OSTEOARTHRITIS
osteoarthritis yaitu bentuk radang sendi , terutama bagi orang yang berusia lebih dari 60 tahun yang sangat ringan, sehingga tidak memicu gejala ,
osteoarthritis terjadi ketika tulang rawan di sendi sendi mana pun di tubuh rusak seiring waktu tetapi paling sering terasa di lutut, tangan, pinggul, atau tulang belakang,pola gaya makan antioksidan, seperti vitamin A, vitamin C, dan vitamin E yang seimbang dan bergizi mengurangi kolesterol , mencegah kerusakan sendi sendi, menu hidangan yang baik dikonsumsi penderita osteoarthritis ,antaralain :
ikan lele,sarden, kembung, salmon,tuna , berlemak tak jenuh ganda, biji chia , kenari, minyak ikan kod, minyak krill, minyak biji rami, mengandung banyak asam lemak omega-3 yang menyehatkan, mempunyai sifat anti-inflamasi, sehingga bermanfaat bagi penderita osteoarthritis,
minyak alpukat asli dan minyak safflower murni mampu membantu pasien menurun nurunkan kolesterol,susu, yogurt, dan keripik keju mengandung kalsium dan vitamin D,
Sayuran berdaun gelap mengandung banyak vitamin D dan fitokimia
Minyak zaitun extra virgin mengandung oleocanthal mempunyai sifat mirip dengan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID).
Vitamin D yang ada di bayam,kubis,chard,sejenis sawi, penting untuk penyerapan kalsium dan meningkatkan sistem kekebalan ,
teh hijau mengandung polifenol tingkat tinggi yaitu antioksidan yang mengurangi peradangan dan memperlambat laju kerusakan tulang rawan.
brokoli mengandung senyawa yang dinamakan sulforaphane, yang memperlambat perkembangan osteoartritis.brokoli,
juga mengandung banyak vitamin K dan vitamin C, dan kalsium ,
diallyl disulfide pada bawang putih dapat melawan enzim dalam tubuh yang merusak tulang rawan,
selai kacang tanah sangat baik untuk jantung mengandung kalsium, magnesium, seng, vitamin E, dan serat yang tinggi, asam alfa-linolenat (ALA)nya meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
osteoarthritis terjadi karena penipisan dan kerusakan tulang rawan,
osteoarthritis dapat dialami saat pasien ber usia muda dengan keadaan post traumatic osteoarthritis, yaitu keadaan osteoarthritis yang terjadi sesudah trauma, mempengaruhi sendi di tangan, lutut, pinggul, dan tulang belakang, contohnya ada fraktur atau patah tulang pada area sendi, cedera olahraga angkat besi,
osteoartritis terjadi ketika tulang rawan yang menjadi bantalan ujung tulang di sendi sendi tubuh secara bertahap rusak,
tulang rawan yaitu jaringan jaringan yang keras dan licin yang memungkinkan gerakan sendi yang hampir tanpa gesekan,osteoartritis mempengaruhi seluruh sendi,akhirnya, jika tulang rawan benar-benar rusak, tulang akan bergesekan dengan tulang, ini memicu perubahan pada tulang dan kerusakan jaringan ikat yang menahan sendi dan menempelkan otot ke tulang, memicu peradangan pada lapisan sendi,faktor pemicu osteoarthritis ada dua yaitu primer dan sekunder,
faktor pemicu primer sampai saat ini belum diketahui , faktor sekunder pemicu osteoarthritis yaitu karena post traumatic, obesitas, usia semakin tua,
pasien wanita lebih mungkin menderita osteoarthritis meski tidak jelas ,
cedera saat berolahraga ,kecelakaan meningkatkan risiko osteoartritis.
jika melakukan aktivitas yang memicu tekanan pada sendi secara berulang, maka keadaan ini dapat meningkatkan osteoathritis,
gejala gejala awal yang terjadi pada pasien yang mengalami osteoarthritis,yaitu:
nyeri pada sendi yang terkena, terutama saat mulai berdiri jalan sesudah tahap istirahat,naik tangga-turun tangga, jalan jauh, kemudian kaku sendi dan bengkak,
belum ada obat untuk mengatasi osteoarthritis,
menu hidangan yang mampu membantu pasien meringankan nyeri lutut yang dipicu osteoarthritis , antaralain :
menu hidangan yang mengandung banyak vitamin c, seperti kiwi, jeruk, mangga, jeruk, pepaya,kedelai edamame,mengandung banyak isoflavon, hormon tumbuhan dengan sifat anti-inflamasi, asam lemak omega-3 minyak ikan lele mampu membantu pasien mengurang ngurangi nyeri dan kekakuan sendi karena rheumatoid arthritis,menyabotase ,memblokade dan juga memblokir bahan bahan kimia apa saja yang sudah pernah memicu peradangan pada osteoarthritis tidak sampai disitu saja , asam lemak omega-3 minyak ikan lele juga diketahui melindungi tulang rawan lutut,
gangguan gangguan sendi dipicu oleh menipisnya tulang rawan di areal areal sendi sendi dipicu penuaan,kini sudah banyak produk produk yang menawarkan diri mampu mengatasi
gangguan gangguan sendi dan memperbaiki itu. produk-produk ini rata-rata mengandung glukosamin ,yang sebetulnya tidak sepenuhnya benar. sebab untuk mencapai bagian bagian sendi sekaligus memperbaiki tulang tulang rawan yang melapisi sendi yang sudah terkikis habis , mengharuskan sangat banyak glukosamin yang dikonsumsi,sedang produk glukosamin rata-rata dikonsumsi dengan cara diminum,
glukosamin sebetulnya bahan bahan penyusun tulang rawan pada sendi. seiring bertambahnya usia, tulang rawan akan menipis terkikis habis , sehingga produk-produk glukosamin diharap segera memperbaiki keadaan ini,
tetapi, tulang tulang rawan pada sendi yaitu bagian yang sangat sedikit dialiri darah karena minim pembuluh darah. memicu glukosamin glukosamin yang dikonsumsi akan sulit mencapai bagian ini,
radang sendi tidak bisa diabaikan begitu saja , seiring waktu nyeri cenderung makin parah sehingga membatasi aktivitas. bila keadaan terus memburuk, petugas medis akan menganjurkan obat-obatan antiinflamasi dan injeksi steroid atau penggantian sendi dengan sendi sendi buatan,injeksi steroid ampuh untuk mengatasi nyeri sendi pada lutut. tetapi suntikannya hanya bertahan sampai 3 bulan ,suntikan suntikan steroid sudah pernah dilakukan sejak lama , tetapi dahulu dosisnya cukup tinggi.dahulu tidak disuntik ke pusat nyerinya sehingga dosisnya harus besar,
dosis steroid maksimal 3 gram per kilogram berat badan, jika pasien kira-kira mempunyai berat badan 80 kilogram, maka ia masih boleh memperoleh 210 gram. sedang satu kali suntikan hanya 10 miligram, jadi batasnya bisa sampai 21 suntik,
steroid (kortikosteroid) yaitu obat sintetis yang mirip kortisol, hormon yang secara alami diproduksi oleh kelenjar adrenal, kortisteroid berbeda dengan steroid yang dipakai oleh para atlet untuk membesar besarkan ototnya.
steroid dalam pengobatan kerusakan pada tulang rawan ini bekerja dengan cara mengurangi inflamsi dan menurun nurunkan aktivitas sistem kekebalan tubuh,
kerusakan kerusakan pada tulang rawan terjadi pada bagian lutut. penyakit ini juga diturunkan secara genetik, terutama jika kerusakan terjadi pada sendi tangan,jika masalah ini dibiarkan, kerusakan itu bisa semakin parah dan memicu radang sendi dengan gejalanya yaitu kekakuan sendi dan rasa nyeri ,
faktor utama osteoartritis atau radang sendi pada lutut yaitu obesitas karena bagian tubuh ini harus menopang tubuh dan melakukan banyak aktivitas,
suntikan suntikan steroid tidak akan bisa berbuat banyak, jika kerusakan sendi sudah terlalu parah. selain itu pasien yang berpotensi mengalami perdarahan, sehingga mengonsumsi obat antikoagulan suntikan ini juga tidak disarankan,
namun , ada terapi pengobatan nyeri yang efektif. contohnya untuk masalah radang sendi pada lutut, bisa dilakukan terapi radiofrekuensi ablation yang memutus pengiriman rangsangan nyeri melalui saraf ini, terapi radiofrekuensi ini dipercaya tidak menghilangkan sumber nyerinya, tapi lututnya tidak nyeri lagi. terapi ini mampu menahan nyeri sehingga penyakitnya bisa diobati dengan cara lain,satu satunya keunggulan terapi radiofrekuensi ablation yaitu rasa bebas nyeri bisa bertahan sampai dengan 2 tahun sehingga memicu biayanya jauh lebih mahal dibandingkan dengan suntikan steroid,
gejala terkenal berasal dari peradangan yang paling mengganggu dari reumatoid arthritis atau peradangan kronis pada sendi ini yaitu nyeri, sendi kaku, dan pembengkakan sendi,reumatoid arthritis (RA) seperti penyakit autosistem kekebalan tubuh, hingga saat ini masih belum bisa disembuhkan itu akhirnya mengurang ngurangi harapan hidup pasien, jika suatu saat ra muncul tiba tiba ditengah malam, pasien pasien akan tersiksa,sehingga terpaksa minum obat obatan seumur hidup, pasien reumatoid arthritis tentu wajar jika keberatan dengan kewajibannya minum obat yang terus menerus sebab masalah biaya ,beberapa menu hidangan yang mampu membantu pasien meringankan penderitaan akibat reumatoid arthritis,antaralain :
antiradang murni yang ada pada minyak zaitun asli mampu membantu pasien meringankan peradangan seperti nyeri sendi dan diabetes. minyak zaitun murni ini kini diketahui juga mengandung ibuprofen antinyeri , sitrus seperti jeruk bali ,jeruk purut,, jeruk keprok, lemon mengandung antioksidan vitamin C, diperlukan untuk sintesis kolagen, yang mampu membantu pasien membangun ulang ,merenovasi dan memperbaiki pembuluh darah, tendon, ligamen, dan tulang yang sudah rusak. antioksidan ampuh melawan peradangan. konsumsi vitamin C yang disarankan yaitu 75 mg perhari untuk pasien wanita dewasa, dan 90 mg perhari untuk pasien laki laki dewasa, memasuk masukkan satu porsi selai buah beri asli blueberry, raspberry, stroberi, blackberry, atau huckleberries ke dalam menu hidangan dipiring meja makan pasien, sebab satu porsi selai buah beri asli memiliki senyawa antioksidan seperti proanthocyanidin dan asam elagik, yang sudah bisa melawan peradangan dan kerusakan sel, ceri pada kue tart menu hidangan makan pasien mengandung anthocyanin , anthocyanin mempunyai efek anti-inflamasi yang lebih kuat dari aspirin,tambahkan sedikit wortel, labu, ubi jalar ke dalam daftar belanja anda,
vitamin a dan beta-karoten melawan peradangan,tambahkan juga sedikit biji-bijian ke dalam daftar belanja anda,sebab diyakini biji-bijian juga dikaitkan dengan berkurangnya rasa nyeri akibat gejala ra,tambahkan juga sedikit bawang, jahe,sebab dipercaya mengandung obat anti-inflamasi seperti ibuprofen atau aspirin ,
ARTRITIS ATAU RADANG SENDI
artritis atau radang sendi adalah kelainan sendi yang memicu area tempat bertemunya dua tulang ini mengalami peradangan,saat meradang, bagian tubuh ini terasa sangat nyeri, lebih dari 100 jenis radang sendi ,pemicu radang sendi tergantung jenis penyakitnya,jenis yang umum diderita yaitu : rheumatoid arthritis terkait penyakit autoimun, gout,osteoartritis karena kerusakan tulang rawan, rematik ,saat terkena peradangan, tubuh akan melepaskan bahan kimia ke aliran darah atau jaringan tubuh bahan kimia ini meningkatkan aliran darah ke area yang cedera atau terinfeksi,area sendi yang meradang jadi kemerahan ,
bahan kimia yang memicu cairan bocor ke jaringan sendi dapat memicu pembengkakan, ini mempengaruhi saraf dan memicu nyeri, hal yang dapat memicu artritis atau radang sendi ini antara lain:
infeksi virus dan bakteri,gangguan sistem daya tahan tubuh,cedera,kelainan metabolisme seperti kadar asam urat tinggi,faktor keturunan,
obat radang sendi menjaga kekuatan otot meredakan nyeri, mempertahankan gerakan gerakan sendi, mengobati radang sendi disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit, jenis penyakit, usia, keadaan kesehatan secara keseluruhan, beberapa jenis obat radang sendi ,antara lain:
-obat penghilang rasa sakit mengurangi nyeri pada radang sendi, tidak mengatasi peradangan,contoh acetaminophen (tylenol),obat bekerja pada sistem saraf pusat ini jika dipakai dalam waktu yang lama dapat memicu ketergantungan,
jika nyeri terasa parah dan obat penghilang rasa sakit biasa tidak mempan mengurangi rasa sakit, petugas medis memberi obat jenis opioid seperti hidrokodon (hysingla, zohydro ER),tramadol (ultram, conzip), oxycodone (oxycontin, roxicodone),
-obat radang sendi jenis counterirritant berupa krim atau salep , mengandung bahan aktif mentol atau capsaicin yang terasa hangat di kulit,
obat ini mengganggu transmisi sinyal nyeri dari sendi, sehingga rasa sakit jadi teralihkan dengan rasa hangat di kulit,
-Obat antiperadangan nonsteroid atau nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID) mengurangi rasa sakit dan peradangan,Contoh NSAID antara lain ibuprofen (Advil, Motrin IB ) dan naproxen (Aleve). obat ini memiliki efek samping mengiritasi lambung dan risiko serangan jantung atau stroke,
-Obat antirematik perekayasa penyakit atau disease-modifying antirheumatic drug (DMARD) mengobati radang sendi jenis rheumatoid arthritis yang dipicu gangguan kekebalan tubuh,obat ini menghentikan sistem daya tahan tubuh sementara agar tidak menyerang sendi sendi ,contoh : hydroxychloroquine (plaquenil), methotrexate (trexall, rasuvo, others)
-obat pengubah respons biologis mengobati radang sendi bersama dengan obat DMARD contoh : inhibitor nekrosis tumor, etanercept (enbrel, erelzi, eticovo) dan infliximab (remicade, inflectra).
obat radang sendi yang menargetkan zat lain pemicu peradangan, seperti interleukin-1 (IL-1), interleukin-6 (IL-6), enzim Janus kinase, dan jenis sel darah putih tertentu disebut sel B dan sel T.
-kortikosteroid mengurangi peradangan dan menekan sistem daya tahan tubuh. disuntikkan langsung ke bagian sendi yang sakit,contoh obat radang sendi kortikosteroid antaralain kortison (cortef) dan prednison (prednisone intensol, rayos)
ada juga radang sendi yang tidak umum, seperti:
radang sendi psoriatis,ankylosing spondylitis,artritis reaktif,radang sendi septik,radang sendi lyme,.
peradangan sendi memiliki ciri-ciri penyakit yang muncul setidaknya selama satu jam, terutama pada pagi hari ,antara lain:
nyeri sendi,sendi bengkak,bagian sendi yang meradang kemerahan,
sendi kaku,demam, badan panas dingin, kelelahan, sakit kepala, kehilangan selera makan, dan otot kaku.beberapa bahan kimia yang memicu cairan bocor ke jaringan sendi juga dapat memicu pembengkakan. proses ini mempengaruhi saraf dan memicu rasa sakit,pemicu radang sendi tergantung jenis penyakitnya, antara lain:
infeksi virus dan bakteri,gangguan sistem daya tahan tubuh,cedera,
kelainan metabolisme seperti kadar asam urat tinggi,faktor keturunan,
penyakit radang sendi dapat dideteksi lewat pemeriksaan fisik, tes darah, sampai pemindaian dengan sinar-X. pemberian obat radang sendi untuk meredakan nyeri, mempertahankan gerakan gerakan sendi, dan menjaga kekuatan otot disesuaikan dengan jenis penyakit, usia, keadaan kesehatan secara keseluruhan, dan tingkat keparahan penyakit. tubuh manusia memiliki tiga jenis sendi utama.macam-macam sendi utama ini dikelompokkan berdasar jenis gerakan gerakannya, yaitu:
sendi mati atau sinartrosis,contoh sendi mati adalah sendi penghubung tulang tengkorak,sendi bersifat paten atau tidak bisa digerak gerakkan ini menghubungkan dua tulang atau lebih yang berdekatan,sendi kaku atau amfiartrosis atau sendi tulang rawan ini bisa sedikit bergerak gerak. contoh sendi kaku adalah sendi di ruas tulang belakang, dalam tubuh manusia, sendi adalah penghubung di antara dua tulang, sendi memungkinkan tubuh bergerak gerak dengan berbagai cara. ada yang membantu tubuh membuka dan menutup seperti engsel, ada yang bisa menunjang gerakan gerakan yang lebih rumit seperti gerakan gerakan maju dan mundur, sampai memutar ke samping,fungsi sendi adalah memicu kerangka menjadi lebih fleksibel. tanpa adanya sendi, tulang mustahil bisa digerak gerakkan,
sendi gerak atau diartroses,
sendi yang paling umum di dalam tubuh ini memiliki cairan mirip pelumas bernama sinovial,dengan sinovial, semua jaringan sendi bisa bebas leluasa bergerak gerak. contoh sendi gerak adalah lutut dan bahu,
dengan beragam gerakan gerakan yang bisa ditopang sendi, sendi gerak sendiri memiliki beberapa jenis.
sistem kerangka manusia dewasa memiliki struktur yang kompleks dan mencakup 206 tulang yang dihubungkan oleh tulang rawan, tendon, ligamen, dan tiga jenis sendi,jumlah sendi orang dewasa bisa berbeda-beda. diperkirakan jumlah sendi pada orang dewasa antara 250 hingga 350 buah
macam-macam sendi gerak
ada enam jenis sendi gerak yang memiliki karakteristik masing-masing, yaitu:
-sendi putar atau pivot dengan ciri satu tulang yang dapat berputar melingkari tulang lain.contoh sendi antara tulang ulna atau tulang hasta, dan sendi antara tulang belakang dan leher.
-sendi geser atau plane bisa menunjang gerakan gerakan meluncur khas pesawat atau plane,gerakan gerakan sendi geser terbatas. contoh sendi penghubung tulang di pergelangan tangan.
-sendi pelana atau saddle
tidak seperti macam-macam sendi gerak lainnya, sendi pelana tidak bisa menciptakan gerakan gerakan memutar,namun, sendi pelana bisa menunjang gerakan gerakan maju dan mundur dan dari satu sisi ke sisi lain,
contoh sendi penghubung tulang pergelangan tangan dengan pangkal ibu jari,
-sendi peluru atau ball and socket
fungsi sendi peluru adalah menunjang gerakan gerakan ke segala arah. contoh sendi bahu dan sendi pinggul.
sendi ini berbentuk satu bulatan dari satu tulang yang ditopang tulang berbentuk mirip cangkir dari tulang lainnya.
-sendi engsel atau hinge mirip engsel di sebuah pintu, yaitu untuk gerakan gerakan membuka atau menutup dari satu arah.
contoh sendi siku dan sendi lutut.
-sendi gulung atau condyloid memungkinkan adanya pergerakan gerakan, namun tidak bisa dipakai untuk gerakan gerakan memutar.contoh sendi di antara telapak tangan dan jari dan rahang.
cracking knuckles adalah kebiasaan membunyikan sendi jari tangan pinggang dan leher, maupun kaki untuk menghilangkan pegal linu memperoleh perasaan lega , kadang memicu kecanduan,di beberapa panti pijat tradisional menu semacam ini seperti ritual pijat,cracking knuckles kebanyakan tidak akan memicu osteoartritis atau pembesaran sendi, cracking knuckles bisa melepaskan gas dalam bentuk gelembung nitrogen dari ruang di sekitar sendi,bunyi yang muncul dipicu adanya dekompresi dalam gelembung di dalam sendi,
peneliti masih belum yakin apakah suara yang dikeluarkan adalah gelembung gas yang terbentuk atau dilepaskan,
stenosing tenosynovitis trigger finger atau radang sendi jari adalah suatu keadaan yang memicu rasa sakit, kekakuan dan sensasi mengunci saat menekuk atau meluruskan jari, trigger finger bisa terjadi karena gerakan gerakan berulang atau penggunaan jari maupun ibu jari secara paksa,biasanya paling sering terjadi di jari manis dan ibu jari,
ini bisa terjadi saat tendon atau pita jaringan yang menghubungkan otot dan tulang di jari maupun ibu jari meradang,iritasi jangka panjang pada selubung tendon memicu jaringan parut dan penebalan yang mempengaruhi pergerakan gerakan tendon, orang yang mengalami trigger finger maka katrol di pangkal ibu jarinya meradang atau menebal sehingga sulit bagi tendon fleksor untuk melewatinya saat jari tertekuk,seiring berjalan jalannya waktu, tendon fleksor bisa meradang dan mengembangkan nodul kecil di permukaannya,jika parah, jari bisa terkunci dalam posisi bengkok,gejala awal trigger finger ini ,antaralain:
kekakuan jari,rasa sakit yang melekat di pangkal ibu jari atau jari lainnya,
benjolan di sekitar pangkal jari atau dekat telapak tangan , bunyi klik di jari,
jika tidak diatasi , gejala trigger finger cenderung lebih buruk di pagi hari,
beberapa kebiasaan yang bisa meningkatkan trigger finger, antara lain:
riwayat penyakit diabetes, asam urat dan rheumatoid arthritis memicu trigger finger,pekerjaan lainnya yang banyak memakai jari lebih berisiko mengalami trigger finger,pembedahan sindrom carpal tunnel, 6 bulan pertama sesudah menjalani operasi sindrom carpal tunnel biasanya akan mengalami trigger finger,masalah pada jari ini menyerang orang usia 50 hingga 80 tahun,
terutama wanita dibandingkan laki laki,
Osteoarthritis sebagai bentuk arthritis- radang sendi paling umum,
curcumin, zat alami dalam kunyit, membantu memperbaiki keadaan orang-orang dengan osteoarthritis lutut.
peneliti membagi pasien pengidap gejala osteoarthritis - radang sendi lutut yang parah dan menjalani perawatan dengan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), menjadi beberapa kelompok yang mengonsumsi diklofenak obat pereda nyeri dan mengonsumsi kunyit setiap hari selama sebulan,
Hasil memperlihatkan, 95 % dari kelompok yang mengonsumsi kunyit dan 98 % orang-orang yang mengonsumsi diklofenak melaporkan membaik hingga 50 %,
orang yang memakai diklofenak mengalami masalah lambung,
petugas medis mengobati gejala osteoarthritis - radang sendi lutut memakai kombinasi terapi,penghilang rasa sakit , latihan penguatan otot, penurunan berat badan,
Sendi adalah bagian yang menghubungkan dua tulang. sendi sendi mudah mengalami radang atau nyeri karena berbagai hal. Bisa dipicu oleh karena pergerakan gerakan yang salah pada tubuh,cedera saat berenang renang, adanya kerusakan tulang rawan, beberapa menu hidangan yang sebaiknya dihindari saat sedang mengalami nyeri sendi yaitu menu hidangan dengan minyak tinggi, lemak trans tinggi ,menu hidangan yang memicu peradangan memperburuk masalah sendi sendi, menu hidangan berminyak meningkatkan kolesterol, sehingga terjadi kekakuan aliran darah, karenanya, suplai oksigen yang dibawa dalam darah ke otot akan berkurang dan terjadilah inflamasi,
kegemukan meningkatkan risiko nyeri sendi, terutama bagian lutut yang selalu terbebani,
Osteoarthritis (OA) atau radang sendi adalah penyakit sendi yang umum terjadi,
orang-orang nyeri lutut osteoarthritis atau radang sendi diberikan obat-obatan steroid juga diminta menurunkan berat badan, tetap aktif ,menu hidangan tertentu dapat meringankan nyeri lutut karena osteoarthritis,yaitu: Kedelai mengandung banyak akan protein isoflavon, hormon tumbuhan dengan sifat anti-inflamasi, kacang edamame yang berbahan dasar kedelai ,
Buah yang mengandung banyak vitamin C, seperti kiwi, jeruk, mangga, jeruk dan pepaya, ikan dan minyak ikan yang mengandung asam lemak omega-3 ,
seperti makarel atau salmon ,
memicu OA pada lutut, juga area lainnya seperti pinggang, bahu, dan leher. adalah obesitas,banyak duduk, bekerja seharian di kursi, konsumsi menu hidangan cepat saji berlebih, jarang berenang renang,
. Sebab, sendi yang paling sering mengalami OA adalah pada bagian lutut.
OA harus dicegah sedini mungkin, agar tidak terjadi kecacatan.
OA memiliki tingkatan dan bisa terjadi bertahap. Fase OA akut bisa berlangsung selama dua minggu, fase sub-akut bisa berlangsung mulai dua minggu hingga tiga bulan, dan lebih dari tiga bulan masuk fase kronik.
Keadaan akut harus segera diatasi agar tidak masuk keadaan kronik. untuk mencegahnya adalah menjaga berat badan tetap ideal.
disarankan melakukan berenang renang untuk menguatkan otot kaki. Seperti sepeda statis atau latihan memakai leg press,melakukan peregangan setiap 4 jam sekali,
gejala OA yang mungkin terjadi antara lain nyeri lutut dan sendi kaku dalam kurang dari 30 menit di pagi hari, area tubuh tertentu bengkak sesudah digerak gerakkan, otot betis mengecil, dan krepitasi.
kecacatan saat ini tidak terbatas pada cacat fisik melainkan saat pasien sudah tidak mampu melakukan yang diinginkannya dan sebelumnya bisa dilakukan.
Jika biasanya mampu pergi kemana-mana, jalan 1000 meter mampu, sekarang 600 meter saja tidak mampu. Artinya sudah ada hambatan dalam melakukan aktivitas,OA sendiri bisa terjadi di semua sendi, namun paling sering terjadi pada lutut, pinggang dan leher. Area tubuh lainnya yang juga berisiko mengalami OA adalah bahu, siku, tangan, telapak kaki.
Jika mengalaminya, langkah yang bisa lakukan sebagai pertolongan pertama adalah beristirahat, mengompresnya dengan es,minum alagetik, pakai suplemen glukosamin dalam bentuk roller gel,
Hindari gerakan gerakan seperti menekuk kaki terlalu sering dan dalam waktu lama, hindari postur tubuh yang membungkuk saat duduk,Penyakit pengapuran sendi atau osteoartritis dialami orang berusia lanjut ini memiliki gejala bervariasi, tergantung pada sendi maka yang terkena dan tingkat keparahannya utamanya kaku pada sendi sendi, rasa nyeri dan kaku, terutama pada pagi hari sesudah beristirahat,Pengapuran sendi tidak bisa disingkirkan, gejalanya setiap tahun bahkan cenderung memburuk sehingga pasiennya sulit melakukan kegiatan sehari-hari. Sendi yang mengalami pengapuran mungkin bengkak, sesudah melakukan gerakan gerakan berlebihan, ini biasanya muncul saat kerusakan tulang rawan sendi sesemakin parah.
Gejala lain adalah:
Pembengkakan ringan di sekitar sendi,Ada suara klik saat sendi beradu,gerakan gerakan sendi menjadi terbatas atau rasa kaku tidak hilang sesudah melakukan gerakan gerakan, orang yang mengalami osteoartritis namun tidak menyadarinya, sampai terlihat oleh hasil rontgen, petugas medis akan memeriksa sendi sendi dan foto rontgen untuk memastikan.
Salah satu cara efektif untuk mengurangi keparahan penyakit ini adalah aktif bergerak gerak. Latihan berenang renang juga bisa meningkatkan fleksibilitas sendi dan mengurangi kekakuan.
osteoartritis (OA) berbeda dengan Osteoporosis.
OA adalah proses pengapuran sendi dan bersifat seumur hidup, sementara osteoporosis adalah pengeroposan tulang dan bisa di sembuhkan,
pasien yang menderita OA akan mengalami nyeri terus menerus karena OA belum bisa disembuhkan. Pengobatan yang bisa dilakukan hanya untuk memperlambat kerusakan dan mengurangi rasa nyeri Setiap sendi sendi memiliki lapisan bantalan tulang rawan pada setiap ujungnya. Ausnya tulang rawan akan memicu timbul rasa nyeri pada sendi sendi. ini dinamakan osteoartritis (radang sendi). Bagian yang paling rentan mengalami osteoartritis antara lain lutut, bahu, pinggul, dan juga sendi pada jari-jari,Penyakit ini biasa dialami orang berusia di atas 50 tahun,
hati hati jika sendi sendi menjadi kaku, terutama pada kaki sesudah duduk selama 2 sampai 3 jam. Kaki terasa sulit digerakan gerakan dan berat
OA memiliki gejala nyeri pada sendi sendi, rasa kaku pada satu atau beberapa sendi sendi, terutama di pagi hari sesudah bangun tidur. Kadang timbul benjolan pada sendi jari atau sekitar lutut. Deformitas (perubahan bentuk) tulang juga bisa dilihat dari kaki yang tidak bisa lurus saat berdiri,jika nyeri tidak terlalu parah bisa dilakukan pengompresan pada bagian yang sakit dan beristirahat
obat antiperadangan untuk mengurangi rasa tidak nyaman dan nyeri contohnya suntikan steroid.
Osteoarthritis (OA) dan osteoporosis adalah penyakit yang berbeda, semua orang didunia yang terkena osteoarthritis mengira sedang menderita osteoporosis,osteoarthritis juga kerap dikira penyakit asam urat,osteoarthritis adalah kerusakan pada rawan sendi yang bisa terjadi karena bantalan di sendi sendi menipis sehingga terjadi benturan antara tulang rawan. Penyakit ini juga berbeda dengan arthritis rheumatoid atau rematik,osteoarthritis yaitu penyakit yang mengiringi proses penuaan kadang susah membedakan dengan osteoporosis atau pengeroposan tulang. Padahal beda sekali. jika osteoarthritis itu kerusakan pada rawan sendi,
jika arthritis rheumatoid (AR), kapsul sendi dulu yang kena, jika ini tulang rawan sendi. AR banyak sendi yang kena, jika OA hanya beberapa saja,
osteoarthritis yaitu keadaan sendi terasa nyeri dan kaku karena inflamasi yang terjadi karena gesekan antara ujung-ujung tulang penyusun sendi,
gesekan tulang terjadi karena berkurangnya kekentalan dan elastisitas cairan synovial, yaitu asam hialuronat yang berada di antara sendi tulang. Bila cairan itu berkurang, gejalanya sendi terasa nyeri, muncul suara berderak saat sendi digerak gerakkan, sendi menjadi kaku, hingga pergerakan gerakan pun menjadi terbatas,osteoarthritis dibagi dalam empat level tergantung tingkat keparahan yang bisa dilihat melalui rontgen. Level awal, rongga sendi masih terlihat bagus atau bantalan di sendi sendi belum terlalu menipis. Hingga level yang sangat parah, sudah tidak ada bantalan sehingga terjadi benturan antartulang,
Jika sudah sampai level yang sangat parah, bisa memicu kaki bengkok, sehingga perlu dilakukan pembedahan jika ingin mengembalikan ke bentuk semula. Sedang pada level awal, hanya dengan menghindari pekerjaan terlalu berat, untuk melindungi sendi sendi,
Batalan sendi sendi yang sudah menipis diberi obat suntik berisi cairan asam hialuronat, sebagai pelumas sendi agar kerusakan tidak bertambah,
Obat suntik yang mengandung asal hialuronat itu mampu bertahan sebagai pelumas sendi selama 18 bulan. Kemudian dilakukan penyuntikan ulang,
Osteoarthritis (OA) atau kerusakan tulang rawan sendi sebagai penyakit yang mengiringi proses penuaan. Seiring bertambahnya usia, bantalan antara tulang rawan sendi sesemakin menipis. Osteoarthritis dialami oleh orang-orang yang berusia di atas 70 tahun, atau karena faktor genetik wanita yang sudah menopause atau berhentinya siklus menstruasi itu dipengaruhi adanya perubahan hormon saat wanita memasuki usia menopause Perempuan ada hormon estrogen dan progesteron yang sebelum menopause produksinya masih seimbang. Suatu saat terjadi penurunan produksi hormon karena menopause yang bisa memicu proses gangguan pada sel ,kecelakaan, penyakit TBC yang penyembuhannya tidak baik,Nyeri sendi biasanya terjadi pada daerah lutut, pengapuran Osteoartritis terjadi karena kerusakan pada tulang rawan sendi, bagian yang melapisi ujung tulang dalam sendi sendi yang berfungsi sebagai bantalan jika dua ruas tulang berbenturan saat sendi digerak gerakkan,Radang sendi dapat dicegah dengan meringankan kerja sendi sendi lutut, yaitu dengan cara menjaga berat badan, berberenang renang teratur,
tersedia suplemen yang meminimalisir penyakit osteoartritis dan memelihara kesehatan sendi sendi. mengandung glukosamin dan chondroitin. Suplemen ini sebaiknya dikonsumsi saat keadaan sendi sendi masih sehat,
Penyakit ini biasa menyerang sendi penopang tubuh seperti sendi lutut, panggul, pinggang, atau tengkuk. Gejala nya rasa lemah pada sendi, nyeri sendi, kaku sendi, bengkak,
Terapi stem cell atau sel punca banyak dipakai untuk mengobati penyakit osteoartritis atau radang sendi, Sel itu dapat membentuk kembali tulang rawan yang telah menipis pada sendi sendi,Sel punca yang diambil dari tubuh pasien itu sendiri akan menggantikan sel yang telah rusak di lutut. efek pengobatan dengan sel punca pun tergantung pada keadaan pasien itu sendiri,Sesemakin berat, risikonya kegagalan juga lebih tinggi,pada pasien osteoartritis terjadi penabrakan tulang sendi sendi yang memicu tulang rawan menipis atau rusak. Osteoartritis umum terjadi pada orang lanjut usia,
pasien osteoartritis, yang tulang rawannya sudah hancur, lalu disuntik stem cell. sesudah 6 bulan kemudian difoto ulang, tulang rawannya terbentuk kembali,
proses terbentuknya tulang rawan pada sendi sendi pun berbeda-beda. petugas medis pernah memperoleh pasien osteoartritis di lutut yang baru merasakan efek terapi sel punca sesudah dua tahun, kemudian rontgen lagi sesudah dua tahun, lutut kiri dan kanannya normal,
rasa nyeri pada lutut yang banyak dialami orang lanjut usia dipicu oleh pengapuran sendi. Sehingga, minum obat-obatan pereda rasa nyeri tidak akan menyembuhkannya ,pengobatan pengapuran sendi terdiri dari empat langkah, yaitu pengobatan, suntik, fisioterapi, dan operasi,petugas medis akan memberikan suntikan steroid atau gel yang mengisi sendi yang telah menipis karena rusak. Rasa nyeri pada sendi sebenarnya dipicu karena menipisnya tulang rawan pengisi sendi, sehingga gesekan antartulang di sendi sendi pun akan memicu rasa nyeri.cara penyuntikan biasanya tidak akan bertahan lama. Dalam beberapa waktu, nyeri akan kembali muncul karena steroid atau gel tidak akan selamanya bertahan dalam sendi,Pemberian obat tidak dapat dilakukan terlalu lama, Untuk obat-obatan, jika dilakukan selama lebih dari tiga bulan maka akan memberikan efek samping pada ginjal dan sistem cerna,
fisioterapi cukup baik meskipun tidak memperbaiki keadaan sendi ,cara operasilah yang paling efektif mengatasi dari pengapuran sendi,
Operasi, dibagi menjadi tiga jenis yaitu operasi memperbaiki tulang rawan, menumbuhkan kembali tulang rawan, dan mengganti tulang rawan dengan cobalt chrome. Kebanyakan yang sudah parah perlu penggantian lutut,
operasi penggantian lutut total dinilai paling efisien untuk mengatasi pengapuran sendi, namun juga bisa diatasi dengan cara penggantian setengah lutut, yang dapat dilakukan saat pengapuran sendi lutut berada pada satu sisi,
Sehingga penggantian lutut tidak perlu dilakukan secara keseluruhan,
Operasi penggantian setengah lutut, , memiliki keuntungan dibandingkan dengan operasi penggantian lutut total. Keuntungan itu antara lain waktu operasi lebih cepat, biaya total lebih murah 25.000-34.000 dollar Singapura,
hasil operasi bisa bertahan lama mencapai 20 tahun, teknologi ini sangat akurat dan bisa dengan presisi , Sebelum menjalani terapi, ada kriteria dari pasien, pasien hanya mengalami pengapuran pada satu sisi dari lutut, berusia 65 tahun ,Pengapuran sendi terjadi karena penipisan tulang rawan (kartilago) pada sendi. Karena penipisan itu maka gesekan antartulang pada sendi terasa nyeri. Osteoarthritis pada sendi lutut adalah penyakit yang biasanya diderita oleh orang berusia lanjut. Pemberian vitamin D tidak memberikan dampak pada osteoartritis D vitamin D membantu bagi penyembuhan pasien artritis,
memperlihatkan tak ada pengaruh signifikan vitamin D terhadap osteoartritis lutut, namun harus tetap mengonsumsi vitamin demi menjaga kesehatan.
artritis rematoid dan osteoartritis sebagai rematik, adalah penyakit yang sangat berbeda. artritis rematoid adalah penyakit autoimun dan dipicu peradangan sendi,rematoid adalah jenis artritis yang bisa memicu kecacatan paling parah. belum ada obat yang bisa menyembuhkan,Osteoartritis diderita orang usia lanjut dan dikarenakan oleh ausnya sendi sendi,
osteoartritis yang hanya menyerang sistem muskuloskeletal (otot, tulang, dan sendi sendi), Peradangan pada sendi memicu rasa nyeri, kaku, merah, dan bengkak,Artritis Rematoid (AR) adalah penyakit sistemik menyerang jantung, paru, kulit, lebih dari satu sendi sendi sehingga memicu rasa kaku dan nyeri yang menyebar luas.nyerinya simetris mengenai pada kedua pergelangan kaki atau pergelangan tangan. Juga memicu benjolan pada jari-jari, kaki, dekat siku, di bawah kulit,
Obat-obatan untuk mengatasi AR dibagi dalam dua kategori, yaitu yang menghilangkan nyeri, dan obat yang mengendalikan penyakit,
obat biologis yang mengandung genetika, salah satunya Tocilizumab. Obat ini memblokir zat kimia yang berperan dalam peradangan dan kerusakan jaringan.
sesudah 24 minggu terjadi perbaikan nyata pada gejala artritis rematoid. 85 % pasien mengalami pengurangan rasa sakit ,Pengobatannya mirip dengan penyakit hipertensi atau diabetes yang harus rutin minum obat untuk mencegah komplikasi. jika obat dihentikan penyakitnya akan kambuh,
Bila keadaan sendi tidak baik, fleksibilitas seluruh gerakan gerakan tubuh bisa terganggu, bahkan memicu kerusakan tulang rawan sendi,mirip engsel pintu, sendi-sendi tubuh menjadi penghubung antara satu tulang dan tulang yang lain sehingga memungkinkan tulang dapat dengan fleksibel dan lentur.
sendi terus-menerus mengalami tekanan,saat berjalan jalan, tekanan pada sendi mencapai dua kali dari berat tubuh ,
normalnya , sendi memiliki permukaan yang licin. Tekanan-tekanan yang diterima sendi akan memicu retakan kecil,Secara alami robekan ini akan diperbaiki oleh tubuh. semakin muda usianya, semakin cepat proses perbaikan ,
seiring dengan pertambahan usia, kemampuan tubuh untuk mengoreksi robekan berkurang, padahal setiap saat tubuh terus bergerak gerak karenanya robekan dalam sendi semakin besar ,Jika robekannya terlalu besar, lama-kelamaan cairan sendi akan aus, tulang saling menempel dan terasa nyeri saat digerak gerakkan, ini dinamakan radang sendi atau osteoartritis, salah satu jenis rematik,Percepatan kerusakan sendi, dipicu oleh faktor aktivitas,usia, berat badan, pola makan,
Osteoartritis gejalanya rasa nyeri, bengkak, sendi sulit digerak gerakkan dan hilang kelenturan di sekitar area yang sakit. OA terjadi di seluruh bagian tubuh yang terdapat sendi, bagian yang paling sering terkena adalah tulang belakang, panggul,lutut, tangan, kaki,
fisioterapi mengembalikan fungsi gerak dan obat antiinflamasi untuk mengurangi nyeri. operasi untuk mengganti area yang sakit,
semakin banyak bergerak gerak, semakin lentur sendi Lakukan berenang renang yang menguatkan otot-otot penyangga tubuh,
tulang perlu kalsium dan vitamin D, sendi perlu glukosamin untuk mencegah kerusakan jaringan tulang rawan dan mengatasi gejala artritis,
Glukosamin adalah senyawa pembangun untuk sendi tulang rawan yang berperan sebagai bantalan pada ujung tulang dan mencegah tulang dari keretakan saat orang-orang bergerak gerak,
Secara alami zat ini ada dalam tubuh, namun kemampuan tubuh menyintesa glukosamin akan berkurang seiring usia. glukosamin bukanlah obat radang sendi,Fungsi glukosamin ini untuk pencegahan,
yang sering mengalami osteoarthritis adalah lutut. Jika bangun dari berjongkok lutut terasa nyeri dan sakit semakin menjadi saat menaiki tangga, disebut osteoarthritis. Permukaan sendi yang telah aus dapat digantikan dengan lapisan sendi buatan,osteoarthritis, yaitu proses penipisan tulang rawan di permukaan sendi kerap memicu orang menderita lantaran rasa nyeri, kaku, dan terjadinya pembengkakan,
Pada sendi, ada tulang rawan yang berfungsi sebagai bantalan antartulang, Bantalan sendi itu bisa rusak dan aus karena usia. selaput synovial yang mengeluarkan cairan yang berperan sebagai pelumas dan ligamen (jaringan ikat) untuk menjaga kestabilan,pemicu lain osteoarthritis adalah genetik ,asam urat, rematik, infeksi sendi seperti tuberkulosis, trauma pada sendi dan bentuk sendi yang bengkok, seperti pada kaki bentuk O atau bentuk X.
osteoarthritis yang sudah masuk stadium berat perlu ditangani dengan arthroplasty,Arthroplasty adalah mengganti permukaan tulang rawan sendi yang rusak dengan permukaan sendi lutut buatan , Permukaan sendi buatan itu terbuat dari bahan yang tidak akan terserap tubuh dan tidak ditolak tubuh. Sendi buatan, terbuat dari logam untuk dipasangkan pada tulang dan bahan sejenis plastik untuk bantalan tulang. Penggantian diawali dengan pengukuran sendi secara akurat ,
Operasi arthroplasty tidak mudah sehingga harus dilakukan petugas medis ahli bedah ortopedi yang telah mengikuti pendidikan khusus arthroplasty. petugas medis memakai mesin gergaji khusus untuk meratakan dan membentuk tulang secara akurat sebagai tempat dudukan permukaan sendi buatan sehingga prothese dapat stabil, kesalahan sedikit saja dapat memicu sendi lutut tak bisa bergerak gerak ,Permukaan sendi buatan ditempelkan ke tulang dengan dipasakkan , jaringan ikat penyangga sendi harus diperbaiki keseimbangannya, seperti pada waktu pasien belum mengalami osteoarthritis. Jika pemotongan dan pemasangan prothese baik dan ligamen stabil, kaki yang bengkok bisa menjadi lurus kembali,
Komplikasi pada operasi antara lain pembekuan darah pada pembuluh balik (deep venous thrombosis ) dan infeksi,
Permukaan sendi buatan dapat bertahan 20 tahun hingga tiba masa revisi penyesuaian kembali. Metal yang ditanamkan memang bisa bertahan sampai kapan pun. Namun, tulang tempat metal terpasang akan mengalami perubahan sesuai pertambahan usia. contohnya, terjadi pengeroposan tulang sehingga permukaan sendi buatan longgar dan perlu penyesuaian,25 tahun tanpa rasa nyeri dan dapat beraktivitas sangat berharga,nyeri pada sendi sendi kemungkinan dipicu karena kegagalan mekanis ,leukimia atau lupus,
nyeri sendi banyak jenisnya, nyeri sendi saja yang gejalanya hanya rasa pegal-pegal, nyeri sendi non inflamasi, yaitu ada nyeri sendi yang ditambah gangguan gerak tapi tidak ditambah peradangan yang nyata, ini adalah nyeri sendi karena pengapuran ,
Nyeri sendi yang lain adalah nyeri sendi yang ditambah peradangan bengkak, rasa panas, dan kemerahan gejala dari Artritis Reumatoid (AR).
artritis reumatoid bukan dikarenakan gangguan pada sendi , Ini adalah penyakit autoimun, di mana sistem imun salah mengenal dan menyerang jaringan tubuh yang normal. Mula-mula hanya bengkak, lama kelamaan anggota tubuh menjadi bengkok hingga akhirnya cacat,Peradangan yang terjadi pada penyakit AR memicu distorsi pada sendi menurunkan fungsi, nyeri, kaku dan pembengkakan dan kecacatan,
Sebagian besar pasien rematik menganggap nyeri sendi dan otot yang dialaminya dipicu karena asam urat. Padahal, hanya 5 % saja penyakit rematik yang dipicu oleh asam urat,Begitu menderita nyeri sendi, masyarakat langsung mengecek kadar asam uratnya. Padahal, asam urat hanyalah salah satu dari 100 jenis penyakit rematik.
Gout atau asam urat adalah jenis rematik yang dipicu oleh adanya endapan kristal monosodium urat atau asam urat yang terkumpul di dalam sendi karena tingginya kadar asam urat dalam darah. Gejala artritis gout adalah pembengkakan, kemerahan, nyeri hebat, panas dan gangguan gerak dari sendi yang terserang yang terjadi mendadak,Penyakit asam urat adalah penyakitnya laki laki. Pada wanita, hormon estrogen akan merangsang pengeluaran asam urat lewat urin sehingga kadar asam uratnya jarang tinggi. Namun memasuki usia menopause, asam uratnya naik,gejala rematik adalah nyeri saat melakukan aktivitas sehari-hari seperti berjalan jalan, duduk, berdiri, Peradangan pada sendi ditandai dengan pembengkakan, kemerahan, kaku,
rematik karena asam urat muncul sebagai serangan peradangan sendi yang timbul berulang-ulang. Artritis Reumatoid (AR). Bila tidak ditangani, bisa memicu kecacatan,Artritis reumatoid berbeda dengan penyakit rematik. Penyakit Artritis reumatoid ini yaitu penyakit autoimun yang memicu peradangan sendi kronik. karena faktor genetis, infeksi dan faktor lingkungan yang merangsang sistem imun untuk menyerang jaringan tubuh yang normal,
penyakit Artritis Reumatoid ini tidak ada hubungannya dengan menu hidangan tertentu, seperti pada penyakit gout asam urat,
Artritis reumatoid bisa merusak tulang rawan, tulang, tendon dan ligamen sendi yang terkena. pasien penyakit AR sering mengalami deformasi sendi ,
Gejala penyakit ini yaitu adanya benjolan-benjolan (nodul rematik) , rasa kelelahan, bengkak dan kemerahan , nyeri pada banyak sendi, pundak kiri dan kanan atau kedua bagian tangan,
Rasa nyeri di sekitar pinggang, linu di sendi sendi, dan otot terasa kaku karena berenang renang berlebihan , beraktivitas berat, karena kebanyakan duduk di kantor,kurangnya relaksasi otot,rasa pegal itu berasal dari otot tegang atau kaku, pegal-pegal ringan memang bisa disembuhkan dengan istirahat namun, untuk masalah tertentu, istirahat tidak cukup,Bisa jadi terserang sindrom kelelahan kronis atau chronic spastic syndrome,karena ada virus yang menyerang tubuh,
jangan coba coba remehkan pegal-pegal lagi, Apalagi untuk pegal-pegal yang fatal, itu harus segera ditangani oleh petugas medis
Contohnya orang yang terserang virus influenza,demam berdarah ,cacar air,penyakit asam urat ,penyakit amyotropic lateral sclerosis (ALS), rheumatoid arthritis, polymyositis, multiple sclerosis herpes,hepatitis atau penyakit rematik, Biasanya, gejala yang muncul dari penyakit ini adalah pegal-pegal di sekujur tubuh. sesudah itu baru diikuti oleh demam dan hidung mengeluarkan cairan. Jika pegal badan diikuti rasa lemah, letih, dan lesu, itu mengindikasikan penyakit kurang darah atau anemia,
kebanyakan pasien mengalami memar memar karena jatuh , terbentur, kemudian memijat memijat area memar memar . percaya dengan memijat dapat menyembuhkan. Namun, ternyata itu salah sebab , dengan memijat mijat justru akan memicu pendarahan yang semula terhenti akan terjadi lagi,
saat terbentur bentur memang terjadi pendarahan pada pembuluh darah, Namun, tubuh mempunyai kemampuan alami untuk memberhentikan pendarahan itu, saat dipijat, justru memicu terjadi pendarahan lagi,
menambah pembengkakan pada otot ligamen,segera menghentikan kegiatan kegiatan lakukan pengompresan memakai es batu.
Rheumatoid arthritis (RA) atau radang sendi kronis adalah penyakit autoimun yang menyerang sendi sendi dan struktur di sekitarnya, memicu kekakuan rasa nyeri,peradangan kronis, menu hidangan bagi orang-orang yang menderita Rheumatoid arthritis :
pasien rematik memproduksi sitokin secara berlebihan namun Lemak tak jenuh ganda, omega 3 menekan nekan inflamasi sitokin , ikan salmon, herring, sarden, walnuts (kenari), canola oil, dan kacang kedelai memiliki kandungan omega 3. zat yang memberi warna pada buah dan sayuran yaitu flavonoid dan karotenoid berpotensi sebagai antioksidan. Antioksidan adalah komponen yang melawan inflamasi (peradangan). pilih menu hidangan yang berwarna-warni, dengan warna merah, oranye, kuning, biru, hijau, dan ungu
minyak zaitun menghentikan produksi bahan kimia yang memicu peradangan.
minyak zaitun juga berfungsi sebagai pengganti untuk lemak jenuh dan trans. Lemak jenuh ada dalam susu, mentega, es krim, lemak dan daging merah.
biji-bijian seperti selai kacang tanah, mete ,oatmeal, beras merah, dan barley menekan tingkat C-reaktif protein (CRP) atau penanda peradangan dalam tubuh, penanganan pasien rematik adalah menekan nekan rasa nyeri dan mengurangi kerusakan sendi, dengan terapi farmakologi atau obat-obatan,
Obat rematik harus dikonsumsi seumur hidup, karena itu berdampak pada tubuh. contohnya saja merusak ginjal, liver, menekan sumsum tulang, dan sebagainya. Obat pereda nyeri saja jika sering-sering dikonsumsi pasti memicu efek samping, mekanisme obat rematik bekerja dengan cara, pereda nyeri (pain killer), meredakan radang, dan merekayasa perjalanan penyakit,Itu sebabnya, setiap dua atau tiga bulan sekali pasien rematik harus kontrol ke petugas medis untuk melakukan cek darah di laboratorium,Rematik memang tidak bisa disembuhkan, bukan berarti penyakitnya tidak bisa mereda Jika penyakitnya reda, obatnya boleh dihentikan.
pengobatan artritis reumatik untuk tercapainya remisi selama dan sedini mungkin sebelum terjadinya kerusakan struktural sendi. Bila ini berhasil didapatkan, gejala penyakit itu tidak ada lagi. Ini memperlambat progresivitas penyakit,Obat-obatan artritis reumatoid terbagi dalam dua jenis, yaitu yang mengurangi rasa sakit hanya mengurangi gejalanya saja tidak untuk mengendalikan berkembangnya penyakit dan pembengkakan pada sendi dan obat yang memperlambat proses penyakit,
obat yang memperlambat proses penyakit atau golongan DMARD (disease modifying arthritis rheumatoid drug), yaitu obat yang dapat merekayasa penyakit dan mengurangi gejalanya sekaligus menghambat laju kerusakan sendi, obat biologik bagi pasien yang tidak bisa teratasi dengan obat-obat konvensional. Peradangan pada sendi yang dialami pasien terjadi karena ada beberapa sitokin atau protein. Obat-obatan biologik ini bekerja menghambat aktivitas biologis sitokin-sitokin itu,
Salah satu sitokin adalah IL-6 (interleukin six). ada kadar IL-6 pada pasien dengan artritis reumatoid. Obat yang mampu menghambat sitokin itu adalah Tocilizumab.
Nyeri sendi dan demam akan hilang dengan pemberian obat pereda nyeri dan obat antiradang nonsteroid seperti ibuprofen dan antibiotik Nyeri sendi dapat dipicu oleh demam rematik,yang rentan berisiko menderita nyeri sendi karena demam rematik, yaitu:
Usia 5 tahun sampai dewasa muda, Sering demam, Sering mengeluh nyeri pada beberapa sendi seperti bahu, siku, lutut, pergelangan kaki yang hilang timbul,
kemerahan pada kulit dan benjolan di bawah kulit,Obat-obatan untuk mengurangi keluhan karena rematik antara lain asetaminofen, obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS), kortikosteroid dan obat penekan kekebalan tubuh. efek sampingnya mengiritasi lambung dan usus dan memicu tukak.
secara alamiah setiap orang akan mengalami penurunan hormon dan massa otot. itu secara tidak langsung mempengaruhi berkurangnya stabilisasi sendi pada lutut, penurunan hormon pertumbuhan (growth hormone/GH) akan berdampak pada terganggunya fungsi kerja dari otot-otot paha depan, belakang dan betis,Karena yang menjaga stabilisasi sendi di lutut itu otot. jika masa otot berkurang, stabilisasinya berkurang. saat stabilisasi berkurang, beban di sendi lutut menjadi sangat banyak,Penurunan hormon pertumbuhan mempengaruhi kemampuan sendi melakukan pemulihan sebab, yang bertugas untuk melakukan regenerasi adalah insulin like growth factors (IGF's) yaitu hasil stimulasi dari GH. sendi juga bisa mengalami penuaan. Kerusakan pada sendi, memicu gangguan kebebasan, berenang renang justru bisa membebani sendi,
bagaimana pasien mampu untuk melatih otot-otot yang menopang sendi.
Cara nya bisa dengan squat dan hamstring supaya masa otot tetap terpelihara sama saat masih muda,Squat adalah salah satu jenis latihan kekuatan yang mengasah otot-otot terutama pada paha, pinggul dan bokong, paha belakang, dan memperkuat tulang, memicu pengeluaran hormon pertumbuhan terbanyak dibandingkan latihan beban lainnya. gerakan gerakan Leg Curl yaitu latihan isolasi untuk melatih otot paha belakang (hamstring), untuk membantu pembentukan sel-sel sendi yang sehat dapat didukung dengan konsumsi suplemen yang berasal dari Omega 3 dan vitamin C.
REUMATIK
Penyakit reumatik yaitu penyakit yang menyerang persendian dan struktur di sekitarnya yang terdiri lebih dari 100 jenis. Salah satu jenis dari penyakit reumatik
yaitu Rheumatoid Arthritis Rheumatoid Arthritis (RA)
yaitu penyakit autoimun progresif dengan inflamasi kronik yang menyerang sistem muskuloskeletal namun dapat melibatkan organ dan sistem badan secara
keseluruhan, yang ditandai dengan pembengkakan, nyeri sendi dan destruksi jaringan sinovial yang ditambah gangguan pergerakan diikuti dengan kematian prematur ,Dalam ilmu penyakit dalam Harrison edisi 18, insidensi dan prevalensi RA
beragam berdasar lokasi geografis dan berbagai grup etnik yang berkaitan
dengan susunan genetik. Prevalensi tertinggi dikabarkan pada masyarakat asli
Amerika, Yakima, Pima, dan suku-suku Chippewa di Amerika Utara sebesar 7%.
Namun prevalensi RA di dunia relatif konstan yaitu berkisar antara 0,5-1%
(Suarjana,2009). Estimasi prevalensi RA untuk negara dengan pendapatan rendah
dan menengah berdasar meta-analisis yaitu di Asia Tenggara sebesar 0,4%,
Mediterania Timur sebesar 0,37%, Eropa sebesar 0,62%, dan Amerika sebesar
1,25%. Prevalensi pada laki-laki lebih rendah yaitu 0,16% dibandingkan wanita
yaitu 0,75% dan dinyatakan signifikan secara statistik. Sekitar 2,6 juta laki-laki
dan 12,21 juta wanita menderita RA pada tahun 2000 kemudian
meningkatmenjadi 3,16 juta laki-laki dan 14,87 juta wanita yang menderita RA
pada tahun 2010 (Rudan dkk, 2015).
Data epidemiologi di Indonesia tentang penyakit RA masih terbatas. Data
terakhir dari Poliklinik Reumatologi RSCM Jakarta menunjukkan bahwa jumlah
kunjungan penderita RA selama periode Januari sampai Juni 2007 sebanyak 203
dari jumlah seluruh kunjungan sebanyak 1.346 pasien. Nainggolan (2009)
memaparkan bahwa provinsi Bali memiliki prevalensi penyakit rematik di atas
angka nasional yaitu 32,6%, namun tidak diperinci jenis rematik secara detail.
Walaupun pemicu RA masih belum diketahui secara pasti, namun banyak
faktor risiko yang dapat meningkatkan angka kejadian RA. Diantaranya yaitu
faktor genetik, usia lanjut, jenis kelamin perempuan, faktor sosial ekonomi, faktor
hormonal, etnis, dan faktor lingkungan seperti merokok, infeksi, faktor diet,
polutan, dan urbanisasi (Tobon et al,2009).
sudah diketahui bahwa RA yaitu penyakit kronik dan fluktuatif sehingga
jika tidak dilakukan penanganan yang tepat dan cepat akan memicu
kerusakan sendi yang progresif, deformitas, disabilitas, dan kematian. Menurut
Fuch dan Edward, hanya 15% pasien RA yang memperoleh pengobatan secara
medis yang mengalami remisi atau berfungsi normal sesudah 10 tahun sejak awal
onset dan hanya 17% dengan tanpa disabilitas. Prognosis RA sendiri dievaluasi
dari berbagai parameter seperti level remisi, status fungsional, dan derajat
kerusakan sendi (Sumariyono,2010).
Masyarakat usia dewasa yang berusia diantara 25 hingga 60 tahun masih
yaitu masa-masa produktif di kehidupannya. Tanggung jawab secara fisik,
biologis, ekonomi dan sosial dibutuhkan dan berkaitan erat dengan status
kesehatannya saat ini. Banyak penyakit degeneratif yang onsetnya dimulai sejak
usia pertengahan memicu produktifitas masyarakat menurun dan masa
lansia di kemudian hari menjadi kurang berkualitas. Salah satu penyakit itu
yaitu RA yang mana proses patologi imunologinya terjadi beberapa tahun sebelum
muncul gejala klinis. Walaupun angka kejadian RA banyak terjadi pada lansia
namun tidak menutup kemungkinan proses patologi sudah terjadi seiring
peningkatan usia dan adanya berbagai faktor risiko yang saling berkaitan.
Banyak upaya yang dapat dilakukan guna mencegah terjadinya RA dan
memberikan pengobatan secara cepat dan tepat bagi yang sudah terdiagnosis salah
satunya dengan melakukan deteksi dini pada masyarakat usia dewasa. Ada banyak
alat ukur dan kriteria yang dapat dipakai dalam mendiagnosis RA. Diantaranya
yaitu berdasar kriteria ARA (American Rheumatism Association) yang
direvisi tahun 1987 dan kriteria ACR (American College of Rheumatology) yang
direvisi tahun 2010.Rheumatoid Arthritis (RA) yaitu penyakit autoimun yang etiologinya belum
diketahui dan ditandai oleh sinovitis erosif yang simetris dan pada beberapa kasus
ditambah keterlibatan jaringan ekstraartikular. Perjalanan penyakit RA ada 3 macam
yaitu monosiklik, polisiklik dan progresif. Sebagian besar kasus perjalananya
kronik kematian dini (Rekomendasi Perhimpunan Reumatologi Indonesia,2014).
Kata arthritis berasal dari bahasa Yunani, “arthon” yang berarti sendi, dan
“itis” yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti radang pada sendi.
sedang Rheumatoid Arthritis yaitu suatu penyakit autoimun yang mana
persendian (biasanya tangan dan kaki) mengalami peradangan, sehingga terjadi
pembengkakan, nyeri dan seringkali memicu kerusakan pada bagian dalam
sendi (Febriana,2015).
Penyakit ini sering memicu kerusakan sendi, kecacatan dan banyak
mengenai penduduk pada usia produktif sehingga memberi dampak sosial dan
ekonomi yang besar. Diagnosis dini sering menghadapai kendala sebab pada
masa dini sering belum didapatkan gambaran karakteristik yang baru akan
berkembang sejalan dengan waktu yang mana sering sudah terlambat untuk memulai
pengobatan yang adekuat (Febriana,2015).
2.2 Epidemiologi Rheumatoid Arthritis
Prevalensi dan insiden penyakit ini beragam antara populasi satu dengan lainnya,
di Amerika Serikat dan beberapa daerah di Eropa prevalensi RA sekitar 1% pada
kaukasia dewasa, Perancis sekitar 0,3%, Inggris dan Finlandia sekitar 0,8% dan
Amerika Serikat 1,1% sedang di Cina sekitar 0,28%. Jepang sekitar 1,7% dan
India 0,75%. Insiden di Amerika dan Eropa Utara mencapai 20-50atau 100000 dan
Eropa Selatan hanya 9-24atau 100000. Di Indonesia dari hasil survei epidemiologi di
Bandungan Jawa Tengah didapatkan prevalensi RA 0,3% sedang di Malang pada
penduduk berusia diatas 40 tahun didapatkan prevalensi RA 0,5% di daerah
Kotamadya dan 0,6% di daerah Kabupaten. Di Poliklinik Reumatologi RSUPN
Cipto Mangunkusumo Jakarta, pada tahun 2000 kasus baru RA yaitu 4,1%
dari seluruh kasus baru. Di poliklinik reumatologi RS Hasan Sadikin didapatkan
9% dari seluruh kasus reumatik baru pada tahun 2000-2002 (Aletaha et al,2010).
Data epidemiologi di Indonesia tentang penyakit RA masih terbatas. Data
terakhir dari Poliklinik Reumatologi RSCM Jakarta menunjukkan bahwa jumlah
kunjungan penderita RA selama periode Januari sampai Juni 2007 sebanyak 203
dari jumlah seluruh kunjungan sebanyak 1.346 pasien. Nainggolan (2009)
memaparkan bahwa provinsi Bali memiliki prevalensi penyakit rematik di atas
angka nasional yaitu 32,6%, namun tidak diperinci jenis rematik secara detail.
sedang pada penelitian Suyasa et al (2013) memaparkan bahwa RA yaitu
peringkat tiga teratas diagnosa medis utama para lansia yang berkunjung ke
tempat pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis di salah satu wilayah
pedesaan di Bali.
2.3 Faktor Risiko Rheumatoid Arthritis
Faktor risiko yang berhubungan dengan peningkatan kasus RA dibedakan menjadi
dua yaitu faktor risiko yang tidak dapat direkayasa dan faktor risiko yang dapat
direkayasa :
2.3.1 Tidak Dapat Direkayasa
1. Faktor genetik
Faktor genetik berperan 50% hingga 60% dalam perkembangan RA.
Gen yang berkaitan kuat yaitu HLA-DRB1. Selain itu juga ada gen
tirosin fosfatase PTPN 22 di kromosom 1. Perbedaan substansial pada
faktor genetik RA ada diantara populasi Eropa dan Asia. HLADRB1 ada di seluruh populasi penelitian, sedang polimorfisme
PTPN22 teridentifikasi di populasi Eropa dan jarang pada populasi
Asia. Selain itu ada kaitannya juga antara riwayat dalam keluarga
dengan kejadian RA pada keturunan selanjutnya.
2. Usia
RA biasanya muncul antara usia 40 tahun sampai 60 tahun. Namun
penyakit ini juga dapat terjadi pada dewasa tua dan anak-anak
(Rheumatoid Arthritis Juvenil). Dari semua faktor risiko untuk munculnya RA, faktor ketuaan yaitu yang terkuat. Prevalensi dan
beratnya RA semakin meningkat dengan bertambahnya usia. RA
hampir tak pernah pada anak-anak, jarang pada usia dibawah 40 tahun
dan sering pada usia diatas 60 tahun.
3. Jenis kelamin
RA jauh lebih sering pada perempuan dibanding laki-laki dengan rasio
3:1. walau mekanisme yang terkait jenis kelamin masih belum
jelas. Perbedaan pada hormon seks kemungkinan memiliki pengaruh.
2.3.2 Dapat Direkayasa
1. Gaya hidup
a. Status sosial ekonomi
Penelitian di Inggris dan Norwegia menyatakan tidak ada
kaitan antara faktor sosial ekonomi dengan RA, berbeda dengan
penelitian di Swedia yang menyatakan ada kaitan antara
tingkat pendidikan dan perbedaan paparan saat bekerja dengan
risiko RA.
b. Merokok
Sejumlah riset cohort dan case-control menunjukkan bahwa rokok
tembakau berhubungan dengan peningkatan risiko RA. Merokok
berhubungan dengan produksi dari rheumatoid factor(RF) yang
akan berkembang sesudah 10 hingga 20 tahun. Merokok juga
berhubungan dengan gen ACPA-positif RA yang mana perokok
menjadi 10 hingga 40 kali lebih tinggi dibandingkan bukan
perokok. Penelitian pada perokok pasif masih belum terjawab
namun kemungkinan peningkatan risiko tetap ada.
c. Diet
Banyaknya isu terkait faktor risiko RA salah satunya yaitu
makanan yang mempengaruhi perjalanan RA. Dalam penelitian
Pattison dkk, isu mengenai faktor diet ini masih banyak
ketidakpastian dan jangkauan yang terlalu lebar mengenai jenis
makanannya. Penelitian itu menyebutkan daging merah dapatmeningkatkan risiko RA sedang buah-buahan dan minyak ikan
memproteksi kejadian RA. Selain itu penelitian lain menyebutkan
konsumsi kopi juga sebagai faktor risiko namun masih belum jelas
bagaimana kaitan .
d. Infeksi
Banyaknya penelitian mengaitkan adanya infeksi Epstein Barr
virus (EBV) sebab virus itu sering berada dalam
jaringan synovial pada pasien RA. Selain itu juga adanya
parvovirus B19, Mycoplasma pneumoniae, Proteus, Bartonella,
dan Chlamydia juga memingkatkan risiko RA.
e. Pekerjaan
Jenis pekerjaan yang meningkatkan risiko RA yaitu petani,
pertambangan, dan yang terpapar dengan banyak zat kimia namun
risiko pekerjaan tertinggi ada pada orang yang bekerja dengan
paparan silica.
2. Faktor hormonal
Hanya faktor cara berkembangbiak: yang meningkatkan risiko RA yaitu pada
perempuan dengan sindrom polikistik ovari, siklus menstruasi
ireguler, dan menarche usia muda.
3. Bentuk badan
Risiko RA meningkat pada obesitas atau yang memiliki Indeks Massa
badan (IMT) lebih dari 30.
2.4 Etiopatogenesis dan Patofisiologi Rheumatoid Arthritis
pemicu pasti masih belum diketahui secara pasti yang mana yaitu penyakit
autoimun yang dicetuskan faktor luar (infeksi, cuaca) dan faktor dalam (usia, jenis
kelamin, keturunan, dan psikologis). Diperkirakan infeksi virus dan bakteri
sebagai pencetus awal RA. Sering faktor cuaca yang lembab dan daerah dingin
diperkirakan ikut sebagai faktor pencetus.
Patogenesis terjadinya proses autoimun, yang melalui reaksi imun komplek
dan reaksi imunitas selular. Tidak jelas antigen apa sebagai pencetus awal, mungkin infeksi virus. Terjadi pembentukan faktor rematoid, suatu antibodi
terhadap antibodi abnormal, sehingga terjadi reaksi imun komplek (autoimun).
Proses autoimun dalam patogenesis RA masih belum tuntas diketahui, dan
teorinya masih berkembang terus. Dikatakan terjadi berbagai peran yang saling
terkait, antara lain peran genetik, infeksi, autoantibodi dan peran imunitas
selular, humoral, peran sitokin, dan berbagai mediator keradangan. Semua peran
ini, satu sam lainnya saling terkait dan pada akhirmya memicu keradangan
pada sinovium dan kerusakan sendi disekitarnya atau mungkin organ lainnya.
Sitokin yaitu local protein mediator yang dapat memicu pertumbuhan,
diferensiasi dan aktivitas sel, dalam proses keradangan. Berbagai sitokin berperan
dalam proses keradangan yaitu TNF α, IL-1, yang terutama dihasilkan oleh
monosit atau makrofag memicu stimulasi dari sel mesenzim seperti sel
fibroblast sinovium, osteoklas, kondrosit dan merangsang pengeluaran enzim
penghancur jaringan, enzim matrix metalloproteases (MMPs) (Putra dkk,2013).mungkin infeksi virus. Terjadi pembentukan faktor rematoid, suatu antibodi
terhadap antibodi abnormal, sehingga terjadi reaksi imun komplek (autoimun).
Proses autoimun dalam patogenesis RA masih belum tuntas diketahui, dan
teorinya masih berkembang terus. Dikatakan terjadi berbagai peran yang saling
terkait, antara lain peran genetik, infeksi, autoantibodi dan peran imunitas
selular, humoral, peran sitokin, dan berbagai mediator keradangan. Semua peran
ini, satu sam lainnya saling terkait dan pada akhirmya memicu keradangan
pada sinovium dan kerusakan sendi disekitarnya atau mungkin organ lainnya.
Sitokin yaitu local protein mediator yang dapat memicu pertumbuhan,
diferensiasi dan aktivitas sel, dalam proses keradangan. Berbagai sitokin berperan
dalam proses keradangan yaitu TNF α, IL-1, yang terutama dihasilkan oleh
monosit atau makrofag memicu stimulasi dari sel mesenzim seperti sel
fibroblast sinovium, osteoklas, kondrosit dan merangsang pengeluaran enzim
penghancur jaringan, enzim matrix metalloproteases (MMPs) (Putra dkk,2013).Gambar 1. Peranan Imun Adaptif dan Innate dalam Patogenesis RA
Proses keradangan sebab proses autoimun pada RA, ditunjukkan dari
pemeriksaan laboratorium dengan adanya RF (Rheumatoid Factor) dan anti-CCP
dalam darah. RF yaitu antibodi terhadap komponen Fc dari IgG. Jadi ada
pembentukan antibodi terhadap antibodi dirinya sendiri, akibat paparan antigen
luar, kemungkinan virus atau bakteri. RF didapatkan pada 75 sampai 80%
penderita RA, yang dikatakan sebagai seropositive. Anti-CCP didapatkan pada
hampir 2atau 3 kasus dengan spesifisitasnya yang tinggi (95%) dan terutama ada
pada stadium awal penyakit. Pada saat ini RF dan anti-CCP yaitu sarana
diagnostik penting RA dan mencerminkan progresifitas penyakit (Putra
dkk,2013).
Sel B, sel T, dan sitokin pro inflamasi berperan penting dalam patofisiologi
RA. Hal ini terjadi sebab hasil diferensiasi dari sel T merangsang pembentukan
IL-17, yaitu sitokin yang merangsang terjadinya sinovitis. Sinovitis yaitu
peradangan pada membran sinovial, jaringan yang melapisi dan melindungi sendi.
sedang sel B berperan melalui pembentukan antibodi, mengikat patogen,
kemudian menghancurkannya. Kerusakan sendi diawali dengan reaksi inflamasi
dan pembentukan pembuluh darah baru pada membran sinovial. Kejadian itu
memicu terbentuknya pannus, yaitu jaringan granulasi yang terdiri dari sel
fibroblas yang berproliferasi, mikrovaskular dan berbagai jenis sel radang. Pannus
itu dapat mendestruksi tulang, melalui enzim yang dibentuk oleh sinoviosit
dan kondrosit yang menyerang kartilago. Di samping proses lokal itu , dapat
juga terjadi proses sistemik. Salah satu reaksi sistemik yang terjadi ialah
pembentukan protein tahap akut (CRP), anemia akibat penyakit kronis, penyakit
jantung, osteoporosis dan mampu mempengaruhi hypothalamic-pituitaryadrenalaxis, sehingga memicu kelelahan dan depresi (Choy, 2012).
Pada kondisi awal terjadi kerusakan mikrovaskular, edema pada jaringan di
bawah sinovium, poliferasi ringan dari sinovial, infiltrasi PMN, dan penyumbatan
pembuluh darah oleh sel radang dan trombus. Pada RA yang secara klinis sudah
jelas, secara makros akan terlihat sinovium edema dan menonjol ke ruang
sendi dengan pembentukan vili. Secara mikros terlihat hiperplasia dan hipertropi
sel sinovia dan terlihat kumpulan residual bodies. Terlihat perubahan pembuluh
darah fokal atau segmental berupa distensi vena, penyumbatan kapiler, daerah
trombosis dan pendarahan perivaskuler. Pada RA kronis terjadi kerusakan
menyeluruh dari tulang rawan, ligamen, tendon dan tulang. Kerusakan ini akibat
dua dampak yaitu kehancuran oleh cairan sendi yang mengandung zat penghancur
dan akibat jaringan granulasi dan dipercepat sebab adanya Pannus (Putra
dkk,2013)
Manifestasi Klinis
Keluhan biasanya mulai secara perlahan dalam beberapa minggu atau
bulan. Sering pada keadan awal tidak menunjukkan tanda yang jelas.
Keluhan itu dapat berupa keluhan umum, keluhan pada sendi dan
keluhan diluar sendi (Putra dkk,2013).
1. Keluhan umum
Keluhan umum dapat berupa perasaan badan lemah, nafsu makan
menurun, peningkatan panas badan yang ringan atau penurunan
berat badan.
2. Kelainan sendi
Terutama mengenai sendi kecil dan simetris yaitu sendi
pergelangan tangan, lutut dan kaki (sendi diartrosis). Sendi lainnya
juga dapat terkena seperti sendi siku, bahu sterno-klavikula,
panggul, pergelangan kaki. Kelainan tulang belakang terbatas pada
leher. Keluhan sering berupa kaku sendi di pagi hari,
pembengkakan dan nyeri sendi.
3. Kelainan diluar sendi
a. Kulit : nodul subukutan (nodul rematoid)
b. Jantung : kelainan jantung yang simtomatis jarang
didapatkan, namun 40% pada autopsi RA didapatkan kelainan
perikard
c. Paru : kelainan yang sering berada berupa paru
obstruktif dan kelainan pleura (efusi pleura, nodul subpleura)
d. Saraf : berupa sindrom multiple neuritis akibat vaskulitis
yang sering terjadi berupa keluhan kehilangan rasa sensoris di
ekstremitas dengan gejala foot or wrist drop
e. Mata : terjadi sindrom sjogren (keratokonjungtivitis sika)
berupa kekeringan mata, skleritis atau eriskleritis dan
skleromalase perforans
f. Kelenjar limfe: sindrom Felty yaitu RA dengan
spleenomegali, limpadenopati, anemia, trombositopeni, dan
neutropeni
2.5.2 Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
a. Penanda inflamasi : Laju Endap Darah (LED) dan C-Reactive
Protein (CRP) meningkat
b. Rheumatoid Factor (RF) : 80% pasien memiliki RF positif
namun RF negatif tidak menyingkirkan diagnosis
c. Anti Cyclic Citrullinated Peptide (anti CCP) : Biasanya
dipakai dalam diagnosis dini dan penanganan RA dengan
spesifisitas 95-98% dan sensitivitas 70% namun hubungan
antara anti CCP terhadap beratnya penyakit tidak konsisten
2. Radiologis
Dapat terlihat berupa pembengkakan jaringan lunak, penyempitan
ruang sendi, demineralisasi “juxta articular”, osteoporosis, erosi
tulang, atau subluksasi sendi.
2.5.3 Diagnosis
ada beberapa kesulitan dalam mendeteksi dini penyakit RA. Hal ini
dipicu oleh onset yang tidak bisa diketahui secara pasti dan hasil
pemeriksaan fisik juga dapat berbeda-beda tergantung pada pemeriksa.
walau demikian, penelitian sebelumnya sudah menunjukkan bahwa alat
ukur diagnosis RA dengan ARA (American Rheumatism Association) yang
direvisi tahun 1987 memiliki sensitivitas 91%. Hasil laboratorium yang
dipakai dalam mendiagnosis RA berada kurang peka dan spesifik.
Sebagai contoh, IGM Rheumatoid Factor memiliki spesifisitas 90% dan
sensitivitas hanya 54%. (Bresnihan, 2002)
Berikut yaitu kriteria ARA (American Rheumatism Association) yang
direvisi tahun 1987 yang masih dapat dipakai dalam mendiagnosis RA:
1. Kaku pagi hari pada sendi dan sekitarnya, sekurang-kurangnya selama
1 jam sebelum perbaikan maksimal.
2. Pembengkakan jaringan lunak atau persendian (arthritis) pada 3 daerah
sendi atau lebih secara bersamaan.
3. Artritis pada persendian tangan sekurang-kurangnya terjadi satu
pembengkakan persendian tangan yaitu PIP (proximal interphalangeal),
MCP (metacarpophalangeal), atau pergelangan tangan.
4. Artritis simetris, keterlibatan sendi yang sama pada kedua belah sisi
contoh PIP (proximal interphalangeal), MCP
(metacarpophalangeal), atau MTP (metatarsophalangeal).
5. Nodul rheumatoid, yaitu nodul subkutan pada penonjolan tulang atau
permukaan ekstensor atau daerah juksta artikuler.
6. Rheumatoid Factor serum positif
7. Perubahan gambaran radiologis yang khas pada RA pada sendi tangan
atau pergelangan tangan yaitu erosi atau dekalsifikasi tulang pada sendi
yang terlibat
Diagnosa RA, jika sekurang-kurangnya memenuhi 4 dari 7 kriteria di
atas dan kriteria 1 sampai 4 harus berada minimal 6 minggu. Selain
kriteria diatas, dapat pula dipakai kriteria diagnosis RA berdasar skor
dari American College of Rheumatology (ACRatau Eular) 2010. Jika skor ≥6,
maka pasien pasti menderita RA. Sebaliknya jika skor <6 pasien mungkin
memenuhi kriteria RA secara prospektif (gejala kumulatif) atau
retrospektif (data dari keempat domain didapatkan dari riwayat penyakit)
(Putra dkk,2013)
(15)
2.6 Tatalaksana
2.6.1 Pencegahan
Etiologi untuk penyakit RA ini belum diketahui secara pasti, namun
berdasar penelitian-penelitian sebelumnya, ada beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk menekan faktor risiko:
1. Membiasakan berjemur di bawah sinar matahari pagi untuk mengurangi
risiko peradangan oleh RA. Oleh penelitian Nurses Health Study AS yang
memakai 1.314 wanita penderita RA didapatkan mengalami
perbaikan klinis sesudah rutin berjemur di bawah sinar UV-B.
2. Melakukan peregangan setiap pagi untuk memperkuat otot sendi.
Gerakan-gerakan yang dapat dilakukan antara lain, jongkok-bangun,
menarik kaki ke belakang pantat, ataupun gerakan untuk melatih otot
lainnya. Bila mungkin, aerobik juga dapat dilakukan atau senam taichi.
3. Menjaga berat badan. Jika orang semakin gemuk, lutut akan bekerja lebih
berat untuk menyangga badan . Mengontrol berat badan dengan diet
makanan dan olahraga dapat mengurang risiko terjadinya radang pada
sendi.
4. Mengonsumsi makanan kaya kalsium seperti almond, kacang polong,
jeruk, bayam, buncis, sarden, yoghurt, dan susu skim. Selain itu vitamin
A,C, D, E juga sebagai antioksidan yang mampu mencegah inflamasi
akibat radikal bebas.
5. Memenuhi kebutuhan air badan . Cairan synovial atau cairan pelumas pada
sendi juga terdiri dari air. maka diharapkan mengkonsumsi
air dalam jumlah yang cukup dapat memaksimalkan sisem bantalan sendi
yang melumasi antar sendi, sehingga gesekan bisa terhindarkan.
Konsumsi air yang disrankan yaitu 8 gelas setiap hari. (Candra, 2013)
6. berdasar sejumlah penelitian sebelumnya, berada bahwa merokok
yaitu faktor risiko terjadinya RA. Sehingga salah satu upaya
pencegahan RA yang bisa dilakukan masyarakat ialah tidak menjadi
perokok akif atau pasif. (Febriana, 2015).
2.6.2 Penanganan
Penatalaksanaan pada RA mencakup terapi farmakologi, rehabilitasi dan
pembedahan bila diperlukan, dan edukasi kepada pasien dan keluarga.
Tujuan pengobatan yaitu menghilangkan inflamasi, mencegah deformitas,
mengembalikan fungsi sendi, dan mencegah destruksi jaringan lebih lanjut
(Kapita Selekta,2014).
1. NSAID (Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drug)
Diberikan sejak awal untuk menangani nyeri sendi akibat inflamasi.
NSAID yang dapat diberikan atara lain: aspirin, ibuprofen, naproksen,
piroksikam, dikofenak, dan sebagainya. Namun NSAID tidak melindungi
kerusakan tulang rawan sendi dan tulang dari proses destruksi.
2. DMARD (Disease-Modifying Antirheumatic Drug)
dipakai untuk melindungi sendi (tulang dan kartilago) dari proses
destruksi oleh Rheumatoid Arthritis. Contoh obat DMARD yaitu:
hidroksiklorokuin, metotreksat, sulfasalazine, garam emas, penisilamin,
dan asatioprin. DMARD dapat diberikan tunggal atau kombinasi
(Putra dkk,2013).
3. Kortikosteroid
Diberikan kortikosteroid dosis rendah setara prednison 5-7,5mgatau hari
sebagai “bridge” terapi untuk mengurangi keluhan pasien sambil
menunggu dampak DMARDs yang baru muncul sesudah 4-16 minggu.
4. Rehabilitasi
Terapi ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Caranya dapat dengan mengistirahatkan sendi yang terlibat melalui
pemakaian tongkat, pemasangan bidai, latihan, dan sebagainya. sesudah
nyeri berkurang, dapat mulai dilakukan fisioterapi.
5. Pembedahan
Jika segala pengobatan di atas tidak memberikan hasil yang diharapkan,
maka dapat dipertimbangkan pembedahan yang bersifat ortopedi,
contohnya sinovektomi, arthrodesis, total hip replacement, dan
sebagainya. (Kapita Selekta, 2014)Diagnosis Banding Rheumatoid Arthritis
RA harus dibedakan dengan sejumlah penyakit lainnya seperti artropati reaktif
yang berhubungan dengan infeksi, spondiloartropati seronegatif dan penyakit
jaringan ikat lainnya seperti Lupus Eritematosus Sistemik (LES), yang mungkinmemiliki gejala mirip RA. Adanya kelainan endokrin juga harus
disingkirkan. Artritis gout jarang bersama-sama dengan RA, bila dicurigai ada
artritis gout maka pemeriksaan cairan sendi perlu dilakukan. Selain itu,
osteoartritis juga memiliki kemiripan gejala dengan RA.
2.8 Prognosis Rheumatoid Arthritis
Perjalanan penyakit dari RA ini beragam dan juga ditentukan dari ketaatan
pasien untuk berobat dalam jangka waktu yang lama. Lima puluh hingga tujuh
puluh lima persen penderita berada mengalami remisi dalam dua tahun.
Selebihnya dengan prognosis yang lebih buruk. Kejadian mortalitas juga
meningkat 10-15 tahun lebih awal dibandingkan mereka yang tidak mengalami
RA. Khususnya pada penderita RA dengan manifestasi yang berat, kematian dapat
dipicu oleh infeksi, penyakit jantung, gagal nafas, gagal ginjal, dan gangguan
saluran cerna. Sekitar 40% pasien RA mengalami hendaya dalam 10 tahun ke
depanya. pemakaian DMARD kurang dari 12 minggu sesudah gejala awal
menunjukkan hasil remisi yang lebih baik (Kapita Selekta, 2014). Indikator
prognostik buruk berupa banyak sendi yang terserang, LED dan CRP tinggi, RF
(+) tinggi dan anti CCP (+), erosi sendi pada awal penyakit dan sosial ekonomi
rendah.
Pasien datang sadar pada tanggal 13 September 2015 dengan keluhan nyeri
sendi di lutut kiri dan kanan sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS)
sampai tidak bisa berjalan. Keluhan dikatakan oleh pasien pertama kali dirasakan
sejak 2 bulan SMRS, semakin hari semakin memberat dan terparah sejak 2 hari
SMRS. Selain itu, nyeri sendi juga dirasakan di pergelangan tangan dan jari-jari
tangan kanan dan kiri terutama pada ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah. Awal
mula keluhan yaitu rasa kaku di pangkal jari-jari tangan dan pergelangan tangan
kanan kiri yang muncul bersamaan pada pagi hari dan berlangsung kurang dari 30
menit namun semakin hari muncul hingga lebih dari 1 jam. Semakin lama, pasien
merasa sendi jari-jarinya menjadi bengkak. Selanjutnya nyeri dirasakan pula di
kedua lutut pasien yang semakin memberat dari hari ke hari, yang mana pasien masih bisa menahan dan beraktivitas seperti biasa hingga nyeri yang dirasakannya
menjadi kemerahan dan bengkak sehingga tidak bisa berjalan. Kemudian pasien
juga merasakan nyeri di sendi-sendi seluruh badan. Utamanya di leher, bahu, siku,
dan pinggang. Keluhan itu membaik saat pasien beristirahat dan memberat
saat beraktivitas atau saat sendi digerakkan.
Pasien juga mengeluhkan lemas sejak 1 hari SMRS. Lemas dikatakan tidak
membaik dengan istirahat. Keluhan demam, sesak, diare, mual, muntah dan
kekeringan pada mata disangkal pasien. Pasien tidak merasakan adanya
penurunan nafsu makan dan berat badan dikatakan biasa saja. Riwayat BAB dan
BAK dikatakan tidak ada masalah dan dalam batas normal.
Riwayat Pengobatan
Sejak keluhan muncul, pasien sempat memeriksakan diri ke dokter klinik
sebanyak 3 kali. Saat periksa itu pasien dicek kadar asam uratnya dan
dinyatakan normal, pasien juga tidak dijelaskan mengenai jenis penyakit yang
dideritanya dan hanya diberikan berbagai macam obat mulai dari obat oral dan
suntik namun pasien mengatakan lupa jenis dan merk obatnya. Ketika obat habis,
pasien memeriksakan kembali keluhannya yang tidak membaik ke dokter lainnya.
Pasien juga membeli obat-obatan sendiri seperti tablet penambah stamina dan
parasetamol. sebab merasa lemas sejak satu hari SMRS, pagi hari SMRS pasien
meminum tablet penambah stamina dan beberapa saat kemudian semakin lemas
sebab mengganggap mengonsumsi obat tanpa makan terlebih dahulu.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sebelumnya tidak pernah mengalami keluhan nyeri sendi dan
bengkak seperti ini. Riwayat hipertensi, penyakit jantung, penyakit ginjal, dan
lupus disangkal oleh pasien. Sekitar 2 tahun lalu pasien hanya pernah MRS di RS
Kasih Ibu sebab sakit muntaber.
Tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami keluhan yang sama.
Riwayat hipertensi, penyakit jantung, penyakit ginjal, dan lupus pada keluarga
disangkal oleh pasien.
Riwayat Sosial dan Pribadi
Pasien bekerja sebagai pedagang dan penjaga villa. Terkadang pasien
membuat dan berjualan krupuk di rumahnya, namun tidak sampai berkeliling
dalam menjajakan dagangannya. Setiap harinya pasien beraktivitas membersihkan
villa yang satu kawasan dengan rumahnya. Riwayat konsumsi rokok dan alkohol
disangkal oleh pasien. Pasien hanya memiliki kebiasaan minum kopi 3 gelas
setiap harinya yang diminum setiap pagi, siang, dan sore. Pasien tidak memiliki
kebiasaan khusus dalam mengonsumsi makanan sebab selalu berganti-ganti
menu di setiap harinya, pasien menyangkal sering mengonsumsi daging merah.
Pasien juga tidak terlalu sering makan sayur-sayuran dan buah-buahan.
Adapun permasalahan yang masih menjadi kendala pasien dalam hal
menghadapi penyakitnya antara lain:
1. Pasien kurang peduli dengan masalah kesehatan yang dialaminya, dalam
hal ini penyakit Rheumatoid Arthritis yang dimilikinya. Pasien tidak
mengetahuinya sampai pasien memicu gejala yang berat.
2. Pasien masih kurang paham tentang penyakitnya, antaralain faktor resiko dan
gejala-gejalanya.
3. Kepatuhan pasien dalam minum obat dan pengaturan jenis makanan sehari
– hari kurang.Masalah biaya pengobatan pasien. Awalnya pasien bingung tentang biaya
pengobatannya, dan pasien belum sempat mengurus asuransi sebab pasien
tidak memiliki KTP Bali.
4.3 Analisis Kebutuhan
4.3.1 Kebutuhan Fisik-Biomedis
1. Kecukupan Gizi
Menurut pengakuan pasien, dalam sehari pasien makan 3 kali sehari
dengan uraian menu untuk sarapan berupa nasi putih , lauk pauk ,air
dan kopi. Untuk makan siang dan malam menunya hampir sama
kecuali pada siang dan malam hari pasien tidak mengonsumsi kopi .
Pasien mengatakan lebih sering memasak sendiri sebab pasien
biasanya membuka warungnya pukul 9 pagi
Menu makanan pasien berisi nasi putih sebagai sumber karbohidrat,
berisi sayur sebagai sumber serat, berisi telur ayam, daging ayam, dan
tahu tempe sebagai sumber protein. Untuk buah-buahan pasien
mengaku jarang memakan buah-buahan, pasien biasanya membeli
buah jika ke pasar. Pasien juga jarang membeli makanan-makanan
camilan, namun kadang anak pasien membelikan makanan
untuk pasien. Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi
makanan tertentu.
Analisis Kebutuhan Kalori
Kebutuhan kalori pasien dapat dihitung dengan memakai rumus
Broca dengan pertama-tama menentukan berat badan ideal.
Berat Badan Ideal (BBI) = [tinggi badan (cm) - 100] x 1 kg ± 10%
= (152 - 100) x 1 kg ± 10%
= 42-62 kg
berdasar hasil pemeriksaan fisik berat badan pasien saat ini yaitu
45 kg &BMI = 19,47 pasien termasuk kategori normal.Perhitungan jumlah nutrisi total yang dikonsumsi pasien =1365 kalori di
mana sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan energi pasien.
Kegiatan fisik
Pasien memiliki aktivitas yang tidak terlalu sibuk.Setiap hari pasien bangun pada
pukul 6.00 untuk memasak bahan dagangan dan menyiapkan sarapanj. sesudah itu
pasien dan suami sarapan bersama. sesudah itu pasien pergi ke warung-warung
yang berjarak sekitar ±2 Km dari rumah pasien untuk menitipkan barang
dagannya. Kemudian pasien melanjutkan pekerjaan rumahnya seperti menyapu,
mencuci pakaian dan menyetrika dan kemudian membantu suaminya
membersihkan villa di sebelah rumah pasien. Pasien biasanya makan siang dijeda
jam bekerjanya antara pukul 13.00 – 14.00. sesudah makan siang pasien dan suami
biasanya beristirahat sejenak seperti tidur siang atau bercerita-bercerita dengan suami sambil mengkonsumsi kopi. dan pukul 16.00 pasien melanjutkan
membersihkan villa. Pada malam harinya pasien dan suami mulai tidur pukul
22.00 WITA.
Lingkungan
Pasien tinggal disebuah rumah bersama suaminya. Dalam satu
pekarangan ada 2 kamar yaitu 1 kamar tidur dan 1 kamar lagi
dijadikan sebagai tempat penyimpanan barang-barang kerjaan pasien.
Kamar berukuran 3 x 3 m2
, 1 pintu masuk setiap kamar tanpa jendela,
dan 1 dapur dan 1 kamar mandi di luar rumah. Lantai kamar terbuat dari
keramik, tembok batako, dan beratapkan genteng. Kamar pasien terkesan
tidak rapi sebab memang luasnya yang sempit dan ada banyak
sekali barang-barang yang dimiliki pasien namun tidak tertata. Baju-baju
kotor dan baju berantakan disekitar kamar.Di depan kamar pasien
ada ruang keluargan yang berisi sebuat TV dan beraslaskan oleh
tiker. Dapur pasien menjadi satu dengan rumah pasien berisikan tempat
menaruh peralatan dapur dan kompor gas kecil, dibawahnya ada
tong sampah. Dapur terkesan cukup bersih dan rapi. Kamar mandi
letaknya dibelakang dapur. Sumber air MCK untuk pasien yaitu dari air
PAM sedang sumber air minum yaitu air galon. kondisi rumah
disebelah pasien kanan dan kiri kamar pasien jika dilihat dari luar
terkesan tidak rapi. Halaman rumah tidak begitu luas, halaman ini
dipergunakan oleh penghuni rumah sebagai tempat parkir motor. Pasien
memiliki binatang peliharaan yaitu tiga ekor burung. Pembuangan
sampah memakai tempat. Disekitar rumah pasien tidak ada penghuni
lain. Jarak rumah pasien menuju kawasan perumahan lain sekitar 1,5 km.
Hubungan pasien dengan tetangga lainnya terlihat baik, yang mana saling
bertegur sapa dan bercanda dan pasien juga sering menitipkan barang
daganganny ke tetangganya.
Pasien dengan berat badan 45 kg dan dengan tinggi badan 152 cm,
dengan BMI pasien sebesar 19,47 kgatau m2. Berat badan ideal pasien
yaitu ( TB – 100 ) = 52 kg. Dari pengakuan pasien, pola makan
cenderung teratur dan baik. Menu makan pasien sehari-hari berupa
sarapan nasi putih dan lauk pauk dan kopi, makan siang dan makan
malam berupas nasi dan lauk pauk , yang mana dilengkapi dengan lauk
sayur dan daging.Pasien juga mengatakan meminum air mineral yang
cukup, yaitu sekali minumnya 2 gelas, dan biasanya pasien minum
lebih dari 8 gelas setiap harinya.Pasien mengatakan selalu mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan, namun terkadang pasien tidak
mencuci tangan dengan baik dan hanya membahsahi tangannya
sebelum makan. Pasien mencuci tangan dengan sabun jika tangan
pasien benar-benar kotor. Dalam lingkungan biologis atau keluarga
pasien tidak ada yang pernah mengalami keluhan yang sama
sebelumnya, ataupun mengalami keluhan yang serupa dengan pasien
saat ini.
2. Faktor psikososial
Secara psikososial, pasien tidak memiliki masalah dengan lingkungan
sosial sekitarnya. Pasien memiliki hubungan harmonis dengan
keluarga, pasien selalu menyempatkan waktu untuk bercerita-bercerita
dengan keluarga pada malam hari sambil menonton TV. Hubungan
pasien dengan tetangga juga cukup baik.berdasar penghasilan
keluarga dan pasien sendiri, keluarga termasuk ke dalam ekonomi
menengah.
4.2 Pemecahan Masalah dan Saran
4.4.1 Pemecahan masalah
Dari beberapa fokus permasalahan yang sudah kami jabarkan pada sub bab
sebelumnya, kami mengusulkan penyelesaian masalah antaralain :
1. Meningkatkan edukasi dan informasi pasien tentang penyakitnya.
Untuk mencari penyelesaian dalam masalah pertama, solusi yang
kami berikan yaitu berupa penjelasan dan pemberian informasi seputar
penyakit yang antaralain :
Gejala dari Reumatoid Atritis
Kaku di pagi hari di persendian kurang dari 1 jam sebelum
ada perbaikan maksimal.
muncul artiris pada 3 daerah persendian atau lebih yang
muncul secara bersamaan dan biasanya terkenanya simetris
atau di kedua pergelangan.
Dapat berada adanya tanda-tanda peradangan pada
persendian seperti kemerahan, bengkak, panas atau
nyeri.
Gejala yang tidak khas seperti adanya demam, kelemahan
dan penurunan berat badan.
Dapat di temukan adanya penonjolan di bawah kulit pada
tulang yang menonjol seperti di lutut.
b. pemicu dan Faktor Resiko Artritis Reumatoid
pemicu pasti masih belum diketahui secara pasti yang mana
yaitu penyakit autoimun yang dicetuskan faktor luar
(infeksi, cuaca) dan faktor dalam (usia, jenis kelamin,
keturunan, dan psikologis). Diperkirakan infeksi virus dan
bakteri sebagai pencetus awal RA. Sering faktor cuaca yang
lembab dan daerah dingin diperkirakan ikut sebagai faktor
pencetus.
Faktor resiko dari arthritis rheumatoid ada 2 yaitu dapat
dimidifikasi seperti pekerjaan, merokok, makanan (sering
makan daging), kopi, status ekonomi. Dan yang tidak dapat
direkayasa seperti genetic, jenis kelamin dan usia.
c. Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan :
Dari manusia sebagai host
Pencegahan dapat berupa meningkatkan kondisi pertahan
badan atau imunitas pasien dengan mengkonsumsi makanan
dengan nutrisi yang seimbang dan rajin melakukan
olahraga atau aktivitas fisik yang sesuai untuk RA.
Dari agen pemicu RA
sebab pemicu dari arthritis rheumatoid masih belum
diketahui pemicu nya
Diare paling sering diakibatkan oleh bakteri yang
mengkontaminasi makanan atau minuman yang
dikonsumsi.Memasak makanan dengan baik sebelum
dimakan, dan memasak air minum dengan benar sebelum
diminum berperan penting dalam meminimalisir
kontaminasi bakteri pada makanan dan minuman. Selain itu
kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dapat
mengurangi resiko terjangkit penyakit diare.Tangan dapat
berisi berbagai jenis bakteri yang dapat memicu
penyakit, jika tidak dicuci dengan benar, bakteri
itu dapat masuk ke dalam badan manusia melalui
makanan yang kita pegang saat makan.
Dari lingkungan
Memberikan penjelasan dan informasi untuk selalu
menjaga kebersihan lingkungan, termasuk kebersihan alat
makan, dan kamar mandi.
4.3.2 Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial
a. Lingkungan Biologis
Dalam lingkungan keluarga pasien tidak ada yang mengalami
keluhan yang sama dengan pasien saat ini ataupun penyakit sistemik lain.
Kondisi rumah pasien sudah cukup terjaga kebersihannya.
Kualitas kehidupan sehari-hari pasien dikatakan cukup baik,
sebab pasien bisa melakukan semua aktivitas dasar seperti makan,
minum, membersihkan diri, mengontrol BAB dan BAK tanpa ada
masalah dan tidak perlu bantuan.
b. Faktor Psikologis dan Sosial
Dalam kondisi sakit ini pasien memerlukan pengertian
dan dukungan dari keluarga dalam menjalani aktivitas sehari-hari dan menjalani pengobatannya termasuk untuk minum obat setiap harinya dan
pengaturan dietnya. Pasien saat ini tinggal bersama suaminya. yang mana
suami dan anak-anak pasien memperhatikan perkembangan
kondisi pasien. Pasien mengaku terkadang merasa jenuh sebab
aktivitasnya yang terbatas. Hubungan pasien dengan tetangga terlihat
baik, dari cara mereka saling bertegur sapa dan bercerita satu sama lain.
4.4 Pemecahan Masalah
Dari beberapa permasalahan yang sudah kami jabarkan sebelumnya,
kami mengusulkan penyelesaian masalah antaralain :
2. Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakitnya.
Pasien dijelaskan bahwa gagal ginjal kronik yaitu penyakit
seumur hidup yang terapi definitifnya yaitu transplantasi ginjal. Namun,
untuk saat ini pasien harus menjalani terapi pengganti yaitu melakukan
hemodialisis reguler setiap minggu. Diberi tahu juga bahwa penyakitnya
itu tidak bisa sembuh sebab yaitu suatu kelainan ginjal yang
bisa dipicu oleh berbagai hal seperti genetik, infeksi, atau penyakit
sistemik lainnya, namun bisa dikontrol agar tidak memberat dengan
melakukan hemodialisis secara rutin. Dengan menjelaskan kondisi
penyakitnya kepada pasien, diharapkan akan meningkatkan kepatuhan
pasien dan pasien tidak bosan berobat. Memberikan penjelasan bahwa rasa
lemah yang dialami pasien yaitu sebab anemia yang dialami pasien.
Memberikan informasi faktor resiko yang kemungkinan terjadi pada
pasien. Tekanan darah tinggi yang berkelanjutan dapat merusak atau
mengganggu pembuluh darah halus dalam ginjal yang lama kelamaan
dapat mengganggu kemampuan ginjal untuk menyaring darah. Dengan
mengendalikan tekanan darah maka risiko terjadinya kerusakan ginjal
yang lebih parah dapat dicegah.
Memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya bahwa
untuk dapat mengendalikan penyakitnya, diperlukan kombinasi antara
terapi gizi, medis, latihan jasmani, dan intervensi farmakologis. Pasien
juga dapat berperan aktif dalam pemantauan gula dan tekanan darahnya
(39)
Pasien laki-laki WKS berumur 57 tahun bertempat tingal di Jalan Gurita
IV gang Pari no. 21 Denpasar. Pasien terdiagnosa gagal ginjal sejak 25 Maret
2015 dan sudah menjalani hemodialisis pasien sedang menunggu hasil
pemeriksaan saat pasien kontrol kembali tanggal 15 April 2015. Pasien
yaitu seorang pensiunan PNS yang tinggal bersama seorang istri dan 3
orang anaknya.
Permasalahan yang masih menjadi kendala pasien antara lain Pasien
awalnya kurang peduli dengan masalah kesehatan yang dialaminya, pasien juga
belum memahami jika memerlukan pengobatan CKD untuk seumur hidup, pasien
masih kurang paham tentang penyakitnya, dan sebelum sakit pasien mengaku
jarang berolahraga sebab tidak memiliki waktu. Maka dari itu berdasar
analisis kondisi pasien saat ini, penulis mengusulkan beberapa penyelesaian
masalah yakni edukasi pasien dan keluarga tentang penyakitnya, edukasi pasien
tentang kontrol kondisi kesehatan, dukungan keluarga dan pola makan yang
teraturRheumatoid Arthritis (RA) yaitu penyakit autoimun progresif dengan
inflamasi kronik yang menyerang sistem muskuloskeletal namun dapat
melibatkan organ dan sistem badan secara keseluruhan, yang ditandai dengan
pembengkakan, nyeri sendi dan destruksi jaringan sinovial yang ditambah
gangguan pergerakan. RA yaitu penyakit autoimun yang mana etiologinya
masih belum jelas namun ada beberapa faktor risiko yang dapat memicu
terjadinya RA. Faktor risiko yang tidak dapat direkayasa yaitu adanya faktor
genetik, jenis kelamin perempuan, dan usia diatas 40 tahun. Pada faktor risiko
yang dapat direkayasa , ada faktor gaya hidup yang antaralain sosial ekonomi
yang rendah, merokok terutama yang lebih dari 10 tahun, diet tinggi daging merah
dibanding sayur-sayuran dan buah-buahan, adanya infeksi virus atau bakteri,
dan pekerjaan yang terpapar zat kimia utamanya silica ataupun pestisida seperti
pada petani dan pekerja tambang, dan bentuk badan obesitas memperburuk faktor
risiko.
Pada pasien ini yaitu perempuan berusia 49 tahun dengan faktor
predisposisi genetik yang tidak diketahui sebab pasien menyangkal adanya
riwayat keluarga yang menderita keluhan yang sama dan tidak dilakukan
pemeriksaan genetika. Pasien berpendidikan akhir sebagai lulusan SMP dan
bekerja sebagai penjaga villa dan pedagang yang memiliki penghasilan pas-pasan
dalam menghidupi kebutuhan sehari-hari. Selama bekerja pasien jarang
menghirup zat kimia seperti pestisida atau zat kimia lainnya. Pasien menyangkal
memiliki kebiasaan merokok dan minum alkohol. Pasien juga memiliki kebiasaan
konsumsi makanan yang biasa saja dan menyangkal sering makan daging merah
sebab keterbatasan ekonomi. Pasien mengakui jika jarang mengonsumsi buahbuahan. Pasien memiliki status gizi cukup.
Manifestasi klinis RA antaralain keluhan umum, kelainan sendi, dan kelainan
diluar sendi. Keluhan umum dapat berupa perasaan badan lemah, nafsu makan
menurun, peningkatan panas badan yang ringan atau penurunan berat badan. Keluhan sering berupa kaku sendi di pagi hari, pembengkakan dan nyeri sendi.
Terutama mengenai sendi kecil dan simetris yaitu sendi pergelangan tangan, lutut
dan kaki (sendi diartrosis). Sendi lainnya juga dapat terkena seperti sendi siku,
bahu sterno-klavikula, panggul, pergelangan kaki. Kelainan tulang belakang
terbatas pada leher. Dan kelainan diluar sendi dapat antaralain kelainan pada kulit
yaitu nodul rematoid, kelainan jantung, paru, saraf, mata, dan kelenjar limfe.
Pasien ini mengeluhkan nyeri sendi lutut kanan dan kiri hingga tidak bisa
berjalan. Pasien juga mengeluhkan kaku dan nyeri sendi di jari-jari tangan
terutama di ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah dan pergelangan tangan kanan
dan kiri. Nyeri dirasakan sejak 2 bulan SMRS dan semakin lama semakin
memburuk. Pasien juga mengeluhkan badan yang lemas sejak 1 hari SMRS.
Demam, sesak, diare, kekeringan pada mata, penurunan nafsu makan dan berat
badan disangkal pasien.
Pemeriksaan penunjang pada pasien RA berada pada hasil laboratorium
yaitu penanda inflamasi Laju Endap Darah (LED) dan C-Reactive Protein (CRP)
meningkat. Kemudian adanya Rheumatoid Factor (RF) positif namun RF negatif
tidak menyingkirkan diagnosis. Dan Anti Cyclic Citrullinated Peptide (anti-CCP)
yang positif namun hubungan antara anti-CCP terhadap beratnya penyakit tidak
konsisten. Dari hasil pemeriksaan radiologis dapat terlihat berupa pembengkakan
jaringan lunak, penyempitan ruang sendi, demineralisasi “juxta articular”,
osteoporosis, erosi tulang, atau subluksasi sendi.
Hasil laboratorium pasien ini pada saat masuk RS (13atau 9atau 2015) menunjukkan
LED meningkat dengan hasil LED I 30mm dan LED II 60mm. Hasil CRP juga
meningkat dengan hasil 71,4 mgatau L. Selain itu RF juga mengalami peningkatan
yaitu dengan hasil 16 dan tidak dilakukan pemeriksaan anti-CCP. Dari hasil
pemeriksaan radiologis didapatkan gambaran osteoarthritis dan soft tissue
swelling pada kedua sendi lutut.
Penegakan diagnosis berdasar kriteria ARA tahun 1987 pada pasien ini
terpenuhi sebab trdapat minimal 4 kriteria dari 7 kriteria dan sudah berlangsung
lebih dari 6 minggu. sedang pada kriteria ACR tahun 2010, pasien ini
memenuhi kriteria sebab memiliki skor lebih dari 6. Uraian masing-masing
kriteria diagnosis dijabarkan antaralain :
No Kriteria Diagnosis ARA tahun 1987 Skor
1 Kaku pagi hari pada sendi dan sekitarnya, sekurangkurangnya selama 1 jam sebelum perbaikan maksimal.
√
2 Pembengkakan jaringan lunak atau persendian (arthritis)
pada 3 daerah sendi atau lebih secara bersamaan.
√
3 Artritis pada persendian tangan sekurang-kurangnya terjadi
satu pembengkakan persendian tangan yaitu PIP (proximal
interphalangeal), MCP (metacarpophalangeal), atau
pergelangan tangan.
√
4 Artritis simetris, keterlibatan sendi yang sama pada kedua
belah sisi contoh PIP (proximal interphalangeal), MCP
(metacarpophalangeal), atau MTP (metatarsophalangeal).
√
5 Nodul rheumatoid, yaitu nodul subkutan pada penonjolan
tulang atau permukaan ekstensor atau daerah juksta
artikuler.
-
6 Rheumatoid Factor serum positif, √
7 Perubahan gambaran radiologis yang khas pada RA pada
sendi tangan atau pergelangan tangan yaitu erosi atau
dekalsifikasi tulang pada sendi yang terlibat
Penanganan pada penderita RA antaralain mencakup terapi farmakologi,
rehabilitasi dan pembedahan bila diperlukan, dan edukasi kepada pasien dan
keluarga. Terapi farmakologi awal dapat diberikan NSAID untuk mengurangi
nyeri dan inflamasinya. Selain itu juga diberikan DMARDs segera sesudah
diagnosis RA ditegakkan untuk mengurangi atau mencegah kerusakan sendi,
mempertahankan integritas dan fungsi sendi. Dapat pula diberikan kortikosteroid
dosis rendah sambil menunggu dampak DMARDs sesudah 4-16 minggu.
Pada pasien ini diberikan terapi faramakologis berupa paracetamol 4x750
mg io, Na diclofenac 2x50 mg io, dan Metotrexat 1x7,5mg io. Pada terapi suportif
diberikan cairan IVFD NS 20tpm dan diet tinggi kalori dan tinggi protein. Protein
yang dipilih juga bukan berasal dari daging merah. Edukasi kepada pasien dan
keluarga juga diberikan antaralain diagnosis, penatalaksanaan baik farmakologi dan
non farmakologi dan pencegahan agar tidak terjadi kekambuhan.
Rheumatoid Arthritis (RA) yaitu penyakit autoimun progresif dengan
inflamasi kronik yang menyerang sistem muskuloskeletal namun dapat
melibatkan organ dan sistem badan secara keseluruhan, yang ditandai dengan
pembengkakan, nyeri sendi dan destruksi jaringan sinovial yang ditambah
gangguan pergerakan diikuti dengan kematian prematur. ada banyak faktor
risiko terjadinya RA diantaranya ada yang bersifat tidak dapat direkayasa
(genetik, ras, jenis kelamin, dan usia) dan yang dapat direkayasa (gaya hidup,
infeksi, dan bentuk badan ). Manifestasi klinis RA dapat berupa keluhan umum,
kelainan sendi, dan kelainan diluar sendi. Dengan penegakkan diagnosis
berdasar kriteria ARA tahun 1987 ataupun ACR tahun 2010 yang mana antaralain
dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pada pasien
perempuan 49 tahun ini didapatkan tanda tanda yang serupa dengan manifestasi
klinis artritis yang mengarah ke diagnosis rheumatoid arthritis dengan
pemeriksaan fisik dan penunjang yang mendukung. berdasar prosedur
penatalaksanaan RA, saat ini pasien menjalani perawatan di rumah sakit dan
memperoleh terapi suportif dan medikamentosa untuk menghilangkan inflamasi
dan mencegah destruksi jaringan lebih lanjut.
Apakah Rematik Arhritis itu ?
Rematik Arthritis (RA) yaitu penyakit autoimun yang
memicu peradangan kronis dari sendi. Rematik
Arthritis dapat juga memicu peradangan jaringan
di sekitar sendi, dan organ-organ lain dalam badan .
Penyakit autoimun yaitu penyakit yang terjadi ketika
jaringan-jaringan badan diserang oleh sistem imunnya
sendiri yang keliru. sebab dapat memengaruhi beberapa
organ badan , rematik arthritis dinamakan sebagai penyakit
sistemik dan kadang dinamakan penyakit rematik.
Sementara rematik arthritis yaitu penyakit kronis,
berarti ia bisa bertahan selama bertahun-tahun, pasien
mungkin mengalami waktu yang lama tanpa gejala.
Biasanya, bagaimanapun, rematik arthritis yaitu
penyakit progresif yg memiliki potensi utk memicu
kerusakan sendi dan kecacatan fungsional.
Siapa yg beresiko terkena rematik arthritis?
Rematik arthritis yaitu penyakit rematik yang umum,
mempengaruhi sekitar 1,3 juta orang di Amerika
Serikat, menurut data sensus saat ini. Penyakit ini tiga
kali lebih sering terjadi pada wanita seperti pada pria.
Dapat menimpa siapapun juga. Penyakit ini dapat
dimulai pada usia berapa pun, namun paling sering
dimulai sesudah usia 40 dan sebelum 60. Dalam
beberapa keluarga, beberapa anggota dapat
dipengaruhi, menunjukkan dasar genetik untuk
gangguan ini.
Apa itu juvenile rematik arthritis?
Juvenile rematik arthritis (JRA) yaitu radang sendi
yang memicu peradangan dan kekakuan sendi
selama lebih dari enam minggu pada anak berusia 16
atau yang lebih muda. Ini mempengaruhi sekitar
50.000 anak di Amerika Serikat. Peradangan
memicu kemerahan, bengkak, kehangatan, dan
nyeri pada sendi, walau banyak anak-anak dengan
JRA tidak mengeluh nyeri sendi. Setiap sendi dapat
dipengaruhi, dan peradangan dapat membatasi
mobilitas sendi yang terkena.
Apa perbedaan sendi normal dan Arthiritis ?
Sendi yaitu yang mana dua tulang bertemu untuk
memungkinkan gerakan bagian badan . Arthritis berarti
peradangan sendi. Peradangan sendi rematik arthritis
memicu pembengkakan, nyeri, kekakuan, dan
kemerahan pada sendi. Peradangan dari penyakit
rematik dapat juga terjadi pada jaringan di sekitar
sendi, seperti tendon, ligamen, dan otot. Pada
beberapa pasien dengan rematik arthritis,
peradangan kronis memicu hancurnya tulang
rawan, tulang, dan ligamen, memicu deformitas
sendi. Kerusakan sendi dapat terjadi pada awal
penyakit dan semakin parah seiring bertambahnya
usia individu.
Apa pemicu Rematik Arthiritis ?
pemicu rematik arthritis tidak diketahui. walau
agen infeksi seperti virus, bakteri, dan jamur sudah lama
dicurigai, tidak ada sudah dibuktikan sebagai pemicu .
pemicu rematik arthritis yaitu aktif daerah
penelitian di seluruh dunia. Beberapa ilmuwan percaya
bahwa kecenderungan rematik arthritis mungkin
diturunkan secara genetik. Hal ini diduga bahwa infeksi
tertentu atau faktor-faktor dalam lingkungan dapat
memicu sistem kekebalan badan untuk menyerang
jaringan badan sendiri; memicu peradangan di
berbagai organ badan seperti paru-paru atau mata.
Faktor lingkungan juga tampaknya memainkan beberapa
peran dalam memicu rematik arthritis. Baru-baru
ini, para ilmuwan sudah melaporkan bahwa merokok
tembakau meningkatkan risiko perkembangan rematik
arthritis.
Remisi, gejala, dan flare (aktif kembali)
Gejala-gejala rematik arthritis datang dan pergi,
tergantung pada tingkat peradangan jaringan. Ketika
jaringan-jaringan badan yang meradang, penyakit ini
aktif. Ketika peradangan jaringan mereda, penyakit
tidak aktif (dinamakan remisi). Remisi dapat terjadi
secara spontan atau dengan pengobatan dan dapat
bertahan minggu, bulan, atau tahun. Selama remisi,
gejala penyakit hilang dan pasien umumnya merasa
baik. Bila penyakit menjadi aktif lagi (kambuh), gejala
kembali. Kembalinya aktivitas penyakit dan gejala ini
dinamakan flare. Kasus rematik arthritis beragam dari
pasien ke pasien, dan periode flare dan remisi yaitu
khas.
Apa saja gejala Rematik Arthritis ?
Ketika penyakit ini aktif, gejala-gejala dapat termasuk
kelelahan, kurang nafsu makan, demam ringan, nyeri
otot dan sendi, dan kekakuan. Otot dan kekakuan
sendi biasanya paling sering di pagi hari dan sesudah
periode tidak aktif. Rematik yaitu umum selama
gejala. Juga selama gejala, sendi sering menjadi
merah, bengkak, nyeri, dan lembut. Hal ini terjadi
sebab lapisan jaringan sendi (synovium) menjadi
meradang, sehingga produksi cairan sendi berlebihan
(synovial fluid). Sinovium juga mengental dengan
peradangan (synovitis).
Apa saja gejala Rematik Arthritis ?
Dalam rematik arthritis, beberapa sendi biasanya
meradang dalam pola simetris (kedua sisi badan
terpengaruh). Sendi kecil dari kedua tangan dan
pergelangan tangan yang sering terkena. Tugas-tugas
sederhana sehari-hari, seperti memutar kenop pintu
dan membuka botol-botol dapat menjadi sulit selama
gejala. Sendi kecil dari kaki juga sering terkena.
Peradangan kronis dapat memicu kerusakan
pada jaringan badan , tulang rawan, dan tulang. Hal ini
memicu hilangnya kartilago dan membuat erosi
dan melemahkanan tulang dan otot, memicu
deformitas sendi, kerusakan, dan hilangnya fungsi.
Rematik Arthritis dan organ yang terpengaruh
sebab rematik arthritis yaitu penyakit sistemik,
peradangan yang dapat mempengaruhi organ-organ dan
bagian badan selain sendi.
Contoh daerah lain yang mungkin akan terpengaruh
antaralain :
• Sindrom Sjogren yaitu peradangan pada kelenjar
mata dan mulut dan memicu kekeringan
daerah ini.
• Arthritis peradangan selaput paru-paru (pleuritis)
memicu nyeri dada dengan bernapas dalam
atau batuk.
• Jaringan peradangan di sekitar jantung, yang
dinamakan perikarditis, bisa memicu nyeri dada
yang biasanya perubahan intensitas ketika
berbaring atau bersandar ke depan.
• Penyakit rematik dapat mengurangi jumlah sel darah
merah (anemia) dan sel darah putih.
• Penurunan sel darah putih dapat dikaitkan dengan
pembesaran limpa (sindrom Felty) dan dapat
meningkatkan risiko infeksi.
• Benjolan di bawah kulit (nodul reumatoid) dapat
terjadi di sekitar siku dan jari-jari di mana sering
tertekan.
• Sebuah komplikasi langka dan serius yaitu
peradangan pembuluh darah (vaskulitis). Vaskulitis
dapat mengganggu suplai darah ke jaringan dan
memicu kematian jaringan. Hal ini paling
sering awalnya terlihat sebagai area hitam kecil di
sekitar tempat tidur kuku atau sebagai borok kaki.
Siapakah Rheumatologist ?
Rheumatologist yaitu dokter yang mengkhususkan diri
dalam pengobatan non-bedah penyakit rematik, terutama
arthritis. Rheumatologists memiliki kepentingan khusus
dalam ruam dijelaskan, demam, artritis, anemia, kelemahan,
penurunan berat badan, kelelahan, nyeri sendi atau otot,
penyakit autoimun, dan anoreksia. Mereka sering bertindak
sebagai konsultan, bertindak seperti detektif bagi dokterdokter lain. Rheumatologists memiliki keterampilan khusus
dalam evaluasi dari 100 bentuk alih arthritis, dan memiliki
minat khusus dalam rematik arthritis, spondilitis, arthritis
psoriatis, lupus eritematosus sistemik, sindrom
antifosfolipid, penyakit Still, dermatomiositis, sindrom
Sjogren, vaskulitis, skleroderma, jaringan ikat campuran
penyakit, sarkoidosis, penyakit Lyme, osteomyelitis,
osteoartritis, nyeri punggung, encok, pseudogout,
polychondritis kambuh, Henoch-Schonlein purpura, penyakit
serum, artritis reaktif, penyakit Kawasaki, fibromyalgia,
erythromelalgia, penyakit Raynaud, sakit tumbuh, iritis,
osteoporosis, refleks distrofi simpatik, dan lain-lain.
Bagaimana mendiagnosis Rematik ?
Langkah pertama dlm diagnosis rematik arthritis yaitu
pertemuan antara dokter dan pasien. Seorang dokter
dgn pelatihan khusus dalam arthritis dan penyakit terkait
dinamakan rheumatologist. Dokter me review sejarah gejala,
memeriksa sendi untuk peradangan dan deformitas, kulit
utk nodul rematik, dan bagian lain badan utk peradangan.
Tes darah dan tes sinar-X sering perlu dilakukan.
Diagnosis akan didasarkan pd pola gejala, distribusi dari
sendi meradang, dan penemuan darah dan x-ray. Bbrp
pertemuan mungkin diperlukan sebelum dokter dapat
diagnosis penyakit tertentu. Distribusi peradangan
yaitu penting utk dokter dalam membuat diagnosis. Dlm
rematik arthritis, sendi-sendi kecil tangan, pergelangan
tangan, kaki, dan lutut biasanya meradang dlm distribusi
simetris (memengaruhi kedua sisi badan ). Bila hanya satu
atau dua sendi yg meradang, diagnosis rematik arthritis
menjadi lebih sulit. Dokter kemudian dapat melakukan
tes lain yg akan kita bahas pada slide berikutnya.
Diagnosis RA: tes kadar Citrulline
Antibodi darah yang abnormal dapat berada pada
pasien dengan rematik arthritis. Sebuah antibodi
darah yang dinamakan "faktor rematik" dapat berada
pada 80% pasien. Antibodi citrulline hadir pada
kebanyakan pasien dengan rematik arthritis. Hal ini
berguna dalam diagnosis rematik arthritis ketika
mengevaluasi pasien dengan peradangan sendi.
Sebuah tes untuk antibodi citrulline paling membantu
dalam mendeteksi pemicu arthritis inflamasi yang
sebelumnya tidak terdiagnosis ketika tes darah
tradisional untuk rematik arthritis, faktor rematik,
tidak hadir. Antibodi citrulline juga indikator penyakit
berpotensi lebih agresif. Antibodi citrulline dapat
mewakili tahap awal dari rematik arthritis dalam
pengaturan ini. Lain antibodi yang dinamakan "antibodi
antinuclear" (ANA) juga sering berada pada pasien
dengan rematik arthritis.
Diagnosa RA: tingkat Sedimentasi
Sebuah tes darah yang dinamakan laju sedimentasi
(tingkat Sed), yaitu ukuran dari seberapa cepat selsel darah merah jatuh ke dasar sebuah tabung uji.
Tingkat sed dipakai sebagai ukuran kasar dari
peradangan sendi. Tingkat sed biasanya lebih cepat
selama flare penyakit dan lebih lambat selama remisi.
Lain dengan tes darah yang dipakai untuk
mengukur derajat yang hadir peradangan dalam badan
yaitu protein C-reaktif. Faktor rematik, ANA, tingkat
sed, dan C-reaktif protein tes juga dapat abnormal
pada lain kondisi autoimun dan inflamasi sistemik.
Oleh sebab itu, kelainan dalam tes darah saja tidak
cukup untuk perusahaan diagnosis rematik arthritis.
Diagnosa RA: foto sinar X pada sendi
Sinar X pada sendi dapat normal atau hanya
menunjukkan pembengkakan jaringan lunak pada
awal penyakit. Sebagaimana penyakit berkembang,
sinar-X dapat menunjukkan erosi tulang yang khas
dari rematik arthritis pada sendi. Sinar-X joint juga
dapat membantu dalam memantau perkembangan
penyakit dan kerusakan sendi dari waktu ke waktu.
Pemindaian tulang, prosedur uji radioaktif, dan
pemindaian MRI dapat menunjukkan sendi yang
meradang atau terkikis.
Diagnosa rematik: Arthrocentesis
Dokter dapat memilih untuk melakukan prosedur yang
dinamakan arthrocentesis. Dalam prosedur ini, jarum
suntik steril dan dipakai untuk mengeringkan
cairan dari sendi untuk riset di laboratorium. Analisis
cairan sendi dapat membantu untuk menyingkirkan
pemicu lain arthritis, seperti infeksi dan gout.
Arthrocentesis juga dapat membantu dalam
mengurangi pembengkakan dan nyeri sendi. Kadangkadang, obat kortison disuntikkan ke dalam sendi
selama arthrocentesis dalam rangka untuk dapat
meredakan peradangan sendi dan mengurangi gejala
secara cepat.
Bagaimana Rematik Arthirtis diobati ?
Tidak ada obat dikenal untuk rematik arthritis. Untuk
saat ini, tujuan pengobatan di rematik arthritis yaitu
untuk mengurangi peradangan dan nyeri sendi,
memaksimalkan fungsi sendi, dan mencegah kerusakan
sendi dan deformitas. Intervensi medis awal sudah
terbukti penting dalam meningkatkan hasil. Manajemen
yang agresif dapat meningkatkan fungsi, menghentikan
kerusakan sendi seperti yang terlihat pada X-ray, dan
mencegah kecacatan bekerja. Pengobatan optimal untuk
penyakit ini melibatkan kombinasi obat, istirahat,
bersama-latihan penguatan, perlindungan sendi, dan
pendidikan pasien (dan keluarga). Pengobatan
disesuaikan dengan banyak faktor seperti aktivitas
penyakit, jenis sendi yang terlibat, kesehatan umum,
usia, dan pekerjaan pasien. Pengobatan yang paling
berhasil bila ada kerja sama yang erat antara dokter,
pasien, dan anggota keluarga.
Obat apa yg diperlukan untuk Rematik Arthritis ?
Dua kelas obat yang dipakai dalam mengobati rematik
arthritis: reaksi cepat "obat lini pertama" dan reaksi
lambat "obat lini kedua" (juga dinamakan sebagai diseasemodifying antirheumatic drugs atau DMARDs).
Obat-obatan lini pertama, seperti aspirin dan kortison
(kortikosteroid), dipakai untuk mengurangi nyeri dan
peradangan. Obat reaksi lambat, obat lini kedua, seperti
emas (Solganal), metotreksat (Rheumatrex, Trexall), dan
hydroxychloroquine (Plaquenil) membuat remisi penyakit
dan mencegah kerusakan sendi yang progresif, namun
mereka bukan agen anti peradangan. Beberapa baru "lini
kedua" obat untuk pengobatan rematik arthritis termasuk
leflunomide (Arava) dan "biologis" obat etanercept
(Enbrel), infliximab (Remicade), anakinra (Kineret),
adalimumab (Humira), rituximab (Rituxan), dan abatacept
(Orencia).
Perawatan lain untuk Rematik Arthritis
Tidak ada makanan khusus untuk rematik arthritis.
Minyak ikan mungkin memiliki dampak bermanfaat
antiinflamasi, namun sejauh ini hanya ditunjukkan
dalam percobaan laboratorium mempelajari sel-sel
inflamasi. Demikian pula, manfaat penyisipan tulang
rawan tetap tidak terbukti. Penghilang gejala rasa
sakit seringkali dapat dicapai dengan acetaminophen
oral (Tylenol, dan lain-lain) atau obat-obatan OTC
(over-the-counter) topikal, yang digosokkan ke kulit.
Obat-obatan Rematik
Area badan , selain sendi, yang terpengaruh oleh
peradangan arthritis yg diperlakukan secara khusus.
• Sindrom Sjogren (digambarkan diatas, lihat gejala)
dpt dibantu dg cairan buatan dan kamar pelembab
di rumah atau kantor Anda. Obat tetes mata, tetes
mata cortisporine (Restasis), juga tersedia untuk
membantu mata kering di tempat yang terkena
dampak. Check-up rutin mata dan pengobat-an
antibiotik dini untuk infeksi mata yaitu penting.
• Peradangan pada tendon (tendinitis), bursae
(bursitis), dan nodul rematik dapat disuntik
dengan cortisone.
• Peradangan dari lapisan dan hati atau atau paru-paru
mungkin memerlukan dosis tinggi kortison oral.
Kenapa istirahat dan gerak diperlukan ?
Keseimbangan istirahat dan latihan penting dalam
mengobati rematik arthritis. Selama flare-up
(memburuknya peradangan sendi), yang terbaik
yaitu mengistirahatkan sendi yang meradang.
Ketika peradangan sendi berkurang, program latihan
dipandu diperlukan utk mempertahankan fleksibilitas
sendi dan memperkuat otot-otot yang mengelilingi
sendi.
• Batas latihan harus dilakukan secara teratur
untuk menjaga mobilitas sendi.
• Berenang bermanfaat sebab memungkinkan
latihan dengan stres minimal pada sendi.
• Terapis fisik dan pekerjaan dilatih untuk
memberikan petunjuk latihan khusus dan
dapat menawarkan mendukung belat.
contoh , pergelangan tangan dan jari splints
dapat membantu dalam mengurangi
peradangan dan menjaga keselarasan
bersama.
• Perangkat, seperti tongkat, kursi toilet, dan
Grippers dapat membantu kehidupan seharihari.
• Perlengkapan panas dan dingin dapat
meredakan gejala-gejala sebelum dan sesudah
berolahraga.
Apakah operasi salah satu pilihan ?
Pembedahan mungkin disarankan utk mengembalikan
mobilitas sendi atau sendi yang rusak. Dokter yang
mengkhususkan diri dalam operasi sendi yaitu ahli
bedah ortopedi. Jenis-jenis operasi sendi berkisar
dari Artroskopi (penyisipan instrumen seperti tabung
ke dalam sendi untuk melihat dan memperbaiki
jaringan yang abnormal) untuk penggantian parsial
dan lengkap dari sendi. Penggantian sendi total
yaitu suatu prosedur pembedahan yang mana sendi
hancur diganti dengan bahan buatan. contoh , sendisendi kecil tangan dapat diganti dengan bahan plastik.
Sendi-sendi besar, seperti pinggul atau lutut, diganti
dengan logam.
radang sendi
Reviewed by bayi
on
Mei 05, 2021
Rating:
About
LINK VIDEO