difteri


difteri

penyebab difteri adalah bakteri Corynebacterium diphtheriae  yang  hidup di udara yang lembab  ,bakteri ini  menyerang saluran pernapasan,difteri tidak hanya menyerang anak-anak  tapi juga dewasa, selain vaksinasi , imunisasi, pencegahan  penyakit difteri wajib  dilakukan dimulai dari dalam diri sendiri,bakteri penyebab difteri menular melalui partikel kecil dari batuk atau bersin, bayi baru lahir tidak bisa diimunisasi langsung,  Bayi baru lahir diberikan  imunisasi utama yaitu  Hepatitis B dan Polio oral, bakteri Corynebacterium diphtheriae muncul  sebab  seseorang  tidak lengkap dalam menjalani  imunisasi anti difteri,  imunisasi difteri yang terdapat dalam imunisasi DPT  Difteri, Pertusis, dan Tetanus  tidak  hanya dilakukan 1 kali saja, anak umur setahun harus 3 kali DPT,hingga  umur 2 tahun harus  4 kali DPT hingga umur 5 tahun sudah  harus 5 kali  DPT , Kelas 1 SD ditambah lagi 1 kali DT, Kelas 2, 3, atau 5 tambah 2 kali TD, hingga kelas 5  SD harus 8 kali  imunisasi DPT   baru dikatakan lengkap,satu kasus difteri sudah menyebar  maka semua anak yang berumur 1 hingga  19 tahun harus ditambah 3  kali imunisasi difteri lagi, dengan interval 0 ,1 , 6 bulan ,yaitu  imunisasi diberikan pada bulan ini, 1  bulan kemudian diimunisasi difteri lagi, dan terakhir 6  bulan kemudian,
seperti virus flu, bakteri difteri ini masuk ke tubuh seseorang lewat percikan udara ketika seseorang berbicara ,batuk, bersin,  bakteri  dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan yang keluar dari saluran pernapasan dan pengelupasan luka kulit , benda-benda yang terkontaminasi bakteri juga  mengakibatkan  penularan penyakit
difteri, bakteri ini masuk ke tubuh orang  lain yang  tidak diimunisasi lengkap, Gejala difteri yaitu sesak napas disertai bunyi,leher membengkak seperti leher sapi  akibat dari pembengkakakan kelenjar leher,  munculnya pseudomembran atau selaput putih keabu-abuan yang tidak mudah lepas,  sakit tenggorokan, sulit menelan, demam dengan suhu rendah sekitar 38 derajat celsius, kurang nafsu makan,
masa inkubasi mulai dari masuknya bakteri  hingga  masuk gejala awal yaitu  susah menelan , demam  itu 48 jam , selanjutnya  muncul  selaput , selaput ini muncul sedikit, lama-lama menyebar, bila  telah  menyebar dan tidak  diobati, akan  turun ke  paru-paru (laring)  sehingga leher harus dilubangi agar udara dapat  keluar masuk, bahayanya bila sudah menyebar ke jantung dapat  mengakibatkan  kematian,gejalanya  sama seperti  sakit saluran napas yang lain, yang berbeda  adalah adanya selaput pseudomembran berwarna putih keabuan yang  merekat  dengan pangkal tenggorokan, Kemudian gejala  leher bengkak,  difteri yang berbentuk lapisan putih pseudomembran  pada mukosa hidung hingga  tenggorokan masih dapat  disembuhkan dengan Anti Difteri Serum, perlu  waktu 5 hari guna  menurunkan membran putih,   orang terdekat  pengidap difteri  perlu memperoleh antibiotik,
Bakteri Corynebacterium diphtheriae ini dapat hidup di beberapa orang tanpa  gejala, sehingga  dinamakan tipe Typhoid Mary, yaitu kondisi di mana seseorang tidak sadar telah  mempunyai  bibit bakteri , seperti flu, difteri menyebar di udara, pola penyebaran difteri yaitu
 pertama-tama bakteri  menempel di lapisan sistem pernafasan dan menghasilkan racun yang  membunuh jaringan sehat,dengan cara mencegah sel menciptakan protein,kemudian  bakteri ini memusnahkan semua sel sehingga jaringan yang mati  membentuk lapisan keabu-abuan di hidung dan tenggorokan,  sehingga  seseorang yang terinfeksi difteri  sulit menelan dan bernafas ,bila  bakteri  masuk ke aliran darah, maka difteri  menyebar ke ginjal dan  jantung  yang mengakibatkan gagal napas,  kerusakan saraf, kelumpuhan,  ada 2 lapisan infeksi yaitu ada  virus yang menginfeksi bakteri difteri  sehingga menciptakan toksin,
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Vaksin difteri  sudah diproduksi  sejak tahun 1920 guna  mempertahankan  sistem kekebalan tubuh ,seseorang mendapatkan vaksin difteri dalam vaksin DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus), vaksin ini diberikan 5  kali, yaitu ketika  bayi berusia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 18 bulan,  usia 4 hingga  6 tahun, vaksinasi untuk orang dewasa yaitu setiap 10 tahun sekali,
jika sudah terlanjur  terkena difteri dapat diatasi  dengan mengonsumsi antitoksin dan antibiotik guna  melenyapkan infeksi,
 Antitoksin  menjaga tubuh dari bahaya yang disebarkan racun,  antibiotik  membunuh bakteri difteri  dalam 14 hari,
 walaupun  seseorang yang mengidap  difteri telah memperoleh  pengobatan, namun  masih rentan  meninggal  ,peluangnya 1  dari 5  untuk anak balita dan   1  dari 10 orang untuk dewasa,
 yang tidak memperoleh  mengobatan, peluang meninggalnya 1  dari 2  pasien, faktor penyebab  infeksi dapat muncul kembali adalah sebab kekurangan gizi dan buruknya pelayanan  medis,  vaksinasi yang dilakukan ketika masih bayi  di bawah 80 %  Penolakan vaksin masih ada, menyepelekan pentingnya vaksin lengkap untuk bayi, akan  meningkatkan potensi difteri untuk menyerang,  bukan aneh bila  penyakit yang telah hilang  sewaktu-waktu dapat muncul kembali, pengobatan pasien difteri tidak murah , 1 orang membutuhkan  dana  Rp 4 juta bila  ditambah perawatan kelas III rumah sakit, totalnya menjadi Rp 9 juta per orang,
 dampak  akibat  mendapat imunisasi pada anak  adalah anak akan mengalami demam ditambah  sedikit bengkak, merah, nyeri, namun
dengan  diberi parasetamol, gejala akan hilang dalam tiga hari,
 meminta agar anak buka mulut  dan menjulurkan lidahnya ,bila  ada selaput putih keabuan di tenggorakan atau hidung, tanda  anak menderita difteri yaitu  adanya selaput keabu-abuan di pangkal tenggorokan dan atau di hidung,selaput ini   menyumbat tenggorokan dan saluran nafas, bila  sampai tidak  bernafas, maka pasien menjalani operasi  melubangi lehernya agar udara dapat keluar masuk,

difteri difteri Reviewed by bayi on Agustus 27, 2018 Rating: 5

About

LINK VIDEO