bakteri 2
BAKTERI STREPTOCOCCUS PYOGENESS
Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Bacteria,Filum: Firmicutes,Kelas:Bacilli,Ordo:Lactobacillales,
Famili: Streptococcaceae,Genus:Streptococcus,Spesies:S. pyogenes,
Streptococcus pyogenes yaitu bakteri Gram-positif bentuk bundar dalam rantai panjang ,penyebab infeksi Streptococcus Grup A ,bakteri Streptococcus pyogenes menampakkan antigen grup A di dinding selnya dan beta-hemolisis saat dikultur di plat agar darah. Streptococcus pyogenes menghasilkan zona beta-hemolisis yang besar, gangguan eritrosit dan pelepasan hemoglobin, dinamakan Streptococcus Grup A (beta-hemolisis) , streptococcus bersifat katalase-negatif,
Serotipe
Pada tahun 1928, Rebecca Lancefield menjelaskan cara serotipe Streptococcus pyogenes berdasarkan pada protein M-nya, faktor virulensi yang ditampakkan di permukaannya. , pada tahun 1946, Rebecca Lancefield menjelaskan klasifikasi serologi isolasi Streptococcus pyogenes berdasarkan pada antigen T permukaannya. 4 dari 20 antigen T telah diketahui bersifat pilus, yang dipakai bakteri untuk berikatan dengan sel inangnya. sekarang, sudah lebih dari 100 serotipe M dan sekitar 20 serotipe T telah diketahui,
Patogenesis:
Streptococcus pyogenes penyebab banyak penyakit mulai dari infeksi kulit ringan hingga penyakit sistemik berbahaya , Infeksi berawal di tenggorokan atau kulit, Infeksi ringan Streptococcus pyogenes termasuk faringitis .radang kerongkongan, dan infeksi kulit impetigo , erisipelas dan selulitis dicirikan oleh perbiakan dan penyebaran samping Streptococcus pyogenes di lapisan dalam kulit, perbiakan Streptococcus pyogenes di fasia memicu fasitis nekrosis,
infeksi akibat strain tertentu Streptococcus pyogenes berhubungan dengan pelepasan toksin bakteri ,infeksi kerongkongan yang dihubungkan dengan pelepasan toksin tertentu memicu penyakit jengkering (scarlet fever). Infeksi toksigen Streptococcus pyogenes juga memicu sindrom syok toksik streptococcus,
Streptococcus pyogenes sensitif terhadap penisilin,kegagalan penisilin berhubungan dengan organisme yang menghasilkan β-laktamase ,strain tertentu kebal klindamisin, makrolid, tetrasiklin ,
Streptococcus pyogenes juga memicu penyakit sindrom non-pyogenik tidak dihubungkan dengan perbiakan bakteri dan pembentukan nanah setempat, komplikasi penyakit rematik dan glomerulonefritis pasca-streptococcus akut yang muncul beberapa minggu sesudah infeksi awal streptococcus. penyakit rematik dengan gejala peradangan sendi atau jantung
faringitis streptococcus penyebab infeksi kulit, Glomerulonefritis akut, peradangan glomerulus ginjal,
faktor virulensi Streptococcus pyogenes bisa berikatan inang, melawan respon imun, menyebar dengan melakukan penetrasi ke lapisan jaringan inang,kapsul karbohidrat yang terdiri dari asam hialuronat mengelilingi bakteri, melindunginya dari fagositosis oleh neutrofil , kapsul dan beberapa faktor yang melekat di dinding sel, termasuk protein F (SfbI) , protein M, asam lipoteikoat,
memfasilitasi perekatan ke sel inang , protein M menghambat opsonisasi oleh jalur komplemen alternatif dengan berikatan pada regulator komplemen inang, protein M yang ada di beberapa serotipe juga dapat mencegah opsonisasi dengan berikatan pada fibrinogen , namun, protein M juga titik terlemah dalam pertahanan patogen ini karena antibodi yang dihasilkan oleh sistem imun terhadap protein M sasarannya adalah bakteri untuk ditelan fagosit. protein M juga unik bagi tiap strain, dan identifikasi bisa digunakan secara klinik untuk menegaskan strain yang menyebabkan infeksi,
Streptococcus pyogenes mengeluarkan protein, faktor virulensi, kepada inangnya:
Streptolisin O dan S yaitu toksin dasar sifat beta-hemolisis organisme ini. Streptolisin O yaitu racun sel yang memengaruhi banyak tipe sel termasuk organella subsel,neutrofil, platelet,
mengakibatkan respon imun dan penemuan antibodinya; antistreptolisin O (ASO) dapat dipakai untuk menegaskan infeksi yang baru saja. Streptolisin O dapat meracuni jantung (kardiotoksik),
Eksotoksin Streptococcus pyogenes A dan C adalah superantigen yang disekresi oleh sejumlah strain Streptococcus pyogenes, Eksotoksin pyogenes pemicu sindrom syok toksik streptococcus dan ruam penyakit jengkering ,
Streptokinase secara enzimatis mengaktifkan enzim proteolitik dan plasminogen menjadi plasmin yang akhirnya mencerna fibrin dan protein lain,
Hialuronidase memfasilitasi penyebaran bakteri melalui jaringan dengan memecah asam hialuronat, namun, sedikit isolasi Streptococcus pyogenes yang bisa mensekresi hialuronidase aktif akibat mutasi pada gen yang mengkodekan enzim, apalagi, isolasi sedikit yang dapat mensekresi hialuronidase tidak tampak memerlukannya untuk menyebar melalui jaringan atau menyebabkan lesi kulit, sehingga, bila ada, peran hialuronidase dalam patogenesis tetap belum diketahui,
strain Streptococcus pyogenes cenderung mensekresikan lebih dari 4 DNase yang berbeda ( streptodornase) , DNase melindungi bakteri agar tidak terperangkap pada ekstraseluler neutrofil (NET) dengan mencerna jala NET di DNA, yang diikat pula serin protease neutrofil yang bisa melawan bakteri,
C5a peptidase membelah kemotaksin neutrofil kuat (C5a) yang diproduksi oleh sistem komplemen, C5a peptidase meminimalisasi aliran neutrofil di awal infeksi karena bakteri berusaha mengkolonisasi jaringan inang,
Kemokin protease streptococcus
Jaringan pasien yang terkena dengan kasus fasitis nekrosis parah sama sekali tidak ada neutrofil. Serin protease ScpC, yang dilepas oleh Streptococcus pyogenes, bertanggung jawab mencegah migrasi neutrofil ke infeksi yang meluas. ScpC mendegradasi kemokina IL-8, yang sebaliknya menarik neutrofil ke tempat infeksi. C5a peptidase, meskipun diperlukan untuk mendegradasi kemotaksin neutrofil C5a di tahap awal infeksi, tak diperlukan untuk Streptococcus pyogenes mencegah aliran neutrofil karena bakteri menyebar melalui fasia.
Diagnosis
Biasanya, usap tenggorokan dibawa ke laboratorium untuk diuji. Pewarnaan Gram diperlukan untuk memperlihatkan Gram-positif, coccus, dalam bentuk rantai. Kemudian, organisme di agar darah dikultur dengan tambahan cakram antibiotik basitrasin untuk memperlihatkan koloni beta-hemolisis dan sensitivitas (zona inhibisi sekitar cakram) antibiotik. Lalu dilakukan uji katalase, yang harus menunjukkan reaksi negatif untuk semua Streptococcus. Streptococcus pyogenes bersifat negatif untuk uji cAMP dan hipurat. Identifikasi serologi atas organisme itu melibatkan uji untuk adanya polisakarida spesifik grup A dalam dinding sel bakteri menggunakan tes Phadebact. Karena uji tindak pencegahan juga dilakukan untuk memeriksa penyakit penyakit seperti, namun tak terbatas pada, sifilis, dan nekrosis avaskular, dan kaki pekuk.
BAKTERI MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS
Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Bacteria,Filum: Katok,Ordo: Actinomycetales,
Subordo: Corynebacterineae,Famili: Mycobacteriaceae,
Genus: Mycobacterium, Spesies: M. tuberculosis,
Mycobacterium tuberculosis atau abasilus Koch yaitu pertama kali ditemukan pada tanggal 24 Maret 1882 oleh Robert Koch,
bakteri ini penyebab penyakit tuberkulosa,
BAKTERI VIBRIO CHOLERAE
Klasifikasi ilmiah
Kingdom:Bacteria,Filum:Proteobacteria,Kelas:Gamma Proteobacteria,
Ordo:Vibrionales,Famili:Vibrionaceae,Genus:Vibrio,Spesies:V. cholerae,
V. cholerae ditemukan pertama kali oleh Filippo Pacini ahli anatomi dari Italiapada tahun 1854
Vibrio cholerae adalah bakteri motil dapat bergerak gram negatif,
tumbuh di lingkungan akuatik berasosiasi dengan eukariot,
dengan struktur antogenik dari antigen kemoorganotrof,flagelar H dan antigen somatik O, gamma-proteobacteria dan mesofilik ,berbentuk batang yang melengkung ,Vibrio patogenisitasnya pada manusia, terutama Vibrio cholerae penyebab penyakit kolera , bakteri ini baru terkenal setelah Robert Koch, yang mempelajari penyakit kolera di Mesir, pada tahun 1883,
untuk identifikasi fenotipe V. cholerae yaitu uji lisin dekarboksilase dan ornitin (arginin) dekarboksilase, oksidase, Kliger Iron Agar (KIA), dan uji indol. V. cholerae akan menunjukkan hasil positif pada keempat uji biokimia tersebut. Hasil positif untuk uji oksidase dan uji lisin dan arginin dekarboksilase adalah terbentuknya warna ungu tua. Untuk uji indol, akan terbentuk warna merah keunguan pada permukaan,Pada uji KIA, tidak terbentuk gas, dengan slant (bagian permukaan media) berwarna merah (bersifat basa) dan butt (bagian dasar media) berwarna kuning (bersifat asam).,
untuk isolasi dan pemurnian pertumbuhan vibrio menggunakan media Thiosulfate-citrate-bile salts agar (TCBS) ,sukrosa sebagai sumber karbon akan berwarna hijau , sedangkan yang lainnya berwarna kuning, beberapa mikroba yang dapat tumbuh pada media ini, yaitu Shewanella, Staphylococcus, Flavobacterium , Pseudoalteromonas ,
untuk perbanyakan Vibrio, digunakan media Alkaline Peptone Water (APW) yang memiliki pH relatif tinggi, yaitu 8.4 dan mengandung NaCl 2%. pertumbuhan vibrio bisa pada suhu 20 hingga 35oC.
BAKTERI CHLOROBIACEAE BELERANG HIJAU
Klasifikasi ilmiah
Kingdom:Bacteria,
Filum: Chlorobi ,
Chlorobiaceae yaitu famili dari bakteri fototrof anaerob obligat , bersama-sama dengan Ignavibacteriaceae nonfotosintesis diletakkan tersendiri pada filum (Chlorobi). Filumnya paling dekat dengan Bacteroidetes,
Chlorobiaceae harus bebas oksigen, butuh cahaya untuk tumbuh, tidak dapat bergerak gerak , satu spesies memiliki flagelum dan berbentuk kokus, basil, spiral,
bakteri belerang hijau GSB1 hidup pada kedalaman 100 -2.500 m dekat asap hitam di lepas pantai Meksiko Samudera Pasifik yang kurang cahaya matahari dari ventilasi termal ,
BAKTERI CHLOROFLEXI
Klasifikasi ilmiah
Kingdom:Eubacteria,Divisi:Chloroflexi,Kelas:Chloroflexi,
Chloroflexus memproduksi energi melalui fotosintesis tanpa oksigen, dapat mencukupi nutrisi dengan adanya senyawa organik sebagai sumber karbonnya, bakteri ini tergolong bakteri nonsulfur hijau yang hidup pada suhu panas,
Bakteri ini jenis mikroorganisme fotosintetik paling awal ,
metabolismenya melibatkan jalur hidroksipropionat untuk mengikat CO2, fotosintesis hanya aktif pada kondisi terang, namun Chloroflexi hidup pada kondisi gelap,
Bakteri ini berkoloni membentuk struktur berfilamen ,di dalam selnya ada bakterioklorofil a dan klorosom sebagai pigmen untuk menjalankan reaksi fotosintesis,bakterioklorofil terdapat pada membran sitoplasma membentuk struktur khusus di dalam lamela untuk menjalankan reaksi fotosintesis ini ditemukan pada baktei fotosintetik ungu seperti Chlorflexus aurantiacus,
BAKTERI LACTOBACILLUS ACIDOPHILUS
Klasifikasi ilmiah
Kingdom:Bacteria,Divisi:Firmicutes,Kelas:Bacilli,Famili:Lactobacillaceae,Genus:Lactobacillus,Spesies:L. acidophilus,
Lactobacillus acidophilus adalah gram positif berbentuk kokus atau batang, bersifat non motil, dan nonspora yang menghasilkan asam laktat hasil metabolisme fermentasi yang menggunakan laktosa sebagai sumber karbon utama dalam memproduksi energi, tiap genus dan spesies nya memiliki karakteristik berbeda, L. acidophilus tumbuh dilingkungan oksigen , tanpa oksigen, sangat asam , seperti pada pH 4-5 ,ini bakteri homofermentatif yaitu bakteri yang memproduksi asam laktat sebagai satu-satunya produk akhir. bakteri ini bakteri Lactobacillus ditemukan di dalam gastro intestinal manusia, hewan,
BAKTERI AQUIFICEAE
Klasifikasi ilmiah
Kingdom:Bacteria,Filum:Aquificae,Kelas:Aquificae,
Ordo:Aquificales,Famili:Aquificaceae,
Famili Aquificaceae hidup di lingkungan ekstrem seperti kolam belerang, tergolong bakteri sejati ,
BAKTERI DEINOCOCCUS RADIODURANS
Klasifikasi ilmiah
Domain: Bacteria,Filum: Deinococci,Ordo: Deinococcales,Famili: Deinococcuceae,Genus: Deinococcus,Spesies: D. radiodurans,
Deinococcus radiodurans yaitu salah satu bakteri golongan ekstremofil yang mampu hidup di lingkungan ekstrem tahan efek mutagenik mematikan dari berbagai agen perusak DNA, seperti paparan radiasi ion (ionizing radiation) 10 kali lipat dari jumlah yang bisa melenyapkan organisme lain,
D. radiodurans sebagai organisme anti kerusakan DNA dapat terbentuk kembali setelah hancur akibat radiasi,
Feltham menjelaskan bahwa bakteri M. radiodurans berbeda dengan spesies Micrococcus yang sudah diketahui ,
D. radiodurans pertama kali ditemukan oleh Anderson et al. pada tahun 1956 di dalam daging kalengan yang disterilisasi dengan radiasi sinar X dan yang tidak diradiasi,walaupun sudah disterilisasi namun tetap terjadi pembusukan pada daging,
D. radiodurans berbentuk bulat (kokus) dengan diameter 1.5 - 3 µm dan tumbuh sebagai sel tunggal atau berbentuk tetrad,
D. radioduranstergolong Gram positif,
D. radiodurans mempunyai membran luar seperti bakteri Gram negatif. namun membran luar D. radiodurans tidak mempunyai lipid A.
Brooks et al. pada tahun 1980 menjelaskan adanya perbedaan dengan genus Micrococcus berdasarkan uji terhadap sekuen gen penyandi 16S rRNA spesies itu . bukti diperkuat hasil analisa homologi DNA, komposisi asam lemak, dan dinding sel beserta komposisinya. Pada tahun 1981, Brooks dan Murray mengajukan penggantian nama spesies yang dimaksud menjadi Deinococcus radiodurans, Berdasarkan etimologinya nama spesies D. radiodurans berasal dari bahasa Latin. Deinos (adj): aneh atau tidak biasa, coccus (n): semacam biji gandum atau buah beri, radioatio (adj): radiasi, dan durans(adj): pertahanan sehingga Deinococcus berarti kokus yang tidak biasa dan radiodurans berarti menahan radiasi,
Habitat mikroorganisme D. radiodurans ini adalah di tanah, D. radiodurans diisolasi secara selektif dari tanah, daging mentah, debu, udara yang disaring, dengan cara memapar sampel dengan radiasi UV atau gamma kemudian menumbuhkannya pada media dengan khamir dan tripton ,
D. radiodurans tidak membentuk spora dan bersifat non motil. Koloni berwarna merah bila ditumbuhkan di media agar karena memiliki kandungan pigmen karotenoid. Koloni berbentuk cembung dengan permukaan halus. D. radiodurans adalah bakteri aerob dengan suhu optimum pertumbuhan 30 °C. Semua galur bakteri ini dapat tumbuh dengan kadar garam 1% dan kebanyakan galur tumbuh pada kadar garam 5%. Bakteri ini tergolong kemoorganotrof yang artinya menggunakan nutrisi dari senyawa kimia organik. Berdasarkan uji biokimia, D. radiodurans dapat memfermentasi glukosa dan fruktosa sehingga menghasilkan asam, sedangkan gliserol dan manosa dapat digunakan tetapi tidak menghasilkan asam.
D. radiodurans masih mampu hidup sesudah terkena radiasi 15.000 Grays (Gy) dan radiasi 69Gy/jam , manusia normalnya akan meninggal jika terpapar radiasi lebih besar dari 10Gy , D. radiodurans tahan terhadap radiasi dibandingkan spora bakteri,
D. radiodurans tahan beberapa pemicu mutasi pada DNA, seperti hidrogen peroksida, radiasi ion, sinar ultraviolet (UV),
satu-satunya senyawa mutagenik yang mampu menyerang D. radiodurans yaitu nitrosoguanidin yang mampu menginduksi delesi, yaitu penghilangan suatu fragmen atau nukleotida DNA. delesi mempengaruhi D. radiodurans dibandingkan mutasi titik, yaitu mutasi hanya pada satu atau beberapa nukleotida DNA. sebab perbaikan terhadap delesi tidak seefisien pada mutasi titik,
D. radiococcus untuk pengolahan limbah radioaktif, limbah nuklir
yang mengandung senyawa radioaktif,akibat senjata nuklir , galur alami dari bakteri
D. radiococcus ini dapat mengurangi uranium dengan adanya asam humat pada kondisi anaerob. D. radiodurans R1 hasil rekayasa genetik telah digunakan untuk melaksanakan aktivitas bioremediasi terhadap limbah radioaktif campuran, terutama untuk detoksifikasi senyawa merkuri dan toluena di dalam limbah.
BAKTERI CORYNEBACTERIUM DIPHTHERIAE
Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Bacteria,Filum:Actinobacteria,Ordo:Actinomycetales,
Famili: Corynebacteriaceae,Genus:Corynebacterium,
Spesies: C. diphtheriae,
Corynebacterium diphtheriae atau basillus Klebs-Löffler yaitu bakteri patogen pemicu difteri. ditemukan pada 1884 oleh bakteriolog Jerman, Friedrich Löffler (1852-1915) dan Edwin Klebs (1834-1912) ,
C. diphtheriae yaitu anaerobik fakultatif dan Gram positif, pada kultur, bakteri ini berhubungan satu sama lain dan membentuk seperti huruf Tionghoa, dengan ciri tidak berkapsul, tidak berspora, tidak bergerak, berbentuk batang 1 hingga 8 µm dan lebar 0,3 hingga 0,8 µm.
C. diphtheriae ini peka antibiotika, seperti sefuroksim,trimetrofim,penisilin, ampisilin, sefalosporin, kuinolon, kloramfenikol, tetrasiklin,
strain C. diphtheriae menghasilkan racun difteri,racun akan terjadi bila bakteri dinfeksi oleh sebuah bakteriofaga, sebuah eksotoksin protein, dengan berat molekul 62 kilodalton. Ketidakaktifan racun dengan serum antiracun merupakan dasar dalam vaksinasi antidifteri. tidak semua strain berbahaya,
subspesies C. diphtheriae mitis, C. diphtheriae intermedius, dan C. diphtheriae gravis. yang berbeda beda kemampuan untuk mengolah zat gizi tertentu. semuanya dapat atau tidak menyebabkan difteri pada manusia,
BAKTERI CLOSTRIDIUM BOTULINUM
Klasifikasi ilmiah
Domain:Bacteria,Divisi:Firmicutes,Kelas:Clostridia,
Ordo:Clostridiales,Famili:Clostridiaceae,Genus:Clostridium,
Spesies:C. botulinum,
Clostridium botulinum yaitu bakteri di tanah yang menghasilkan racun botulin penyebab botulisme , pertama kali ditemukan oleh Emile van Ermengem pada tahun 1896 , botulinum termasuk bakteri gram positif, menghasilkan spora,anaerob obligat (mati bila ada oksigen), motil (dapat bergerak),
BAKTERI STRAPHYLOCOCCUS
Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Bacteria,Filum: Firmicutes,Kelas:Cocci,Ordo: Bacillales,
Famili: Staphylococcaceae,Genus:Staphylococcus,
Spesies:
S. intermedius,S. lugdunensis,S. saprophyticus,S. schleiferi,S. vitulus,S. warneri,S. xylosus,S. aureus,S. auricularis,S. capitis,S. caprae,S. epidermidis,S. felis,S. haemolyticus,
Genus staphylococcus terdiri dari 31 spesies. tidak berbahaya , berada di tanah seluruh dunia, di atas kulit dan selaput lendir manusia dan organisme lainnya,
Staphylococcus genus dari bakteri gram positif, berbentuk bulat bergerombol seperti anggur,
BAKTERI STREPTOMYCES
Klasifikasi ilmiah
Kingdom:Bacteria,
Filum: Actinobacteria,Kelas:Actinobacteria,Ordo:Actinomycetales,
Famili: Streptomycetaceae,Genus:Streptomyces,
Streptomyces menghasilkan spora ,ada di tanah dan pada tanaman yang membusuk termasuk gram positif, bakteri ini berfilamen , nonmotil dan berfilamen, menghasilkan senyawa volatil yaitu Geosmin dengan bau khas pada tanah, Streptomyces adalah golongan Actinomyces yaitu berstruktur hifa bercabang seperti fungi ,
koloni Streptomyces keras, Streptomyces suhu pertumbuhannya pada 25oC dan pH 8-9, berbulu dan jarang berpigmen, Streptomyces termasuk organisme kemoheteroorganotrof yaitu organisme yang memakai materi organik yang kompleks sebagai sumber karbon dan energi. materi berasal dari degradasi molekul ini di dalam tanah, ini menjaga kesuburan tanah,
Streptomyces jarang bersifat patogen, S. somaliensis dan S. sudanensis sebagai patogen memicu mycetoma , S. caviscabies dan S. scabies memicu penyakit scabies pada tanaman ,
streptomyces bahan senyawa antibiotik sebab bisa memproduksi lebih dari dua pertiga antibiotik alami primer yang dapat dipakai sebagai obat antikanker, immunoregulator pada manusia , sebagai herbisida, agen anti-parasit, dan penghasil enzim , Streptomyces mampu mensintesis senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Staphylococcus aureus, Shigella dysenteriae ,Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae , Pseudomonas aeruginosa, Vibrio cholerae, Salmonella typhi,
Streptomyces memproduksi antibiotik neomisin dan kloramfenikol. antibiotik streptomisin dinamakan berdasarkan bakteri penghasilnya, yaitu Streptomyces griseus . antibiotik yang dihasilkan dari genus ini seperti lincomycin dari S. lincolnensis.puromycin dari S. alboniger , chloramphenicol dari S. venezuelae,
nystatin dari S. noursei, amphotericin B dari S. nodosus, natamycin dari S. natalensis, erythromycin dari S. erythreus, neomycin dari S. fradiae, streptomycin dari S. griseus, tetrasiklin dari S. rimosus, vancomycin dari S. orientalis, rifamycin dari S. mediterranei,
BAKTERI CLOSTRIDIUM TETANI
bakteri Clostridium tetani yang berbentuk ini seperti raket tenis pemicu penyakit tetanus, Clostridium tetani hidup tanpa oksigen ( anaerob) di tanah ini mempunyai bentuk morfologi seperti batang, bulat pada ujungnya seperti penabuh genderang, Clostridium tetani membentuk spora saat lingkungan nya tidak mendukungnya, bila Clostridium tetani diwarnai dengan pewarnaan Gram, maka akan bersifat Gram positif. Clostridium tetani patogen mengeluarkan racun tetanospasmin, yang bersifat neurotoksin untuk menyerang daerah saraf tepi ( perifer) pada manusia , menyebabkan kejang otot , menghancurkan sel darah merah dan leukosit, patogen bakteri ini terjadi jika tubuh terluka akibat luka tusukan paku, terkena kotoran masa inkubasi tetanus antara 2 sampai 14 hari.
BAKTERI NEISSERIA GONORRHOEAE
Klasifikasi ilmiah
Domain:Bacteria,Filum: Proteobacteria,Kelas:Betaproteobacteria,
Ordo: Neisseriales,Famili:Neisseriaceae,Genus:Neisseria,
Spesies:N. gonorrhoeae,
Neisseria gonorrhoeae ditemukan dan diisolasi oleh Albert Neisser pada tahun 1879
Neisseria gonorrhoeae yaitu berkoloni membentuk diplokokus, atau tunggal monokokus bakteri gram negatif, nonmotil, tidak membentuk spora,
manusia satu-satunya inang alami bakteri ini. bakteri melakukan kontak langsung dengan mukosa tubuh manusia untuk menginfeksi, ,
BAKTERI BACILLUS THURINHIENISIS
Klasifikasi ilmiah
Kingdom:Eubacteria,Filum:Firmicutes,Kelas:Bacilli,Ordo:Bacillales,Famili:Bacillaceae,
Genus: Bacillus,Spesies:thuringiensis,
B. thuringiensis ditemukan pada tahun 1911 pertama kali sebagai patogen pada ngengat (flour moth) dari Provinsi Thuringia, Jerman,
Bacillus thuringiensis yaitu bakteri gram-positif, yang ada diseluruh dunia, berbentuk batang, ini termasuk patogen fakultatif hidup di tanah dan daun tanaman konifer jika lingkungan buruk maka membentuk fase sporulasi. ketika terjadi sporulasi bakteri akan terdiri dari protein Cry yang termasuk ke dalam protein kristal kelas endotoksin delta. jika serangga memakan toksin ini maka serangga dapat mati ,maka protein atau toksin Cry ini dimanfaatkan sebagai pestisida alami,
bakteri ini dimanfaatkan sebagai produk insektisida komersial pertama kali pada tahun 1938 di Prancis kemudian di Amerika Serikat (1950). pada tahun 1960 produk ini digantikan dengan galur bakteri yang lebih patogen dan efektif ,
adanya inklusi paraspora dalam B. thuringiensis ditemukan sejak tahun 1915, namun komposisi protein penyusunnya baru diketahui pada tahun 1953, Hannay, mendeteksi struktur kristal pada inklusi paraspora yang mengandung lebih dari satu macam protein kristal insektisida (insecticidal crystal protein, ICP) atau delta endotoksin. berdasarkan komposisi ICP penyusunnya, kristal ini membentuk campuran dari beberapa tipe kristal, bipimiramida, kuboid, romdoid datar,
banyak spesies B. thuringiensis telah diisolasi dari serangga golongan lepidoptera,koleoptera, diptera, yang sudah mati ,bangkai serangga kebanyakan mengandung spora dan ICP B. thuringiensis ,sebagian subspesies ditemukan di daun ,serangga dan tanah, pada lingkungan nutrisi cukup, spora bakteri ini akan terus hidup dan melanjutkan pertumbuhan vegetatifnya. B. thuringiensis ada pada sayuran, kapas, tembakau,
tahun 1998 ,B. thuringiensis dibagi menjadi 67 subspesies , berdasarkan serotipe dari flagela (H) ,
bakteri ini mampu membentuk kristal paraspora yang berdekatan dengan endospora selama fase sporulasi III dan IV. Sebagian besar ICP disandikan oleh DNA plasmid yang dapat ditransfer melalui konjugasi antargalur B. thuringiensis , maupun dengan bakteri lain yang berhubungan. selama pertumbuhan vegetatif terjadi, berbagai galur B. thuringiensis menghasilkan bermacam-macam antibiotik, enzim, metabolit, dan toksin, yang dapat merugikan organisme lain. Selain endotoksin (ICP), sebagian subspesies B. thuringiensis dapat membentuk beta-eksotoksi yang toksik terhadap sebagian besar makhluk hidup, termasuk manusia dan insekta,
protein atau toksin Cry akan dilepas bersamaan dengan spora saat terjadi pemecahan dinding sel, jika dimakan oleh larva insekta, maka larva akan terhenti, muntah, atau kotorannya menjadi berair, kepala serangga jadi sangat besar larva menjadi lembek dan mati , bakteri memicu isi tubuh insekta menjadi berwarna kuning, hitam kecoklatan, merah, saat membusuk.
toksin Cry merupakan protoksin, yang harus diaktifkan terlebih dahulu sebelum muncul efek negatif. aktivasi toksin Cry dilakukan oleh protease usus sehingga terbentuk toksin aktif dengan bobot 60 kDA yang dinamakan delta-endotoksin, Delta-endotoksin terdiri dari 3 domain. Toksin tidak larut pada kondisi normal sehingga tidak membahayakan hewan dan manusia, namun. pada kondisi pH tinggi (basa) seperti yang ditemui di dalam usus lepidoptera, yaitu di atas 9.5, toksin tersebut akan aktif. selanjutnya, toksin Cry akan menyebabkan lisis (pemecahan) usus lepidoptera ,
B. thuringiensis menghasilkan 2 jenis toksin, yaitu toksin sitolitik (cytolytic, Cyt) dan toksin kristal (Crystal, Cry),
Toksin Cyt mampu memperkuat toksin Cry untuk meningkatkan efektivitas dalam mengontrol insekta. Lebih dari 50 gen penyandi toksin Cry telah disekuens dan digunakan sebagai dasar untuk pengelompokkan gen berdasarkan kesamaan sekuens penyusunnya,
tabel ini merupakan klasifikasi toksin Bt pada tahun 1995 :
Gen ---Bentuk Kristal---Bobot Protein (kDa)----Insekta yang dipengaruhi
cry I [several subgrup:
A(a), A(b), A(c), B, C, D, E, F, G]----bipiramida----130-138---larva lepidoptera
cry II [subgrup A, B, C] kuboid -----69-71------- diptera l, epidoptera
cry III [subgrup A, B, C] ------Datar/tidak teratur----73-74-----koleoptera
cry IV [subgrup A, B, C, D]--------bipiramida-------73-134-------diptera
cry V-IX--------- macam macam------- 35-129 ------- macam macam
larvasida adalah produk untuk membunuh larva nyamuk yang terbuat dari kompleks protein B. thuringiensis israelensis.
produk B. thuringiensis diproduksi setiap tahunnya melalui teknologi fermentasi aerobik, produk ini kebanyakan mengandung spora hidup..dan icp sedangkan sebagian lainnya mengandung spora yang telah diinaktivasi,
Produk B. thuringiensis konvensional untuk mengatasi hama lepidoptera yang menyerang tanaman, banyak galur B. thuringiensis yang diproduksi untuk mengatasi diptera (perantara penyakit yang diakibatkan parasit dan virus) dan golongan koeloptera,
produk B. thuringiensis dapat menimbulkan resitensi pada beberapa insekta, seperti Spodoptera littoralis, Spodoptera exigua, Plodia interpunctella, Cadra cautella, Leptinotarsa decemlineata, Chrysomela scripta,
B. thuringiensis sebagai insektisida untuk mengontrol nyamuk, lalat, larva serangga pengganggu lain pada waduk penampung air minum,
sesudah B. thuringiensis diterapkan pada ekosistem tertentu, sel vegetatif dan spora akan bertahan pada lingkungan sebagai komponen alami mikroflora selama beberapa tahun dan perlahan-lahan berkurang jumlahnya. sedang, ICP akan inaktif dalam beberapa hari,
produk B. thuringiensis mengkontaminasi makanan dan minuman pada lahan pertanian. namun, belum ada laporan yang menunjukkan efek parah dari kontaminasi B. thuringiensis pada manusia, kecuali danya iritasi mata dan kulit, , sel vegetatif B. thuringiensis memproduksi racun seperti Bacillus cereus namun belum diketahui dampaknya bagi manusia ,
BAKTERI BACILLUS
Klasifikasi ilmiah
Domain:Bacteria,Divisi: Firmicutes,Kelas:Bacilli,Ordo:Bacillales,Famili:Bacillaceae,
Genus: Bacillus,
Spesies
B. acidiceler,B. acidicola,B. acidiproducens,B. acidocaldarius,B. acidoterrestris,B. aeolius,B. aerius,B. aerophilus,B. agaradhaerens,B. agri,B. aidingensis,
B. akibai,B. alcalophilus,B. algicola,B. alginolyticus,B. alkalidiazotrophicus, B. alkalinitrilicus,B. alkalisediminis,B. alkalitelluris,B. altitudinis,
B. alveayuensis,B. alvei,B. amyloliquefaciens,B. a. subsp. amyloliquefaciens,
B. a. subsp. plantarum,B. amylolyticus,B. andreesenii,B. aneurinilyticus,
B. anthracis,B. aquimaris,B. arenosi,B. arseniciselenatis,B. arsenicus,
B. aurantiacus,B. arvi,B. aryabhattai,B. asahii,B. atrophaeus,B. axarquiensis,
B. azotofixans,B. azotoformans,B. badius,B. barbaricus,B. bataviensis,B. beijingensis,B. benzoevorans,B. beringensis,B. berkeleyi,B. beveridgei,B. bogoriensis,B. boroniphilus,B. borstelensis,B. brevis Migula,B. butanolivorans,B. canaveralius,
B. carboniphilus,B. cecembensis,B. cellulosilyticus,B. centrosporus,B. cereus,
B. chagannorensis,B. chitinolyticus,B. chondroitinus,B. choshinensis,
B. chungangensis,B. cibi,B. circulans,B. clarkii,B. clausii,B. coagulans,B. coahuilensis,
B. cohnii,B. composti,B. curdlanolyticus,B. cycloheptanicus,B. cytotoxicus,B. daliensis,B. decisifrondis,B. decolorationis,B. deserti,B. dipsosauri,B. drentensis,
B. edaphicus,B. ehimensis,B. eiseniae,B. enclensis,B. endophyticus,
B. endoradicis,B. farraginis,B. fastidiosus,B. fengqiuensis,B. firmus,
B. flexus,B. foraminis,B. fordii,B. formosus,B. fortis,B. fumarioli,B. funiculus,B. fusiformis,B. galactophilus,B. galactosidilyticus,B. galliciensis,B. gelatini,B. gibsonii,
B. ginsengi,B. ginsengihumi,B. ginsengisoli,B. globisporus,B. g. subsp. globisporus,
B. g. subsp. marinus,B. glucanolyticus,B. gordonae,B. gottheilii,B. graminis,B. halmapalus,B. haloalkaliphilus,B. halochares,B. halodenitrificans,B. halodurans,
B. halophilus,B. halosaccharovorans,B. hemicellulosilyticus,B. hemicentroti,B. herbersteinensis,B. horikoshii,B. horneckiae,B. horti,B. huizhouensis,B. humi,
B. hwajinpoensis,B. idriensis,B. indicus,B. infantis,B. infernus,B. insolitus,B. invictae,B. iranensis,B. isabeliae,B. isronensis,B. jeotgali,B. kaustophilus,B. kobensis,
B. kochii,B. kokeshiiformis,B. koreensis,B. korlensis,B. kribbensis,
B. krulwichiae,B. laevolacticus,B. larvae,B. laterosporus,B. lautus,
B. lehensis,B. lentimorbus,B. lentus,B. licheniformis,B. ligniniphilus,B. litoralis,
B. locisalis,B. luciferensis,B. luteolus,B. luteus,B. macauensis,B. macerans,B. macquariensis,B. macyae,B. malacitensis,B. mannanilyticus,B. marinus,B. marisflavi,B. marismortui,B. marmarensis,B. massiliensis,B. megaterium,B. mesonae,B. methanolicus,B. methylotrophicus,B. migulanus,B. mojavensis,
B. mucilaginosus,B. muralis,B. murimartini,B. mycoides,B. naganoensis,B. nanhaiensis,B. nanhaiisediminis,B. nealsonii,B. neidei,B. neizhouensis,
B. niabensis,B. niacini,B. novalis,B. oceanisediminis,B. odysseyi,B. okhensis,
B. okuhidensis,B. oleronius,B. oryzaecorticis,B. oshimensis,B. pabuli,
B. pakistanensis,B. pallidus,B. pallidus,B. panacisoli,B. panaciterrae,B. pantothenticus,B. parabrevis,B. paraflexus,B. pasteurii,B. patagoniensis,B. peoriae,
B. persepolensis,B. persicus,B. pervagus,B. plakortidis,B. pocheonensis,B. polygoni,B. polymyxa,B. popilliae,B. pseudalcalophilus,B. pseudofirmus,B. pseudomycoides,B. psychrodurans,B. psychrophilus,B. psychrosaccharolyticus,B. psychrotolerans,B. pulvifaciens,B. pumilus,B. purgationiresistens,B. pycnus,
B. qingdaonensis,B. qingshengii,B. reuszeri,B. rhizosphaerae,B. rigui,B. ruris,B. safensis,B. salarius,B. salexigens,B. saliphilus,B. schlegelii,B. sediminis,B. selenatarsenatis,B. selenitireducens,B. seohaeanensis,B. shacheensis,B. shackletonii,B. siamensis,B. silvestris,B. simplex,B. siralis,B. smithii,B. soli,B. solimangrovi,B. solisalsi,B. songklensis,B. sonorensis,B. sphaericus,B. sporothermodurans,B. stearothermophilus,B. stratosphericus,B. subterraneus,B. subtilis,B. s. subsp. inaquosorum ,B. s. subsp. spizizenii,B. s. subsp. subtilis,
B. taeanensis,B. tequilensis,B. thermantarcticus,B. thermoaerophilus,B. thermoamylovorans,B. thermocatenulatus,B. thermocloacae,B. thermocopriae,
B. thermodenitrificans,B. thermoglucosidasius,B. thermolactis,B. thermoleovorans,B. thermophilus,B. thermoruber,B. thermosphaericus,B. thiaminolyticus,B. thioparans,B. thuringiensis,B. tianshenii,B. trypoxylicola,B. tusciae,B. validus,B. vallismortis,B. vedderi,B. velezensis,B. vietnamensis,B. vireti,B. vulcani,B. wakoensis,B. weihenstephanensis,B. xiamenensis,B. xiaoxiensis,B. zhanjiangensis,
Bacillus yaitu genus bakteri gram positif berbentuk batang (basilus) dan Bacillus anggota dari filum Firmicutes. spesies Bacillus termasuk anaerob fakultatif (memiliki kemampuan untuk menjadi aerobik atau anaerobik) atau aerob obligat bergantung pada oksigen ,
Bacillus teruji positif untuk enzim katalase ketika ada oksigen , Bacillus hidup bebas (nonparasitik) dan patogen parasitik. pada kondisi bahaya bakteri dapat menghasilkan endospora oval yang bukan 'spora' sejati, di mana bakteri mengurangi diri sendiri dan tetap dalam keadaan tidak aktif untuk jangka waktu yang lama.
BAKTERI RHIZOBIUM
Klasifikasi ilmiah
Kingdom:Bacteria,Filum:Proteobacteria,Kelas:Alphaproteobacteria,
Ordo:Rhizobiales,Famili:Rhizobiaceae,Genus:Rhizobium,
Rhizobium yaitu genus bakteri tanah Gram-negatif yang memfiksasi nitrogen, Spesies Rhizobium membentuk asosiasi pengikat nitrogen endosimbiotik dengan Parasponia dan akar kacang-kacangan ,
pada tahun 1888 ,Martinus Beijerinck mengisolasi dan menumbuhkan mikroorganisme dari nodul kacang-kacangan pertama kalinya, kemudian menamakannya Bacillus radicicola, ditempatkan dalam Bergey's Manual of Determinative Bacteriology di bawah genus Rhizobium,
Bakteri ini mengkolonisasi sel-sel tumbuhan di dalam nodul akar, di mana bakteri mengubah nitrogen atmosfer menjadi amonia dan kemudian memberikan senyawa nitrogen organik seperti ureida atau glutamina kepada tanaman. tanaman, sebaliknya menyediakan senyawa organik yang dibuat dengan fotosintesis untuk bakteri. hubungan saling menguntungkan ini terjadi pada semua rhizobia,
pada biologi molekuler, Rhizobium diidentifikasi sebagai pencemar dari kit pereaksi ekstraksi DNA dan sistem air ultra murni, sehingga Rhizobium muncul secara keliru di kumpulan data mikrobiota atau metagenom. Kehadiran bakteri pengikat nitrogen sebagai kontaminan mungkin karena penggunaan gas nitrogen dalam produksi air ultra-murni untuk menghambat pertumbuhan mikroba dalam tangki penyimpanan,
Rhizobium membentuk hubungan simbiosis dengan tanaman kacang-kacangan, memfiksasi nitrogen dari udara menjadi amonia, yang bertindak sebagai pupuk alami untuk tanaman. cara untuk memanfaatkan fiksasi nitrogen Rhizobium ini melibatkan pemetaan genetik dari berbagai spesies rhizobia dengan spesies tanaman simbiotik masing-masing, seperti alfalfa atau kedelai. guna meningkatkan produktivitas tanaman tanpa pupuk,
Spesies
Rhizobium cellulosilyticum GarcÃa-Fraile ,
Rhizobium daejeonense Quan ,
Rhizobium ecuadorense Ribeiro ,
Rhizobium endolithicum Parag ,
Rhizobium endophyticum López-López ,
Rhizobium etli Segovia ,
symbiovar mimosae
symbiovar phaseoli
Rhizobium fabae Tian ,
Rhizobium flavum Gu ,
Rhizobium freirei Dall'Agnol ,
Rhizobium gallicum Amarger ,
symbiovar gallicum
symbiovar orientale
symbiovar phaseoli
Rhizobium grahamii López-López ,
Rhizobium hainanense Chen ,
Rhizobium halophytocola Bibi ,
Rhizobium halotolerans Diange and Lee 2013
Rhizobium indigoferae Wei ,
Rhizobium jaguaris Rincón-Rosales ,
Rhizobium kunmingense Shen ,
Rhizobium laguerreae Saïdi ,
Rhizobium leguminosarum (Frank 1879) Frank 1889,
symbiovar trifolii,
symbiovar viciae,
Rhizobium lemnae Kittiwongwattana & Thawai 2014
Rhizobium lentis Harun-or Rashid ,
Rhizobium leucaenae Ribeiro ,
Rhizobium loessense Wei ,
Rhizobium lusitanum Valverde ,
"Candidatus Rhizobium massiliae" Greub ,
Rhizobium mayense Rincón-Rosales ,
Rhizobium mesoamericanum López-López ,
Rhizobium mesosinicum Lin ,
Rhizobium metallidurans Grison ,
Rhizobium miluonense Gu ,
Rhizobium mongolense Herr Baronn O. Vonn Berkum ,
Rhizobium multihospitium Han ,
Rhizobium naphthalenivorans Kaiya ,
Rhizobium oryzicola Zhang ,
Rhizobium pakistanensis Khalid ,
Rhizobium paranaense Dall'Agnol ,
Rhizobium petrolearium Zhang ,
Rhizobium phaseoli Dangeard 1926 emend. RamÃrez-Bahena ,
Rhizobium phenanthrenilyticum Wen ,
Rhizobium pisi RamÃrez-Bahena ,
symbiovar trifolii,
symbiovar viciae,
Rhizobium pongamiae Kesari ,
Rhizobium populi Rozahon ,
Rhizobium qilianshanense Xu ,
Rhizobium rhizogenes (Riker et al. 1930) Young ,
Rhizobium rhizoryzae Zhang ,
Rhizobium rosettiformans Kaur ,
Rhizobium selenitireducens corrig. Hunter ,
Rhizobium smilacinae Zhang ,
Rhizobium soli Yoon ,
Rhizobium sophorae Jiao ,
Rhizobium sophoriradicis Jiao ,
Rhizobium straminoryzae Lin ,
Rhizobium subbaraonis Ramana ,
Rhizobium sullae Squartini ,
Rhizobium tarimense Turdahon ,
Rhizobium tibeticum Hou ,
Rhizobium tropici MartÃnez-Romero ,
Rhizobium tubonense Zhang ,
Rhizobium vallis Wang ,
Rhizobium yanglingense Tan ,
Rhizobium yantingense Chen ,
Rhizobium aegyptiacum Shamseldin
Rhizobium aggregatum (Hirsch and Müller 1986) Kaur
Rhizobium alamii Berge
Rhizobium altiplani Baraúna
Rhizobium alvei Sheu
Rhizobium anhuiense Zhang ,
Rhizobium azibense Mnasri ,
Rhizobium azooxidifex Behrendt ,
Rhizobium bangladeshense Harun-or Rashid ,
symbiovar trifolii
symbiovar viciae
Rhizobium binae Harun-or Rashid ,
Rhizobium calliandrae Rincón-Rosales ,
Rhizobium capsici Lin ,
Rhizobium cauense Liu ,
BAKTERI LACTOBACILLUS DELBRUECKII SUBSP. BULGARICUS
Klasifikasi ilmiah
Kingdom:Bacteria,Divisi:Firmicutes,Kelas:Bacilli,Ordo: Lactobacillales,Famili: Lactobacillaceae,Genus:Lactobacillus,Spesies: L. delbrueckii,
Subspesies: L. d. bulgaricus,
Lactobacillus bulgaricus pertama kali ditemukan oleh Stamen Grigorov, seorang dokter asal Bulgaria pada tahun 1905, bakteri yang membentuk yogurt ,
bakteri ini hidup dari laktosa (gula susu) dan mengeluarkan asam laktat. asam ini mengawetkan susu dan mendegradasi laktosa (gula susu) ,
BAKTERI ACETOBACTER
Klasifikasi ilmiah
Domain: Bacteria,
Filum: Proteobacteria,
Kelas: Alphaproteobacteria,
Ordo: Rhodospirillales,
Famili: Acetobacteraceae,
Genus: Acetobacter,
Spesies:
A. oeni,A. orientalis,A. orleanensis,A. pasteurianus,A. peroxydans,A. pomorum,A. syzygii,A. tropicalis,A. aceti,A. cerevisiae,A. cibinongensis,A. estunensis,A. indonesiensis,A. liquefaciens,A. lovaniensis,A. malorum,A. nitrogenifigens,
Acetobacter adalah yaitu genus bakteri penghasil asam asetat, sebab mampu mengubah etanol (alkohol) menjadi asam asetat (asam cuka) dengan bantuan udara , semua anggota genus Acetobacter memiliki kemampuan ini,
bakteri ini bisa digunakan dalam produksi cuka dengan mengubah etanol pada anggur menjadi asam asetat
atau merusak anggur, dengan menghasilkan asam asetat atau etil asetat,
pertumbuhan Acetobacter pada anggur dapat dicegah dengan sanitasi yang efektif, pemisahan udara dari anggur secara sempurna, atau dengan sulfur dioksida sebagai pengawet pada anggur,
Acetobacter tumbuh pada medium yang mengandung 7% etanol, kalsium karbonat untuk memburamkan medium sebagian. saat koloni membentuk asam asetat , kalsium karbonat melarut sehingga terbentuk daerah bening yang jelas pada medium,
BAKTERI BACILLUS ANTHRACIS
Klasifikasi ilmiah
Kingdom:Bacteria,Filum:Firmicutes,Kelas:Bacilli,
Ordo:Bacillales,Famili:Bacillaceae,Genus:Bacillus,
Spesies:B. anthracis,
Bacillus anthracis yaitu penyebab penyakit antraks , bakterium Gram-positif berbentuk tangkai yang berukuran 1x6 mikrometer ,
penyakit akibat B. anthracis ditemukan oleh Robert Koch pada tahun 1877,
Bacillus anthracis memiliki gen dan ciri-ciri yang mirip Bacillus thuringiensis, pantogen kepada larva Lepidoptera dan mirip Bacillus cereus , sejenis bakterium dalam tanah di seluruh dunia,
Bacillus anthracis ada di tanah dalam bentuk spora, bila memasuki herbivora, bakteria ini akan mulai berkembang biak dalam hewan itu dan akhirnya membunuhnya, masih terus berkembang biak dalam bangkai hewan ketika gizi-gizi hewan telah habis diserap, bakteri berubah bentuk kembali ke bentuk spora,
BAKTERI VIBRIO
Klasifikasi ilmiah
Domain:Bakteri,Kingdom:Bacteria,Filum:Proteobacteria,
Kelas: Gamma Proteobacteria,Ordo: Vibrionales,Famili:Vibrionaceae,
Genus: Vibrio,
Vibrio tergolong dalam kelompok marine bacteria. dengan habitat di laut, tergolong bakteri gram negatif dan berbentuk tanda koma, vibrio bersifat aerob atau anaerob fakultatif, bersifat motil karena pergerakannya dikendalikan oleh flagela polar,
uji lisin dekarboksilasi terhadap Vibrio menunjukkan hasil positif berupa warna ungu, uji NaCl 0% memberi hasil positif berupa kekeruhan yang tinggi, NaCl 6% dengan hasil bervariasi, dan NaCl 8 % dengan hasil negatif (kekeruhan rendah), pada uji ornitin dekarboksilase Vibrio akan memberi hasil positif,
Pada uji arginin dihidrolase dan esculin hidrolisis Vibrio akan menunjukan hasil negatif,
beberapa jenis spesies vibrio yang ditemukan pada lingkungan perairan yaitu Vibrio alginolyticus, V. pelagia, V. splendida, V. fischeri V. harveyi. V. damsela, V. charchariae, V.anguilarum, V. ordalli, V. cholerae, V. salmonicida, V. vulnificus, V. parahaemolyticus, beberapa dari jenis vibrio ini menginfeksi hewan-hewan laut seperti kerang dan ikan sehingga menyebabkan penyakit vibriosis,
bila diujikan pada media Triple Sugar Iron Agar( TSIA), menunjukan bagian atas (slant) warna merah yang berarti bersifat basa, dan bagian bawah (butt) berwarna kuning yang berarti bersifat asam, dan tidak terbentuk H2S,
hasil uji biokimia dari bakteri Vibrio adalah hasil positif pada uji katalase dan oksidase ,pada uji indol Vibrio menunjukan hasil positif dan bersifat motil, pada uji fermentasi sukrosa dan manitol bakteri Vibrio juga menunjukan hasil positif dapat melakukan fermentasi sukrosa dan manitol, namun pada uji laktosa didapat hasil negatif yaitu tidak dapat memfermentasikan laktosa,