dejavu
dejavu
seperti yang dipresentasikan dalam pertemuan Konferensi Memori Internasional di Budapest,menurut How Stuff Works, Valerie F Reyna dan Akira O'Connor sebagai psikolog terkemuka ,para peneliti di Leeds Memory Group mengungkapkan bahwa deja vu, dalam bahasa perancis berarti pernah , saat anda sedang berada di suatu ingkungan yang sama sekali baru, namun rasanya pernah mengalami serupa ini sebelumnya, kebanyakan manusia usia 15 hingga 25 tahun sudah pernah mengalami hal ini, deja vu sangat sulit dipelajari diteliti hingga saat ini sehingga peneliti hanya mampu sekedar memberi teori teorinya saja, pada 2006, peneliti menciptakan sensasi dejavu di laboratorium , dengan memakai hipnosis guna memicu bagian proses pengenalan dengan otak, hal ini didasarkan bahwa 2 proses utama di otak ketika manusia mengenali sesuatu yang sudah dikenal , pada mulanya otak mencari tahu ingatan guna melihat apakah pernah mengalami suatu peristiwa , lalu bila menemukan peristiwa yang sesuai, maka sebuah area terpisah di otak mengenalnya sebagai sesuatu yang pernah dikenal, pada deja vu, bagian kedua proses ini dipicu secara tidak sengaja, peneliti merekrut 18 relawan guna memantau 24 kata umum, kemudian , 18 relawan dihipnosis agar para relawan menganggap bahwa 24 kata yang ada dalam bingkai merah telah dikenal sebelumnya dan 24 kata-kata dalam bingkai hijau tidak dikenal sebelumnya, sesudah selesai proses meng hipnosis para rlawan , lalu para relawan ditunjukan rangkaian kata kata yang ada dalam bingkai warna lain yang dalam bingkai warna lain ini juga berisi kata kata yang tidak dikenal sebelumnya, hasilnya 10 relawan berkata bahwa mereka merasakan hal aneh ketika melihat kata baru dalam bingkai merah bahkan 5 orang dari antara mereka bahkan mengaku mengalami deja vu, deja vu merupakan sejenis gangguan sirkuit jangka pendek dan panjang pada otak, sehingga informasi baru dapat mengambil jalan pintas langsung kepada ingatan jangka panjang, hal ini melompati mekanisme sebelumnya yang dipakai otak guna menyimpan informasi,sehingga manusia seperti mengalami hal peristiwa dari masa lalu, Deja vu dapat berhubungan dengan korteks rhinal, yaitu bagian otak yang menyebabkan manusiab merasa telah mengenal ,namun belum dapat diketahui bagaimana cara mengaktifkan bagian otak ini tanpa memicu bagian otak lain yang berhubungan dengan ingatan, ini penyebab sangat sulitnya menentukan apa yang telah dikenal sebelumnya dengan deja vu, karena , perasaan telah dikenal sebelumnya ini samar samar , sedang teori lain dari deja vu menyatakan bahwa dejavu merupakan pengalaman seseorang yang diawali dengan kenangan palsu, deja vu berhubungan dengan ingatan palsu bahwa ini merupakan disasosiasi ingatan , yang membedakan ingatan dan kenyataan , banyak pengalaman disasosiatif yang muncul , manusia tidak mampu mengidentifikasinya , apakah melihat di film film tentang heteroseksual atau terjadi dialam nyata, apakah memimpikan atau mengalaminya, apakah pernah membayangkanya atau ada dalam mimpinya, peneliti mengungkapkan hal baru bahwa ingatan kenangan palsu kemungkinan tidak bisa dianggap omongkosong, sebab ini otak mungkin sedang memeriksa meriksa memori ,mungkin, hal ini diungkapkan peneliti ini setelah peneliti lebih rinci isi otak 21 relawan , peneliti membuat agar para relawan memiliki kenangan palsu, dengan cara memberikan kata-kata yang berhubungan seperti tidur sebentar, tidur siang,kasur, malam, saat para relawan ditanya mengenai kata kata setelahnya , para relawan kebanyakan memberikan kata-kata yang berhubungan dengan apa yang pernah para relawan dengar, yaitu kata tidur, guna memicu deja vu, peneliti bertanya apakah para relawan mengetahui kata yang di awali huruf t , para relawan menjawab tidak tahu, tetapi saat peneliti bertanya mengenai kata tidur, relawan ingat bahwa pernah mendengarnya, namun rasanya semua sama , peneliti ingin memantau area otak yang berhubungan dengan ingatan hippocampus menyala,namun tidak terjadi, peneliti menemukan area yang berperan menetapkan keputusan tampak aktif, bahwa daerah frontal otak mampu membalik-balik ingatan ,area frontal ini mengirimkan sinyal bila ada ketidakcocokan antara apa yang di pikir sudah dialami dengan kenyataan,area otak yang bukan ingatan palsu yang berhubungan dengan konflik ingatan , memicu dejavu, sebab kesadaran akan ketidacocokan pada sinyal ingatan sudah diperbaiki, kemampuan deja vu dan kesalahan ingatan menurun seiring usia yang semakin menua, bila ini bukan kekeliruan , namun pencegahan kekeliruan , ini kemungkinan bisa terjadi,
![dejavu](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjE8ZZ4D1JUyk2RuB4n_mdUXwoV2leDzsEwA4mt2bx6sRgV3VNwFOhMxoD3NQcOrRmebzV0DW8bMfQ-YD525Q4wUkL6Ju1ogd1L0Iya8JH3ZRCjqJLjF_ZR2pQXEdTj8pZ_w0K8vCQPqh52/s72-c/20180306234841.jpg)