalan, ketika ginjal mengeluarkan kelebihan natrium, efek domino terjadi yang mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi bakteri, batas konsumsi natrium yang disarankan yaitu 2.000 miligram natrium atau 5 gram garam (1 sendok teh) per orang per hari.beberapa jenis soda diisi dengan pewarna buatan yang berdampak negatif pada lapisan gastrointestinal,minuman berkarbonasi mengandung fosfor, yang memicu penipisan kalsium dari sel melalui ginjal, kalsium berperan dalam aktivasi sel dalam sistem kekebalan tubuh, kalsium yang rendah berarti kekebalan yang lebih rendah,mengonsumsi gula berlebih dapat menekan nekan sistem imunitasitas, mengurangi kemampuan sel darah putih dalam menghancurkan bibit penyakit,batas konsumsi gula yang disarankan adalah 50 gram (4 sendok makan) gula per orang per hari,
konsumsi minyak berlebih dapat menekan nekan sistem imunitasitas dan mengurangi kemampuan sel darah putih dalam usaha menghancurkan semua bibit penyakit,sel lemak yang berlebih memicu pelepasan zat kimia yang berakibat pada peradangan kronis dan akhirnya merusak jaringan-jaringan sehat , batas konsumsi lemak yang disarankan adalah 67 gram (5 sendok makan minyak) per orang per hari, asupan serat makanan dan prebiotik yang lebih tinggi mendukung fungsi kekebalan yang lebih sehat, termasuk perlindungan terhadap virus,Saat mengonsumsi terlalu banyak makanan asam, beban pH pada tubuh secara keseluruhan akan menjadi asam,Ketika kandungan asam itu tinggi, mineral seperti magnesium, kalsium, kalium, dan bikarbonat menjadi rendah, sehingga berdampak buruk bagi kesehatan,
Berbagai macam produk suplemen menawarkan khasiat dapat cepat meningkatkan imunitas tubuh di pasaran, imunitas atau sistem kekebalan tubuh tidak dapat benar-benar ditingkatkan atau diaktifkan,bahwa ada dua macam system kekebalan, yaitu sistem kekebalan tubuh bawaan, yang dimiliki sejak lahir (yang mencakup penghalang fisik seperti kulit ), dan kekebalan adaptif, yang beradaptasi dengan paparan lingkungan dengan menciptakan antibodi,Satu-satunya cara untuk meningkatkan kekebalan adalah dengan memicu vaksin dan membiarkan tubuh menghasilkan antibodi untuk melawannya, tanpa vaksin dan berharap diri terlindungi dari serangan infeksi adalah sesuatu yang tidak mungkin,tubuh memang memerlukan vitamin dan mineral tertentu namun makanan cukup banyak mengandung semua makronutrien (karbohidrat, lemak, dan protein) yang diperlukan tubuh,
dinamakan mikronutrien karena tubuh memerlukannya dalam jumlah yang sangat kecil, jika mengonsumsi vitamin berlebihan , maka tubuh justru akan membuang kelebihannya. terlalu banyak vitamin A, dapat memicu efek beracun dan memicu kerusakan hati,berbeda dengan obat, suplemen tidak diatur ketat. Perusahaan dapat memicu klaim kesehatan, termasuk berdasarkan penelitian tidak langsung. kunyit mempunyai sifat anti-inflamasi, bukan berarti kunyit membantu peradangan yang dipicu oleh Covid-19,Suplemen cuma hanya sekedar mengisi kekosongan, jika pasien kekurangan nutrisi , tidak ada yang mempunyai sistem kekebalan tubuh super yang akan membantu melawan infeksi,
obat obat dan suplemen yang dapat mempengaruhi fungsi ginjal,antaralain:antibiotik penisilin, sefalosporin, dan sulfonamida dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal, antibiotik memberikan tekanan ekstra pada ginjal . pemakaian antibiotik jangka panjang melukai ginjal, obat anti inflamasi non steroid (NSAIDS)aspirin, ibuprofen, naproxen, diuretik atau penghambat ACE adalah obat yang efektif untuk berbagai masalah medis. namun memakai obat-obatan ini dengan kafein mempengaruhi ginjal, dan dapat memicu kerusakan,
jika telah mengalami penurunan fungsi ginjal atau berisiko terkena penyakit ginjal, sebaiknya jangan mengonsumsi suplemen makanan atau dosis vitamin di atas recommended daily allowance (rekomendasi harian),
untuk mengetahui kondisi ginjal bekerja. petugas medis akan melakukan pemeriksaan ,antaralain:
- periksa tekanan darah ,
- ambil sampel darah dan uji kadar nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin, yang merupakan indikator seberapa baik ginjal membersihkan darah,
- ambil sampel urine untuk memeriksa darah, infeksi, atau protein dalam urin.
sedikit lebih tinggi dari tekanan darah normal atau kolesterol bisa meningkatkan risiko penyakit ginjal, jaga tekanan darah, kolesterol, dan berat badan dan gula darah ,untuk menjaga sistem imunitas, ada cara yang bisa dijalankan,yaitu : tingkatkan kemampuan menjaga daya tahan tubuh,kurangi paparan berbagai hal yang dapat memicu kerusakan sistem imunitas, contohnya radikal bebas, polusi udara dan air yang dikonsumsi sehari-hari, pestisida dari beras atau sayuran, dan mikroplastik dan bisphenol-a (bpa) dari plastik air mineral yang kita minum, radikal bebas, mempunyai efek buruk pada tubuh manusia karena dapat mengganggu sistem pertahanan atau kekebalan pasien, semakin bertambah usia, kemampuan sistem pertahanan tubuh juga akan semakin menurun,
radikal bebas juga berasal dari bahan pengawet makanan, asap rokok, alkohol, logam berat, obat-obatan tertentu, makanan tinggi lemak jenuh,
minyak goreng yang dipakai berulang-ulang, untuk menetralkan radikal bebas, bisa mengonsumsi antioksidan berkualitas, seperti air hidrogen alkali ,
air hidrogen alkali dapat diproduksi dengan mudah, yaitu memakai botol hidrogen alkali trifinity. dengan pemanfaatan botol khusus ini, air mineral biasa dapat diubah menjadi air alkali, hidrogen, dan microcluster secara bersamaan.botol hidrogen alkali trifinity menghasilkan molekul air dengan ukuran sangat kecil, 2-3 mikrometer agar air akan lebih mudah masuk ke jaringan tubuh sampai ke tingkat sel terdalam dan membuang kotoran atau racun melalui urine. botol hidrogen alkali trifinity menghasilkan air hidrogen yang mampu menguatkan daya tahan tubuh untuk menangkal berbagai serangan virus,
alkali yang ada pada botol mengubah kandungan ph menjadi basa, air minum normal mempunyai ph netral atau ph 7, sedang kadar ph air alkali cenderung lebih basa, yaitu di atas 8, air alkali dapat menetralkan asam sehingga bisa mengurangi batuk pilek, panas dalam, sariawan, radang, yang timbul akibat virus, hidrogen pada alkali meregenerasi sel dan menangkal radikal bebas.
tanpa kandungan alkali, molekul hidrogen pada air sulit menangkal radikal bebas,jika air hanya mengandung alkali tanpa hidrogen, ph tubuh jadi netral dan radikal bebas sulit diatasi, fungsi daya tahan tubuh, yaitu menjaga tubuh dari partikel asing seperti polusi atau debu, melindungi tubuh dari berbagai macam patogen seperti bakteri, memperbaiki sel rusak yang tidak sehat,
dua bagian sistem daya tahan tubuh antara lain sistem adaptif yang dipengaruhi oleh gaya hidup dan sistem genetik yaitu respon alami tubuh terhadap setiap paparan antigen, beberapa vitamin dan mineral yang berfungsi dalam tubuh sebagai antioksidan seperti vitamin C, A, E dan Zinc,
gangguan autoimun terjadi karena tubuh tidak dapat membedakan antara sel sehat dan normal, sehingga antibodi yang seharusnya melawan bakteri dan virus pemicu penyakit justru menyerang sel dan jaringan tubuh yang sehat.
sistem kekebalan tubuh tubuh merupakan jaringan sel dan molekul yang sangat kompleks, sudah banyak mitos sistem imunitasitas beredar ,semakin aktif sistem kekebalan tubuh tubuh, maka akan semakin sehat respons imunitas yang terlalu aktif justru mendatangkan rheumatoid arthritis,gangguan autoimun, lupus, tidak ada riset ilmiah yang membuktikan bahwa mengonsumsi banyak vitamin meningkatkan sistem kekebalan tubuh ,terlalu banyak konsumsi vitamin justru memicu tubuh mengalami hipervitaminosis kadar vitamin berlebihan hingga memicu keracunan,terlalu banyak vaksin akan membahayakan tubuh ,namun risiko dari vaksin sangatlah kecil dibandingkan manfaatnya,vaksin membantu tubuh agar bisa melawan penyakit.
kolesterol terbagi dalam dua bentuk utama. low-density lipoprotein (LDL) adalah kolesterol buruk dalam bentuk simpanan lemak di arteri sekitar jantung. HDL adalah kolesterol baik, mengangkut lemak ke hati untuk dibuang secara yang aman,akhir akhir ini peneliti dibingungkan dengan fakta bahwa peningkatan kadar HDL tidak efektif memangkas angka serangan jantung,
kolesterol atau lemak baik High-density lipoprotein (HDL) dapat memicu terjadinya peradangan di pembuluh darah yang dapat memicu gumpalan.
bahwa peningkatan HDL tidak mempunyai manfaat dalam mengurangi penyakit jantung, kenaikan tingkat HDL memicu respon negatif sistem kekebalan tubuh tubuh,Dimulai dari meningkatknya jumlah sel-sel inflamasi atau makrofag, yang pada akhirnya merusak lapisan pembuluh darah utama dan efektif menghapus semua manfaat kolesterol baik, Jadi, sebaiknya di batasi asupan HDL, imunitas merupakan sistem yang kompleks dari sel, jaringan, dan organ untuk melindungi tubuh.sistem imunitas bertugas untuk memberitahukan kepada tubuh mana yang merupakan teman dan mana yang pantas dianggap lawan atau musuh untuk dihancurkan. sistem imunitas beradaptasi dengan terus berubah dan merespon kuman virus, bakteri, parasit yang baru setiap harinya, ini memicu sistem imunitas terus menerus mempelajari nya dan membangun kekuatan untuk melawannya.kadang ,sistem imunitas juga keliru membedakan mana teman mana lawan , itu dinamakan penyakit autoimun, karena sel-sel kekebalan tubuh justru menyerang sel yang sehat dalam tubuh,bagian terbesar dari sistem imunitas manusia ada di saluran pencernaan atau usus, sebab bagian ini terus menerus membedakan bakteri baik dan buruk untuk menjaga kesehatan tubuh ,
kelenjar timus yang terletak di belakang tulang dada, antara paru, menghasilkan sel darah putih atau limfosit (sel T). Sel T yang belum matang akan dikirim ke timus untuk dimatangkan yang penting dalam sistem kekebalan tubuh ,.
kelenjar timus ini mempunyai masa emas, yaitu saat manusia masih anak-anak. saat manusia memasuki usia pubertas, kelenjar ini akan mengecil dan perlahan menjadi deposit jaringan lemak. gangguan pada kelenjar ini di usia bayi dan anak-anak akan memicu sistem kekebalan tubuh menjadi terganggu.
ketika tubuh mendeteksi zat asing , tubuh akan memicu antibodi, saat antibodi dibentuk, tubuh akan mengingat jenis zat asingnya dan memicu perlawanan agar zat asing itu tidak menyerang lagi,limpa merupakan organ tubuh berukuran besar dari sistem limfatik untuk membersihkan darah dari virus, bakteri, dan benda asing lainnya. ada di belakang lambung dan di bawah diafragma, limpa menyaring sel darah merah yang rusak dan menyimpan sel darah putih untuk produksi antibodi,saat tubuh melawan infeksi, limpa akan membesar sementara, manusia bisa hidup tanpa limpa, karena sistem imunitas kita mempunyai banyak cara untuk melindungi tubuh dari patogen, pasien virus corona mengalami gejala yang berbeda-beda. beberapa hanya mengalami pilek ringan, yang lain harus dirawat di rumah sakit, karena paru-parunya meradang dan terisi cairan, memperlihatkan tidak adanya gejala apapun pada pasien yang dideteksi positif, bahwa sistem kekebalan tubuh memainkan peran di sini. sistem ini yang akhirnya menentukan apakah pasien sembuh atau meninggal,sebagian besar kematian dipicu oleh sistem kekebalan tubuh yang rusak, saat pertama kali terinfeksi, tubuh akan mengeluarkan kekebalan bawaan sebagaimana menghadapi jenis virus apa pun, terjadi pelepasan protein bernama interferon yang mengganggu kemampuan virus untuk bereplikasi di dalam sel-sel tubuh,interferon merekrut sel-sel kekebalan lain untuk datang dan menyerang virus agar tidak menyebar,respons awal ini memungkinkan tubuh memperoleh kendali atas infeksi dengan cepat, jika virus ada di saluran cerna, maka pasien akan mengalami diare. jika virus berada di saluran pernapasan, pasien terserang batuk.
respons imun ditunjukkan dari banyak gejala yang dialami ketika sakit.
contohnya, ketika terjadi infeksi virus maka akan terjadi demam, ini adalah bentuk respons imun yang menjadi peringatan bagi tubuh bahwa ada sesuatu yang tidak beres terjadi, yaitu serangan virus,saat sistem imunitas bawaan yang tengah menyingkirkan virus maka ditandai dengan adanya batuk atau diare, periode di mana virus terbentuk dengan sendirinya dan tubuh mulai menanggapinya, gejala berbeda pada setiap orang yang terinfeksi virus ,tergantung bagaimana tubuh menangani virus ini,Virus corona masuk ke dalam sel dengan menempel pada protein bernama reseptor ACE2 yang ada di permukaan sel, Reseptor ini paling banyak ada di paru-paru, Namun, jumlah reseptor ACE2 tertinggi kedua ada di usus, sehingga saat terinfeksi virus corona pasien mengalami diare, Virus masuk ke paru-paru karena terbawa saat pasien bernafas, sementara ia bisa masuk ke perut ketika pasien menelan makanan, Respon imun adaptif terdiri dari antibodi khusus virus dan sel T untuk mengenali virus ,Antibodi ini memberi kekebalan dan perlindungan sehingga orang yang pernah terinfeksi tidak akan kembali terinfeksi untuk kedua kalinya. virus berhasil mereplikasi dan menyebar dengan cepat sehingga sistem kekebalan tubuh yang dimiliki tidak sempat mengendalikannya,
Semakin banyak virus yang masuk, maka semakin sulit sistem kekebalan tubuh tubuh bertahan,Kekebalan tubuh yang sudah lemah memudahkan virus untuk berkembang,sistem kekebalan tubuh yang tertekan ini kemudian memicu respons interferon awal yang lebih lemah atau terlambatnya antibodi dalam memberikan respons, ini memicu virus bisa menyebar dari satu sel ke sel lainnya hingga menjadi tak terkendali,Jika virus telah menetap di paru-paru, maka penyakit berkembang menjadi pneumonia. Sel-sel di paru-paru mengalami kerusakan dan peradangan,Sebagian sel rusak akibat serangan virus, sebagian besar lainnnya rusak justru akibat sistem kekebalan tubuh tubuh yang mencoba menyingkirkan sel-sel lain yang terinfeksi,
sistem kekebalan tubuh kuwalahan dan memperlihatkan reaksi berlebihan untuk menghilangkan virus sehingga menghasilkan lebih banyak protein inflamasi yang dinamakan sitokin,Inilah yang memicu masalah infeksi virus corona berakhir kritis, respons imun tetap stabil dan bisa mengendalikan kembali sel-selnya yang sudah terserang virus, dan membersihkannya dengan memakai sel T dan antiodi, maka pasien akan sembuh, pemberian antivirus yang lebih cepat bisa mencegah virus berkembang lebih lanjut,bagi mereka yang sudah terlanjur mempunyai masalah dengan kelebihan produksi sitokin, maka diatasi dengan mengombinasikan obat penekan kekebalan dan antivirus,
minum antibiotik saat tubuh tidak memerlukannya akan meningkatkan resistensi antibiotik, antibiotik sangat sering dipakai secara berlebihan, antibiotik terkadang dapat menghambat kerja sistem kekebalan tubuh tubuh untuk menyerang infeksi,itu berpotensi membahayakan tubuh,sehingga muncul muntah, diare, mual, infeksi jamur, ini berarti bakteri lebih sulit untuk diobati karena bakteri sekarang dapat mengatasi efek antibiotik dengan menetralkan antibiotik atau melindungi bakteri itu sendiri,agak sulit mengetahui apakah suatu infeksi dipicu oleh virus atau bakteri. banyak gejala infeksi virus dan bakteri berkembang menjadi penyakit baru. contohnya, pilek (infeksi virus) dan radang tenggorokan (infeksi bakteri) dapat memicu sakit tenggorokan,
SISTEM KEKEBALAN TUBUH
sistem kekebalan tubuh atau sistem imunitas bertugas melawan penyakit
namun, sistem kekebalan tubuh bisa menjadi lemah, kurang aktif, terlalu aktif, atau bahkan menyerang tubuh secara tidak sengaja,masalah sistem kekebalan tubuh dapat memicu gejala, reaksi alergi, penyakit ,
tanda tanda sistem kekebalan tubuh bermasalah,antaralain :
mata yang sangat kering bisa menjadi pertanda adanya masalah sistem kekebalan tubuh tubuh, sindrom sjögren, sistem kekebalan tubuh akan mengeringkan air mata yang seharusnya memicu mata tetap lembap.
munculnya ruam gatal eksim pada kulit adalah reaksi alergi, yang berarti sistem kekebalan tubuh terlalu aktif. penyakit psoriasis dan radang sendi psoriatis terkait dengan sistem kekebalan tubuh yang rusak.sistem kekebalan tubuh menyerang sel kulit sendiri dengan peradangan. ini memicu bercak merah, bersisik, sendi yang tiba-tiba nyeri, bengkak, dan kaku mungkin merupakan gejala rheumatoid arthritis (RA).Dalam RA, sistem kekebalan tubuh mengobarkan jaringan yang melapisi sendi . ini memicu nyeri sendi yang parah.
sistem kekebalan tubuh dapat menyerang rambut di akar dan merusaknya, memicu alopecia areata, atau rambut rontok.rambut bisa rontok di bagian kecil di kepala atau di mana pun di tubuh . psoriasis plak di kulit kepala dapat memicu kerontokan rambut ,gejala pada perut dan usus kemungkinan menjadi tanda dari adanya masalah sistem kekebalan tubuh.diare, sakit perut, kembung, adalah gejala penyakit crohn, kolitis ulserativa, atau penyakit celiac -
tangan dan kaki dingin bisa berarti kelenjar tiroid kurang aktif, karena sistem kekebalan tubuh,tangan dan kaki kedinginan akibat penyakit raynaud, sehingga aliran darah ke tangan dan kaki melambat dalam suhu dingin, Masalah sistem kekebalan tubuh bisa memicu sangat peka terhadap sinar matahari. contoh lupus, kulit mungkin mudah terbakar, sistem kekebalan tubuh yang sehat bereaksi cepat terhadap luka dan mengirimkan nutrisi untuk mempercepat penyembuhan,Jika sistem kekebalan tubuh bermasalah, luka pada tubuh seperti luka ringan, luka bakar, atau gesekan cenderung lebih lambat untuk sembuh.sistem kekebalan tubuh menurunkan tingkat bahan kimia serotonin yang mengangkat suasana hati , selai kacang tanah meningkatkan serotonin,
sistem kekebalan tubuh yang rusak dapat mengirim sel inflamasi yang dinamakan sitokin ke otak anda sehingga muncul depresi,sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif, memicu kelelahan yang parah , sering lelah, bahkan saat tertidur, mungkin mempunyai sistem kekebalan tubuh yang lamban.
jika mengalami infeksi telinga ,pilek atau flu ,sinus kronis, pneumonia dua kali dalam satu tahun, atau memerlukan antibiotik dua kali setahun mungkin mengalami sistem kekebalan tubuh lemah,cara cara untuk meningkatkan kinerja sistem kekebalan tubuh, antaralain: cukup tidur,stres dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan kemampuan untuk melawan penyakit,pola makan yang sehat dan seimbang memberi tubuh nutrisi yang diperlukan untuk bekerja , stres , bisa mengacaukan sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh rentan terpapar penyakit. peneliti memberikan virus flu kepada 300 relawan , relawan yang merasa tidak bahagia berpeluang terserang flu tiga kali lipat lebih besar dibandingkan mereka yang bahagia, latihan kesadaran selama enam minggu membawa perubahan sistem kekebalan tubuh yang positif pada penderita kanker payudara berusia muda, termasuk penurunan gen terkait peradangan, ini terkait dengan aktivitas sistem saraf simpatik yang bertanggung jawab atas respon fight or flight (lawan atau lari) ketika kita sedang merasa terancam akibat stres,beberapa kebiasaan sehari-hari yang dapat melemahkan kekebalan tubuh ,antaralain :
orang yang lebih sering sakit karena pilek atau flu, atau bahkan pneumonia, biasanya mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh tubuh. orang dewasa biasanya mengalami tiga kali pilek per tahun, ini dianggap normal.
pada orang sehat, banyak waktu yang diperlukan tubuh untuk mengembangkan antibodi dan melawan penyakit,namun, jika memerlukan waktu lebih lama untuk pulih atau sering masuk angin, infeksi sinus, infeksi telinga, atau infeksi apa pun, artinya sistem kekebalan tubuh tubuhmu sedang berjuang untuk mengimbangi.suplemen seng, vitamin D dan vitamin C dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh ,
ketika tidur, mengalami lebih banyak perekrutan dan aktivitas sel darah putih tertentu seperti makrofag dan neutrofil, dan sel pembunuh alami (NK), yang merupakan antivirus dan anti kanker,kurang tidur justru dapat menekan aktivitas sel-sel ini, dan memicu respons antibodi yang kurang kuat.
mengabaikan anjuran untuk tidur 8 jam setiap malam akan merugikan kesehatan, termasuk lemahnya fungsi kekebalan tubuh,melatonin, hormon yang dilepaskan tubuh ketika malam dan memicu mengantuk, adalah mediator kekebalan ,melatonin memicu sel kekebalan tertentu melepaskan sitokin, yang berfungsi mengaktifkan sel kekebalan untuk melawan infeksi,
terapkan pola makan mengandung banyak lemak sehat, rendah karbohidrat antioksidan, rendah gula tambahan, dua mekanisme dalam sistem kekebalan tubuh tubuh yang terhalang karena peningkatan gula darah,saat gula darah melonjak, fungsi sel darah putih berkurang, ini mempengaruhi kemampuan sistem kekebalan tubuh tubuh untuk melawan patogen, efektivitas sel darah putih berada pada efisiensi hanya 50 persen setelah satu hingga dua jam makan gula, dan efek ini bertahan hingga 5 jam,sel lemak bersifat pro-inflamasi dan mendorong dorong resistensi insulin, yang akhirnya melemahkan respons imun,depresi dan kesedihan adalah contoh lain dari pemicu stres emosional yang dapat merusak fungsi kekebalan,.stres berlebih meningkatkan hormon stres atau kortisol dipompa berlebih melalui sistem tubuh, ini melemahkan sistem kekebalan tubuh tubuh di dinding usus. jika ini terjadi, virus dapat lebih mudah menyerang melalui lapisan saluran usus, sel-sel yang berperan dalam imunitas menjadi tidak responsif saat stres ,diare berpotensi dipicu oleh infeksi atau parasit, sehingga jika tidak disembuhkan, penyakit ini jadi indikator tubuh tidak meningkatkan respons kekebalan yang cukup kuat untuk membasminya,
diare kronis dipicu oleh gangguan keseimbangan bakteri usus. ini meningkatkan peradangan dan mengikis lapisan usus, yang merusak kekebalan tubuh,diare kronis menghalang halangi tubuh dalam usaha menyerap nutrisi secara optimal, sistem kekebalan tubuh mempengaruhi jenis mikroorganisme yang hidup di kulit dan mempengaruhi risiko penyakit,ketika sistem kekebalan tubuh melemah, kulit bisa memunculkan reaksi virus seperti herpes ,seperti eksim, infeksi bakteri, jamur, tergantung pada seberapa lemah sistem kekebalan tubuh pola makan yang buruk dan stres, memicu imunosupresi dan memicu kulit lebih rentan mengalami masalah,imunitas mempunyai 3 fungsi utama yaitu fungsi pengawasan,fungsi pertahanan, fungsi homeostasis, sebagai pertahanan , sistem kekebalan tubuh memperbanyak jumlah sel darah putih atau leukosit, selanjutnya, imunitas dalam melakukan fungsi homeostatis akan berusaha untuk mempertahankan fungsi degenerasi atau katabolisme tubuh.degenerasi ini berhubungan dengan keadaan sel-sel tubuh yang bisa mengalami kerusakan , normalnya sel-sel tubuh bisa mengalami kerusakan karena kita sakit atau usia menua, sistem kekebalan tubuh tubuh dalam fungsi homeostatis ini memicu tubuh agar dapat mengeluarkan atau membuang sel-sel yang rusak dan mati tadi,jika terjadi kondisi yang tidak normal pada fungsi homeostatis ini maka bisa memicu penyakit autoimun, sistem kekebalan tubuh tubuh sebagai fungsi pengawasan yaitu memantau dan mengenali tipe-tipe sel tidak normal yang timbul secara konstan,sel tidak normal yang dinamakan sel mutan, bisa terjadi secara spontan maupun terinduksi oleh virus atau zat kimia yang masuk ke dalam tubuh,jika, fungsi pengawasan ini berjalan dengan tidak baik atau hipoaktif maka dapat memicu keganasan, seperti penyakit leukemia dan juga limfoma,
jadi penyakit kanker itu salah satu faktornya adalah terngganggunya sistem pengawasan tubuh,beberapa nutrisi yang harus dicukupi adalah karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin D ,berbeda dengan makronutrien seperti protein,lemak, karbohidrat, mikronutrien tidak menyediakan energi bagi tubuh, namun penting untuk fungsi dasar suatu organisme ,metabolisme sel, juga untuk sistem pertahanan tubuh, bahwa vitamin D terlibat dalam pengaturan gen terkait kekebalan lainnya, vitamin D mengatur ekspresi gen yang mengkode peptida antimikroba, peptida itu terlibat dalam mekanisme pertahanan non-khusus tubuh,kuman yang menyusup ke dalam tubuh pertama-tama melewati kulit dan selaput lendir,jika berhasil tubuh bereaksi terhadap kuman ini dengan fagosit, protein antimikroba, dan peradangan,Ini adalah proses mekanisme pertahanan non-khusus tubuh. SARS-CoV-2 hanya dapat dilawan dengan respon imun yang sangat khusus. limfosit mendeteksi mikroorganisme asing dan molekul asing di dalam tubuh, seperti virus,limfosit kemudian menghasilkan antibodi dan memakainya melawan virus ,vitamin C untuk membentuk spesies oksigen reaktif bernama radikal oksigen, radikal ini adalah senjata lain dari tubuh dalam melawan patogen,vitamin C terlibat dalam produksi antibodi, dua komponen dalam sistem kekebalan tubuh tubuh, yaitu sistem kekebalan tubuh bawaan dan sistem kekebalan tubuh adaptif.
sistem kekebalan tubuh bawaan sebagai garis pertahanan pertama, seperti penghalang fisik seperti kulit dan selaput lendir, yang menghentikan penyerbu masuk,termasuk sel-sel tertentu, protein dan bahan kimia yang melakukan pertahanan dengan memicu peradangan dan menghancurkan sel-sel yang menyerang tubuh. sistem kekebalan tubuh adaptif ditargetkan pada penyerang khusus dan yang sebelumnya dikenal. waktu yang diperlukan sedikit lebih lama untuk mulai beradaptasi,sistem ini terdiri dari jenis sel darah putih, yang dinamakan sel B, yang berpatroli di tubuh mencari virus atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh.Masing-masing sel B mempunyai antibodi unik yang berada di permukaannya dan dapat berikatan dengan antigen unik, dan menghentikan penyerbu asing di dalam tubuh memasuki sel inang,Saat menemukan penyerbu asing ini, sel B diaktifkan dan mengikatnya, selanjutnya menyalin dirinya sendiri untuk mengeluarkan antibodi, menciptakan pasukan untuk menyerang infeksi , bahwa antibodi bukan satu-satunya senjata yang dipakai sistem kekebalan tubuh adaptif untuk mencegah infeksi virus,peneliti memasukkan sel T, dalam tiga varietas, dibuat oleh tubuh setelah infeksi untuk membantu infeksi di masa depan dari penyerang yang sama,salah satu dari sel-sel T ini membantu tubuh mengingat penyerang itu jika kembali menginfeksi, sedang sel T lainnya memburu dan menghancurkan sel-sel inang yang terinfeksi virus corona dan yang ketiga membantu dengan cara yang lain,
infeksi seperti flu atau pilek dapat melatih sistem kekebalan tubuh untuk mengenali virus corona SARS-CoV-2 pemicu Covid-19, bahwa sel-sel kekebalan yang dikenal sebagai sel T mengenali jenis virus corona yang memicu flu biasa,
tidak hanya mengenali virus corona yang memicu flu biasa, sel T dapat mengenali bagian dari protein spike yang berfungsi mengikat dan menyerang sel manusia, sel T dapat mengenali virus corona yang lebih khusus seperti SARS-CoV-2,Sel T hanyalah satu bagian dari kumpulan molekul dan sel kompleks yang membentuk sistem kekebalan tubuh ,memori sel T yang sudah ada sebelumnya dapat mengenali SARS-CoV-2 hingga ke struktur molekul yang tepat, bahwa orang yang tidak pernah terpajan Covid-19, tetap mempunyai sel T yang mengenali SARS-CoV-2, peneliti menganalisis sampel darah yang dikumpulkan orang-orang antara tahun 2015 hingga 2018, jauh sebelum Covid-19 pertama kali dikonfirmasi di Wuhan, China,Sampel darah ini mengandung sel T yang bereaksi terhadap lebih dari 100 virus khusus seperti SARS-CoV-2, sel T ini juga bereaksi terhadap 4 jenis virus corona yang berbeda, termasuk yang memicu infeksi flu biasa, ini membuktikan memori sel T dapat 'melihat' virus yang sangat mirip, antara virus corona pemicu flu biasa dan pemicu Covid-19, memasukkan protein lain dalam vaksin, selain protein spike, mungkin memanfaatkan reaktivitas silang sel T akan berpotensi meningkatkan potensi vaksin,temuan tentang reaktivitas silang dengan sel T berbeda dari apa yang telah dilihat dengan antibodi penetral - senjata lain dari sistem kekebalan tubuh yang menghalangi patogen menginfeksi sel, antibodi penawar terhadap virus flu biasa adalah khusus untuk virus ini dan tidak memperlihatkan reaktivitas silang dengan SARS-CoV-2, vitamin esensial dapat membantu menghasilkan sel kekebalan tubuh seperti antibodi dan sel darah putih dalam jumlah yang cukup,Sel-sel ini nantinya bekerja dalam sistem kekebalan tubuh tubuh untuk melawan infeksi virus maupun bakteri, vitamin yang mendukung sistem kekebalan tubuh ,antaralain :
Vitamin D mencegah infeksi saluran pernapasan seperti pneumonia atau bronkitis, vitamin D meningkatkan jumlah makrofag atau sel kekebalan yang membantu membasmi sel penyakit,menyeimbangkan sistem kekebalan tubuh tubuh dengan mengurangi sitokin inflamasi,
Vitamin E adalah antioksidan kuat yang membantu tubuh melawan infeksi.
Vitamin E sebagai pelindung dari radikal bebas. Radikal bebas memicu penyakit jantung, kanker, vitamin E ada pada bayam bayaman kacang-kacangan, biji-bijian,
- vitamin B6 memicu sel imun yang dapat melawan mikroba berbahaya,
vitamin B6; mengaktifkan respons sistem kekebalan tubuh, membantu tubuh menghasilkan sel-T, sejenis sel kekebalan yang membantu membasmi sel-sel yang terinfeksi dalam tubuh. jumlah keperluan vitamin B6 harian sekitar 1, 5 mg. vitamin B6 ada dalam daging ayam, salmon, tuna, sayuran hijau,
Vitamin C membasmi mikroba bakteri dan virus seperti flu biasa dan pneumonia, meningkatkan produksi sel kekebalan vital tubuh , termasuk sel darah putih dan fagosit, yang membasmi bakteri , vitamin C dosis 6 hingga 8 g per hari mengatasi pilek ,manusia tidak boleh mengonsumsi lebih dari 2.000 mg per hari, vitamin C ada dalam jeruk, stroberi, paprika, bayam, kangkung, dan brokoli.
INFLAMASI
Kerusakan jaringan tubuh oleh infeksi mikroba, kimiawi (luka bakar asam) ,bahan isis (panas, benda tajam), memicu peristiwa kompleks tanggapan siologi non-spesik (in!amasi) yang bertujuan untuk:
Menetralisasi toksin, Mereparasi dan menggantikan jaringan yang rusak,
Melokalisasi infeksi dan mencegah penyebaran mikroba penyerang,
Memobilisasi sel kekebalan tubuh (sel neutrofil dan monosit) dan
molekul dari darah ke area infeksi, Mikroorganisme punya cara untuk menghindar dari sistem kekebalan tubuh hospes: membuat variasi , mengganti antigen; mengakibatkan kekebalan imunosupresi ,merusak antibodi atau hidup dalam sel fagosit;
Peran Pembuluh Limfe dan Kelenjar Limfe pada Inflamasi Sistem limfatik dan kelenjar limfe berfungsi untuk mengairi sehingga cairan limfe berakumulasi dalam matriks ekstravaskular. Pembuluh limfe juga dipakai untuk mengantarkan antigen dan limfosit dari bagian tepi ke kelenjar limfe yang lebih di tengah tempat berkumpulnya sel T, B, dan sel penyaji antigen. Kelenjar limfe mewakili pertahanan sekunder tubuh bila tanggapan in!amasi lokal mengalami kegagalan dalam menetralkan patogen , Jumlah pembuluh limfe hampir sebanyak kapiler. Katup-katup pembuluh limfe mengatur arah aliran limfe dari distal ke proksimal.
Aliran limfe akan meningkat pada keadaan in!amasi. Aliran limfe berperan dalam resolusi tanggapan radang dan membasahi dalam bentuk cairan edema yang juga mengandung sisa leukosit yang keluar dari pembuluh darah dan sisa sel yang berasal dari ruang ekstravaskular. cairan limfe ini juga saluran untuk penyebaran bahan jejas sehingga dapat terjadi in!amasi sekunder yang melibatkan saluran limfatik (limfangitis) atau kelenjar getah bening regional (limfadenitis). Contohnya, kelenjar getah bening ketiak dapat membesar (limfadenitis)pada infeksi tangan, dapat meluas ke aliran limfatik lengan di atasnya (limfangitis) Untungnya, pertahanan sekunder ini dapat mengatasi daerah infeksi, walau kadang kadang berlebihan sehingga patogen dapat tercurah melalui aliran limfatik yang membesar dan mencapai aliran darah, memicu terjadinya bakteriemia.
Fagosit mononuklear dari limpa, dan sumsum tulang dan hepar adalah area pertahanan berikutnya walau dapat juga dikalahkan oleh patogen , Pada keadaan ini, bermacam-macam jaringan tubuh dapat terjangkit oleh mikroba, dengan otak,katup jantung, ginjal, sendi, adalah area tersering ,
Sel sistem kekebalan tubuh yang penting dalam in!amasi dan pertahanan
tubuh adalah monosit/makrofag, sel T, sel B, sel NK,mast, sel histiosit, sel dendritik periferal (DC), neutrofil , Sel-sel ini memiliki reseptor molekul pada permukaan sel yang mampu membuat sel berinteraksi dengan molekul molekul lain atau dengan sel lain. Reseptor-reseptor ini mere!eksikan fungsi sel. Reseptor diidentifikasi berdasar penamaan sistematik sistem CD (cluster of
differentiation), contoh CD1, CD2. Sel mast penting dalam radang imediat (segera), memiliki reseptor untuk komponen komplemen (C5a dan C3a ) dan reseptor
untuk bagian Fc dari molekul antibodi IgG dan IgE (Fc R dan Fc R). Stimulasi reseptor ini memicu aktivasi dan sekresi substansi vasoaktif yang meningkatkan permeabilitas dan dilatasi pembuluh darah, yang adalah dua tanda dari analaksis.
Analaksis berbahaya bila meluas , namun biasanya terlokalisasi dan adalah hal penting yang diperlukan dalam mengawali tanggapan in!amasi melawan invasi
lokal mikroba. Sel mast memiliki banyak granula dalam sitoplasma sel yang mengandung mediator radang seperti histamin, faktor kemotaksis eosinofil, dan heparin. Sel mast membentuk mediator radang lain seperti TNF-(Tumor Necrosis Factor-), leukotrin C4,SRS (slow-reacting substances of anaphylaxis),
Sel histiosit berasal dari mieloid, tersebar luas, membentuk sistem sel dendritik terkait dengan kolagen (collagen associated dendritic cells). Sel histiosit tersebar dekat pembuluh darah dan memiliki reseptor untuk komponen komplemen C3a yang ikutserta dalam radang imediat. Sel histiosit mengekspresikan molekul MHC (Major Histocomptability Complex) kelas II. Sel makrofag jaringan ini menstimulasi in!amasi dengan pelepasan sitokin (IL-1, IL-8, TNF) yang memicu kemotaksis neutrofil dan monosit,vasodilatasi, peningkatan permeabilitas vaskular,
Sel dendritik periferal (DC) adalah sel leukosit dengan sitoplasma menonjol atau seperti dendrit, Sel Langerhans yaitu sel dendritik periferal yang terletak di bagian basal dari lapisan epitel gepeng. Sel dendritik mencerna antigen lokal dan
mengirimkan antigen itu ke kelenjar limfe melalui sistem limfatik aferen. Sel dendritik mengekspresikan molekul MHC kelas II dalam kadar tinggi dan LFA-3 (Leukocyte Function associated Antigen-3), faktor-faktor ko-stimulator,molekul CD1, molekul ICAM-1 (InterCellular Adhesion Mole cule-1),
IgG dan IgM menetap dalam waktu lama pada pasien yang tidak mendapat perawatan, belum diketahui bagaimana cara organisme ini dapat menetap saat terjadi tanggapan kekebalan tubuh yang kuat. Mungkin akibat adanya lapisan
luar dari treponema yang virulen sedemikian padat sehingga melindunginya terhadap efek dari perlekatan dengan antibodi,
Pada pasien yang mendapatkan pengobatan, kadar IgM berkurang namun IgG menetap sampai bertahun-tahun. Sifilis berlanjut melalui stadium walau antibodi dalam tubuh penderita menetap.
Pada sifilis stadium awal, kekebalan imunitas yang dimediasi sel terhambat. Limfosit tampak berkurang tanggapannya terutama terhadap antigen treponema. Namun, pasien dengan sifilis sekunder dan tersier stadium lanjut memperlihatkan kekebalan imunitas dimediasi sel terhadap antigen treponema. Seperti diketahui, antigen terponema ini dapat menghambat migrasi leukosit pada pasien sifilis . Jadi berarti, baik kekebalan tubuhitas dimediasi sel maupun kekebalan tubuhitas dimediasi antibodi tidak cukup memberikan perlindungan terhadap sifilis, pasien yang tidak mendapat pengobatan memiliki daya resistensi relatif terhadap sifilis dan perkembangan chancre yang mengikuti infeksi sekunder jarang terjadi pada pasien ini.
tanggapan kekebalan tubuh pada Sifilis Selama infeksi awal dengan Treponema pallidum, antibodi terdeteksi saat termanifestasinya chancre, Fagosit dan sekresi sistem komplemen melebarkan pembuluh darah (vasodilatasi) yang adalah suatu komponen dari tanggapan radang, Vasodilatasi meningkatkan aliran darah ke area yang rusak, memicu merah dan panas di tempat jejas dan peningkatan konsentrasi komplemen dan faktor kemotaksis lain ke area infeksi sehingga meningkatkan migrasi fagosit, fagositosis di tempat jejas dan reparasi jaringan terjadi saat substansi yang membahayakan dan yang rusak dapat dihilangkan,
tanggapan kekebalan tubuh pada Penyakit Periodontal,
Aktivasi komplemen adalah mekanisme penting dalam proses infamasi lokal yang terjadi pada penyakit periodontal, Aktivasi jalur klasik oleh kompleks antigen-antibodi atau jalur alternatif dengan substansi seperti endotoksin akan membentuk fragmen komplemen yang memiliki potensi biologis. Aktivasi
kedua jalur ini memproduksi pembentukan C3a dan C5a yang meningkatkan permeabilitas pembuluh darah, di samping daya kemotaksis dari C5a terhadap monosit dan neutrofil , kerusakan jaringan lainnya dimana komplemen berperan
adalah aktivasi prostaglandin yang memediasi resorpsi tulang,pelepasan enzim litik oleh neutrofil , stimulasi pelepasan limfokin oleh limfosit-B, Pembentukan mediator radang ini berkontribusi dalam radang kronis dan kerusakan jaringan pada penyakit periodontal.Aktivasi komplemen pada kelainan periodontal terjadi melalui jalur klasik dengan adanya antigen dan antibodi seperti IgG atau IgM. Antigen poten patogen memasuki jaringan gingiva dan menyensitisasinya untuk membentuk antibodi , Antigen bakteri ada pada jaringan
periodontal yang mengalami infamasi dan juga terbukti adanya titer antibodi terhadap antigen bakteri itu yang berasal dari mikroba periodontal. Interaksi antara antibodi dan antigen bakteri baik dalam jaringan gingiva maupun
poket periodontal memicu aktivasi komplemen jalur klasik dan pembentukan mediator radang.
Antigen mikroba memasuki jaringan gingiva dan terjadi interaksi dari substansi asing ini dengan antibodi pada gingiva, bahwa ada pengendapan C3 pada jaringan gingiva, kompleks antigen-antibodi , Interaksi ini mengaktivasi komplemen dan mekanisme kerusakan jaringan lain di samping antibodi memberi efek perlindungan dengan menetralkan toksin bakteri atau enzim melalui peningkatan fagositosis dan pemusnahan mikroorganisme dalam plak,
titer antibodi A. actinomycetemcomitans yang ada pada pasien juvenile periodontitis lebih tinggi dibanding pada pasien periodontitis kronis dewasa.
Penderita periodontitis kronis dewasa menunjukkan titer antibodi terhadap P. gingivalis yang lebih tinggi dibandingkan pasien gingivitis atau juvenile periodontitis, Ini sesuai dengan pola mikroorganisme yang ditemukan pada pasien,
Pada penyakit periodontal, cairan sulkus gingiva berubah dari transudat serum menjadi eksudat dan kecepatan alirannya meningkat. C3 keluar dari cairan sulkus gingiva lesi periodontal berat. Ada korelasi yang kuat antara jumlah C3 yang keluar dengan beratnya infamasi dan terjadi kerusakan jaringan ,
Endotoksin berpotensi sebagai aktivator dalam jalur alternatif, Aktivasi jalur alternatif bisa juga terjadi pada penyakit periodontal. Bakteri Gram negatif yang melimpah dalam periodontitis, mengandung endotoksin pada membran luarnya, Produk dari bakteri Gram positif termasuk streptokokus dan actinomycetes mengaktivasi komplemen dalam absennya antibodi , Aktivasi jalur alternatif membentuk mediator infamasi yang sama seperti yang dihasilkan
oleh aktivasi jalur klasik seperti C5a dan C3a ,
Pengeluaran komplemen berkurang bersamaan dengan dilakukannya
pengobatan penyakit periodontal,
tanggapan selular adalah tanda hipersensitivitas lambat. Pada lesi periodontal kronis, sel plasma pembentuk antibodi banyak ditemukan di samping sel T.
CMI adalah faktor dalam patogenesis penyakit periodontal, Pada lesi gingiva awal, tanggapan selular ditandai oleh banyaknya limfosit berukuran kecil atau medium bersamaan dengan limfoblas.
CMI diawali oleh limfosit-T ketika terpapar oleh antigen yang sesuai, yang mensensitisasi dan mengubahnya dan mereplikasinya.
Bila sel T bertemu dengan antigen akan membentuk limfokin yang langsung merusak jaringan. Limfokin juga mengaktivasi sel monosit lain untuk merusak jaringan. Sel T yang sudah berubah ini melanjutkan sirkulasinya dalam saluran limfatik dan darah ke jaringan atau organ lain,
Limfokin memiliki efek merusak jaringan termasuk stimulasi resorpsi tulang, broblas, pelarutan serabut kolagen, Sel hospes yang memiliki antigen di permukaannya adalah subjek reaksi sitotoksik yang dimediasi langsung oleh sel T.
Limfosit memproduksi faktor penghambat migrasi yang menghambat migrasi makrofag. Limfotoksin (LT) dihasilkan oleh sel limfosit yang tersensitisasi pada pasien penyakit periodontal dan bersifat sitotoksik terhadap broblas gingiva. LT
tidak dibentuk oleh limfosit dari pasien yang tidak mengalami penyakit periodontal maupun limfosit yang tidak terstimulasi pada pasien penyakit periodontal,
Limfokin atau sitokin lainnya yang dinamakan OAF (Osteoclast
Activating Factor) ada pada pasien penyakit periodontal. OAF menginduksi aktivitas osteoklas dalam tulang. Aktivitas OAF dibedakan dari parathormon (suatu metabolit vitamin D aktif) dan berbeda dari prostaglandin. OAF homolog
dengan Il-1 Kerusakan tulang alveolar adalah tanda dari penyakit periodontal tingkat lanjut. ada Hubungan antara resorpsi tulang alveolar dengan plak gigi namun belum diketahui bagaimana cara tulang mengalami resorpsi ,
Pembentukan plak dapat menstimulasi sel jaringan gingiva yang bertindak sebagai ko-faktor yang menginaktivasi bahan yang meresorpsi tulang dengan membentuk mediator yang menstimulasi sel progenitor untuk secara langsung membentuk osteoklas yang meresorpsi tulang.Resorpsi tulang alveolar pada penyakit peridontal bersifat multifaktor, melibatkan interaksi antara komponen plak gigi dan mediator yang terbentuk pada jaringan periodontal.
pembentukan plak gigi memberikan akses ke tulang alveolar dan memicu resorpsi tulang. Pembentukan plak menstimulasi sel progenitor dalam periodontium untuk berdiferensiasi menjadi osteoklas. Kompleks bahan dari kuman dan enzim hidrolitik dari plak berperan langsung dalam dekalsikasi tulang dan hidrolisis matrik, organik.
tanggapan kekebalan tubuh terhadap Virus
Virus tidak selalu membasmi sel yang terinfeksi. Virus dapat memicu mekanisme pertahanan pada hospes dan yang paling berperan adalah dengan menginduksi interferon, Protein yang disandikan virus adalah sasaran dari tanggapan kekebalan tubuh, kekebalan imunitas humoral melindungi hospes dari infeksi ulang oleh virus yang sama. tanggapan kekebalan tubuh selular dan humoral berperan dalam pengendalian infeksi virus,
Antibodi menetralkan dan menahan dimulainya infeksi virus pada tahap perlekatan atau pelepasan selubung. Antibodi sekretori IgA berperan dalam perlindungan terhadap infeksi virus melalui saluran cerna dan saluran napas , Sel yang terinfeksi virus dilisis oleh limfosit T-sitotoksik yang mengenali polipeptida virus pada permukaan sel.
tanggapan kekebalan tubuh pada transplantasi jaringan
seringkali terjadi penolakan jaringan transplantasi yang berasal dari orang lain. penelitian tahun 1940-1950 menyatakan bahwa penolakan jaringan transplantasi adalah fenomena kekebalan imunologi sebab memperlihatkan spesisitas dan memori dan dimediasi oleh sel limfosit. Pada tanggapan kekebalan tubuh terhadap transplantasi, sistem kekebalan tubuh menanggapi bukan terhadap mikroba seperti biasanya , namun terhadap sel bukan patogen yang dianggap sebagai patogen,
Pada transplantasi, tanggapan kekebalan tubuh adalah penghalang keberhasilan transplantasi. Oleh sebab itu, metode penekanan tanggapan kekebalan tubuh menjadi tujuan dari ahli kekebalan imunologi. tanggapan kekebalan tubuh
normal terhadap organ atau jaringan transplantasi yang berasal dari pasien yang tidak cocok memicu penolakan transplantasi, Penolakan terjadi sebagai hasil reaksi radang yang merusak jaringan transplantasi. Sel kekebalan tubuh dalam
jaringan atau organ transplantasi menyerang jaringan hospes, memicu terjadinya penyakit graft vs host,
Antigen Jaringan Transplantasi
Pada hasil uji coba transplantasi antar hewan dengan galur(strain) sejenis dan berbeda, bahwa jaringan transplantasi di antara galur sejenis dapat diterima, sebaliknya jaringan transplantasi di antara galur berbeda ditolak, penolakan penolakan jaringan transplantasi dikendalikan oleh gen yang diturunkan, yang produksinya diekspresikan pada semua jaringan, Antigen jaringan transplantasi sebagai patogen diekspresikan pada setiap sel yang ditransplantasi dari seseorang pasien ke pasien lain, adalah substansi yang menginduksi tanggapan kekebalan tubuh pada sel jaringan transplantasi yang berbeda dari sel hospes, Transplantasi pada hewan yang identik dinamakan syngeneic.
Transplantasi pada hewan yang beda spesies dinamakan xenogeneic.
Transplantasi pada hewan yang berasal dari 1 spesies dan berbeda
dengan hewan lain dari spesies yang sama dinamakan alogenik,
Jaringan transplantasi xenogeneic dan alogenik dinamakan alograf dan xenograf dan hasilnya selalu ditolak. Antigen yang menjadi target penolakan dinamakan alloantigen dan xenoantigen. Reaksi penolakan antigen ini yang dilakukan oleh
antibodi dan sel T dinamakan aloreaktif dan xenoreaktif,
transplantasi biasanya terjadi di antara pasien alogenik yang adalah anggota spesies hasil perkawinan yang bukan keluarga dekat, yang berbeda satu dengan lainnya kecuali kembar identik,
Antigen alograf yang adalah target dari penolakan yaitu protein yang dikode oleh MHC. MHC pada pasien adalah HLA kompleks (Human Leucocyte Antigen Complex). Fungsi molekul MHC adalah mengekspresikan antigen peptida untuk dikenali oleh limfosit-T. Setiap pasien mengekspresikan 6 kelas allel MHC 1 (1 allel HLA-A, B, C dari tiap orang tua) dan minimal 6 klas allel MHC II (1 allel HLA-DR, DQ, DP dan campurannya dari tiap orang tua). Gen MHC sangat polimorik, minimal ada 120 allel gen HLA-A dan 250 allel gen HLA-B sehingga tiap pasien mengekspresikan banyak protein MHC yang tampak asing bagi sistem kekebalan tubuh pasien lain kecuali pada masalah kembar identik,Semua molekul MHC adalah target penolakan walau HLA-C dan HLA-DP terbatas polimorismenya dan perbedaannya sedikit,
Pada tiap pasien, semua sel T CD4+ dan sel T CD8+ terseleksi selama maturasi untuk mengenali peptida yang diekspresikan oleh molekul MHC hospes. Seleksi ini adalah dasar dari self MHC restriction dari limfosit-T sebagai modal dasar dari sel T. Bila semua sel T dewasa terseleksi untuk hanya mengenali peptida yang diekspresikan oleh molekul MHC hospes, sel T pasien akan mengenali antigen molekul MHC orang lain (alogenik) sebagai patogen, Sel T dewasa dapat mengenali molekul MHC hospes yang mengekspresikan peptida asing
sebab adanya proses memori, maka pengenalan antigen MHC dari sel orang lain adalah suatu tanggapan kekebalan tubuh yang sudah diketahui sehingga alasan mengapa pasien bereaksi melawan molekul MHC pasien lain sudah dimengerti ,
walau protein MHC adalah antigen yang menstimulasi penolakan graf, protein polimorik lainnya juga bisa ikut berperan dalam reaksi penolakan, Antigen Non-MHC yang dapat menginduksi penolakan graf dinamakan antigen histokompatibilitas minor yang biasanya adalah bentuk allel dari protein normal
sel yang berbeda antara pasien penerima dan donor , Reaksi penolakan
yang muncul oleh antigen histokompatibilitas minor tidak se ekstrem reaksi melawan protein MHC asing, Dua keadaan dimana antigen minor adalah target penolakan adalah pada reaksi terhadap transplantasi sumsum tulang dan transfusi darah,
Banyak klon sel T untuk peptida asing yang terikat pada molekul MHC hospes bereaksi silang dengan tiap molekul MHC alogenik asalkan molekul MHC alogenik itu terlihat serupa dengan komplek MHC hostes dengan peptida asingnya, sehingga akibatnya banyak MHC sel T untuk peptida antigen yang berbeda-beda dapat mengenali setiap molekul MHC alogenik.Molekul MHC alogenik yang berisi peptida yang berasal dari sel alogenik terlihat serupa dengan molekul MHC hospes yang berikatan dengan peptida asing dan pengenalan molekul MHC alogenik pada alograf adalah contoh dari reaksi silang,
Induksi tanggapan kekebalan tubuh Melawan Jaringan Transplantasi
Sel T pasien penerima dapat mengenali molekul MHC alogenik pada graf yang diekspresikan oleh sel penyaji antigen (APC, antigen precenting cell) graf atau oleh APC hospes. Sel T pada pasien penerima dapat mengenali alloantigen donor pada graf dengan berbagai cara, bergantung pada sel-sel dalam graf mengekspresikan alloantigen-nya. saat sel T-pasien penerima mengenali molekul MHC alogenik donor pada APC graf, sel T diaktivasi dan proses ini dinamakan
presentasi langsung alloantigen , Presentasi langsung hanya terjadi bila graf berisi APCs yang berasal dari donor seperti contohnya, sel-sel dendritik. Presentasi langsung menstimulasi terjadinya sel T aloreaktif yang mengenali kemudian
menyerang sel-sel graf. Namun, bila graf tidak berisi APC bagaimana dapat menstimulasi sel T , mungkin sel graf dicerna oleh APC pasien penerima dan alloantigen donor diproses dan disajikan oleh molekul MHC pada APC pasien penerima, proses ini dinamakan presentasi alloantigen tidak langsung dan proses ini sama dengan presentasi silang dari antigen tumor,
APC yang menyajikan semua alloantigen dengan cara tidak langsung atau langsung juga memiliki ko-stimulator yang menstimulasi sel T-helper dan aloreaktif CTL (Citotoxyc T Lymphocites). Namun bila aloreaktif CTL diinduksi dengan cara tidak langsung, CTL harus khusus untuk alloantigen yang diekspresikan oleh molekul MHC hospes pada APC hospes, belum diketahui Bagaimana CTL mengenali molekul MHC alogenik graf dimana tidak ada MHC hospes , mungkin saat alloantigen graf dipresentasikan secara tidak langsung, sebagian besar populasi sel T yang menanggapinya adalah sel T CD4+
dan sel ini memasuki graf bersama APC hospes, mengenali antigen graf yang diekspresikan APC, dan sitokin yang disekresikan merusak graf melalui reaksi tipe hipersensitivitas lambat. mungkin penolakan alograf cara tidak langsung lebih berperan pada penolakan kronis sedang penolakan alograf cara langsung lebih berperan dalam penolakan akut yang dimediasi CTL ,Induksi tanggapan kekebalan tubuh yang dimediasi sel T melawan jaringan transplantasi sama halnya dengan tanggapan penolakan sistem kekebalan tubuh terhadap jaringan tumor,
Penolakan akut
Penolakan akut adalah pemicu kegagalan dini graf, Penolakan akut dimediasi oleh sel T yang bereaksi melawan alloantigen dalam graf. Sel T ini adalah
CTL yang langsung merusak sel graf donor atau sel T yang bereaksi menolak sel pembuluh darah graf yang berakhir pada kerusakan pembuluh darah, Penolakan akut terjadi dalam beberapa hari atau beberapa minggu sesudah transplantasi ,
Antibodi juga berperan dalam penolakan akut, Terapi kekebalan imunosupresi dibuat untuk mencegah penolakan yang dimediasi sel T,
Penolakan kronis
penolakan kronis menjadi penyebab utama kegagalan graf.
Penolakan kronis adalah bentuk lambat dari kerusakan graf yang terjadi setelah
bertahun tahun dan berakhir pada kehilangan fungsi graf , Dapat bermanifestasi sebagai brosis graf atau penyempitan pembuluh darah bertahap (arteriosklerosis), kondisi ini dipicu oleh sel T yang bereaksi melawan graf alloantigen dan menyekresi sitokin yang menstimulasi proliferasi dan aktivitas broblas dan sel otot halus pembuluh darah dalam graf.
Klasifikasi Penolakan Graft
Penolakan graf berdasar pada gambaran patologis klinisnya diklasifikasi menjadi penolakan kronis,hiperakut dan akut, Klasifikasi ini ditentukan dari pihak klinik dan ditetapkan berdasar uji waktu, Klasifikasi ini dimediasi oleh tipe tanggapan kekebalan tubuh yang khusus,
Penolakan hiperakut
penolakan hiperakut adalah penghalang utama pada xenotransplantasi.
Penolakan hiperakut bukan masalah umum terjadi pada transplantasi sebab setiap pasien penerima diuji antibodinya terhadap sel-sel donor yang potensial ,
Penolakan hiperakut dimediasi oleh antibodi yang beredar dalam darah yang khusus terhadap antigen pada sel endotel graf yang sudah ada sebelum transplantasi, Penolakan hiperakut muncul segera sesudah transplantasi yang ditandai oleh nekrosis graf,trombosis pembuluh darah graf dan iskemi,
mungkin akibat reaksi melawan alloantigen pada sel darah yang ditransfusi dan transfusi sebelumnya , Antibodi ini mengaktivasi komplemen dan sistem pembekuan darah, terikat pada antigen endotel pembuluh darah graf, memicu jejas pada endotel dan pembentukan beku darah,
Pencegahan dan Pengobatan Penolakan Graf
Kendala besar dalam transplantasi adalah kurangnya organ donor yang cocok sehingga xenotransplantasi adalah solusi , uji dengan xenotransplantasi memperlihatkan penolakan hiperakut adalah kendala besar dengan alasan pasien sering memiliki antibodi yang bereaksi dengan sel-sel dari spesies lain. Antibodi ini dinamakan antibodi alami sebab pembentukannya tidak memerlukan pemaparan sebelumnya dengan xenoantigen, antibodi ini dihasilkan untuk melawan bakteri yang menghambat pencernaan dan antibodi yang beraksi
silang dengan sel dari spesies lain. Xenograf adalah subjek penolakan akut yang lebih besar dibanding alograf.
cara pencegahan dan pengobatan pada masalah penolakan transplantasi organ adalah kekebalan imunosupresi yang dibuat untuk menghambat aktivasi dan fungsi efektor sel T. Obat kekebalan imunosupresi adalah siklosporin yang memblok fosfatase sel T yang digunakan untuk mengaktifkan transkripsi faktor NFAT (nuclear factor of activated cell T) sehingga menghambat transkripsi gen sitokin dalam sel T.
Banyak bahan kekebalan imunosupresi lain yang dipakai untuk menggantikan siklosporin. Semua obat ini bisa mengatasi kekebalan imunosupresi tidak khusus contoh nya, obat menghambat tanggapan berlebihan pada graf sehingga pasien yang diobati dengan obat kekebalan imunosupresi menjadi rentan terhadap infeksi terutama infeksi mikroba intrasel dan memicu peristiwa
kanker yang dipicu oleh virus onkogen,
Kesesuaian allel HLA donor dan pasien penerima berperan dalam meminimalkan penolakan graf selama periode sebelum tersedianya siklosporin di rumah rumah sakit,. walau demikian, kekebalan imunosupresi menjadi efektif pada keadaan kesesuaian HLA tidak dianggap penting pada beberapa jenis transplantasi organ, sebab pasien penerima sering menjadi sakit jika harus menunggu donor yang paling sesuai, Tujuan pengobatan adalah menginduksi toleransi kekebalan imunologi yang khusus untuk graf alloantigen. jika berhasil , penerima graf tidak perlu menutup tanggapan kekebalan tubuh lain pada hospes dapat dilakukan,
Transplantasi Sumsum Tulang
transplantasi sumsum tulang untuk mengembalikan sel sumsum tulang yang rusak oleh akibat kemoterapi kanker dan untuk memperbaiki kerusakan hematopoeitik ,Sistem kekebalan tubuh bereaksi kuat menolak sel sumsum tulang alogenik sehingga keberhasilan transplantasi memerlukan kesesuaian HLA yang sangat akurat dari donor dan pasien penerima, Bila sel T alogenik dewasa ditransplantasi bersama sel sumsum tulang, sel T dewasa menyerang jaringan pasien penerima dan memicu penyakit graft versus hostes,
walau graf sukses, pasien penerima sering mengalami kekebalan imunodefisiensi berat sementara sebelum sistem kekebalan tubuh pulih kembali. Di luar semua masalah yang terjadi,
Antigen Tumor
jika sistem kekebalan tubuh pasien mampu melawan suatu tumor, berarti tumor harus mengekspresikan antigen yang dapat terlihat sebagai nonself oleh sistem kekebalan tubuh pasien, Tumor ganas mengekspresikan bermacam-macam molekul yang bisa dikenali oleh sistem kekebalan tubuh sebagai antigen asing, Sel yang mengalami transformasi neoplastik mengekspresikan antigen yang
tidak ditemukan pada sel normal. Bagi sistem kekebalan tubuh, antigen ini
terlihat sebagai benda asing dan keberadaannya memicu sel-sel kekebalan tubuh menyerang sel tumor,
kebanyakan antigen tumor adalah produksi dari gen mutan atau translokasi onkogen atau gen supresor tumor yang mungkin berperan dalam proses transformasi keganasan,
Pada beberapa tumor di pasien, antigen yang meningkatkan tanggapan kekebalan tubuh terlihat semuanya sebagai protein normal yang diekspresikan
berlebihan atau yang ekspresinya normal terbatas pada jaringan .khusus atau tingkatan perkembangan tertentu, namun tidak teratur.
Normal self antigen tidak meningkatkan tanggapan kekebalan tubuh, namun .bila diekspresikan berlebihan dapat meningkatkan tanggapan kekebalan tubuh,
Sumber antigen tumor lain adalah protein yang secara normal penting untuk meregulasi pertumbuhan dan keberadaaan sel yang biasanya mengalami mutasi menjadi molekul yang menginduksi kanker, yang dinamakan onkogen,
Antigen yang diekspresikan oleh tumor berasal dari virus onkogenik,
seperti human papilloma virus yang memicu kanker leher rahim, protein organisme yang terbentuk dalam tingkat rendah pada sel normal, namun mencapai kadar tinggi pada sel tumor , Contohnya, enzim tirosinase yang diekspresikan dengan kadar tinggi yang mentransformasi sel kulit tertentu , contoh sel melanosit menjadi tumor yang dinamakan melanoma,
Pada tumor yang diinduksi virus, antigen tumor biasanya adalah produk dari virus. Antigen tumor disajikan pada molekul .MHC kelas 1 dengan cara yang sama dengan antigen virus, Antigen khusus tumor yang teridentifikasi saat ini adalah
kompleks peptida yang terikat pada molekul antigen leukosit pasien (HLA) pada permukaan sel tumor. ini yang memungkinkan sel T mengenali sel tumor sebagai sel yang tidak normal,
Transplantasi Darah
Transplantasi sel darah dinamakan transfusi , Penghalang utama transfusi adalah adanya grup antigen darah asing, prototipenya adalah antigen ABO. Antigen-antigen ini diekspresikan oleh sel endotel, sel darah merah dan banyak tipe sel lain,Molekul ABO adalah glycosphingolipid yang berisikan intiglikan yang melekat dengan sphingolipid. Nama A dan B yaitu pada gula terminal (Nacetylgalactosamine dan galaktosa). AB berarti mengandung keduanya dan O berarti tidak mengandung satu pun. pasien yang mengekspresikan 1 kelompok antigen darah bersifat toleran terhadap antigen itu namun mengandung antibodi melawan kelompok lainnya, Antibodi yang dibentuk sebelumnya bereaksi melawan sel-sel darah yang ditransfusi, yang mengekspresikan antigen target dan hasilnya mungkin berwujud reaksi transfusi yang berat, bahwa antibodi ini dibentuk melawan antigen yang sama, yang diekspresikan oleh mikroba usus dan bereaksi silang dengan antigen darah ABO, Masalah ini bisa diatasi dengan cara menyesuaikan darah pasien penerima dengan donor , sebab kelompok antigen darah adalah gula, tidak meningkatkan tanggapan sel T. Kelompok antigen darah lainnya selain antigen ABO juga terlibat dalam reaksi transfusi ini kurang berbahaya,
kekebalan imunologi tumor
kejadian kesalahan tanggapan kekebalan tubuh terhadap tumor yang dialami pasien kanker berarti sistem kekebalan tubuh pasien kanker menanggapi bukan pada mikroba seperti biasanya, tetapi pada sel non-infeksi yang dianggap sebagai patogen. Marker antigen tumor sebagai patogen diekspresikan
pada hampir setiap sel pasien yang menjadi target transformasi malignan. Marker antigen ini aktif melalui mekanisme tertentu yang menginduksi tanggapan kekebalan tubuh terhadap tipe-tipe sel kanker yang berbeda itu, Namun biasanya sel kanker hampir mirip dengan sel tubuh sehat sehingga sistem kekebalan tubuh tidak tanggap untuk memerangi tumor ,kebanyakan
antigen tumor pasien adalah antigen terkait tumor dan diekspresikan dalam jumlah lebih kecil dibandingkan jumlah sel normal,
Tumor ganas dapat memicu tanggapan infamasi kronis yang tidak ada hubungannya dengan nekrosis ataupun infeksi dari jaringan tumor itu sendiri walau infltrat infamasi terutama sel T dan makrofag, yang kemungkinan memediasi tanggapan kekebalan tubuh dan antigen yang memicu tanggapan sel-sel itu tidak dapat diidentifikasi. Adanya sel jaringan limfoid dan makrofag
dalam stroma jaringan kanker memperlihatkan suatu reaksi terhadap
anti gen tumor, walau efektivitasnya dalam membatasi pertumbuhan kanker belum jelas,
Seharusnya, sistem kekebalan tubuh yang berfungsi normal dapat mencegah kanker. Namun, kenyataannya tumor mampu berkembang pada pasien dengan keadaan kekebalan tubuh normal, ini menandakan bahwa kekebalan imunitas terhadap tumor menjadi. lemah dan dikalahkan oleh tumor. Fungsi fisiologis sistem kekebalan tubuh adalah mencegah pertumbuhan sel yang mengalami transformasi sebelum menjadi tumor berbahaya , Aktivitas ini dinamakan immune survelaince, kanker meningkat seiring bertambahnya usia bersamaan dengan meningkatnya penyakit infeksi akibat lemahnya kemampuan sistem kekebalan tubuh dalam mengenali patogen ,
Meningkatnya tanggapan kekebalan tubuh pada pasien kanker sebagai pertanda
baik yang menjanjikan dalam pengobatan,peran lain dari sistem kekebalan tubuh adalah mengidentifikasi dan menghilangkan tumor dan kanker,
tumor ganas pembuluh darah sarkoma Kaposi ada pada pasien AIDS, Sarkoma Kaposi juga dapat dialami pasien penerima organ transplantasi yang sedang
mendapatkan terapi kekebalan imunosupresif dosis tinggi,
Terpaparnya sel normal dengan faktor faktor pemicu penyakit ini memicu mutasi gen yang luas seperti: gen supresor tumor sebagai gen yang mengode faktor per tumbuhan, reseptor faktor pertumbuhan; faktor motilitas dan invasi yang
memicu terjadinya transformasi keganasan dari sel normal melalui ekspresi atau pelepasan produk normal dengan kadar tinggi dan pelepasan produk tidak normal
Mekanisme Imunologi Sitotoksisitas Sel Tumor
tanggapan dari sistem kekebalan tubuh terhadap tumor adalah melawan
sel tidak normal memakai sel T sitotoksik, kadang dengan bantuan sel T-helper,
Sel makrofag bersatu dengan sel kanker dan memasukkan toksinnya
untuk membasmi sel kanker, sel Sitotoksisitas dimediasi sel T, Sel makrofag mampu mengidentifikasi sel kanker. Sel penyaji antigen hospes (APC) mencerna sel tumor dan antigen sel tumor diproses dan diekspresikan oleh MHC kelas II dan molekul MHC kelas I sehingga antigen tumor dikenali oleh sel T CD4+ dan sel T CD8+ seperti setiap protein lain yang diekspresikan .oleh APC profesional. di saat yang sama , APC profesional mengekspresikan ko-stimulator yang memberikan sinyal kedua untuk aktivasi sel T. Proses ini dinamakan presentasi silang , Konsep presentasi silang dipakai untuk metode vaksinasi melawan tumor.
Begitu sel T CD8+ berdiferensiasi menjadi efektor CTLs, akan mampu membasmi sel kanker dan mengekspresikan antigen relevan tanpa persyaratan untuk ko-stimulasi, sehingga CTLs diinduksi oleh presentasi silang.wantigen tumor oleh sel penyaji antigen hospes, namun CTL efektif memerangi jaringan tumor itu,
Mekanisme kekebalan tubuh lain dapat berperan memerangi tumor.
tanggapan anti-tumor dari sel T CD4+ dan antibodi bisa dideteksi pada pasien, namun belum meyakinkan bahwa tanggapan ini melindungi pasien dari tumor. uji in vitro memperlihatkan bahwa sel makrofag yang teraktivasi dan sel-sel pembunuh alami (NK cells) mampu melawan sel tumor, namun belum diketahui, peran mekanisme efektor ini dalam jaringan tumor pasien,
Sel T dari jaringan pasien tumor dapat mentransfer kekebalan imunitas bila disuntikkan ke hewan normal. Sebaliknya transfer kekebalan .imunitas menghilang oleh pemberian antibodi langsung terhadap antigen sel T.
sel Sitotoksisitas dimediasi sel natural killer (NK) Pada dasarnya, sel NK membasmi sel tumor dengan cara yang sama dengan sel T-sitotoksik, terutama bila sel tumor mengandung sedikit molekul MHC kelas 1 pada permukaannya dibandingkan dengan sel normal yang menjadi. fenomena dari suatu tumor
Tidak seperti limfosit T atau limfosit B, sel NK kurang memori, namun bisa menginduksi lisis spontan dari sel tumor dengan menyekresi perforin dan enzim litik lainnya. Sel NK beraktivitas membasmi sel tumor yang tidak bergantung
pada sensitisasi sebelumnya dan memiliki efek mematikan lebih hebat.
Sel NK bisa menginduksi ADCC (antibodydependent cell mediated-cytotoxicity) pada sel target dengan mengikatnya pada bagian Fc antibodi, Sel tumor yang resisten terhadap aksi NK dapat dilisis oleh NK yang diaktivasi oleh interleukin IL-2. Aktivasi NK melalui cara ini dinamakan LAK (lymphokine activated
killer). uji in vitro memperlihatkan bahwa makrofag yang teraktivasi bersama sel NK mampu membasmi sel tumor, namun belum diketahui peran proteksi ini dalam jaringan tumor pasien,
sel Sitotoksisitas dimediasi komplemen Kadang antibodi dibentuk untuk melawan sel tumor yang membuat sel tumor dihancurkan oleh sistem komplemen,Sel tumor yang diselubungi dengan antibodi khusus dapat
dilisis oleh aktivasi komplemen,
sel Sitotoksisitas dimediasi sel bergantung antibodi (ADCC) Antigen tumor dapat meningkatkan tanggapan antibodi humoral namun antibodi (kekebalan imunoglobulin) sendiri tidak dapat membasmi sel tumor, Antibodi ikutserta dalam ADCC sehingga antibodi terikat baik pada antigen tumor dan pada
reserptor Fc dari sel efektor yang akan membawa sel efektor langsung berhubungan dengan target. Sel efektor sebagai sel neutrofil,sel limfosit T sitotoksik, sel makrofag,
sel Sitotoksisitas dimediasi sel makrofag, Sel makrofag mengenali sel kanker, bersatu dengan sel kanker, memasukkan toksinnya ke dalam sel kanker untuk
membasmi sel kanker , Sel makrofag mampu membasmi sel kanker dengan cara tidak khusus , namun belum diketahui perannya dalam mengatasi tumor ,
uji in vitro memperlihatkan bahwa ada faktor yang berasal dari makrofag yang menstimulasi proliferasi sel tumor, makrofag mampu memicu pertumbuhan tumor saat sel-sel tumor mengeluarkan sitokin yang dapat menarik makrofag
yang kemudian membentuk sitokin dan faktor-faktor pertumbuhan yang mengakibatkan pertumbuhan dari tumor itu sendiri, campuran keadaan hipoksia dalam tumor dan pembentukan sitokin oleh makrofag akan menginduksi
sel-sel tumor untuk mengurangi pembentukan protein yang mencegah metastasis sehingga memicu terjadinya penyebaran sel-sel kanker,
Penolakan Sel Tumor Terhadap Imunologi Sitotoksisitas
tumor yang terdeteksi memperlihatkan bahwa sel tumor mampu .menghindar dari sistem kekebalan tubuh, berdasar pemeriksaan serum biopsi bahwa pasien pasien kanker mampu memproduksi tanggapan AMI maupun CMI namun sebenarnya bahwa kekebalan tubuh mereka sangatlah lemah sehingga hanya mampu mengenalinya saja, Penolakan sel tumor terhadap efek sitotoksitas sistem kekebalan tubuh akibat dipicu oleh beberapa faktor, antaralain :
- Mekanisme menyingkirkan tanggapan kekebalan tubuh oleh sel tumor
tumor membentuk mekanisme untuk menyingkirkan tanggapan kekebalan tubuh. contoh , sel ganas mengekspresikan faktor kekebalan imnuosupresi yang bermacam ragam yang membuatnya dapat menghentikan tanggapan kekebalan imunoologi terhadap tumor. Contohnya: menyekresi sitokin TGF-ß, yang
menekan tanggapan kekebalan tubuh melalui penekanan aktivitas limfosit dan makrofag , Pelepasan sitokin (TGF-ß dan IL-10) oleh sel tumor dan sel T menekan tanggapan terhadap sel kanker dan memicu terjadinya toleransi tumor
-kekebalan imunotoleran
imunotoleran terjadi terhadap antigen tumor sehingga sistem kekebalan tubuh tidak lagi menyerang sel tumor, kadang pertumbuhan tumor melampaui pertahanan sistem kekebalan tubuh,
-Variasi antigen tumor
kebanyakan antigen tumor adalah antigen terkait tumor berjumlah sedikit dibandingkan jumlah sel normal dan memiliki kemampuan imunogenik yang rendah. juga akibat banyak antigen tumor yang terbuat dari bahan imunogenik lemah, sebab antigen tumor hanya sedikit berbeda dari self antigen,
- Menurunnya ekspresi molekul MHC kelas 1
Ada tumor yang menghentikan ekspresi molekul MHC kelas I sehingga tidak dapat mengekspresikan antigen terhadap sel T CD8+ , sehingga sel NK mengenali ketidak adaan molekul MHC kelas I dengan menyiapkan mekanisme membasmi MHC kelas I yang bukan sel tumor, Sel tumor cenderung kekurangan
molekul permukaan yang bertindak sebagai ko-stimulator yang diperlukan untuk aktivasi sel T. contoh nya, kekurangan molekul MHC kelas I pada permukaan sel tumor yang membuatnya tidak terdeteksi oleh sel T sitotoksik. Antigen yang
disajikan oleh APC ke sel T dalam keadaan tidak adanya sinyal ko-stimulator atau sitokin mitogenik memicu keadaan keadaan tidak adanya
tanggapan kekebalan tubuh ,Molekul MHC kelas I untuk pengenalan antigen dan membasmi sel tumor oleh sel T-sitotoksik CD8+.
- Menurunnya ekspresi dari antigen yang sangat imunogenik
Banyak tumor menghentikan ekspresi antigen yang merupakan target dari serangan sistem kekebalan tubuh, Tumor seperti ini dinamakan varian kehilangan antigen tumor sehingga sel tumor terus tumbuh dan menyebar
hubungan usia tanggapan kekebalan tubuh dan kejadian kanker
malfungsi sistem kekebalan tubuh ,penuaan dan Meningkatnya jumlah mutasi gen seiring dengan bertambahnya usia memicu peningkatan kanker pada usia tua, pertambahan usia, memungkinkan terjadinya kerusakan tanggapan kekebalan tubuh sehingga tanggapan terhadap vaksin tidak mencukupi, kadar kelainan autoimun tubuh tinggi. Jumlah sel NK meningkat seiring dengan meningkatnya usia, namun kapasitas toksisitasnya menurun sehingga terjadi penurunan tanggapan sitotoksisitas pada antigen sel tumor pada usia tua,
pada usia tua, terjadi penurunan CMI walau tidak ada perubahan pada AMI
pada usia tua, terjadi penurunan tanggapan kekebalan tubuh innate ,
Penurunan CMI seperti yang dimediasi oleh sel T-helper CD4+ bisa mengurangi semua tanggapan kekebalan tubuh melawan sel kanker,
Penurunan CMI pada usia tua dipicu oleh faktor ,antaralain:
- berkurangnya ekspresi molekul ko-stimulator (contoh CD28) pada sel T bersamaan dengan meningkatnya molekul reseptor inhibitor pada sel T-helper CD4+,
- berkurangnya populasi limfosit-T istirahat dan peningkatan
populasi sel T- memori antigen ,
- tanggapan sel T yang buruk terhadap mitogen,
Teori Kekebalan Tubuh Surveilan
Sistem kekebalan tubuh konstan berpatroli di seluruh tubuh terhadap sel tumor yang dikenali sebagai patogen untuk dilenyapkan , sebelum tumor terdeteksi
berdasar fakta bahwa tumor yang diinfiltrasi oleh banyak sel kekebalan tubuh (makrofag,NK,limfosit-T CD8+ ) memiliki pertahanan yang lebih baik, ini menandakan bahwa sel kekebalan tubuh bertanggung jawab terhadap peningkatan pertahanan pasien,
Teori kekebalan tubuh surveilan didukung oleh kejadian kanker lebih tinggi pada pasien kekebalan imunodesiensi , kanker yang lebih tinggi pada usia tua dan periode neonatal, saat tanggapan kekebalan tubuh kurang efesien, contoh nya
50% pasien infeksi HIV yang akan terserang Sarkoma Kaposi atau limfoma.
maka tumor tertentu akan meningkat pada transplantasi organ yang diberi kekebalan imunosupresor dan regresi tumor yang terjadi sesudah diberi obat anti-kekebalan imunosupresor membuktikan bahwa sistem kekebalan tubuh
berperan penting sebagai pertahanan tubuh, Regresi spontan dari tumor ganas terjadi pada limfoma,hepatoselular ,melanoma, karsinoma sel ginjal, neuroblastoma yang memperlihatkan bahwa sistem kekebalan tubuh berperan ,
Strategi Kekebalan Imunoterapi Untuk Pasien Kanker
pengobatan untuk kanker yang sudah menyebar luas di tubuh pasien .yang
tidak dapat lagi dilakukan operasi bedah maka bergantung pada radiasi dan kemoterapi , radiasi dan kemoterapi berefek merusak pada jaringan normal. akibat tanggapan kekebalan tubuh , imunoterapi terhadap tumor tetap dihandalkan , imunoterapi bagi pasien kanker untuk mempersiapkan proteksi terhadap sel kanker, baik dengan meningkatkan tanggapan kekebalan tubuh melawan sel kanker atau dengan menghilangkan toleransi melawan antigen tumor dengan memakai sistem kekebalan tubuh pasien sendiri. Strategi imunoterapi kanker untuk menyiapkan efektor antitumor (antibodi dan sel T) pasien, Identifikasi antigen asal berperan dalam biologi dan patologi dari bermacam-macam tipe kanker, juga diperlukan untuk mengaktifkan tanggapan CMI dan AMI contohnya dengan pemberian vaksin kanker,
strategi kekebalan imunoterapi melawan kanker pasien, yaitu terapi dengan pengembangan vaksin kanker dan terapi berdasar pemberian antibodi monoklonal ,
strategi kekebalan imunoterapi tumor dilakukan berdasar pada macam-macam bentuk kekebalan imunisasi pasif dengan efektor kekebalan tubuh diinjeksikan pada pasien kanker.
Banyak strategi kekebalan imunoterapi kanker yang baru didasarkan
pada usaha mendorong tanggapan kekebalan tubuh hospes untuk melawan
tumor,
Antibodi monoklonal pelawan bermacam-macam antigen tumor yang sering kali
berpasangan dengan toksin poten telah di uji pada banyak kanker. Antibodi terikat pada antigen tumor membawa toksin ke sel tumor dan mengaktifkan mekanisme efektor hospes seperti fagosit atau sistem komplemen, Contohnya antibodi untuk CD20 yang diekspresikan pada sel B, yang dipakai untuk
mengobati tumor sel B, biasanya dalam campuran dengan kemoterapi. sebab CD20 tidak diekspresikan oleh sel punca hematopoeitik, sel B normal dibentuk kembali sesudah pengobatan dan antibodi dihentikan, pada kanker payudara,
dengan memberikan antibodi melawan produk HER2/neu onkogen yang terekspresi berlebihan pada kanker payudara,
cara menstimulasi tanggapan kekebalan tubuh dalam melawan tumor adalah dengan memvaksinasi pasien dengan sel tumornya sendiri atau antigen dari sel-sel itu, untuk mendapatkan antigen tumor adalah untuk membentuknya dan memakainya untuk vaksinasi pasien melawan tumornya sendiri,
vaksinisasi dalam membasmi tumor dengan cara menginduksi CMI (sel T spesifik antigen) dan tanggapan kekebalan tubuh anti-tumor pada pasien. Namun, vaksinasi terhadap antigen tumor yang menetap harus dilakukan pada pasien usia muda saat sistem kekebalan tubuh paling efisien dalam mengenali dan membasmi antigen asing ,
Kendala dalam mengenali antigen tumor imunogenik dan mengembangkannya menjadi vaksin yang efektif memicu teori bahwa strategi terapi terbaik mungkin
adalah membiarkan pasien membentuk tanggapan kekebalan tubuh khusus terhadap tumornya sendiri dan mendesain metode terapi yang baru untuk mengoptimalkan pengobatan , dengan cara mengobati pasien dengan sitokin yang menstimulasi tanggapan kekebalan tubuh, Sitokin yang dipakai yaitu interleukin 2 (IL-2), namun terbatas sebab efek toksiknya ,
Sistem kekebalan tubuh pada Pasien Kemoterapi
Rekayasa genetika membentuk rekombinan hematopoeitik sitokin yang dinamakan CSF (colony stimulating factor) yang mampu melakukan stimulasi proliferasi dan diferensiasi populasi sel leukosit yang berbeda. Contohnya faktor
stimulator koloni granulosit pasien yang efektif untuk: mengurangi rawat inap , mengurangi infeksi; meningkatkan kualitas hidup pasien penerima kemoterapi, menurunkan neutrofil penia; mengurangi kerusakan dan lama kemoterapi; mengurangi rawat inap ,
Semua sel kekebalan tubuh tubuh (monosit,NK,neutrofil , limfosit) berkembang dari sel punca dalam sumsum tulang. Dalam sumsum tulang, ada 1 sel punca untuk tiap 100.000 sel darah,Limfosit untuk memediasi tanggapan kekebalan tubuh adaptif terhadap antigen intra dan ekstrasel termasuk sel kanker, Setiap hari, 1000 juta limfosit mati dan diganti oleh sel punca dalam sumsum tulang,
neutrofil adalah sel kekebalan tubuh pertama yang sampai di area infeksi dan garis pertahanan pertama melawan invasi patogen, neutrofil adalah 63% populasi leukosit, Sumsum tulang membentuk 1011 neutrofil /hari. Pada pasien normal, jumlah neutrofil tidak dipengaruhi oleh usia. neutrofil hidup singkat dalam sirkulasi,
Efek samping berbahaya dari kemoterapi dan radioterapi adalah supresi sumsum tulang sehingga sebagai terjadi pengurangan jumlah sel leukosit dalam darah (leukopenia) khususnya neutrofil penia yang adalah komplikasi dari kemoterapi kanker dan memicu kematian pada pasien kanker,
beberapa tipe vaksin kanker termasuk vaksin yang berisi,antaralain:
- mengembangkan sel dendritik dari pasien dengan cara mengisolasi prekusor sel dari darah dan mengembangbiakkan dalam perbenihan dengan
faktor pertumbuhan, memproduksi sel dendritik terhadap antigen tumor, dan memakainya sebagai vaksin ,agar sel dendritik mengandung antigen tumor sehingga akan serupa meniru jalur normal dari presentasi silang dan akan membentuk CTL melawan sel tumor. .Kapasitas luar biasa dari sel dendritik untuk menangkap antigen tumor bersama dengan kapasitasnya untuk menyajikan fragmen antigen itu, (dengan molekul MHC kelas I dan kelas II) kepada sel T CD4+ dan sel T CD8+ dan mengaktifkan tanggapan kekebalan tubuh adalah dasar dari vaksin kanker ,
- vaksin Gardasil untuk HPV yang dapat melindungi wanita dari kutil genital, terhadap kanker serviks, lesi prakanker ,Vaksin HPV sangat imunogenik dan memberikan proteksi dengan membentuk antibodi terhadap anti-HPV , Antigen tumor yang menetap akan dikenali dan diingat oleh sel-B dan sel-T memori yang telah ada dalam sistem kekebalan tubuh,
- Peptida (contoh, protein yang diperoleh dari melanoma),
- Protein yang dipanaskan pada suhu tinggi,
- Sel dendritik yang dirangsang oleh sitokin,antigen tumor, molekul
ko-stimulator ,- Vaksin yang berbasis DNA dan RNA,- Anti-idiopatik antibodi sebagai utusan antigen,- Sel tumor autolog yang utuh (berasal dari pasien itu sendiri) atau sel tumor alogenik yang utuh (berasal dari pasien lain), direkayasa dengan perubahan fisik, direkayasa gen (dengan IL-2), atau mencampur dengan adjuvants (contoh , pada BCG dengan suatu strain M.bovis)
- Ekstrak kasar sel tumor,
- Ekstrak yang sudah dimurnikan (contoh, gangliosid pada melanoma),
- pemanfaatan substansi yang memblok aksi kekebalan tubuhosupresi IL-10 dan TGF pada sistem kekebalan tubuh berperan dalam terapi kanker pasien mengingat IL-10 dan TGF bersifat imunosupresan dan menghambat tanggapan
sitotoksis sistem kekebalan tubuh (sel T dan makrofag) terhadap antigen
tumor,
- Vaksin diresepkan sebagai protein yang dicampur, vaksinasi dengan cara memakai plasmid berisi komplemen DNA (cDNA) mengkode suatu antigen tumor, Menyuntikkan plasmid memicu cDNA terekspresi dalam sel hospes, termasuk sel APC yang mengambil alih fungsi plasmid. Sel hospes membentuk antigen tumor, jadi menginduksi tanggapan sel T ,
-Banyak strategi stimulasi kekebalan tubuhitas anti-tumor berdasar pada
aktivasi limfosit dan regulasinya. Ide yang mendorong tanggapan kekebalan tubuh hospes melawan tumor adalah menghilangkan sinyal penghambatan normal dari limfosit-T. ternyata dengan memblok reseptor inhibitor sel T CTLA-4 akan menghasilkan tanggapan kekebalan tubuh yang dapat melawan tumor ,
yang ditransplantasi,
kekebalan imunoterapi selular adaptif diuji pada kanker metastasis yang
dilakukan dengan cara menyuntikkan sel T yang berisi CTL tumor yang dapat menemukan sel tumor dan kemudian memusnahkan tumor , Limfosit-T dapat di isolasi dari darah atau infitrat tumor dari seorang pasien, dikembangbiakkan
dalam perbenihan dengan faktor pertumbuhan, dan diinjeksikan kembali ke dalam jaringan tubuh pasien,
- gen sitokin dapat diekspresikan pada sel tumor dan dipakai untuk kekebalan imunisasi pasien sehingga diharapkan tanggapan sel T terhadap antigen tumor menjadi meningkat. Prinsip sama juga pada pemberian sel tumor yang
mengekspresikan ko-stimulator B7 sebagai vaksin tumor,
Gambar 1.1 Organ dan jaringan sistem kekebalan tubuh sebagai barier proteksi
tubuh terhadap infeksi
Gambar 2.1. Diagram tanggapan kekebalan tubuh non-spesi!k dan spesi!k sesudah
terserang mikroorganisme dan antigen. tanggapan kekebalan tubuh selular dan
humoral terlihat bersama dengan tahapan fagositosis oleh neutrofil !l.
Gambar 3.1 Diagram hubungan antara sel T dengan molekul
MHC kelas I, MHC kelas II, dan antigen (warna merah
Gambar 3.2. Antibodi tersusun oleh 2 lengan berat dan lengan ringan.
Bagian dari lengan yang unik dan berubah-ubah membiarkan antibodi
mengenali antigen yang sesuai.
![kekebalan tubuh 2](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEje3dp-rFH1shvY9VR6V2mZbFz5lebl1qDXAY7DflkNvt4s1VF1C6cBYWr4SGr3RbS0-28FDrZcANYzI27SfK3J3ltnN3bShZG0GatuCo_xM6Q4doXOYvAYxD02t4dR7I4VppHoXb4HkFFM/s72-c/IMG_1618208561452.gif)