obstetri dan ginekologi huruf A
ABORTUS
terhentinya proses kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. sebagai batasan kehamilan dengan bayi dibawah 22 minggu atau berat bayi kurang dari 500 gram,
penyebab abortus yaitu kelainan kromosom hasil konsepsi, trauma, kelainan alat kandungan ,
abortus gejalanya kehamilan muntah pada pagi hari terlambat haid, mual disertai perdarahan mulai bercak sampai bergumpal dan atau nyeri perut bagian bawah,
abortus kompletus (keguguran lengkap) gejalanya keluar jaringan hasil konsepsi utuh, perdarahan mulai berkurang berhenti, tanpa nyeri perut, ostium serviks sudah tertutup,
missed abortion (keguguran yang tertahan) gejalanya ostium serviks masih tertutup, pembesaran uterus tidak sesuai (lebih kecil) dari usia gestasi yang seharusnya.abortus dengan hasil konsepsi tetap tertahan intra uterin selama 2 minggu atau lebih. perdarahan sedikit, tanpa nyeri perut,
abortus imminens (ancaman keguguran) gejalanya nyeri perut tidak ada atau sedikit, belum ada pembukaan serviks perdarahan sedikit,
abortus insipiens (keguguran sedang berlangsung) gejalanya terdapat pembukaan serviks, tampak jaringan hasil konsepsi di ostium serviks,perdarahan banyak (dapat sampai bergumpal-gumpal), nyeri perut hebat,
abortus inkompletus (keguguran tidak lengkap) gejalanya keluar jaringan hasil konsepsi sebagian, ostium serviks bisa masih terbuka atau mulai tertutup, perdarahan banyak, nyeri perut sedang sampai hebat,
diagnosa :
rasa nyeri di daerah atas simpisis,
pembukaan ostium serviks,
terlambat haid (amenorhea) kurang dari 22 minggu,
perdarahan pervaginam, disertai jaringan hasil konsepsi,
pengobatan :
abortus imminens:
rawat inap 3 hari, sesudah rawat inap 3 hari, evaluasi ulang diagnosa , jika masih abortus imminens rawat inap di lanjutkan,pantang senggama,
duduk berdiri berjalan (mobilisasi bertahap) dimulai jika tidak ada perdarahan 1 hari, abortus tingkat selanjutnya,
lakukan pembebasan jalan nafas, pemberian oksigenasi (O2 2 – 4 liter per menit), pemasangan cairan intravena kristaloid (ringer laktat / ringer asetat / nacl 0,9 %) sesuai pedoman resusitasi,
Abortus Imminens:
abortus insipiens,
antibiotika profilaksis : ampisilin i.v sebelum tindakan kuretase.
perlu segera dilakukan pengeluaran hasil konsepsi dan pengosongan kavum uteri. dapat dilakukan dengan abortus tang, sendok kuret, dan kuret hisap
uterotonika : oksitosin 10 iu i.m
abortus inkompletus
dilakukan pengosongan kavum uteri. dilakukan dengan abortus tang, sendok kuret, dan kuret hisap,
kegawat daruratan :
oksigenisasi 2 – 4 liter/menit
Pemberian cairan i.v kristaloid (NaCl 0,9%, Ringer Laktat, Ringer Asetat)
Transfusi bila Hb kurang dari ‘ 3d 8 g/dl
Abortus Kompletus
evaluasi adakah komplikasi abortus (anemia dan infeksi),
jika ada komplikasi, pengobatan disesuaikan,
jika tanpa komplikasi, tidak perlu pengobatan khusus,
missed abortion
evaluasi hematologi rutin (leukosit, trombosit,hemoglobin, hematokrit) dan uji hemostasis (waktu pembekuan, fibrinogen, waktu perdarahan),
jika terjadi gangguan faal hemostasis dan hipofibrinogenemia, segera rujuk di rumah sakit yang mampu untuk transfusi trombosit / buffy-coat dan
komponen darah lainnya.
hasil konsepsi perlu dievakuasi dari kavum uteri. dilakukan sesudah dipastikan tidak ada gangguan faal hemostasis,
AMENORE
Amenore yaitu tidak terjadinya menstruasi,
bila menstruasi tidak pernah terjadi dinamakan amenore primer, bila menstruasi pernah terjadi namun kemudian berhenti selama 6 bulan atau lebih dinamakan amenore sekunder,
Amenore yang normal terjadi pada selama menyusui ,setelah menopause, sebelum masa pubertas, selama kehamilan,
amenore terjadi akibat adanya kelainan kelainan di ovarium (indung telur) ,sistem reproduksi , otak, kelenjar hipofisa, kelenjar tiroid, kelenjar adrenal,
saat dahulu semua masih dalam keadaan normal, hipotalamus bagian dari otak yang ada diatas kelenjar hipofisa mengirimkan sinyal sinyal kepada kelenjar hipofisa agar memproduksi hormon yang merangsang dilepaskannya sel telur oleh ovarium,
Pada penyekit tertentu, pembentukan hormon hipofisa yang tidaknormal dapat mengakibatkan terhambatnya pelepasan sel telur dan terganggunya proses hormonal yang terlibat dalam munculnya menstruasi yang datang tiba tiba,
penyebab amenore sekunder,antaralain:
lemak tubuh kurang dari 15 percent , mengkonsumsi hormon hormon tambahan,
obesitas berlebihan, stres emosional, menopause,
kelainan endokrin ( sindroma cushing yang memproduksi banyak hormon kortisol oleh kelenjar adrenal), obat-obatan fenotiazid, busulfan, klorambusil, siklofosfamid, pil kb, prosedur dilatasi dan kuretase, kelainan pada rahim, seperti mola hidatidosa (tumor plasenta) , kelainan pada rahim, seperti sindrom asherman (pembentukan jaringan parut pada lapisan rahim akibat infeksi atau pembedahan),
kehamilan, kecemasan ketakutan kekhawatiran akan terjadi kehamilan tidak diinginkan , berat badan terjun bebas, olah raga berenang yang berlebihan,
Penyebab amenore primer ,antaralain:
hiperplasia adrenal kongenital,penyakit menahun,kekurangan gizi,
penyakit cushing,fibrosis kistik,penyakit jantung bawaan (sianotik),
obesitas ,hipoglikemia,disgenesis gonad,hipogonadisme hipogonadotropik,
sindroma feminisasi testis,hermafrodit ,tertundanya menarke menstruasi pertama,
kelainan bawaan pada sistem kelamin seperti adanya lubang pada selaput yang menutupi vagina terlalu sempit atau himen imperforata, tidak mempunyai rahim atau vagina, adanya sekat pada vagina, serviks yang sempit,
berat badan turun akibat kemiskinan, diet berlebihan, anoreksia nervosa, bulimia, sakit ,kelainan bawaan pada sistem kelamin,
kelainan kromosom ( sindroma turner atau sindroma swyer) dimana sel hanya mengandung 1 kromosom x),kraniofaringioma, tumor ovarium, tumor adrenal,
hipotiroidisme,sindroma adrenogenital,sindroma prader-willi,
penyakit ovarium polikista,
gejala amenore ,antaralain:
bila penyebabnya kehamilan maka ditemukan morning sickness dan pembesaran perut,
bila penyebabnya kadar hormon tiroid yang tinggi maka gejalanya yaitu kecemasan, kulit yang hangat dan lembab, denyut jantung yang cepat,
sindroma cushing menyebabkan wajah bulat (moon face), perut buncit , lengan dan tungkai kurus,
sakit kepala,
galaktore (pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak sedang menyusui),
gangguan penglihatan (pada tumor hipofisa),
penurunan atau penambahan berat badan ,
vagina yang kering,
hirsutisme pertumbuhan rambut yang berlebihan pada wanita yang mengikuti pola laki laki, perubahan suara menjadi besar dan perubahan ukuran payudara semakin datar,
gejalanya tergantung penyebabnya,
bila penyebabnya kegagalan mengalami pubertas, maka tidak akan ada tanda-tanda pubertas seperti rambut kemaluan ,perubahan bentuk tubuh, pembesaran payudara, pertumbuhan rambut halus lainnya ,
diagnosa berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan ,antaralain:
CT scan kepala (bila diduga ada tumor hipofisa),biopsi endometrium,
progestin withdrawal,kadar prolaktin,kadar hormon testosteron,
tes fungsi tiroid,tes kehamilan,kadar FSH (follicle stimulating hormone)< LH (luteinizing hormone), TSH (thyroid stimulating hormone),
kariotipe untuk mengetahui adanya kelainan kromosom,
pengobatan:
pembedahan untuk mengangkat tumor bila penyebabnya adalah tumor,
bromokriptin untuk mengatasi tumor hipofisa yang terletak di dalam otak dan
untuk mencegah pelepasan prolaktin yang berlebihan oleh tumor ini,
. terapi penyinaran dilakukan bila pemberian obat atau pembedahan gagal,
pengobatan tergantung penyebabnya,
bila penyebabnya berat badan turun atau obesitas maka menjalani diet ,
bila penyebabnya olah raga yang berlebihan maka harus menguranginya,
bila seorang anak wanita belum pernah mengalami menstruasi dan semua hasil pemeriksaan normal, maka dilakukan pemeriksaan setiap 6 bulan untuk memantau perkembangan pubertasnya,
progesteron untuk merangsang menstruasi ,
estrogen untuk merangsang pubertas pada anak wanita yang payudaranya belum membesar rambut kemaluan belum tumbuh,
ATONIA UTERI
atonia uteri yaitu pendarahan obstetri yang disebabkan kegagalan uterus untuk berkontraksi sesudah kelahiran , atonia uteri yaitu myometrium tidak dapat berkontraksi dan keluarnya darah dari tempat implantasi plasenta dan menjadi tidak terkendali, atonia uteri penyebab perdarahan pospartum dini dan menjadi alasan untuk melakukan histerektomi postpartum. kontraksi uterus merupakan mekanisme untuk mengendalikan perdarahan sesudah melahirkan,
overdistensi uterus merupakan faktor yang mengakibatkan terjadinya atonia uteri, overdistensi uterus bisa disebabkan oleh kelainan janin, kelainan struktur uterus, distensi akibat akumulasi darah di uterus baik sebelum atau sesudah plasenta lahir, kehamilan ganda, janin makrosomia, polihidramnion,
memijat-mijat dan mendorong uterus, lemahnya kontraksi miometrium sebagai akibat dari kelelahan karena persalinan lama atau persalinan yang memerlukan tenaga yang banyak, umur yang terlalu muda dan terlalu tua, terutama jika diberikan stimulasi pada ibu, pengaruh obat-obatan memicu inhibisi kontraksi seperti: magnesium sufat ,nipedipin,anastesi yang terhalogenisasi, nitrat, obat-obatan anti inflamasi nonsteroid, hipoksia akibat hipoperfusi ,uterus couvelaire pada abruptio plasenta, ibu dengan kesehatan buruk, anemia, menderita penyakit yang menahun, plasenta letak rendah, partus lama (terlantar) toksin bakteri (septikemia, korioamnionitis, endometritis),
pencegahan atonia uteri:
pemeriksaan pada semua wanita yang bersalin, dapat mengurangi jumlah pedarahan dalam persalinan, anemia, dan kebutuhan transfusi darah. pemberian oksitosin pada pemeriksaan dapat mengurangi resiko terjadinya pendarahan post partum juga dapat mengurangi kebutuhan obat , selain mencegah pendarahan, oksitosin tidak memicu kenaikan tekanan darah.
diagnosa:
jika penimbunan darah intrauterine dan intravagina tidak diketahui atau ruptur uteri dengan pendarahan intraperitoneum, diagnosa pendarahan post partum seharusnya mudah. pembedahan sementara antara pendarahan akibat atonia uteri dan akibat laserasi berdasarkan kondisi uterus. jika pendarahan terus terjadi meskipun uterus berkontraksi kuat, penyebab pendarahan yaitu laserasi. darah merah segar menandakan adanya laserasi. guna meyakinkan laserasi sebagai penyebab pendarahan, maka dilakukan penelitian vagina, serviks dan uterus,
kadang-kadang pendarahan disebabkan oleh atonia maupun trauma, terutama sesudah persalinan operasi . perlu dilakukan penelitian vagina, setelah setiap pelahiran untuk analisa pendarahan akibat laserasi. pemberian anestesia harus kuat untuk mencegah rasa tidak nyaman saat pemeriksaan. pemeriksaan rongga uterus, serviks, keseluruhan vagina harus dilakukan sesudah ekstraksi bokong, versi podalik internal, dan pelahiran pervaginam pada wanita yang pernah menjalani seksio sesarea. ini berlaku pada pendarahan berlebihan selama dua persalinan,
pelaksanaan atonia uteri:
gunakan sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril, dengan lembut masukkan secara obstetrik (menyatukan kelima ujung jari) melalui introitus dan ke dalam vagina ibu,
periksa vagina dan serviks. bila ada selaput ketuban atau bekuan darah pada kavum uteri mungkin ini memicu uterus tidak dapat berkontraksi ,
kepalkan tangan dalam dan tempatkan pada forniks anterior, tekan dinding anterior uterus, ke arah tangan luar yang menahan dan mendorong dinding posterior uterus kearah depan sehingga uterus ditekan dari arah depan ke belakang.
tekan kuat uterus di antara kedua tangan. kompresi uterus ini memberikan tekanan langsung pada pembuluh darah yang terbuka (bekas implantasi plasenta) di dinding uterus dan juga merangsang miometrium untuk berkontraksi,
bila uterus bekontraksi dan pendarahan berkurang, lakukan KBI selama 2 menit, kemudian perlahan-lahan keluarkan tangan dan pantau pasien ,
bila uterus berkontraksi nanun pendarahan masih berlangsung, periksa ulang perineum, vagina dan serviks apakah terjadi laserasi. bila ya , segera lakukan penjahitan untuk menghentikan pendarahan. bila uterus tidak berkontraksi selama 5 menit, ajarkan keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksternal (KBE) kemudian lakukan atonia uteri selanjutnya.
Berikan 0,2 mg ergometrin IM atau misoprostol 600-1000 mcg per rectal. Jangan berikan ergometrin kepada pasien dengan hipertensi karena ergometrin dapat menaikkan tekanan darah.
Gunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau 18), pasang infus dan berikan 500cc larutan Ringer Laktat yang mengandung 20 unit oksitosin.
Pakai sarung tangan steril atau desinfeksi tingkat tinggi dan ulangi KBI.
bila uterus tidak berkontraksi dalam waktu 1 sampai 2 menit, segera bawa pasien ie rumah sakit karena ini bukan atonia uteri sederhana. pasien
memerlukan tindakan gawat darurat di fasilitas kesehatan rujukan yang mampu melakukan tindakan operasi dan transfusi darah,
sambil membawa pasien ke rumah sakit teruskan tindakan KBI dan infus cairan hingga ibu tiba di rumah sakit , infus 500 ml pertama dihabiskan dalam waktu 10 menit.berikan tambahan 500 ml/jam hingga tiba di rumah sakit atau hingga jumlah cairan yang diinfuskan mencapai 1,5 l dan kemudian lanjutkan dalam jumlah 125cc/jam. bila cairan infus tidak cukup, infuskan 500 ml (botol kedua) cairan infus dengan tetesan sedang dan ditambah dengan pemberian cairan secara oral untuk rehidrasi,
obstetri dan ginekologi huruf D
DISMENORE
Dismenore yaitu nyeri perut yang berasal dari kram rahim yang muncul selama menstruasi, dismenore primer yaitu bila tidak ditemukan penyebab yang mendasarinya dan dismenore sekunder bila penyebabnya adalah kelainan kandungan, dismenore primer dialami pada masa remaja, 2-3 tahun sesudah menstruasi pertama, nyeri semakin parah saat bekuan atau potongan jaringan dari lapisan rahim melewati serviks (leher rahim), terutama bila saluran serviksnya sempit , nyeri pada dismenore primer mungkin berasal dari kontraksi rahim yang dirangsang oleh prostaglandin,
faktor yang bisa memperparah dismenore ,antaralain:
pertambahan umur dan kehamilan akan menyebabkan menghilangnya dismenore primer, ini karena adanya kemunduran saraf rahim akibat penuaan dan hilangnya sebagian saraf pada akhir kehamilan ,
rahim yang menghadap ke belakang (retroversi),
tidak pernah berolah raga berenang ,
dismenore mirip dengan nyeri yang dirasakan wanita hamil yang mendapatkan suntikan prostaglandin untuk merangsang persalinan,
dismenore sekunder jarang ditemukan dan dialami wanita yang mengalami dismenore,
perbedaan beratnya nyeri tergantung kepada kadar prostaglandin. wanita yang mengalami dismenore mempunyai kadar prostaglandin 5-13 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak mengalami dismenore,
penyebab dari dismenore sekunder ,antaralain:
perlengketan tidak normal antara organ di dalam perut,
pemakaian IUD ,dismenore sekunder mulai pada usia 20 tahun,
endometriosis,fibroid,adenomiosis,peradangan tuba falopii,
gejala dismenore antaralain : nyeri pada perut bagian bawah yang menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai,
nyeri dirasakan mirip kram yang hilang-timbul atau terus menerus terasa ,
nyeri mulai ada sesaat sebelum atau selama menstruasi, mencapai puncaknya dalam waktu 1 hari dan setelah 2 hari akan menghilang,
sakit kepala, mual, sembelit ,mual , diare , sering berkemih. muntah.
pengobatan: obat anti peradangan non-steroid seperti asam mefenamat, ibuprofen, naproxen untuk mengurangi rasa nyeri , obat ini mulai diminum 2 hari sebelum menstruasi dan dilanjutkan sampai hari 1-2 menstruasi.,
bila nyeri terus dirasakan maka diberikan medroxiprogesteron atau pil KB dosis rendah yang mengandung estrogen dan progesteron ,pemberian obat ini untuk mencegah ovulasi (pelepasan sel telur) dan mengurangi pembentukan prostaglandin, bila obat ini juga tidak efektif, maka dilakukan pemeriksaan laparoskopi, atau ablasio endometrium, yaitu suatu prosedur dimana lapisan rahim dibakar atau diuapkan dengan alat pemanas,
DISPAREUNIA
dispareunia yaitu nyeri pada alat kelamin atau di dalam panggul selama melakukan hubungan seksual,
prostatitis atau peradangan kelenjar prostat atau pemakaian obat anti-depresi seperti klomipraminv,amoksapin, imipramin memicu nyeri pada pasien laki laki saat sudah mencapai puncak orgasme,
dispareunia terjadi pada wantia,
nyeri muncul saat pertama kali melakukan hubungan seksual ,
penyebab dispareunia antaralain:
pembedahan untuk memperbaiki jaringan yang rusak sesudah melahirkan , pembedahan yang menyebabkan penyempitan vagina,
peradangan dan infeksi vagina (vaginitis),
infeksi leher rahim, infeksi rahim , infeksi saluran telur,
endometriosis,
tumor-tumor panggul,
perlekatan (jaringan fibrosa) yang terbentuk sesudah penyakit panggul atau pembedahan,
terapi radiasi untuk kanker memicu perubahan dalam jaringan,
seorang wanita yang belum pernah melakukan hubungan seksual, suatu lipatan selaput (hymen, selaput dara) akan menutup sebagian atau seluruh jalan masuk ke vagina,
penembusan oleh penis hubungan seksual merusak selaput dara ini dan menyebabkan nyeri,
infeksi atau peradangan pada kelenjar di kemaluan kelanjar bartholin atau kelenjar skene,
reaksi alergi terhadap busa atau jeli kontrasepsi,
kelainan bawaan selaput dara yang kaku atau pembentukan dinding vagina yang tidak normal,
kekurangan estrogen, yang terjadi sesudah menopause, memicu kekeringan dan penipisan dinding vagina,
faktor psikis yang menyebabkan kelainan ini ,antaralain:
kemarahan atau perasaan jijik,kecemasan , kekhawatiran ketakutan terhadap pasangan hubungan seksualnya ,
gejalanya yaitu nyeri pada alat kelamin , nyeri di dalam panggul yang terjadi selama melakukan hubungan seksual,
diagnosa pada pemeriksaan panggul menentukan apakah penyebabnya adalah masalah fisik atau masalah psikis.,
pengobatan:
salep anestetik untuk mengurangi nyeri,
pelumas sebelum melakukan hubungan seksual untuk mengurangi nyeri dan kejang otot,
Wanita yang memasuki masa menopause menggunakan krim estrogen atau pil estrogen untuk meningkatkan pelumasan ,
bila vulva bengkak dan nyeri, dikompres dengan verban yang telah dibasahi dengan larutan alumunium asetat,
DYSFUNCTIONAL UTERINE BLEEDING (PERDARAHAN RAHIM DISFUNGSIONAL)
perdarahan rahim disfungsional yaitu perdarahan tidak normal akibat perubahan hormonal, perdarahan rahim disfungsional terjadi pada awal dan akhir masa reproduktif yaitu gadis remaja ,
perdarahan rahim disfungsional disebabkan oleh adanya kelainan hormon yang mempengaruhi pengendalian sistem reproduksi oleh hipotalamus dan kelenjar hipofisa, pada perdarahan rahim disfungsional kadar estrogen tetap, sehingga terjadi penebalan lapisan rahim , kemudian lapisan rahim dilepaskan secara tidak lengkap dan tidak teratur, mengakibatkan perdarahan,
perdarahan terjadi bertahan lama terjadi secara tidak teratur kadang-kadang sangat banyak,
diagnosa berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan panggul,
pemeriksaan LH,biopsi endometrium,pemeriksaan dilatasi dan kuretase,
prosedur USG panggul,pemeriksaan darah lengkap,pemeriksaan serum HCG (tes kehamilan),pemeriksaan fungsi tiroid, pemeriksaan kadar prolaktin, pemeriksaan androgen, pemeriksaan FSH,
pengobatan tergantung kepada usia , keadaan lapisan rahim dan rencana untuk hamil lagi,
bila lapisan rahim menebal dan mengandung sel-sel tidak normal terutama bila usia penderita lebih dari 35 tahun dan tidak mempunyai rencana untuk hamil lagi, maka dilakukan histerektomi (pengangkatan rahim), sebab sel-sel yang tidak normal dapat berubah menjadi ganas,
bila perdarahannya ringan, diberkan pil kb dosis rendah,
jika pengobatan dengan pil kb atau estrogen tidak berhasil, diberikan progestin per-oral selama 10-14 hari/bulan,
jika penderita masih ingin hamil, untuk merangsang pelepasan sel telur bisa diberikan clomifene.
bila lapisan rahim menebal namun sel-selnya normal dan perdarahannya hebat, diberikan pil KB dosis tinggi yang mengandung estrogen dan progestin atau diberikan estrogen intravena (melalui pembuluh darah) yang diikuti dengan pemberian progestin per-oral (melalui mulut).
bila hormon tidak efektif, maka dilakukan prosedur dilatasi dan kuretase, dimana jaringan dari lapisan rahim dibuang melalui kureetase.
obstetri dan ginekologi huruf V
VAGINISMUS
Vaginismus yaitu kontraksi yang tidak disadari dari otot vagina bagian bawah yang menghalang halangi masuknya penis ke dalam vagina,
vaginismus akibat dari keinginan bawah sadar pasien untuk mencegah penetrasi masuknya penis ke dalam vagina , vaginismus akibat sudah pernah merasakan sakit pada hubungan seksual yang terdahulu, karena: takut hamil,
bila vaginismus parah maka pasien diajarkan teknik mengurangi kejang otot,
dengan memasukan alat yang telah diberi pelumas ke dalam vaginanya,
VAGINITIS & VULVITIS
Vulvovaginitis yaitu peradangan pada vulva dan vagina,
Vaginitis yaitu peradangan pada lapisan vagina,
Vulvitis yaitu peradangan pada vulva organ kelamin luar wanita
penyebab vaginitis & vulvitis, antaralain:
infeksi protozoa trichomonas vaginalis,
infeksi virus virus papiloma manusia dan virus herpes,
infeksi bakteri klamidia, gonokokus ,
infeksi jamur kandida , terutama pada pemakai antibiotik, penderita diabetes, wanita hamil ,
infeksi zat atau benda seperti :
sabun cuci , pelembut pakaian,spermisida, pembilas vagina,deodoran,pelumas, zat di dalam air mandi,kondom, diafragma, penutup serviks , spons,perubahan hormonal,
gejala gejalanya ,antaralain:
rasa gatal pada vulva disebabkan oleh infeksi virus papiloma manusia maupun karsinoma in situ (kanker stadium awal yang belum menyebar ke daerah lain).
luka terbuka yang menimbulkan nyeri di vulva disebabkan oleh infeksi herpes atau abses,
luka terbuka tanpa rasa nyeri disebabkan ole kanker atau sifilis.
kutu kemaluan (pedikulosis pubis) menyebabkan gatal-gatal di daerah vulva.
gejala nya yaitu keluarnya cairan aneh dari vagina,
sebab tampak lebih kental dibandingkan cairan yang normal, muncul gatal-gatal ,jumlahnya banyak, bau,
infeksi vagina karena bakteri mengeluarkan cairan berwarna putih, penurunan keasaman vagina mengakibatkan bakteri semakin banyak ,
vulva terasa agak gatal ,
infeksi jamur menyebabkan gatal-gatal pada vulva dan vagina,
infeksi ini berulang pada wanita yang mengkonsumsi antibiotik penderita diabetes ,
infeksi karena trichomonas vaginalis memproduksi cairan tidak sedap,
cairan yang encer dan terutama bila mengandung darah, disebakan kanker vagina, serviks (leher rahim) atau endometrium,
polip pada serviks bisa menyebabkan perdarahan vagina sesudah melakukan hubungan seksual,
Diagnosa berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan pemeriksaan cairan yang keluar dari vagina, untuk vulvitis menahun yang gagal dalam pengobatan maka dilakukan pemeriksaan biopsi jaringan, cairan diperiksa dengan mikroskop setelah dibiakkan untuk mengetahui organisme penyebabnya,
pemeriksaan Pap smear Untuk mengetahui adanya keganasan
bila penyebabnya yaitu infeksi, diberikan antibiotik, anti-jamur atau anti-virus, tergantung kepada organisme penyebabnya,
diberikan jeli asam propionat agar cairan vagina lebih asam sehingga mengurangi pertumbuhan bakteri, terapi sulih estrogen untuk mengatasi penipisan lapisan vagina setelah menopause ,
untuk mengatasi gejalanya dilakukan pembilasan vagina dengan campuran cuka dan air. namun pembilasan ini tidak boleh dilakukan terlalu lama dan terlalu sering sebab akan memicu peradangan panggul,
krim estrogen selama 7-10 hari dioleskan bila akibat infeksi labia (lipatan kulit di sekitar vagina dan uretra) menjadi menempel satu sama lain, estrogen bentuk tablet, plester kulit maupun krim yang dioleskan langsung ke vulva dan vagina.
obat obatan krim, tablet vagina atau supositoria seperti miconazole, clotrimazole, butoconazole atau terconazole ,
obat tablet fluconazole atau ketoconazole,
obat tablet vagina metronidazole clindamycin atau tablet metronidazole untuk mengatasi bakteri ,
virus papiloma manusia (kutil genitalis) diberikan asam triklorasetat yang dioleskan ke kutil , untuk infeksi berat diberikan larutan nitrogen atau fluorouracil yang dioleskan ke kutil , virus herpes diberikan tablet atau salep acyclovir ,
bila penyebabnya gonokokus biasanya diberikan suntikan ceftriaxon dan tablet doxicyclin klamidia doxicyclin atau azithromycin (tablet) trikomonas metronidazole (tablet)
untuk gatal-gatal yang bukan disebabkan oleh infeksi maka dioleskan krim atau salep corticosteroid dan antihistamin per-oral (tablet),
krim atau tablet acyclovir diberikan untuk mengurangi gejala infeksi herpes ,
hindari bathtub dan pusaran air panas spa. bilas sabun dari luar area genital sesudah mandi, keringkan area untuk mencegah iritasi. jangan gunakan sabun wangi atau kasar, seperti yang dengan deodoran atau antibakteri.
hindari iritasi. ini termasuk tampon dan bantalan berparfum,
usap dari depan ke belakang setelah menggunakan toilet. hindari penyebaran bakteri dari tinja ke vagina.
jangan menggunakan douche yang mengganggu organisme normal yang berada di vagina douche tidak menghilangkan sebuah infeksi vagina.
obstetri ginekologi A D V
Reviewed by bayi
on
Mei 27, 2022
Rating:
About
LINK VIDEO