obstreti dan ginekologi huruf I K

obstetri dan ginekologi huruf    I

INFEKSI POSTPARTUM
 
infeksi postpartum  atau  infeksi masa nifas masih menjadi  penyebab  angka kematian ibu  atau  AKI  tinggi  ,  infeksi luka jalan lahir pasca persalinan, biasanya dari endometrium bekas insersi plasenta , demam dalam nifas akibat tifus,infeksi nifas ,  pielitis, infeksi jalan lahir, pernapasan, malaria, 
Infeksi postpartum yaitu  infeksi bakteri pada traktus genitalia, yang muncul  setelah ibu  melahirkan. Morbiditas nifas gejalanya  suhu naik  38’ c  selama 2 hari ,  Kenaikan suhu  terjadi setelah  1 hari  setelah    persalinan dalam 10 hari pertama masa nifas, 
Infeksi nifas sesudah  pervaginam  mengenai area  implantasi plasenta ,  desidua dan  miometrium didekatnya. cairan  yang keluar berbau, cairan banyak, cairan berdarah ,cairan  berbusa ,  Involusi uterus  terhambat. Potongan mikroskopis mungkin memperlihatkan lapisan bahan nekrotik di superficial yang mengandung bakteri ,  leukosit padat.
saat   persalinan, bakteri yang menyerang  servik dan vagina memperoleh akses ke cairan amnion, dan postpartum bakteri-bakteri ini akan menginvasi jaringan mati di tempat histerektomi. Kemudian terjadi seluletis para metrium dengan infeksi jaringan ikat fibroareolar retroperitonium panggul.  ini  karena   penyebaran limfogen ogranisme dari tempat laserasi servik atau insisi/ laserasi uterus yang terinfeksi. Proses biasanya terbatas jaringan para vagina dan jarang meluas kedalam panggul, 
banyak cara   kuman  agar dapat  memasuki   ke dalam alat kandungan wanita  seperti  endogen (dari jalan lahir sendiri),eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh) 
penyebab kuman  memasuki   ke dalam alat kandungan wanita   yaitu  streptococcus anaerob yang sebenarnya tidak patogen sebagai penghuni  jalan lahir.
 kuinan-kuman yang  bisa memasuki   ke dalam alat kandungan wanita  dan meninggalkan   infeksi antara lain :
kuman streptococcus haemoliticus anaerobic  diketahui mampu keluar masuk 
 secara eksogen dan kemudian  meninggalkan   infeksi parah  ,  infeksi ini berbentuk  eksogen  yaitu  ditularkan dari penderita lain , 
kuman  staphylococcus aureus diketahui mampu keluar masuk 
 secara eksogen dan kemudian  meninggalkan  infeksi  sedang,
kuman   escherichia coli diketahui mampu sering  keluar masuk  sebab  berasal dari kandung kemih dan rektum penderita  kemudian  meninggalkan  infeksi  terbatas pada  perineum, vulva, dan endometriurn namun  kebanyakan meninggalkan
 infeksi traktus urinarius, 
kuman  clostridium welchii  yang diketahui mampu   keluar  masuk ini  sekarang 
jarang ditemukan akan tetapi  jika  ditemukan maka  sangat berbahaya sebab 
kuman ini bersifat anaerob   meninggalkan  infeksi  pada abortus kriminalis dan partus yang ditolong oleh dukun dari luar rumah sakit,
 cara cara penyebaran penularan dan  terjadinya infeksi, antaralain: 
 hospital infection adalah kontaminasi berbagai macam bakteri kuman virus mikroorganisme patogen dan  jamur yang dibawa pengunjung  rumah sakit,  kuman-kuman ini  tersimpan di dalam  benda-benda  yang dibawa  pengunjung kemudian menetap di   rumah sakit , 
jari tangan tangan  pasien sendiri  atau penolong dalam praktek  pemeriksaan pengobatan  sudah membawa bakteri yang sudah ada dalam kandungan ibu hamil lalu  ke dalam uterus. mungkin   bahwa jari  tangan dan peralatan medis   yang dimasukkan ke dalam jalan lahir tidak  bebas dari  berbagai macam  kuman-kuman, 
 droplet infeksion atau  jari  tangan dan  berbagai  peralatan medis   yang dimasukkan ke dalam jalan lahir sudah pernah   terkena kontaminasi berbagai macam bakteri kuman virus mikroorganisme patogen dan  jamur, 
faktor predisposisi infeksi postpartum ,antaralain: 
 teknik aseptic tidak sempurna,   tidak atau lupa  mencuci tangan, 
 manipulasi intrauteri (  eksplorasi uteri, pengeluaran plasenta manual)
   trauma jaringan yang luas atau luka terbuka, seperti laserasi yang tidak diperbaiki,
  hematoma, hemoragi, khususnya jika kehilanagn darah lebih dari 1.000 ml,  pelahiran operatif, terutama pelairan melalui SC, retensi sisa plasenta atau membrane janin, perawatan perineum tidak memadai,  infeksi serviks atau PMS yang tidak diobati  : vaginosis bakteri, klamidia, gonorrhea,  persalinan lama, khususnya dengan pecah ketuban,   pecah ketuban yang lama sebelum persalinan, 
      bermacam-macam pemeriksaan vagina selama persalinan, khususnya pecah ketuban,
tanda dan gejala infeksi antaralain :   suhu tubuh naik ,malaise , nyeri,   berbau tidak sedap,  kecepatan nadi tinggi  terutama pada infeksi berat , 
 walau  infeksi pascapartum terbanyak adalah endometritis, yang jauh lebih umum terjadi setelah pelahiran SC dibandingkan  pelahiran pervaginam, adanya laserasi atau trauma  jaringan dalam saluran genetalia dapat terkena infeksi setelah melahirkan,  penyebaran infeksi yang berasal dari infeksi local dan menyebar melalui jalur sirkulasi vena dan limfatik sehingga menyebabkan  infeksi bakteri di tempat yang lebih jauh.  infeksi puerperium meluas hingga femoral, bakterimia,  selulitis panggul, salpingitis, ooforitis, peritonitis, tromboflebitis panggul , 
pencegahan infeksi nifas pada   masa kehamilan yaitu
jangan melakukan  pemeriksaan dalam kalau tidak ada indikasi yang perlu,
koitus  pada  hamil  tua segera   dihindari  atau  dikurangi  atau  dilakukan hati-hati sebab  dapat menyebabkan pecahnya ketuban. jika  ini terjadi infeksi  mudah masuk dalam jalan lahir,  mencegah faktor-faktor predisposisi seperti mengobati penyakit  ibu,anemia, malnutrisi , kelemahan ,
 pencegahan infeksi nifas pada   masa   selama nifas,yaitu:
peralatan medis , luka-luka  jangan sampai terkena infeksi, kesemuanya  harus steril, pasien  infeksi nifas  diisolasi dalam ruangan khusus, tidak  dengan ibu sehat,
 pengunjung-pengunjung  dibatasi
 pencegahan infeksi nifas pada   masa selama persalinan   yaitu
usaha-usaha   pencegahan   adalah   membatasi   sebanyaknya   kemungkinan kemungkinan    masuknya kuman-kuman dalam jalan lahir ,antaralain: 
 alat-alat dan kain-kain yang dipakai dalam persalinan harus suci hama.
 hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan pemeriksaan pemeriksaan  hanya bila  ada indikasi saja  dengan sterilisasi yang berkualitas , apalagi jika  ketuban telah pecah.
hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama  atau menjaga supaya persalinan tidak berlarut-larut, 
menjalankan  persalinan dengan resiko kesalahan  sedikit mungkin,
 menjaga sterilitas, 
 mencegah terjadinya perdarahan banyak, bila terjadi darah yang hilang harus segera diganti dengan tranfusi darah, 
semua petugas dalam kamar bersalin harus menutup hidung dan mulut dengan masker; yang menderita infeksi pernafasan tidak diperbolehkan masuk ke kamar bersalin,
  penanganan : 
antisipasi  dengan faktor predisposisi dan masalah dalam proses persalinan  yang dapat  berlanjut menjadi  komplikasi dalam masa nifas, 
pemantauan  pengamatan dan pengobatan terhadap  infeksi pada saat kehamilan dan  persalinan, 
 penderita jika  masa kritis belum berakhir jangan dipulangkan kerumah asalnya, 
 gejala-gejala yang harus diwaspadai  harus mendapat pertolongan dengan segera,
karena hasil pemeriksaan memerlukan waktu,  berikan antibiotika spektrum luas (broad spektrum) menunggu hasil laboratorium, 
pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh penderita, infus atau transfusi darah diberikan, 
hati-hati bila ada abses, jaga supaya nanah tidak masuk ke dalam rongga perineum
suhu harus diukur dari mulut  4 kali sehari,
berikan  antibiotik, 
lakukan transfusi darah ,
   berikan hidrasi oral/iv secukupnya   bagi bayi baru lahir, dari ibu yang mengalami infeksi pada saat persalinan, 
  segera dilakukan pembiakan (kultur) dan sekret vagina, luka operasi dan darah serta uji kepekaan untuk mendapatkan antibiotika, 
berikan dalam dosis yang sesuai, 





obstetri dan ginekologi huruf K


KANKER LEHER RAHIM (SERVIKS)

Kanker Leher Rahim (Kanker Serviks) yaitu tumor ganas yang berkembangbiak  di dalam leher rahim/serviks (bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina , kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan  sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam rahim.
penyebab  Kanker serviks yaitu  terjadi   jika sel-sel serviks menjadi tidaknormal  dan membelah secara tidak  terkendali, 
bila  sel serviks terus membelah maka akan terbentuk suatu massa jaringan yang bernama  tumor yang  bersifat jinak atau ganas. bila  tumor ini  ganas, maka dinamakan  kanker serviks, 
Penyebab terjadinya kelainan pada sel-sel serviks tidak diketahui namun  ada  beberapa faktor  yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks,antaralain: 
-pemakaian DES (dietilstilbestrol) digunakan pada tahun 1940-1970 pada wanita hamil untuk mencegah keguguran ,
-gangguan sistem kekebalan tubuh, 
-pemakaian pil KB,
-infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun,
 -tidak mampu melakukan pap smear secara rutin,
-keadaan prekanker pada serviks,
- HPV (human papillomavirus) HPV  adalah virus penyebab kutil genitalis (kondiloma akuminata) yang ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45 dan 56.
-hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini,
-berganti-ganti pasangan seksual,
sel-sel pada permukaan serviks kadang terlihat  tidak normal  tetapi tidak ganas.
beberapa perubahan  tidak normal  pada sel-sel serviks merupakan  awal dari  perubahan yang berjalan lambat, yang beberapa tahun kemudian  mengakibatkan  kanker, 
 perubahan   tidak normal  pada sel-sel di permukaan serviks, dinamakan  lesi skuamosa intraepitel (lesi artinya kelainan jaringan, intraepitel artinya sel-sel yang   tidak normal  hanya ada  di lapisan permukaan).
perubahan pada sel-sel ini  dibagi ke dalam 2 jenis ,antaralain:
lesi tingkat rendah atau displasia ringan atau neoplasia intraepitel servikal 1 (NIS 1). : yaitu  perubahan dini pada ukuran sel , bentuk sel  dan jumlah sel yang membentuk permukaan serviks. beberapa lesi tingkat rendah menghilang dengan sendirinya. sedang  yang lainnya tumbuh menjadi lebih besar dan lebih tidak normal , membentuk lesi tingkat tinggi,
lesi tingkat rendah  ditemukan pada wanita yang berusia 25-35 tahun, 
lesi tingkat tinggi : ditemukan sejumlah besar sel prekanker yang tampak sangat berbeda dari sel yang normal., 
perubahan prekanker ini hanya terjadi pada sel di permukaan serviks. selama  bertahun-tahun, sel-sel itu  tidak akan menjadi ganas dan tidak akan menyusup ke lapisan serviks yang lebih dalam, 
lesi tingkat tinggi dinamakan  karsinoma in situ,displasia menengah atau displasia berat, NIS 2 atau 3, 
lesi tingkat tinggi  sering ditemukan pada wanita yang berusia 30-40 tahun, 
jika sel-sel tidak normal   menyebar lebih dalam ke dalam serviks atau ke jaringan  organ lainnya, dinamakan  kanker serviks atau kanker serviks invasif.
kanker serviks  sering ditemukan pada usia diatas 40 tahun.
gejala: 
perubahan prekanker pada serviks  tidak memicu  gejala dan perubahan ini tidak terdeteksi kecuali jika wanita itu menjalani pemeriksaan panggul dan pap smear, 
gejala  baru muncul saat  sel serviks yang tidak normal  berubah menjadi ganas  dan menyusup ke jaringan di sekitarnya.  saat ini akan timbul gejala ,antaralain: 
perdarahan vagina yang tidak normal ,  diantara 2 menstruasi, sesudah  melakukan hubungan seksual dan sesudah  menopause, 
keputihan yang menetap, dengan cairan yang encer  mengandung darah berbau busuk  ,menstruasi tidak normal  lebih lama dan lebih banyak,
gejala dari kanker serviks stadium lanjut,antaralain: 
dari vagina keluar air kemih atau tinja,patah tulang (fraktur),
nafsu makan berkurang, penurunan berat badan, kelelahan
nyeri panggul, punggung atau tungkai,
untuk  menentukan stadium kanker, dilakukan  pemeriksan antaralain: 
sigmoidoskopi,skening tulang dan hati,barium enema.,sistoskopi,rontgen dada,
urografi intravena,
diagnosa   berdasarkan  hasil hasil pemeriksaan ,antaralain: 
Tes Schiller: Serviks diolesi dengan larutan  yodium, sel yang sehat warnanya akan berubah menjadi coklat, sedangkan sel yang tidak normal  warnanya menjadi putih atau kuning,
pap smear: pap smear mampu  mendeteksi  kanker serviks secara akurat , 
setiap wanita yang telah aktif secara seksual atau usianya telah mencapai 18 tahun, sebaiknya menjalani pap smear secara teratur yaitu 1 kali/tahun. bila  selama 3 kali berturut-turut menandakan  hasil yang normal, pap smear dapat  dilakukan 1 kali/2-3tahun,   hasil pemeriksaan pap smear  menandakan   stadium dari kanker serviks,antaralain: 
normal, karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar),
kanker invasif (kanker sudah  menyebar ke lapisan serviks yang lebih dalam atau ke organ tubuh lainnya),  displasia ringan (perubahan dini yang belum  ganas),
 displasia berat (perubahan lanjut yang belum  ganas),
biopsi: biopsi dilakukan bila  pap smear menunjukkan suatu ketidaknormalan  atau kanker.kolposkopi (pemeriksaan serviks dengan lensa pembesar) atau bila  pada pemeriksaan panggul ada  suatu pertumbuhan atau luka pada serviks, 
-pengobatan lesi prekanker pada serviks tergantung  antaralain: 
tingkatan lesi  apakah tingkat rendah atau tingkat tinggi
apakah ada  rencana pasien  untuk hamil lagi,
usia dan keadaan kesehatan  pasien, 
lesi tingkat rendah  tidak perlu  pengobatan lebih lanjut, terutama bila daerah yang tidaknormal  semuanya  sudah  diangkat pada waktu pemeriksaan biopsi. namun  pasien  harus menjalani pemeriksaan pap smear dan pemeriksaan panggul secara teratur rajin  rutin,
-pengobatan pada lesi prekanker  berupa  , antaralain: 
pembedahan laser untuk melenyapkan  sel-sel yang tidaknormalan  tanpa melukai jaringan yang sehat di sekitarnya,
LEEP (loop electrosurgical excision procedure) atau konisasi, 
sesudah   pengobatan, pasien   akan merasakan kram atau nyeri , perdarahan maupun keluarnya cairan encer dari vagina, 
 perlu dilakukan histerektomi  pengangkatan rahim,  terutama bila  sel-sel tidak normal ada  di dalam lubang serviks. histerektomi dilakukan bila  pasien  tidak ingin  hamil lagi,kriosurgeri pembekuan, kauterisasi pembakaran atau diatermi, 
pengobatan  kanker serviks:  tergantung pada psikologi pasien  ,rencana pasien  untuk hamil lagi,  lokasi dan ukuran tumor, stadium penyakit, usia, 
pembedahan: 
pada karsinoma in situ  atau kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar, maka  semua  kanker  dapat diangkat  melalui LEEP ,  sehingga  dengan cara ini pasien  masih bisa memiliki anak, 
karena kanker ini  bisa  kambuh, disarankan  untuk menjalani pemeriksaan ulang dan pap smear setiap 3 bulan selama 1 tahun pertama dan selanjutnya setiap 6 bulan,  bila  pasien  tidak  berencana  hamil lagi, disarankan   menjalani histerektomi, 
pada kanker invasif, dilakukan histerektomi dan pengangkatan struktur di sekitarnya prosedur ini dinamakan  histerektomi radikal dan  kelenjar getah bening, 
pada  pasien wanita muda, ovarium (indung telur) yang normal dan masih berfungsi tidak diangkat, 
efek samping terapi penyinaran radioterapi, antaralain: 
iritasi rektum ,  iritasi vagina,
kerusakan kandung kemih , kerusakan   rektum
ovarium berhenti berfungsi,
terapi penyinaran radioterapi: 
terapi ini  efektif untuk mengobati kanker invasif yang masih ada  di daerah panggul.,
terapi ini  menggunakan  sinar berenergi tinggi untuk merusak sel-sel kanker sekaligus menghentikan pertumbuhannya,
ada 2 macam radioterapi:
radiasi internal : zat radioaktif ada  di dalam sebuah kapsul dimasukkan langsung ke dalam serviks. kapsul ini dibiarkan selama 1-3 hari dan selama itu pasien  dirawat di rumah sakit, cara  ini  diulang beberapa kali selama 1-2 minggu.
radiasi eksternal : sinar berasal  dari sebuah mesin besar , sehingga pasien  tidak perlu dirawat di rumah sakit, penyinaran biasanya dilakukan  5 hari/minggu selama 5-6 minggu, 
terapi biologis  pada  terapi ini  digunakan zat-zat untuk memperbaiki sistem kekebalan tubuh untuk  melawan penyakit, 
terapi biologis untuk  kanker yang sudah  menyebar ke bagian tubuh lainnya, 
terapi biologis  menggunakan  obat   interferon dikombinasikan dengan kemoterapi,
bila  kanker telah menyebar ke luar panggul,  dianjurkan  menjalani kemoterapi.efek samping terapi biologis  yaitu  mungkin mengalami mudah memar , mengalami perdarahan,ruam,menggigil, demam, nyeri otot, lemah, nafsu makan berkurang, mual, muntah dan diare.
 pada kemoterapi dipakai  obat-obatan untuk melenyapkan  sel-sel kanker, 
obat anti-kanker  diberikan melalui mulut, suntikan intravena ,
obat  Kemoterapi diberikan dalam suatu siklus, artinya suatu periode pengobatan diselingi dengan periode pemulihan, kemudian  dilakukan pengobatan, diselingi denga pemulihan, begitu seterusnya,
obat kemoterapi seperti  carboplatin, bleomycin, imiquimod,cisplatin, cetuximab, 5-fluorouracil, docetaxel, methotrexate, paclitaxel, 
efek samping pengobatan: 
metoda untuk membasmi  sel-sel kanker pada permukaan serviks sama dengan metode  untuk mengatasi  lesi prekanker,
 pengobatan mampu  membunuh sel-sel kanker namun   juga memicu  kerusakan pada sel-sel yang sehat , 
efek samping dari pengobatan  kanker  tergantung kepada jenis dan luasnya pengobatan , tergantung juga dari   reaksi  setiap pasien  yang  berbeda-beda,
efek samping  dari pengobatan  kanker  seperti   kram ,  nyeri, perdarahan ,  keluar cairan encer dari vagina, 
Beberapa hari sesudah  menjalani histerektomi, pasien  dapat  mengalami nyeri di perut bagian bawah. Untuk mengatasinya maka   diberikan obat pereda nyeri.
pasien   akan mengalami kesulitan dalam berkemih dan buang air besar. Untuk mengatasinya   bisa dipasang kateter, 
setealh pembedahan, aktivitas pasien   dibatasi agar penyembuhan berhasil,  
sesudah  menjalani histerektomi, pasien  tidak  mengalami menstruasi lagi,  Histerektomi  tidak mempengaruhi kemampuan dan gairah seksual , 
Selama  dan setelah menjalani radioterap, pasien   mengalami kelelahan ,  
Pada radiasi eksternal, sering terjadi kerontokan rambut di daerah yang disinari dan kulit menjadi kering  gatal-gatal, 
sesudah  radiasi internal, vagina menjadi lebh sempit dan kurang lentur, sehingga dapat  menyebabkan nyeri saat  melakukan hubungan seksual, 
sesudah  radioterapi pasien mengalami  diare dan sering berkemih,
efek samping  kemoterapi  tergantung kepada jenis  dosis obat juga  efek sampingnya pada setiap pasien berbeda beda, .
obat obatan  anti-kanker  mempengaruhi sel-sel yang membelah dengan cepat, termasuk sel darah (yang berfungsi melawan infeksi, membantu pembekuan darah atau mengangkut oksigen ke seluruh tubuh) 
jika sel darah terkena pengaruh obat anti-kanker, pasien  akan  mengalami infeksi,  memar ,  perdarahan , lemah, 
sel-sel pada akar rambut dan sel-sel yang melapisi saluran pencernaan dapat  membelah dengan cepat, 
bila  sel-sel itu  terpengaruh oleh kemoterapi, maka pasien  akan mengalami mual, muntah ,luka terbuka di mulut, kerontokan rambut, nafsu makannya berkurang, 
jalan satu satunya  untuk  mencegah kanker serviks ,antaralain: 
disarankan kepada setiap Anak wanita  yang berusia dibawah 19  tahun untuk  tidak melakukan hubungan seksual dengan siapa pun, 
hindari  melakukan hubungan seksual dengan penderita kutil kelamin , kondom kadang kadang  belum diandalkan dalam  mencegah penularan kutil kelamin,
hindari  berganti-ganti pasangan seksual, 
Pemeriksaan panggul setiap tahun ( Pap smear) harus dimulai saat seorang wanita mulai aktif melakukan hubungan seksual  pada usia 20 tahun keatas , Setiap hasil yang tidak normal  harus dilanjutkan  dengan pemeriksaan pemeriksaan  kolposkopi dan biopsi.konsumsi suplemen  vitamin A ,
pap smear  wajib harus  dilakukan secara teratur pada pasien jika ,antaralain: 
Setiap 2-3 tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun jika 3 kali Pap smear berturut-turut menandakan  hasil negatif juga  bagi  wanita yang sudah  menjalani histerektomi bukan karena kanker,
sering  periksa bagi  wanita  yang  hasil Pap smear nya  menunjukkan tidak normal,
dan  setelah menjalani  pengobatan prekanker atau  kanker serviks,
Setiap tahun bagi  wanita usia diatas 35 tahun dan  yang berganti-ganti pasangan seksual atau wanita yang sudah  pernah  sembuh setelah menderita infeksi HPV atau kutil kelamin, wanita yang memakai pil KB
cara cara  mencegah kanker serviks,antaralain: 
sehari  sebelum menjalani pap smear,  tidak boleh  menggunakan tampon, tidak boleh melakukan  pencucian atau pembilasan vagina, tidak melakukan hubungan seksual, tidak berendam, 
pap smear  efektif  mendeteksi perubahan prekanker pada serviks.
jika hasil pap smear menunjukkan displasia atau serviks tidak normal , maka  dilakukan biopsi dan  kolposkopi , 
melakukan pemeriksaan pap smear secara teratur , 
pap smear (tes papanicolau) yaitu   pemeriksaan mikroskopik terhadap sel-sel yang didapat  dari apusan serviks, 
pada pemeriksaan pap smear, contoh sel serviks didapat  dari sebuah spatula yang terbuat dari kayu atau plastik (yang dioleskan bagian luar serviks) dan sebuah sikat kecil (yang dimasukkan ke dalam saluran servikal).
sel-sel serviks lalu dioleskan pada kaca obyek lalu diberi pengawet dan dikirimkan ke laboratorium untuk diperiksa.





KANKER RAHIM

Kanker Rahim yaitu  tumor ganas pada endometrium  atau lapisan rahim 
Kanker ini  terjadi sesudah  masa menopause  wanita berusia 50-60 tahun, 
Kanker ini menyebar (metastase)  lokal atau  ke berbagai bagian tubuh  seperti sistem getah bening, kanalis servikalis, tuba falopii, ovarium, daerah di sekitar rahim,  atau ke bagian tubuh lainnya melalui pembuluh darah, 
penyebab kanker ini  tidak diketahui, mungkin  ini melibatkan peningkatan kadar estrogen, 
 fungsi estrogen  normal yaitu  merangsang pembentukan lapisan epitel pada rahim,  estrogen yang disuntik suntikkan kepada hewan  memicu  kanker atau hiperplasia endometrium , 
wanita yang menderita kanker rahim mengidap  faktor resiko atau  sesuatu yang mendorong   kemungkinan  untuk menderita suatu penyakit, 
wanita yang  sudah memiliki faktor resiko tidak selalu memiliki  kanker rahim, sebaliknya banyak penderita kanker rahim yang tidak memiliki faktor resiko. 
beberapa faktor yang memicu  munculnya  kanker rahim,antaralain: 
wanita yang mengkonsumsi tamoksifen untuk mencegah kanker payudara berisiko terkena penyakit ini   sebab  efek tamoksifen yang sama  dengan   estrogen terhadap rahim, 
keuntungan yang dari tamoksifen lebih besar dibandingkan  resiko nya  namun   setiap wanita tidak sama kondisinya, 
kanker rahim lebih sering dialami  pada wanita kulit putih, 
kanker kolorektal,
menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun, 
menopause sesudah  usia 52 tahun,
tidak mempunyai  anak,
kemandulan,
penyakit ovarium polikista,
polip endometrium,
usia yang semakin tua, 
kanker uterus ,
hiperplasia endometrium,
terapi sulih hormon (TSH)  yang digunakan untuk mengatasi  menopause, mencegah osteoporosis dan mencegah penyakit jantung atau stroke, 
wanita yang mengkonsumsi estrogen tanpa progesteron ,
pemakaian estrogen dosis tinggi secara terus menerus, 
wanita yang mengkonsumsi estrogen sekaligus  progesteron tidak berisiko sebab   progesteron melindungi rahim,
tubuh mengumpulkan  sebagian estrogen di dalam jaringan lemak sehingga wanita yang gemuk memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi. tingginya kadar estrogen merupakan penyebab meningkatnya resiko kanker rahim pada wanita gemuk,
diabetes (kencing manis),
hipertensi (tekanan darah tinggi),
tamoksifen,
gejalanya kanker ini ,antaralain: 
perdarahan yang sangat lama, pada wanita yang berusia diatas 40 tahun, 
nyeri perut bagian bawah atau kram panggul, 
keluar cairan putih yang encer atau jernih  pada wanita pasca menopause,
nyeri atau kesulitan dalam berkemih,
nyeri saat  melakukan hubungan seksual, 
siklus menstruasi  dan perdarahan rahim yang tidak normal, 
perdarahan diantara 2 siklus menstruasi  pada wanita yang masih mengalami menstruasi, 
perdarahan vagina atau spotting pada wanita pasca menopause, 
diagnosa kanker ini ,antaralain: 
USG transvagina,Biopsi endometrium,Pemeriksaan panggul,
Pap smear,
untuk  menentukan stadium atau penyebaran kanker, dilakukan pemeriksaan ,antaralain: 
sigmoidoskopi,limfangiografi,kolonoskopi,
sistoskopi,pemeriksaan darah lengkap,pemeriksaan air kemih,
rontgen dada,CT scan tulang dan hati,
staging  yang menentukan stadium kanker, 
stadium i : kanker hanya ada  di badan rahim
stadium ii : kanker sudah  menyebar ke leher rahim  serviks
stadium iii : kanker sudah  menyebar ke luar rahim, namun  masih di dalam rongga panggul dan belum menyerang kandung kemih maupun rektum. kelenjar getah bening panggul mungkin mengandung sel-sel kanker  
stadium iv : kanker sudah  menyebar ke dalam kandung kemih atau rektum atau kanker telah menyebar ke luar rongga panggul  
pengobatan tergantung kepada ukuran tumor, stadium tumor , pengaruh hormon terhadap tumor , kecepatan  tumor , usia ,pengobatannya ,antaralain: 
terapi penyinaran (radiasi) sinar berenergi tinggi untuk membasmi  sel-sel kanker, 
terapi ini  merupakan terapi lokal, hanya menyerang sel-sel kanker di area yang disinari saja, 
pada stadium i, ii atau iii dilakukan pembedahan dan  terapi penyinaran , penyinaran bisa dilakukan sebelum dan sesudah pembedahan  untuk memperkecil ukuran tumor dan  untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa  . 2 jenis terapi  penyinaran antaralain : 
radiasi eksternal : peralatan medis radiasi yang  mengarahkan sinar ke area  tumor. sebanyak 5 kali/minggu selama beberapa minggu ,  pada cara  ini  tidak ada zat radioaktif yang dimasukkan ke dalam tubuh, 
radiasi internal : dengan selang kecil yang mengandung suatu zat radioaktif, yang dimasukkan melalui vagina dan dibiarkan selama beberapa hari. selama menjalani radiasi internal, penderita dirawat di rumah sakit,
pembedahan  histerektomi (pengangkatan rahim). kedua tuba falopii dan ovarium  diangkat (salpingo-ooforektomi bilateral) karena sel-sel tumor dapat  menyebar ke ovarium dan sel-sel kanker dorman (tidak aktif) yang mungkin tertinggal kemungkinan akan terangsang oleh estrogen yang dihasilkan oleh ovarium. .
bila ada   sel-sel kanker di dalam kelenjar getah bening di sekitar tumor, maka kelenjar getah bening itu  juga diangkat. bila  sel kanker ada  di dalam kelenjar getah bening, maka kemungkinan kanker telah menyebar ke bagian tubuh lainnya, 
bila  sel kanker belum menyebar ke luar endometrium (lapisan rahim), maka pasien  tidak perlu menjalani pengobatan , 
bila  kanker telah menyebar atau tidak memberikan respon terhadap terapi hormonal, maka diberikan obat kemoterapi sisplastin,  siklofosfamid, doksorubisin ,
kemoterapi  terapi hormonal digunakan zat untuk  mencegah sampainya hormon ke sel kanker dan mencegah pemakaian hormon oleh sel kanker. hormon dapat  menempel pada reseptor hormon dan memicu  perubahan di dalam jaringan rahim, 
sebelum dilakukan terapi ini , pasien  menjalani tes reseptor hormon. bila  jaringan mempunyai  reseptor, maka kemungkinan besar pasien  akan memberikan respon pada  terapi hormonal, 
terapi hormonal adalah  terapi sistemik karena dapat  mempengaruhi sel-sel di seluruh tubuh. pada terapi hormonal  dipakai  pil progesteron, 
terapi hormonal dilakukan untuk  : 
pengidap  yang kankernya telah menyebar ke paru-paru atau organ tubuh lainnya,pengidap  kanker rahim  yang kembali kambuh  
 pengidap  kanker rahim yang tidak mungkin menjalani terapi penyinaran atau pembedahan ,
efek samping pengobatan kanker,antaralain: 
sesudah  menjalani histerektomi, pasien  akan  mengalami  lelah nyeri ,
mual , muntah , gangguan buang air besar ,berkemih , 
wanita yang sudah  menjalani histerektomi tidak bisa  mengalami menstruasi dan tidak bisa  hamil . bila  ovarium  diangkat, maka pasien   mengalami gejala menopause. hot flashes ,  akibat histerektomi  lebih berat dibandingkan dengan gejala akibat menopause biasa, 
 pasien  merasakan kehilangan keinginan  hubungan seksual, 
kerusakan pada sel dan jaringan yang sehat, 
efek samping  tergantung kepada  jenis dan luasnya pengobatan, 
efek samping dari terapi penyinaran,antaralain:
wanita yang mengkonsumsi progesteron akan  mengalami peningkatan nafsu makan, dan penambahan berat badan  mengalami  siklus menstruasi yang berubah ubah,
 efek samping  terapi ini  sangat tergantung kepada dosis dan bagian tubuh yang disinari 
yaitu  gatal-gatal, kekeringan pada vaginanya, kelelahan,kulit menjadi kering dan merah, rambut di area yang disinari mengalami kerontokan, nafsu makan berkurang 
 diare , sering berkemih, terjadinya penurunan jumlah sel darah putih, 
pencegahan terhadap penyakit ini ,yaitu dengan: 
sering  menjalani pemeriksaan panggul dan pap smear secara rutin,  tes penyaringan  termasuk biopsi endometrium,








KELUARGA BERENCANA (KB)

 kontrasepsi adalah usaha  mencegah  terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau mencegah  menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim. ada   metode  dalam kontrasepsi  namun  tidak ada satupun yang efektif secara total , walau  begitu, beberapa metode  efektif dibandingkan metode lama, . efektivitas metode kontrasepsi  sangat  bergantung pada kesesuaian  dengan instruksi , penggunaan  yang terkadang tidak konsistenn dan  sempurna  mengikuti semua instruksi dengan benar dan tepat,  kontrasepsi oral  efektif jika  digunakan secara tepat, namun  banyak wanita yang  lupa untuk mengonsumsi   secara teratur. 
efektivitas metode kontrasepsi  bergantung pada  petunjuknya dipatuhi atau tidak, 
pada kontrasepsi implan, saat implan dimasukkan ke dalam tubuh, tidak diperlukan perlakuan apapun lagi (sehingga penggunaan implan menjadi penggunaan sempurna) sampai tiba waktunya untuk diganti. dalam hal ini maka penggunaan tipikal sama saja dengan penggunaan sempurna, sampai saat penggantian implan.
keluarga berendana yaitu  usaha usaha  untuk mengontrol jumlah dan jarak  kelahiran anak, 
untuk menghindari kehamilan  sementara digunakan kontrasepsi 
 untuk menghindari kehamilan menetap digunakan  sterilisasi, 
aborsi  digunakan untuk mengakhiri kehamilan jika terjadi kegagalan kontrasepsi.
metode kontrasepsi terdiri dari:
kontrasepsi oral (pil KB)  mengandung hormon  kombinasi progestin dengan estrogen atau progestin saja, 
Pil KB  menghentikan ovulasi (pelepasan sel telur oleh ovarium) dan menjaga kekentalan lendir servikal sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma, 
obat  kombinasi ada yang mengandung estrogen dosis rendah dan ada yang mengandung estrogen dosis tinggi, 
estrogen dosis tinggi  diberikan kepada wanita yang mengkonsumsi obat  obat epilepsi, 
obat  yang hanya mengandung progestin memicu  perdarahan tidak teratur. sehingga   hanya diberikan bila  pemberian estrogen  membahayakan  wanita yang sedang menyusui, 
  pil KB untuk  mengurangi:
kekambuhan kram ketika menstruasi, ketegangan premenstruasi, 
perdarahan tidak teratur, anemia,kista payudara,
kista ovarium,kehamilan ektopik atau kehamilan di luar kandungan ,
infeksi tuba falopi, resiko kanker jenis tertentu, 
sebelum  menggunakan pil KB, dilakukan pemeriksaan fisik untuk melihat  bahwa tidak ada gangguan  kesehatan , 
bila  wanita  atau keluarga  menderita diabetes  penyakit jantung, maka  dilakukan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar kolesterol dan gula darah. bila  kadar kolesterol atau gula darahnya tinggi, maka diberikan pil KB dosis rendah, 
3 bulan sesudah menggunakan    pil KB, dilakukan pemeriksaan ulang untuk mengetahui adanya perubahan tekanan darah. kemudian  pemeriksaan dilakukan 1 kali/tahun , 
pemantauan  dilakukan bila  pil KB digunakan oleh:
wanita yang merokok dan  berusia dibawah 35 tahun, 
wanita yang mengalami   hepatitis ,
wanita yang mengalami   penyakit  lainnya yang telah sembuh total,
wanita yang mengalami depresi,
wanita yang  mengalami  migren, 
Pil KB sebaiknya tidak digunakan oleh:
wanita  yang mempunyai   penyakit kanker payudara ,
wanita  yang mempunyai   penyakit kanker rahim, 
wanita yang merokok ,
wanita yang  berusia diatas 35 tahun, 
wanita penderita penyakit hati ,
wanita penderita penyakit  tumor,
wanita yang mempunyai  kadar trigliserida tinggi , 
wanita yang mempunyai    tekanan darah tinggi , 
wanita penderita diabetes  disertai penyumbatan arteri,
wanita yang mempunyai   bekuan darah,
wanita yang tungkainya sedang digips, 
wanita  yang mempunyai    penyakit jantung ,
wanita  yang mempunyai  penyakit  stroke,
wanita  yang mempunyai   penyakit kuning pada saat kehamilan,
pemakaian pil KB :
resiko terbentuknya bekuan darah di tungkai muncul  sesudah  kehamilan dan akan semakin meningkat bila  wanita tersebut mengonsumsi  pil KB, 
bila  menstruasi terakhir terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu sesudah  persalinan, maka pil KB bisa langsung .dikonsumsi bila  menstruasi terakhir terjadi dalam waktu 12-28 minggu, maka harus menunggu 1 minggu sebelum pil KB mulai dikonsumsi , sedangkan jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu lebih dari 28 minggu, harus menunggu 2 minggu sebelum pil KB mulai dikonsumsi , 
Wanita yang menyusui  tidak mengalami ovulasi sampai 10-12 minggu sesudah  persalinan, namun  mereka dapat  mengalami ovulasi dan hamil sebelum terjadinya menstruasi pertama. Karena itu, ibu yang menyusui sebaiknya mengonsumsi  pil KB bila  tidak ingin hamil, 
Pil kombinasi yang diminum oleh ibu menyusui dapat  mengurangi jumlah air susu dan kandungan zat lemak dan  protein dalam air susu. Hormon dari pil ada  dalam air susu sehingga dapat  sampai ke bayi. Karena itu untuk ibu  yang menyusui sebaiknya diberikan tablet yang hanya mengandung progestin, yang tidak mempengaruhi pembentukan air susu, 
Pil KB yang dikonsumsi   segera sesudah  terjadinya pembuahan atau pada awal kehamilan  sebelum wanita  mengetahui bahwa dia hamil  tidak  berbahaya bagi  janin,
Interaksi pil KB dengan obat lain: 
oba anti-kejang phenobarbital dan  fenitoin memicu   perdarahan tidak normal  pada wanita yang mengonsumsi  pil KB, wanita penderita epilepsi yang mengkonsumsi anti-kejang  diberikan pil KB dosis tinggi. Pil KB tidak berpengaruh dengan  obat lain, namun  obat lain .terutama obat tidur dan antibiotik  memicu  berkurangnya efektivitas dari pil KB, 
wanita pemakai pil KB akan  hamil bila  secara terus menerus mengkonsumsi antibiotik golongan sulfa ,  rifampin, penisilin, ampisilin, tetrasiklin , 
 saat  mengkonsumsi antibiotik , selain pil KB seharusnya  dikombinasikan dengan  kontrasepsi penghalang ( kondom atau diafragma), 
efek samping pil KB:
efek samping  progestin antaralain : nafsu makan tinggi,   jerawat , kecemasan. penambahan berat badan sebanyak 1,5-2,5 kg  akibat penahanan cairan , 
bekuan darah  3-4 kali lebih sering terjadi pada pemakaian pil KB dosis tinggi. bila   tiba-tiba merasa  nyeri dada atau nyeri tungkai, penggunaan  pil KB  segera dihentikan dan  memeriksakan diri sebab  gejala ini adalah  adanya bekuan darah di dalam vena tungkai bisa   menyebar  ke paru-paru.
perdarahan tidak teratur.  terjadi  beberapa bulan pertama setelah mengonsumsi  pil KB, bila  tubuh sudah  menyesuaikan diri dengan hormon maka  perdarahan  akan berhenti, 
beberapa bulan sesudah  berhenti mengonsumsi   pil KB,  tidak  terjadi menstruasi, namun  obat ini tidak memicu  berkurangnya kesuburan secara permanen.
efek samping  akibat  estrogen seperti  hipertensi, depresi,mual, nyeri  pada payudara, perut kembung, penahanan cairan, 
wanita pemakai pil KB mengurangi  resiko kanker ovarium dan  kanker rahim ,
 pil KB dan pembedahan memicu    pembentukan bekuan darah, sehingga 1 bulan sebelum menjalani pembedahan pemakaian pil harus dihentikan dan baru mulai dipakai lagi 1 bulah sesudah  pembedahan, 
wanita pemakai pil kb dapat  mengalami depresi ,  kesulitan tidur, 
melasma (bercak-bercak berwarna gelap di wajah). bila  terkena sinar matahari, bercak semakin gelap. melasma  menghilang jika  pemakaian pil KB dihentikan, 
 kanker leher rahim dapat muncul  jika pil KB  dipakai selama lebih dari 10  tahun,  maka  wanita pemakai pil KB harus memeriksakan diri  Pap smear 
 minimal 1 kali/tahun , 




obstreti dan ginekologi huruf I K obstreti dan ginekologi huruf I  K Reviewed by bayi on Mei 27, 2022 Rating: 5

About

LINK VIDEO