patogen 1



 PATOGEN 1






empat jenis bakteri patogen  yaitu listeria monocytogenes , campylobacter, salmonella, escherichia  coli o157:h7  bakteri patogen  salmonella sp.   merupakan agen penyakit  bawaan , salmonellosis terjadi  jika  bakteri paratyphi A, B, dan C  dan salmonella serovar typhi  yang hanya menginfeksi  manusia masuk ke dalam tubuh melalui  makanan atau minuman yang telah  terkontaminasi , salmonella menyerang mukosa usus  saluran pencernaan,  jaringan limfoid dan diteruskan  ke kelenjar getah bening sehingga dapat mengakibatkan  gastroenteritis dan tifus bakteri,infeksi salmonella typhi  diatasi  dengan  antibiotika  seperti trimethoprim – sulfamethoxazole,ampicillin, chloramphenicol ,namun, salmonella typhi telah menjadi resisten dari  antibiotika itu ,penggunaan antibiotika juga  meninggalkan  residu dalam  produk hasil peternakan salmonella  tumbuh dan menghasilkan   endotoksin yang  memicu  salmonellosis yang ditandai dengan adanya  gejala gastroenteritis seperti demam ringan ,sakit kepala  ,sakit perut, mual  diare, 

 infeksi salmonella typhi  memicu  penyakit tifus pada manusia, ini disebabkan oleh agen perantara seperti air minum atau makanan yang terkontaminasi 

oleh salmonella typhi ,alternatif  untuk mengatasi  salmonella typhi  yaitu penggunaan bakteriofage, bakteriofage merupakan virus yang  menginfeksi dan bereplikasi dalam sel prokariotik. bakteriofage tumbuh dan berkembang biak di  dalam bakteri, sehingga jika di suatu  lingkungan  terdapat bakteri   dalam jumlah besar maka bakteriofage dipastikan juga  berada di lingkungan tersebut,bakteriofage tipe litik menginfeksi  sel bakteri dengan berlipat ganda sampai  bakteri lisis dan terbentuk bakteriofage baru,  bakteriofage bekerja secara spesifik  pada spesies bakteri tertentu , bakteri salmonella typhi  hidup di lingkungan yang kotor maka untuk mencari musuh alaminya  terutama virus atau fage juga dapat diisolasi  dari tempat salmonella typhi  berkembang biak. bakteriofage berpeluang  digunakan sebagai alternatif pengendali  bakteri,bakteriofage litik mampu menurunkan jumlah kontaminasi salmonella  dan campylobacter,   bakteri yang digunakan sebagai  inang untuk isolasi bakteriofage yaitu  salmonella enterica serovartyphimurium (salmonella typhimurium) dan salmonella enterica serovar typhi (salmonellatyphi) isolat yang digunakan untuk penentuan host  range terdiri dari salmonella typhimurium, escherichia coli, shigella disentriae, staphylococcus aureus, bacillus  cereus dan  yang didapat  dari laboratorium , isolasi bakteriofage bakteriofage diisolasi dari limbah  air selokan, air  sungai  dan septic tank, sampel tersebut diambil dan dimasukkan dalam botol steril kemudian   dibawa ke laboratorium untuk   dianalisa ,  limbah  sebanyak  50 ml disentrifugasi pada kecepatan 4000  rpm, pada suhu 25 °c selama 20 menit untuk  mendapatkan supernatan. supernatan sebanyak 20 ml ditambahkan tryptic soy broth (TSB) 10 ml dalam botol kultur 100 ml dan  kedua kultur salmonella  yaitu salmonella typhimurium dan salmonella typhi  ,  masing-masing  sebanyak 5 ml secara aseptis, kemudian diinkubasi pada suhu 37 oc selama 24 jam, kedua kultur salmonella itu  sebelumnya  sudah  diinkubasi pada suhu 37 oc selama 1   jam yang diperkirakan sudah  mencapai awal  fase log,  sesudah   diinkubasi, suspensi dimasukkan ke dalam  tabung sentrifugasi sebanyak 15 ml untuk  dilakukan sentrifugasi pada kecepatan 2500  rpm, pada suhu 25 oc selama 10 menit .sebanyak 3  kali secara berurutan. bagian  supernatan diambil dan disaring menggunakan  membran filter dengan diameter pori 0,45 µm  sehingga diperoleh  filtrat bakteriofage ,  deteksi keberadaan bakteriofage dalam  sampel dilakukan menggunakan metode  double-layer  media tryptic soy agar (TSA) 10 ml disiapkan  pada cawan petri sebagai agar base. kultur  salmonella awal fase log masing-masing  sebanyak 200 µl diinokulasikan ke dalam 4  mL TSA 0,6% yang berbeda, dan  dihomogenasi dengan cara dibolak-balik  secara perlahan. Kemudian filtrat bakteriofage  sebanyak 200 µL disuspensikan juga ke dalam  4 mL TSA 0,6% secara aseptis dan  dihomogenasi secara perlahan. kultur tanpa  filtrat bakteriofage digunakan sebagai kendali,  Uji ini dilakukan secara duplo. Suspensi dalam  media TSA 0,6% itu  dituang di atas agar  base dan diinkubasi pada suhu 37 oc selama  24 jam. terbentuknya plaque atau zona bening  menandakan adanya suatu aktivitas lisis oleh  bakteriofage , pembuatan stok bakteriofage plaque atau zona bening pada top layer   agar diambil dengan menggunakan dryglasky  dan dimasukkan ke dalam tabung sentrifugasi  yang mengandung buffer sm (salt of magnesium) sebanyak 10 ml dan kloroform sebanyak dua tetes.  kloroform ditambahkan   untuk melisiskan sel inang yang  tersisa agar fage dapat dikeluarkan. kemudian  suspensi dihomogensi secara perlahan dan disentrifugasi pada kecepatan 2500 rpm pada  suhu 25 oc selama 10 menit untuk  memisahkan suspensi bakteriofage. bagian  supernatan diambil dan disaring menggunakan 

membran filter dengan diameter pori 0,45 µm  sehingga didapatkan  bakteriofage  , bakteriofage  disimpan di dalam refrigerator.  keberhasilan isolasi bakteriofage  dikonfirmasi dengan metode spot test ,kultur salmonella typhi  awal fase log dalam media TSB digoreskan  pada media TSA menggunakan cotton bud steril dan dibiarkan mengering pada suhu  ruang selama 2  jam.  bakteriofage  diambil satu ose dan diinokulasikan pada  media TSA yang telah terdapat kultur salmonella typhi. suspensi itu  diinkubasi pada  suhu 37oc selama 24 jam dan diamati  terbentuknya plaque atau zona bening , penentuan host range (kisaran inang)  bakteriofage dilakukan pada kultur selain   salmonella typhi yaitu salmonella  typhimurium , e. coli, sh. disentriae, st. aureus, b. cereus    dengan metode spot test ,  isolat bakteriofage yang  diujikan adalah semua isolat yang berhasil  dikonfirmasi melalui uji konfirmasi  sebelumnya, kultur sel inang disiapkan sampai  mencapai awal fase log dalam media TSB.  penentuan densitas bakteriofage  menggunakan metode pengenceran bertingkat  dengan sedikit 

modifikasi.  bakteriofage sebanyak 0,1  ml ditambahkan ke dalam garam fisiologis  0,85% sebanyak 0,9 ml (sampai pengenceran 10-6). kemudian dari setiap tahap pengenceran  (10-1 s.d 10-6) bakteriofage diambil 200 µl  untuk ditambahkan ke dalam 4 mL TSA 0,6% .yang mengandung kultur salmonella typhi  awal fase log sebanyak 200 µl dan .dihomogensi. kemudian suspensi dituang ke  dalam cawan petri berbeda yang telah berisi TSA dan diinkubasi pada suhu 37 oc selama 24 jam. plaque yang terbentuk pada cawan  petri yang memenuhi syarat ( 25 sampai 250  plaque) diamati dan dihitung menggunakan  rumus 1 dalam satuan pfu/ml (plaque  forming unit/ml).  bakteriofage diencerkan menggunakan buffer  sm bila  densitas yang diharapkan lebih  sedikit.  isolasi bakteriofage ,6 isolat bakteriofage yang dapat  menginfeksi dan melisiskan salmonella khususnya salmonella typhi telah berhasil  diisolasi dari tempat pengambilan sampel yang ditandai terbentuknya plaque atau  zona bening. plaque yang terbentuk mempunyai  karakter yang hampir sama, antara lain  berbentuk bulat kecil (diameter ± 0,1 mm), merata di seluruh permukaan media namun  beberapa berada di bagian tepi dari media  ukuran plaque dengan diameter  besar dapat  mencapai 3 mm,  jumlah dan ukuran plaque yang terbentuk  dipengaruhi oleh cahaya  ultraviolet, ion ion, jenis fage, suhu, jumlah bakteri inang, pH,   isolat-isolat bakteriofage  diperbanyak untuk stok dan selanjutnya stok  bakteriofage itu  dikonfirmasi dengan  menggunakan metode spot test. hasil uji  konfirmasi stok bakteriofage menunjukkan terbentuknya plaque pada biakan salmonella typhi di cawan petri , uji host range semua isolat bakteriofage  menunjukkan bahwa selain mampu melisiskan  salmonella typhi, keenam isolat bakteriofage  juga mampu melisiskan sel salmonela typhimurium dan e. coli yang ditandai dengan terbentuknya plaque, ini menunjukkan bahwa isolat  bakteriofage yang didapat  mempunyai  kisaran  inang yang luas. shigella disentriae dan salmonella merupakan anggota kelompok  enterobactriaceae. namun dalam uji host  range, isolat bakteriofage yang didapat tidak dapat  melisiskan Sh. disentriae.  ini  berhubungan  dengan perbedaan aktivitas DNA metilase  dan  molekul reseptor  inang  sehingga sh. disentriae lebih resisten  terhadap virus. jenis reseptor pada sh, disentriae yang dikenali oleh bakteriofage  yaitu  polisakarida-o , beberapa faktor yang memicu  fage tidak  dapat menginfeksi strain bakteri lain yaitu   berkaitan dengan variasi atau perbedaan  molekul reseptor sel inang,  sistem modifikasi restriksi sel inang,  sistem resisten terhadap fage seperti  kegagalan dalam menginfeksi sel inang ,jumlah fage dan bakteri inang  sebagai  faktor terpenting dalam replikasi virus. jumlah bakteri inang yang sedikit akan  memengaruhi jumlah fage dan proses infeksi, replikasi fage akan terjadi jika  sedikitnya  terdapat 104  bakteri inang per ml,  faktor lain  yang memengaruhi jumlah dan kemampuan fage di perairan adalah adanya bahan organik,  radiasi ultraviolet, suhu, ph, salinitas, dan  aktivitas metabolisme bakteri non-inang  radiasi  ultraviolet  tidak memengaruhi aktivitas bakateriofage di septic tank sehingga densitas bakteriofage di sumber ini lebih banyak dibandingkan sungai dan air selokan, densitas sel salmonella typhi pada inokulum   (penambahan isolat bakteriofage) menunjukkan perbedaan  dibandingkan   tanpa  bakteriofage secara keseluruhan, jumlah sel  salmonella typhi pada inokulum kontrol lebih banyak (1,3 x 108sel/ml) pemberian bakteriofage memicu   penurunan jumlah sel salmonella typhi akibat lisis oleh aktivitas litik bakteriofage dalam waktu tertentu.bakteriofage b2-st merupakan fage terbaik karena dapat menurunkan jumlah sel  salmonella typhi terendah dengan rata-rata 9,5 x 106 sel/ml , penurunan  jumlah sel salmonella typhi menunjukkan nilai yang signifikan pada jam ke-2 dengan  perlakuan bakteriofage b2-st (9,3 x 106sel/ml), sedangkan perlakuan bakteriofage  sl3-st dan s2-st dapat menurunkan jumlah sel salmonella typhi signifikan hanya pada jam ke-0 setelah pemberian bakteriofage.  sebab  jumlah sel salmonella typhi  awal dari ketiga inokulum berbeda namun masih berkisar 106  sel/ml. peningkatan jumlah  sel salmonella typhi terjadi secara bertahap di   setiap perlakuan bakteriofage setelah mencapai  titik penurunan jumlah sel salmonella typhi,karena kecepatan replikasi virus lebih lambat daripada replikasi salmonella  typhi, sehingga jumlah sel meningkat cukup  tinggi . ada dua faktor yang memengaruhi aktivitas bakteriofage, jumlah bakteriofage yang lebih sedikit  dibandingkan jumlah sel salmonella sehingga tidak dapat melisiskan salmonella

-bakteriofage yang baru saja diisolasi mempunyai  aktivitas litik terbaik dibandingkan isolat bakteriofage yang telah lama disimpan.  jenis virus 

 yang menginfeksi berbeda, sehingga memiliki kemampuan menginfeksi,bereplikasi dan melisiskan bakteri yang berbeda ,prokariotik mempunyai  sistem perusak  DNA (DNA destruction systems) yang dapat merusak DNA virus yang diinjeksikan dengan memanfaatkan enzim restriksi endonuklease,  enzim ini  merupakan bagian dari mekanisme sel inang untuk mencegah invasi asam nukleat asing. enzim restriksi bersifat spesifik hanya pada DNA virus bukan RNA 

virus. beberapa virus dapat mengatasi adanya  hal tersebut dengan memodifikasi asam nukleatnya. modifikasi secara kimia yang dilakukan adalah glukosilasi dan metilasi. pada bakteriofage tipe T (T2, T4 dan T6), DNA virus akan mengalami glukosilasi untuk mencegah adanya enzim restriksi endonuklease dari sel inang, sedangkan metilasi yaitu asam nukleat virus dimodifikasi melalui replikasi genomik oleh protein modifikasi yang dikode virus , bakteriofage T3 dan  T7 yang mencegah sistem restriksi dengan mengkode protein yang dapat menghambat 

sistem restriksi inang. namun  ini  diikuti perlawanan oleh sel inang dengan multi

ple restriction dan sistem metilasi yang dapat mencegah infeksi virus. sel inang mempunyai  DNA methylases yang berperan sebagai DNA repair untuk melindungi inang dari enzim endonuklease asing.  ini yang menjadi dasar evolusi dan resistensi antara inang sel prokariotik dan virus yang menginfeksinya

 permasalahan dalam pengaplikasian bakteriofage adalah bakteri patogen tidak bisa secara total dihilangkan atau dilisiskan, ini belum diketahui penyebabnya,  tidak semua partikel bakteriofage dapat menempel pada semua sel bakteri.

berdasarkan uji brown-forsythe dengan uji lanjutan games-howell,  bahwa 

isolat bakteriofage b2-st mampu menurunkan jumlah sel salmonella typhi sampai mencapai nilai terendah pada jam ke-4 dan ke-5, yaitu6,50 ± 0,03 log sel/ml dan 6,53 ± 0,02 log sel/ml, secara berurutan,lama waktu yang dibutuhkan untuk 

memberikan efek penghambatan yang terbaik adalah pada jam ke-4,pada jam ke-0 

densitas sel salmonella typhi adalah paling rendah, namun jumlah sel bakteri cenderung mengalami peningkatan ,setelah mencapai titik terendah, jumlah sel salmonella typhi mengalami peningkatan secara bertahap.  ini menunjukkan bahwa salmonella typhiberusaha melawan virus tersebut sehingga pertumbuhan sel bakteri tersebut menjadi lebih baik,peningkatan jumlah sel inang  disebabkan beralihnya siklus hidup virus menuju fase lisogenik. proses infeksi virus diawali dengan mengenali protein reseptor spesifik pada dinding sel suatu bakteri dan 

kemudian  menginjeksikan DNA virus ke dalam sel. Kemudian, siklus virus masuk 

dalam fase litik ataupun lisogenik ditentukan oleh ekspresi protein ci dan cro. pada mulanya  lisogenik diekspresikan dengan dibantu protein cii dan ciii di pre (promoter right for establishment) dan mentranskripsi gen ci  untuk menghasilkan protein ci. protein tersebut akan mencegah transkripsi gen n yang  berperan penting dalam mengekspresikan gen gen dalam siklus litik. proses lisogenik bersaing dengan transkripsi dari pr gen cro untuk  siklus litik. cro dan ci bersaing dalam mengikat daerah promotor atau operator yang  kompleks termasuk prm dan pr dimana siklus litik dan lisogenik ditentukan , protein cro yaitu  suatu protein repressor yang dapat mencegah terjadinya proses trankripsi pl dan pr dengan mengikat ol (operator left) dan or (operator right). proses ini akan mengikat operator dari site 3, kemudian site 2, site 1 dan menonaktifkan  sintesis ci, menjadikan protein cii dan ciii tidak dapat disintesis untuk terjadinya siklus 

lisogenik , beberapa faktor yang harus dipenuhi supaya fase lisogenik dapat terjadi yaitu  produksi late protein harus dicegah dan asam nukleat virus harus masuk ke dalam genom bakteri. late protein dapat dicegah dengan mengekspresikan gen ci untuk menghasilkan protein lambda repressor. gen ci berada  diantara pl dan pr. Promotor-promotor itu  dapat menghasilkan mRNA untuk menghasilkan PE (promotor establishment) yang harus diaktifkan agar protein lambda repressor dapat disintesis dan siklus lisogenik  dapat terjadi. Gen cII menghasilkan protein cII  atau PE activator protein yang dapat 

mengaktifkan PE. Namun protein cII bersifat tidak stabil dan dapat didegradasi oleh enzim  protease dari sel inang. Hal ini dapat dicegah  dengan mengekspresikan gen cIII untuk  menghasilkan protein cIII agar gen cII tetap 

stabil. jika gen cII stabil, selanjutnya akan  mengaktifkan PE dan protein lambda 

repressor (cI) akan dihasilkan , Stabilitas cII juga ditentukan oleh  jumlah energi dalam sel. Suatu sel dengan  energi yang cukup memiliki cyclic AMP  (cAMP) dalam jumlah sedikit, namun saat   sel kekurangan energi ( glukosa  dalam jumlah sedikit), jumlah cAMP akan  menjadi tinggi. Jumlah cAMP yang tinggi  menjadikan cII stabil dan fase lisogenik ikut  stabil , Protein lambda repressor mengikat OL 

dan OR seperti halnya protein cro, namun  perbedaannya adalah mengikat operator dari  site 1, site 2, kemudian site 3 dan  menonaktifkan PR (PL pada mekanisme yang  sama). saat  hal tersebut terjadi, semua  sintesis protein akan dihentikan dan siklus litik  tidak akan terjadi. Tanpa protein cII, PE tidak  dapat aktif dan protein lambda repressor tidak  dapat dihasilkan. Oleh karena itu, siklus 

lisogenik harus dapat dipertahankan dengan  gen cI terus ditranskripsi. Salah satu caranya  adalah virus harus mengaktifkan PM  (Promotor Maintenance) untuk mengaktifkan  gen cI sehingga protein lambda repressor dapat mengikat site 1, site 2 dan site 3. Oleh  karena itu, protein lambda repressor selain 

berfungsi sebagai repressor PR juga dapat  mengaktifkan PM. Ketika PM aktif, protein lambda repressor semakin banyak dihasilkan  dan siklus lisogenik dapat dipertahankan ,Agen yang dapat menginduksi siklus  lisogenik menjadi siklus litik adalah agen yang  dapat merusak DNA yaitu ultraviolet  irradiation, X-rays, dan senyawa kimia perusak  DNA seperti nitrogen mustard. saat   kerusakan DNA terjadi, maka sel inang akan  melakukan mekanisme pertahanan yang dinamakan  respon SOS (save our souls). Bentuk  respon SOS yaitu  suatu protein yaitu RecA 

yang secara normal termasuk dalam  rekombinasi genetik yang dikonversi menjadi  protease. Protease merupakan enzim yang  salah satu fungsinya adalah menghancurkan  protein lambda repressor. saat  protein  lambda repressor tidak aktif, transkripsi fage akan terjadi ,Berdasarkan hasil penelitian, dapat 

disimpulkan pada tahap uji host rang  bakteriofage, semua isolat bakteriofage (B2-St,  B3-St, S1-St, S2-St, SL1-St SL3-St) mampu  melisiskan sel bakteri E. coli dan SalmonellaTyphimurium yang menandakan isolat  bakteriofage yang didapatkan tidak spesifik  pada Salmonella Typhi. Pemberian  bakteriofage pada  Salmonella Typhi memengaruhi aktivitas pertumbuhan sel  Salmonella Typhi. Penurunan  sel 

inang terendah terjadi pada jam ke-4 dan  diikuti peningkatan jumlah sel inang , Bakteriofage B2-St merupakan bakteriofage terbaik karena dapat  menurunkan jumlah sel Salmonella Typhi  terendah (6,81 ± 0,35 log sel/mL). 


patogen 2



bahan pangan berasal dari  ternak  terdiri atas daging,  telur, susu, berprotein tinggi sehingga  memungkinkan pangan itu sebagai  media yang  baik bagi 

pertumbuhan  cemaran biologis,cemaran  fisika  antaralain : rambut, benang, serpihan kaca, potongan kayu, logam, batu,  cemaran biologis  antaralain  :kapang, cendawan, riketsia,bakteri patogenik, parasit, cacing, virus, 

cemaran kimiawi  antaralain : residu  antibiotika,mikotoksin, cemaran logam berat, cemaran biologis, khususnya bakteri  patogenik pada pangan memicu 

munculnya foodborne disease, yaitu penyakit pada manusia yang ditularkan melalui makanan dan atau minuman yang tercemar, sebagian besar penyakit itu  disebabkan oleh  kapang, virus, bakteri, parasit , wabah dan angka kematian 

(mortalitas) tertinggi pada foodborne disease disebabkan oleh infeksi bakteri ,penularan pada foodborne disease   melalui oral, bila  tertelan dan masuk ke dalam saluran  pencernaan akan memicu  gejala klinis  seperti  diare,mual, muntah jika  gejala  diare dan muntah terjadi dalam waktu lama, maka  memicu  kehilangan cairan  tubuh, tidak semua bakteri yang masuk  ke dalam tubuh akan mengakibatkan  penyakit  tergantung dari virulensi bakteri , respon sistem  kekebalan tubuh,masa inkubasi  penyakitnya  antara beberapa jam sampai  beberapa minggu, bergantung  jenis bakteri yang menginfeksinya ,



 Enterobacter  sakazakii

-bakteri  enterobacter  sakazakii  hidup dalam makanan susu bayi formula  , saluran pencernaan manusia  dan hewan, bakteri ini  menyerang bayi bayi baru lahir dan prematur  dengan gejala diare dan meningitis,  infeksi  enterobacter sakazakii pada makanan susu bayi  formula disebabkan oleh adanya kontaminasi yang  terjadi setelah proses pembuatan makanan tersebut,

 gejala penyakit muncul beberapa  hari sesudah  bayi lahir, kemudian tiba-tiba kondisi  kesehatan bayi mengalami penurunan drastis. infeksi  enterobacter sakazakii pada bayi dapat mengakibatkan  meningitis, nekrotik enterokolitis, dan sepsis,  enterobacter  sakazakii dapat menghasilkan enterotoksin yang  mengakibatkan kelainan kelainan pada syaraf secara permanen,



Shigella

-shigella berasal dari nama   ilmuwan jepang, kiyoshi shiga, yang pertama kali 

mengisolasi shigella dysenteriae tipe 1 pada kasus epidemik disentri di jepang pada tahun 1896, shigella spp. merupakan bakteri patogenik yang  memicu  shigellosis (disentri basiler) pada  manusia dan hewan, sejak saat itu beberapa jenis  shigella lain ditemukan; seperti  shigella  boydii,shigella  sonnei  ,shigella dysenteriae,  shigella  flexneri,  gejala shigellosis  dari yang ringan 

sampai yang parah  seperti nyeri abdomen, muntah, demam, diare dari yang cair   shigella  sonnei  sampai sindrom  disentri yang disertai dengan tinja yang mengandung  darah, mukus, terganggunya  keseimbangan elektrolit dalam darah hingga terjadi  dehidrasi   golongan  yang beresiko  lebih tinggi, mengidap shigella  seperti bayi ,anak-anak, penderita HIV,  dengan tingkat kekebalan tubuh rendah ,  wabah endemik dan  epidemik shigellosis  disebabkan oleh  shigella dysenteriae yang mencemari makanan atau air; susu, daging unggas , produk olahannya, ikan  laut  hiu paus  tuna  sayuran segar,  salad mentah,




Salmonella

infeksi salmonella dapat  fatal, terutama  bagi bayi berumur kurang dari satu tahun. selain  dipengaruhi umur, juga bergantung pada galur dan jumlah bakteri yang masuk, salmonella paratyphi  dan salmonella typhi memicu  demam tifoid, atau penyakit tifus. masa inkubasi  penyakit tifus yaitu  7 – sampai 28 hari, 

rata-rata 14 hari, gejala nya yaitu   demam tifoid/demam tinggi terus-menerus 

 pusing, diare, mual, muntah, konstipasi,   salmonella non.tifoid yang disebabkan oleh bakteri salmonella lain,  seperti  salmonella heidenber ,  salmonella  enteritidis,  salmonella  typhimurium  berpotensi memicu  foodborne  disease pada manusia, gejalanya  mirip penyakit tifoid, namun  

tidak disertai demam tifoid yang terus-menerus ,masa  inkubasinya  5  sampai  72 jam, rata-rata 12 – 36 jam, salmonellosis  ditularkan melalui  daging sapi, daging  unggas , telurnya, susu dengan hasil produknya  yang  dimasak setengah matang ,salmonellosis   enteritidis  ditularkan secara transovarial 

dari induk ke anak ayam melalui indung telur, sehingga telur yang dihasilkan dari induk yang terinfeksi  tersebut akan  terkontaminasi bakteri yang sama 

salmonellosis  enteritidis dari manusia diperoleh  dari feses ,salmonellosis  enteritidis dapat diisolasi dari organ campur (hati dan jantung), usapan rektal, dan telur ayam ,salmonellosis enteritidis banyak menginfeksi ayam dan telur ayam di peternakan  broiler,  peternakan pembibitan, jika  suatu  ayam terinfeksi  salmonellosis  enteritidis, maka infeksi  itu  akan berkelanjutan karena adanya rodensia,  insekta, dan kotoran ayam yang bertindak sebagai  reservoir penyakit maupun karena penularan secara  horizontal dari ayam sakit ke ayam sehat 





Escherichia coli 

theobold escherich tahun 1885  pertama kali  menemukan  escherichia coli (E. coli) dari feses bayi , bakteri ini bersifat komensal  yang terdapat pada saluran pencernaan hewan dan  manusia. bakteri  escherichia  coli masuk dalam salah satu bakteri indikator sanitasi , escherichia coli patogenik penyebab diare diklasifikasikan  menjadi 5 golongan , golongan    escherichia coli patogen yaitu 

escherichia  coli enteroaggregatif ,escherichia coli hemoragik (ehec), escherichia  coli enteropatogenik (EPEC),  escherichia  coli enterotoksigenik (ETEC),  escherichia  coli enteroinvasif (EIEC),   infeksi bakteri  escherichia coli  merupakan faktor  penyebab malnutrisi pada bayi  dan anak-anak , salah satu  serotipe EHEC pada manusia adalah E. coli O157 H7 yang memicu  diare berdarah, jika  infeksi berlanjut dapat menimbulkan komplikasi yang  memicu  sindroma uremik hemolitik (HUS) pada anak-anak dan usia lanjut , 

escherichia  coli patogenik  mencemari  jus tanpa pasteurisasi  ,daging sapi, susu, air tanpa proses, sayuran mentah,  infeksi  escherichia coli pada pasien bayi, pasien lanjut usia,  pasien  dengan  immunocompromised (sistem kekebalan tubuh rendah) seperti penderita HIV/AIDS, akan memicu   komplikasi yang memicu  kematian , gejala  infeksi  escherichia  coli antaralain :  

kram  perut,diare berdarah, muntah, nyeri abdomen, 




Bacillus anthracis  

bakteri  bacillus anthracis   memicu penyakit antraks pada  hewan dan manusia ,spora  bakteri bacillus anthracis   sangat tahan selama bertahun-tahun pada suhu pembekuan, di dalam tanah dan kotoran hewan , bakteri bacillus anthracis  ini peka  terhadap lingkungan, mati dengan perebusan selama 2  sampai 5 menit,tidak tahan panas, spora mampu  tahan 25 – 30  tahun di dalam tanah kering, sehingga dapat menjadi sumber penularan penyakit baik bagi manusia dan  ternak, antraks pada ternak  diketahui sejak  tahun  1922 ,penyakit antraks dikelompokkan ke dalam daftar  b sebab  merupakan penyakit menular  ,penularan penyakit  diawali dari tanah yang   mengandung spora  bacillus anthracis menginfeksi luka, bersama makanan, terhirup pernafasan masuk saluran pencernaan ,gejalanya yaitu  3 tipe bentuk; yaitu pencernaan (intestinal) ,tipe kulit (kutaneus),  pernafasan (respirasi),   gejala  pada tipe 

kutaneus yaitu  bentuk kulit bersifat lokal, timbul  bungkul merah pucat (karbungkel) yang berkembang  menjadi nekrotik dengan luka kehitaman , luka dapat sembuh spontan dalam 2 – 3   minggu, gejala  pencernaan antaralain diare berdarah karena inflamasi pada usus  halus nyeri di  bagian perut, demam, mual, muntah, nafsu makan  menurun,  gejala pada  tipe pernafasan 

yaitu  sesak nafas di daerah dada, batuk, dan demam ,penyakit antraks tipe ini  dialami  pada pekerja penyamak kulit   penyortir bulu domba ,





clostridium  botulinum  dan clostridium perfringens

bakteri  clostridium  botulinum  dan clostridium perfringens  terdapat di  tanah, sampah, debu,  kotoran hewan dan manusia, bakteri ini memproduksi  5 sampai 7 jenis enterotoksin  tipe A, B, C, D, E, dan F,  .bakteri clostridium  botulinum  mampu memproduksi   7 jenis toksin tipe A, B, C, D, E, F, dan  G. 

tipe A, B, E, dan F memproduksi  botulinum yang  berbahaya bagi manusia;

 tipe C memicu   botulinum pada kuda,burung, kura-kura, sapi, domba, 

tipe D  menyerang sapi dan kambing , tipe G jarang   , gejala botulisme  muncul  12 jam sampai 1 minggu, dengan rata-rata 12 .sampai 24 jam sesudah  mengkonsumsi makanan yang mengandung   botulinum. gejalanya antaralain : muntah, diare,  perut mulas  dilanjutkan dengan serangan syaraf  neurologis

masa  inkubasi  yaitu  antara 6 sampai  10 jam, terutama  pada makanan yang mengandung  tipe E, kadang  muncul  gangguan  penglihatan berkunang-kunang  badan seperti lemas, pusing, vertigo, gangguan refleksi terhadap cahayapenglihatan kabur, penglihatan ganda, biji mata menonjol, 

 botulinum juga mampu memicu  kelumpuhan (paralisis) pada tenggorokan sehingga tidak dapat menelan, kemudian  selanjutnya   kelumpuhan otot yang memicu  lidah dan leher tidak dapat digerakkan

bakteri  clostridium  perfingens  ditemukan  di.permukaan tubuh orang 

sehat di alam,  bakteri ini pemicu keracunan makanan pada manusia , enterotoksin perfringens tipe A   berbahaya dan banyak mencemari pangan, memicu  gangren ,gejala  keracunan akibat  enterotoksin perfringens yaitu sakit perut bagian bawah, diare dan pengeluaran  gas serta jarang disertai dengan demam dan pusing pusing. gejala keracunan enterotoksin perfringens  muncul  8  sampai  24 jam, dengan rata-rata 12 jam sesudah  mengonsumsi pangan yang mengandung  perfringens



Listeria  nomocytogenes 

infeksi   bakteri listeria  nomocytogenes pada manusia pertama kali  pada tahun 1980  ,masa inkubasi  penyakit antara 2 – 6 minggu. gejala yaitu  influensa,mual, muntah, diare, demam, demam mendadak pada wanita hamil, diikuti dengan keguguran, lahir mati stillbirth, lahir prematur, 

bakteri ini ada dalam daging  sapi, daging unggas, ikan laut ,pada susu mentah 

 bakteri listeria  monocytogenes terdapat pada  tanah, air dan tumbuhan,hidup dalam jangka  waktu lama dalam kondisi minimal dengan suhu -4  °c 

sebelum tahun 1980 , listeriosis yang  disebabkan oleh  bakteri listeria  monocytogenes memicu keguguran dan ensefalitis pada domba  dan sapi

listeria monocytogenes bersifat foodborne pathogen,






Campylobacter

bakteri campylobacter merupakan penyebab kampilobakteriosis. bakteri ini ada  dalam saluran pencernaan hewan , ada 3  spesies  sangat berbahaya pada 

hewan dan manusia, yaitu  campylobacter jejuni, campylobacter  coli, dan 

campylobacter upsaliensis campylobacter  jejuni (dahulu  bernama vibrio fetus)  sebagai penyebab gastroenteritis  dan keguguran pada domba juga  penyebab foodborne disease pada manusia , bakteri   campylobacter menyebar dalam  ayam, telur, daging  babi, susu dan produk-produknya jika  dimasak tidak matang ,masa inkubasi kampilobakteriosis antara 1  sampai  10 

hari sesudah  makan-makanan yang terkontaminasi  bakteri tersebut secara oral ,gejala  bervariasi dari yang ringan sampai parah namun kematian jarang terjadi akibat infeksi ini. gejala nya yaitu sakit kepala, ngilu sakit pada otot ,diare encer (berdarah), demam, sakit abdomen, mual, .campylobacter  jejuni  penyebab  guillan bahre syndrome (GBS) dan reactive  arthritis , GBS yaitu  penyakit yang terjadi akibat serangan mendadak oleh  sistem kekebalan  pada syaraf perifer yang memicu   kelemahan dan kelumpuhan. sindrom ini dapat menyerang segala  umur,  gejala GBS baru  akan muncul sesudah  2 − 3 minggu pascainfeksi. bakteri ini  tidak dapat dideteksi dengan  pemeriksaan feses pasien, namun  dapat dilakukan dengan pemeriksaan serologi 




Vibrio

-terdapat  3 spesies vibrio yang  memicu  foodborne diseases pada manusia, antaralain vibrio  vulminicus, vibrio cholerae  (serogrup o1, non-o1 dan o39) dan vibrio parahaemolyticus,  bakteri  vibrio sp.  ditularkan  melalui makanan hasil laut , bakteri vibrio sp.    ini  dapat bertahan hidup pada  suhu di bawah 10 ° c, kecuali   vibrio   parahaemolyticus   akan mati pada suhu antara 0 – 5 °c. pada suhu yang  lebih tinggi (> 10 ° c), vibrio   akan berkembang biak dengan sangat cepat. semua spesies vibrio sp. dapat hidup pada kadar garam antara 0,5 – 10%, dengan kadar   optimal   2,2%,  bakteri ini sangat peka terhadap 

panas , infeksi yang disebabkan oleh  vibrio    cholerae o1 atau  kolera asiatik (klasik), yang  menyebabkan gastroenteritis ,masa inkubasi  vibrio cholerae o1 antara 6 jam – 5  hari, dengan gejala gastroenteritis dan akut. jika  tidak diobati  mengakibatkan dehidrasi asidosis dan shock, serta  kematian. gejala dari  vibrio  cholerae non-o1 lebih ringan, disertai muntah, mual, septikemia, jarang  diare encer 








patogen 1 patogen 1 Reviewed by bayi on Oktober 14, 2020 Rating: 5

About

LINK VIDEO