pemakaian obat huruf ABC

 






daftar isi

bab1
PEMAKAIAN OBAT HURUF   A  B  C

1.ADRENALIN (EPINEFRIN)
2.ABACAVIR
3.ALBENDAZOL
4.ADRENOKORTIKOTROPIN (ACTH)
5.ALUMINIUM HIDROKSIDA
6.AMFOTERISIN B
7.ALOPURINOL
8.AMIKASIN
9.AMINOFILIN DAN TEOFILIN
10.AMOKSISILIN
11.AMOKSISILIN + ASAM KLAVULANAT
12.AMPISILIN + SULBAKTAM
13.ANTIHEMOPHILIC FACTOR
14.ASAM FOLAT
15.ASAM NALIDIKSAT
16.AMPISILIN
17.ASAM VALPROAT
18.ASIKLOVIR
19.ASPIRIN / ASAM ASETIL SALISILAT
20.AZATIOPRIN
21. ATENOLOL
22.ATROPIN SULFAT
23.BETAMETASON (TOPIKAL)
24.BENZATIN PENISILIN
25.BENZIL PENISILIN
26.BETAMETASON
27.PREPARAT JIKAS LAMBUNG (BOWEL WASHOUT PREPARATIONS)
28.BUSULFAN
29.BUDESONID
30.BUPIVAKAIN HCL
31.CETIRIZIN DIHCL



bab2
PEMAKAIAN OBAT HURUF   D E F G  H

32.DANTROLEN
33.DAUNORUBISIN
34.DESLORATADINE
35.DEKSAMETASON
36.DAPSON
37.DEFEROSAMIN MESILAT
38.DIAZEPAM PREMEDIKASI DAN SEDASI
39.DIAZEPAM EPILEPSI
40.DIDANOSIN (DDI)
41.DESMOPRESSIN ASETAT
42.DIGOKSIN
43.DOBUTAMIN
44.DOKSORUBISIN
45.DIMERKAPROL
46.DOPAMIN HCL
47.DOKSISIKLIN
48.EFEDRIN HCL
49.EFAVIRENZ
50.ERITROMISIN
51.ETOPOSID
52.ETAMBUTOL
53.EMTRICITABIN
54.EPOETIN ALFA
55.FUROSEMID
56.FLUKONAZOL
57.FENITOIN
58.FENOBARBITAL
59.GARAM FERROUS
60.GRISEOFULVIN
61.GANSIKLOVIR
62.GENTAMISIN
63.HORMON ADRENAL
64.HALOPERIDOL
65.HEPARIN SODIUM
66.HIDROKORTISON
67.HIDROKLOROTIAZID (HCT)



bab3
PEMAKAIAN OBAT HURUF  I K  L  M  N  O

68.IMIPRAMINE
69.IMMUNOGLOBULIN
70.INDOMETASIN
71.INSULIN
72.IBUPROFEN
73.IPRATROPIUM BROMIDA
74.ISONIAZID
75.IMIPENEM - CILASTIN
76.KALSIUM GLUKONAT
77.KAPTOPRIL
78.KAFEIN SITRAT
79.KARBAMAZEPIN
80.KARBIMAZOL
81.KETAMIN
82.KLINDAMISIN
83.KLOFAZIMIN
84.KARBON AKTIF
85.KLONAZEPAM
86.KLORAMFENIKOL
87.KLORFENIRAMIN MALEAT
88.KLORPROMAZIN HIDROKLORIDA
89.KLOROKUIN
90.KARBOPLATIN
91.KUININ SULFAT
92.KODEIN FOSFAT
93.KOTRIMOKSAZOL (TRIMETROPIN + SULFAMETOKSAZOL)
94.LOPINAVIR/RITONAVIR
95.LAMIVUDINE (3 TC)
96.MEFLOQUIN
97.MANITOL
98.METOTREKSAT
99.METILPREDNISOLON
100.MEBENDAZOL
101.METOKLOPERAMID HIDROKLORIDA
102.MEROPENEM
103.MERKAPTOPURIN (DSHAS)
104.METHYLENE BLUE (METHYLTHIONINIUM CHLORIDE)
105.METRONIDAZOL
106.MIKONAZOL NITRAT
107.MONTELUKAST
108.MORFIN
109.NALOKSON
110.NEOSTIGMIN METHYLSULFAT
111.NAPROXEN
112.NEVIRAPIN (NVP)
113.NITROPRUSID
114.NIKLOSAMID
115.NIFEDIPIN
116.NISTATIN
117.ONDANSETRON
118.OMEPRAZOLE




Dalam buku Guide to Good Prescribing yang diterbitkan oleh WHO tahun
1994 telah dibuat pedoman pemakaian obat secara rasional,
 peresepan obat yang tidak  rasional akan berdampak buruk bagi pasien seperti pengobatan biaya tinggi, kurangnya efektivitas  obat, kurang aman,
 tahap  tahap pengobatan  rasional ,antaralain:
tahap 1: penelitian secara akurat  berdasar  penelitian yang akurat ,  identifikasi masalah yang jelas , anamnesis, pemeriksaan fisis yang seksama, pemeriksaan
penunjang yang tepat.
tahap 2: Tentukan  Tujuan terapi disesuaikan untuk setiap  penelitian yang telah
dibangun berdasar patofisiologi penyakit yang mendasarinya,
tahap 3: 9
Setiap pemilihan obat harus  sepengetahuan  kesepakatan  pasien,  pemakaian bisa  berwujud pemakaian non farmakologik maupun farmakologik.  
biaya pengobatan  harus dibicarakan bersama-sama dengan pasien ,
 pemakaian non farmakologik
tidak semua pasien memerlukan pemakaian  berwujud obat,  pasien kadang hanya memerlukan nasihat  perubahan gaya hidup, diet tertentu,  psikoterapi fisioterapi , Semua  itu perlu dijelaskan dengan dokumen tertulis,
 pemakaian farmakologik
berdasar pemahaman patofisiologi penyakit dan farmakodinamik
obat  pemilihan jenis obat dengan mempertimbangkan kenyamanan obat,harga obat efektivitas  obat , keamanan  obat ,
tahap 4:
 resep obat berisi perintah  kepada apoteker sebagai  pihak yang menyerahkan obat kepada pasien. Resep harus ditulis dengan
jelas, mudah dibaca dan memuat informasi bentuk disediakan  obat  , jumlah obatnama dan alamat penulis resep, dengan singkatan dan satuan
yang baku,Nama, umur pasien dan alamat  ,paraf atau tanda tangan dokter, tanggal peresepan, nama dan kekuatan obat, cara pemakaian dan peringatan,




1.ADRENALIN (EPINEFRIN)
indikasi/manfaatnya yaitu
dipakai untuk resusitasi neonatus, pemakaian infus untuk hipotensi
refrakter atau kolaps sirkulasi yang bukan dipicu oleh hipovolemia.
henti jantung (cardiac arrest),Reaksi anafilaktik berat, angioedema berat,
dampak negatif:
tekanan darahtinggi,Hipertiroid,
Dosis
Syok Anafilaksis
Injeksi IM atau SC pakai epinefrin 1:1000. < 6 bulan : 50 µg (0,05 mL);
6 bulan – 6 tahun : 120 µg (0,12 mL); 6 – 12 tahun : 250 µg (0,25 mL). Dosis ini
bisa diulang beberapa kali dengan jeda waktu 5 menit dengan memperhatikan
fungsi respirasi,tekanan darah, nadi,  jika ada gangguan sirkulasi,
diberikan IV perlahan-lahan 1:10.000 (dengan kecepatan 1 mL/ menit).
dengan dosis 10 µg /Kg beratbadan  (0,1 mL/Kg beratbadan ) bisa diulang beberapa kali sesudah beberapa menit,
diberikan Bradikardia
IV : 0,01 mg/kg beratbadan  (0,1 mL/kg beratbadan ) dari larutan 1:10.000 (dosis  maksimal 1 mg atau 10 mL), bisa diulangi setiap 3-5 menit
sesuai kebutuhan.
diberikan  Intratrakeal : 0,1 mg/kg beratbadan  (0,1 mL/kg beratbadan ) dari larutan 1:1.000, bisa diulangi setiap 3-5 menit sesuai kebutuhan.
diberikan  Cardiac arrest
IV : 0,01 mg/kg beratbadan  (0,1 mL/kg beratbadan  dari larutan 1:10.000), bisa
diulangi setiap 3-5 menit sesuai kebutuhan, jika tidak efektif, dosis bisa dinaikkan hingga 0,1 mg/kg beratbadan  (0,1 mL/
kg beratbadan  dari larutan 1:1.000), ulangi setiap 3-5 menit sesuai
kebutuhan [peningkatan dosis tidak lagi disarankan
secara rutin oleh American Heart Association].
diberikan  Intratrakeal : 0,1 mg/kg beratbadan  (0,1 mL/kg beratbadan  dari larutan 1:1.000) IV berkelanjutan:
dengan kecepatan infus 0,1-1 mcg/kg beratbadan /menit titrasi dosis
hingga efek yang diinginkan.
Pemakaian pada neonatus
Resusitasi / henti jantung
IV, ETT, IC : 0,01 – 0,1 mg/kg beratbadan /kali = 0,1 – 1 mL/kg beratbadan /kali dengan
perbandingan 1 : 10.000. Dosis bisa diulang setiap 3 – 5 menit jika
perlu. pemakaian dosis yang lebih besar dan/ atau pengenceran kemungkinan
diperlukan pada pemakaian obat melalui ETT.
Hipotensi / kolaps sirkulasi
Infus IV : 0,05 – 1 mikrogram/kg beratbadan /menit
Koreksi hipovolemia dan asidosis sebelum memulai pemakaian infus
adrenalin
Stridor sesudah ekstubasi / bronkospasme
Nebulisasi : 0,5 mL 1:1.000/kg beratbadan /kali setiap 4-6 jam
efeksamping obat:
ekstravasasi bisa memicu iskemi jaringan dan nekrosis.
Pada neonatus bisa terjadi aritmia (takikardia ventrikular), hipokalemia,
tekanan darahtinggi berat dan peningkatan risiko perdarahan intraventrikular,
  pusing. dikeluhkan terjadi  aritmia, takikardia ,tekanan darahtinggi, tremor, ansietas, berkeringat, mual, muntah, otot lemas, pusing, dingin di akral, hiperglikemia , iskemia ,pembuluh darah ginjal dengan penurunan produksi urin, hiperglikemi,
disediakan:
Injeksi : 1 mg/mL [1 mL] (=1:1000 atau 0,1%) 0,1 mg/mL [1 mL] (=1:10.000)



2.ABACAVIR
indikasi/manfaatnya yaitu
Infeksi HIV
dampak negatif:
Pasien yang hipersensitif terlalu peka yang bisa mematikan  abacavir
Perhatian: bisa diberikan tanpa makanan,
Dosis bayi/neonatus:
Tidak diperbolehkan untuk bayi <3 bulan
Dosis pasien anak:
8 mg/kg beratbadan  (maksimal 300 mg) dua kali sehari
Berat badan Dosis dua kali sehari regimen
Dosis pagi Dosis malam Total Dosis Sehari
14–21 kg ½ tablet (150 mg) ½ tablet (150 mg) 300 mg
>21–<30 kg ½ tablet (150 mg) 1 tablet (300 mg) 450 mg
 ≥30 kg 1 tablet (300 mg) 1 tablet (300 mg) 600 mg
Dosis pasien remaja  ≥16 tahun  /pasien dewasa:
300 mg dua kali sehari atau 600 mg sekali sehari
efeksamping obat:
gejala pernapasan seperti sakit tenggorokanan, batuk, sesak napas.,
 Reaksi terlalu peka yang bisa mematikan; gejala  demam,
lesi, mual, muntah, malaise, fatique, nafsu makan berkurang,
disediakan:
tablet: 300 mg



3.ALBENDAZOL
indikasi/manfaatnya yaitu
trikuriasis, trikostrongiliasis,  kapilariasis; Infeksi nematoda, filariasis, askariasis, infeksi cacing tambang , strongyloidiasis, enterobiasis,
infeksi cestoda, Cutaneous larva migrans  dipicu oleh infeksi larva cacing tambang,  A. caninum  dan  Ancylostoma braziliense yang menginfeksi kucing dan anjing. Dalam endemik filariasis, untuk menurunkan transmisi dipakai ivermektin  selama 4-6 tahun. Selain itu bisa juga dipakai Albendazol 600 mg
bersama dengan dietilkarbamazin atau ivermektin,  Infeksi Echinococcus
multiloculoris dan E. granulosus sebelum atau tidak bisa dioperasi;
neurosistiserkosis
peringatan :
Lakukan tes fungsi hati dan pemeriksaan darah rutin sebelum pengobatan
dan dua kali pada setiap siklus pengobatan.
Dosis
Ekinokokosis sistik
pasien anak: 15 mg/kg beratbadan /hari dalam 2 dosis bagi (hingga dosis maksimal 800 mg
sehari) selama 28 hari dilanjutkan dengan 14 hari tanpa obat; diberikan hingga 3  siklus pengobatan.
Ekinokokosis alveolar
sama seperti dosis untuk Ekinokokosis sistik, tetapi siklus pengobatan perlu
dilanjutkan hingga berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Neurosistiserkosis
15 mg/kg beratbadan /hari dalam 2 dosis bagi (hingga dosis maksimal 800 mg sehari)  selama 8-30 hari.
Askariasis, infeksi cacing tambang, enterobiasis, dan
trikostrongiliasis
per oral, pasien anak >2 thn, 400 mg sebagai dosis tunggal.Trichuriasis
per oral, pasien anak >2thn, 400 mg sebagai dosis tunggal (untuk infeksi sedang)  atau 400 mg sehari selama 3 hari (untuk infeksi berat).
Strongyloidiasis
per oral, pasien anak >2thn, 400 mg sehari selama 3 hari.
Kapilariasis
per oral, pasien anak >2thn, 400 mg sehari selama 10 hari.
Cutaneous larva migrans
pada semua umur, 400 mg sehari selama 3 hari.
efeksamping obat:
syok alergik jika terjadi kebocoran kiste , leukopenia, dan jarang terjadi  pansitopenia; konvulsi , meningisme pada penyakit serebral,Gangguan saluran pencernaan, pusing,  peningkatan enzim  hati, alopesia reversibel, ruam, demam,
disediakan:
Kaplet : 400 mg. Suspensi : 200 mg/5mL [10 mL]




4.ADRENOKORTIKOTROPIN (ACTH)
ACTH berbeda dari OAE lain karena pemakaiannya terbatas pada 1 atau 2
jenis sindroma epilepsi.
indikasi/manfaatnya yaitu
Spasme infantil
dampak negatif:
memiliki riwayat hipersensitif pada ACTH, herpes simpleks, tuberkulosis aktif,
penyakit tromboemboli, infeksi aktif virus, jamur dan bakteri.
Gagal jantung, insufisiensi adrenal primer, hiperkortisolisme, infeksi aktif
peringatan :
Hindari pemakaian vaksin dan imunisasi selama terapi, hipotiroid, penyakit ginjal dan hati,sindroma Cushing, diabetes mellitus, ulkus peptik,
tekanan darahtinggi, hipokalemia, hipernatremia, ,
Dosis
5-40 U/hari IM selama 1-6 minggu sampai 40-160 U/hari IM selama 3-12
bulan. atau dosis 150 U/m2  /hari IM selama
6 minggu atau 5-8 U/kg beratbadan /hari IM dalam dosis terbagi selama 2-3 minggu.
efeksamping obat:
peningkatan berat badan, striae, ekimosis, akne , hirsutism,
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, tekanan darahtinggi,timbunan lemak supraklavikular) , hiperglikemia dengan glukosuria, rentan pada infeksi terutama tuberkulosis, gagal jantung,  miopati, Cushingoid (moon face, buffalo hump,
 efeksamping obat: berkarakter reversibel jika pemakaian obat dihentikan.
disediakan:
Injeksi (Tetracosactide/Synacten R ) : 1 mg/mL ekuivalen dengan 100 IU




5.ALUMINIUM HIDROKSIDA
indikasi/manfaatnya yaitu
refluks gastro-esofageal, hiperfosfatemia ,Dispepsia,
dampak negatif:
perdarahan saluran pencernaan , rektum; apendisitis; porfiria. Hipofosfatemia;
peringatan :
kerusakan hati, konstipasi, dehidrasi, restriksi cairan, hipomotilitas  ,obstruksi saluran pencernaan,Kerusakan ginjal dan dialisis ginjal;
Dosis
Dispepsia, refluks gastro-esofageal :
6 – 12 tahun : 5 mL hingga 3-4 kali/hari sesudah makan. 1 tablet kunyah 4
kali sehari sesudah makan
Hiperfosfatemia
Anjuran Jangan minum obat lain sesudah pemakaian Aluminium
hidroksida. Diminum bersama air putih untuk mengurangi efek.
pasien anak:
Hiperfosfatemia
Oral: 50-150 mg/kg beratbadan /hari dibagi dalam dosis setiap 4-6 jam diminum
bersama makanan pada pasien hiperfosfatemia,
Catatan
pengawasan kadar fosfat serum. Hindari pada pasien gagal ginjal kronik karena  bisa memicu demensia dan gangguan tulang (brittlebone disease),
bisa mengurangi penyerapan banyak obat. Obat lain diberikan 2 jam sesudah
aluminium hidroksida.
efeksamping obat:
risiko osteomalasia (pada pasien diet rendah fosfat atau terapi dalam waktu yang lama);anemia mikrositer (pada pasien gagal ginjal kronik yang diobati dengan aluminium hidroksida  sebagai zat pengikat fosfat (phosphate-binding agent)) hipofosfatemia dengan peningkatan resorpsi tulang,  Konstipasi; obstruksi saluran pencernaan (dosis besar); hiperkalsiuria , hiperaluminemia ,
memicu osteomalasia, ensefalopati, demensia,
disediakan:
Suspensi oral : 320 mg/5 mL,tablet : 500 mg.


6.AMFOTERISIN B
indikasi/manfaatnya yaitu
Infeksi jamur mengancam hidup (life-threatening) termasuk Candidosis; Leishmaniasis, histoplasmosis, Mucormycosis, Sporotrichosis,
Coccidioidomycosis, paracoccidioi-domycosis, Blastomycosis, Aspergillosis,
Cryptococcosis,
peringatan :
Hindari pemakaian infus cepat (risiko aritmia). Selama terapi dilakukan
tes fungsi hati dan ginjal, hitung darah dan pemeriksaan elektrolit plasma.
Kerusakan fungsi ginjal,
perlu pengawasan ketat selama terapi dan dilakukan tes sebelum
pemakaian dosis pertama walaupun jarang terjadi anafilaksis pada pemakaian
IV. Pasien harus diawasi kurang lebih selama 30 menit sesudah tes.
Dosis
Infeksi jamur sistemik :
Infus IV : Dosis tes : 1 mg dalam 20-30 menit jika ditoleransi tanpa munculnya
efeksamping obat: yang serius, maka dilanjutkan dengan dosis 250 µg/kg beratbadan /hari,  dan dinaikkan perlahan lahan hingga 1 mg/kg beratbadan /hari, atau pada infeksi berat  sampai 1,5 mg/kg beratbadan /hari atau selang sehari.
Pada neonatus :
 Dosis IV : 0,25 mg/kg beratbadan /hari
 naikkan dosis 0,25 mg/kg beratbadan /hari sampai maksimal 1 mg/kg beratbadan /hari.
 Peningkatan dosis bisa dinaikkan 0,5 mg/kg beratbadan /hari pada infeksi
berat saat fungsi ginjal normal dan pemakaian infus 6 jam bisa
diterima.
 Intrathecal, intraventricular atau intracisternal : 25 – 100 mikrogram
setiap 48 – 72 jam, dinaikkan hingga 500 mikrogram.
  diperlukan terapi dalam waktu yang lama; jika terputus selama
lebih dari 7 hari, disarankan untuk mulai dengan dosis 250 mikrogram/
kg beratbadan /hari kemudian dinaikkan perlahan lahan. Medication error termasuk
kematian, yaitu akibat kerancuan antara bentuk lipid Amfoterisin B
dan bentuk konvensional Amfoterisin B untuk injeksi. Bentuk konvensional
Amfoterisin B untuk injeksi tidak boleh melebihi 1,5 mg/kg beratbadan /hari. efeksamping obat:
fungsi hati tidak normal (pengobatan dihentikan), gangguan neurologik
(termasuk neuropati perifer), gangguan fungsi ginjal termasuk hipokalemia, hipomagnesemia , toksisitas
ginjal, gangguan darah, kardiotoksik (termasuk aritmia);
tromboflebitis pada tempat injeksi,ruam, reaksi anafilaktoid, nyeri ,
Demam, pusing, anoreksia, berat badan turun, mual mulas perih kembung,
malaise, diare, nyeri otot dan persendian, dispepsia dan nyeri epigastrik,
disediakan:
Injeksi : 50 mg. Serbuk injeksi : 50 mg/vial ,



7.ALOPURINOL
indikasi/manfaatnya yaitu
Pencegahan hiperurikemia
dampak negatif:
Gout akut  jika terjadi serangan gout akut saat pakai alopurinol,
lanjutkan profilaksis dan obati serangan secara terpisah,
Peringatan :
Hentikan pengobatan jika terjadi ruam, ulangi  pengobatan jika ruam ringan tetapi segera hentikan pengobatan jika  kembali terjadi ruam,Pastikan asupan cairan minimal 2 liter sehari; kerusakan fungsi ginjal dan hati ,
 Dosis
Profilaksis Hiperurikemia :
< 6 tahun : 150 mg/hari dalam 3 dosis terbagi; 6-10 tahun : 300 mg/hari
dalam 2-3 dosis terbagi; < 15 tahun : 10 – 20 mg/Kg beratbadan /hari (maksimal 400 mg/ hari).
efeksamping obat:
ginekomasti, gangguan darah ,hepatotoksisitas, parestesia, neuropati,
(termasuk anemia hemolitik,  anemia aplastik, leukopeni, trombositopeni, )
gangguan penglihatan dan pengecapan, tekanan darahtinggi, alopesia,
Ruam, reaksi terlalu peka jarang terjadi seperti : eksfoliasi, demam,
limfadenopati, artralgia, eosinofilia, Sindroma Stevens-Johnson, nekrolisis
epidermal toksik, vaskulitis, hepatitis, nefritis interstisial.  jarang terjadi : epilepsi, gangguan gastrointestinal, malaise, pusing, vertigo,
drowsiness,
disediakan:
tablet : 100 mg, 300 mg



8.AMIKASIN
Amikasin yaitu antibiotik aminoglikosida semi-sintetik yang dipakai
pada terapi infeksi gram negatif yang kebal pada gentamisin.
 dipakai sebagai campuran dengan penisilin atau sefalosporin.
indikasi/manfaatnya yaitu
infeksi intra  abdomen, luka bakar, infeksi saluran nafas, infeksi  nosokomial,infeksi sesudah operasi, ISK, bakteriemia dan sepsis, infeksi kulit dan jaringan lunak,
dampak negatif:
Hipersensitif pada aminoglikosida, insufisiensi ginjal
peringatan
Pada bayi prematur dan bayi cukup bulan karena ginjal masih imatur
memicu serum half-life memanjang.
Dosis
Cara pemakaian secara suntikan IM single dose atau IV melalui infus selama
1-2 jam untuk bayi dan 30-60 menit untuk pasien anak. Dosis sesuai dengan berat
badan ideal. Untuk pasien dengan fungsi ginjal normal 15 mg/kg beratbadan  berat
badan per hari dibagi dengan jeda waktu 8-12 jam. Dosis tidak boleh melebihi
15 mg/kg beratbadan  atau 1,5 gram perhari.Neonatus:
IV, IM : 7,5 mg/kg beratbadan /kali
jeda waktu
 Usia koreksi < 28 minggu : setiap 36 jam
 Usia koreksi 28 – 29 minggu : setiap 24 jam
 Usia koreksi 30 – 35 minggu : setiap 18 jam
 Usia koreksi ≥ 36 minggu : setiap 12 jam
 Untuk bayi yang usia koreksi ≥ 37 minggu dan usia > 7 hari, berikan
setiap 8 jam. jeda waktu dosis kemungkinan perlu diperpanjang pada gangguan
fungsi ginjal.
 Umur 1 minggu - 10 tahun: 25 mg/kg beratbadan  pada hari pertama, dilanjutkan
18 mg/kg beratbadan /hari.
 Umur >10 tahun: 20 mg/kg beratbadan  pada hari pertama, dilanjutkan 15 mg/
kg beratbadan / hari (maksimal 1,5 gram/hari).
efeksamping obat:
Ototoksik dan nefrotoksik. Jarang: anemia, hipotensi,ruam kulit, demam, parestesia, artralgia,
disediakan: Vial untuk injeksi dengan kemasan 250, 500 mg, dan 1 gram.




9.AMINOFILIN DAN TEOFILIN
Turunan kelompok xantin
indikasi/manfaatnya yaitu
stimulan sistem  saraf pusat (SSP) pada pemakaian apneu prematur,
Asma kronis termasuk asma nokturnal; asma berat akut,
dampak negatif:
hipersensitif pada etilendiamin,Porfiria
peringatan :
tukak lambung, epilepsi, kerusakan hati, demam,Penyakit jantung, tekanan darahtinggi, hipertiroid,
Dosis  Asma kronik :
Oral : pasien anak >12 tahun, 100-200 mg 3-4 kali sehari sesudah makan.
Asma berat akut (yang belum pernah diobati dengan teofilin) :
Bolus : 5 mg/kg beratbadan , injeksi IV perlahan (minimal selama 20 menit).
Dosis pemeliharaan : Infus IV: 6 bulan – 9 tahun : 1 mg/kg beratbadan /jam;
 10 –16 tahun : 800 mg/kg beratbadan /jam.
Dosis teofilin diawasi dan disesuaikan dengan kadar teofilin plasma.
Neonatus :Apneu pada prematur :
Dosis pertama : 6 mg/kg beratbadan
Dosis rumatan :
 Berat badan sekarang ≤ 1 kg: dimulai 24 jam sesudah dosis pertama
 Berat badan sekarang > 1 kg: dimulai 12 jam sesudah dosis pertama
IV:
 Usia ≤ 7 hari 2,5 mg/kg beratbadan /kali setiap 12 jam
 Usia 8 – 14 hari 3 mg/kg beratbadan /kali setiap 12 jam
 Usia > 14 hari 4 mg/kg beratbadan /kali setiap 12 jam
 kadar aminofilin tidak rutin diperiksa. kadar ini hanya diperiksa ketika muncul gejala keracunan aminofilin,sesuaikan dosis menurut tanggapan, efeksamping obat:, usia koreksi, peningkatan berat badan dan kadar aminofilin serum.
Pasien yang sedang pakai teofilin atau aminofilin sebaiknya
jangan diberikan aminofilin IV kecuali diketahui kadar teofilin plasma
untuk menyesuaikan dosis,
 Kadar teofilin dalam plasma untuk tanggapan optimal 10-20 mg/mL (55-110
umol/L). Kadar 5 - 15 mg/L (27,582,5 umol/L)  efektif dan efek
samping terjadi lebih sedikit. Teofilin memiliki margin sempit antara
dosis terapi dan dosis toksik.
efeksamping obat:
jika diberikan IV cepat; urtikaria, eritema dan dermatitis eksfoliativa – akibat
dari hipersensitif pada etilendiamin dari aminofilin
Mual dan gangguan saluran pencernaan lain, gelisah, ansietas, tremor, palpitasi, pusing, insomnia, pusing, konvulsi, aritmia dan hipotensi – terutama
disediakan:
Larutan injeksi Aminofilin : 24 mg/mL, ampul 10 mL tablet Teofilin : 100 mg. tablet Aminofilin : 150 mg.



10.AMOKSISILIN
Amoksisilin yaitu penisilin spektrum luas.
indikasi/manfaatnya yaitu
bronkitis, pneumonia, otitis media, pembusukan gigi, osteomielitis,
penyakit Lyme pada pasien anak, profilaksis endokarditis, gonore, eradikasi Helicobacter pylori,profilaksis sesudah-splenektomi, infeksi ginekologik, Infeksi saluran kemih, infeksi saluran napas bagian atas,
dampak negatif:
Hipersensitif pada kelompok penisilin ,
peringatan :
ruam eritematosus  terjadi pada  demam karena infeksi pada kelenjar limfe, leukemia limfositik kronik,   infeksi HIV,memiliki riwayat alergi, gangguan ginjal,
Dosis
Infeksi karena organisme yang sensitif :
Oral :
 > 10 tahun, 250 mg setiap 8 jam, dosis digandakan pada infeksi berat,
 <10 tahun, 125 mg setiap 8 jam, digandakan pada infeksi berat.
Neonatus
Infeksi biasa/ standar
IV, IM : 25 mg/kg beratbadan /kaliInfeksi berat (meningitis atau septikemia)
IV, IM : 50 mg/kg beratbadan /kali
jeda waktu
Untuk usia gestasi < 37 minggu
 ≤ 28 hari setiap 12 jam
 > 28 hari setiap 8 jam
Untuk usia gestasi ≥ 37 minggu
≤ 7 hari setiap 12 jam
 > 7 hari setiap 8 jam
jeda waktu dosis bisa diturunkan dari tiap 8 menjadi 6 jam pada pengidap
meningitis atau septikemia, jika fungsi ginjal normal.
Bayi 1- 3 bulan :
 Oral : 20 -30 mg/ kg beratbadan /hari dalam dosis terbagi setiap 12 jam.
 Bayi > 3 bulan dan pasien anak : 25 – 50 mg/kg beratbadan /hari dalam dosis terbagi
setiap 8 jam atau 25 -50 mg/ kg beratbadan / hari dalam dosis terbagi tiap 12 jam.
Otitis media (terapi dalam waktu yang singkat) :
Oral : 3 – 10 tahun, 750 mg 2 kali sehari selama 2 hari. Otitis media akut
dengan strain S. pneumonia yg kebal 80 -90 mg/kg beratbadan /hari dalam dosis
terbagi setiap 12 jam.
Uncomplicated Gonorrhea :
 < 2 tahun : Probenesid, didampak negatifkan untuk usia ini.
 = 2 tahun : 50 mg/kg beratbadan  ditambah Probenesid 25 mg/kg beratbadan  dalam dosis  tunggal.
Pencegahan : Endokarditis,
50 mg/kg beratbadan  1 jam sebelum prosedur. sesudah bersentuhan  dengan Anthrax : < 40
kg : 45 mg/Kg beratbadan / hari dalam dosis terbagi setiap 8 jam. = 40 kg : 500 mg
setiap 8 jam. Demam rematik : 1 – 5 tahun : 2 kali 125 mg/hari; 6 – 12 tahun
: 2 kali 250 mg/hari
efeksamping obat:
Jarang :  gangguan koagulasi, kolitis, neutropenia, trombositopenia, gangguan sistem saraf pusat termasuk  konvulsi (berhubungan dengan  kerusakan fungsi ginjal  atau  dosis tinggi )reaksi terlalu peka termasuk   anafilaksis, reaksi serum sickness, anemia hemolitik, urtikaria, angioedema,nefritis interstitial .
mual mulas perih kembung, diare; ruam (terlalu peka atau reaksi toksik; bisa
menjadi serius  hentikan pengobatan);
disediakan:
Kapsul : 250 mg, 500 mg,Serbuk suspensi oral : 125 mg/5 mL




11.AMOKSISILIN + ASAM KLAVULANAT
indikasi/manfaatnya yaitu
Infeksi yang dipicu oleh bakteri pemproduksi beta-laktamase termasuk
abdominal, selulitis,infeksi saluran napas, infeksi urogenital ,
dampak negatif:
 memiliki riwayat ikterus atau gangguan fungsi hati akibat penisilin atau amoksisilin dengan asam  klavulanat,terlalu peka pada kelompok penisilin;
peringatan :
limfositik kronik, infeksi HIV, kerusakan hati,memiliki riwayat alergi, kerusakan ginjal, ruam eritematosus  terjadi pada leukemia , glandular fever,
Dosis
(Dosis dihitung untuk Amoksisilin).
Infeksi yang dipicu organisme pemproduksi beta-laktamase
yang sensitif:
Oral :1-6 tahun : 125 mg setiap 8 jam; 6-12 tahun : 250 mg setiap 8 jam;
 > 12 tahun : 250 mg setiap 8 jam,Dosis digandakan pada infeksi berat.
Infeksi yang dipicu organisme pemproduksi beta-laktamase
yang sensitif:
Injeksi IV perlahan. Neonatus dan bayi lahir prematur : 25 mg/kg beratbadan  setiap
12 jam; < 3 bulan : 25 mg/kg beratbadan  setiap 8 jam; 3 bulan – 12 tahun : 25 mg/
kg beratbadan  setiap 6 jam; > 12 tahun : 1 g setiap 8 jam, dinaikkan menjadi 1 g setiap
6 jam pada infeksi berat.efeksamping obat:
mual mulas perih kembung, diare, ruam (terlalu peka atau reaksi toksisitas,
jika serius hentikan terapi),
reaksi terlalu peka termasuk reaksi serum sickness,  urtikaria, anemia hemolitik, nefritis interstitial, angioedema, anafilaksis,
jarang terjadi: kolitis;  gangguan koagulasi; pusing, neutropenia, trombositopenia, konvulsi (terutama pada dosis besar atau  pada kerusakan fungsi ginjal, eritema multiform ,hepatitis, ikterus kolestatik; (termasuk sindroma stevens-johnson), dermatitis eksfoliativa, vaskulitis,
nekrolisis epidermal toksik, flebitis pada tempat injeksi,
disediakan:
Serbuk suspensi oral, amoksisilin (sebagai trihidrat)
125 mg + asam klavulanat (sebagai garam K) 31 mg.
Serbuk suspensi oral, amoksisilin (sebagai trihidrat) 250 mg + asam klavulanat (sebagai garam K) 62 mg.  Serbuk injeksi, amoksisilin (sebagai garam Na) 0,5 g atau 1 g + asam klavulanat (sebagai garam K) 100 mg arau 200 mg,
tablet, amoksisilin (sebagai trihidrat) 500 mg + asam klavulanat (sebagai
garam K) 125 mg.



12.AMPISILIN + SULBAKTAM
Ampisilin-Sulbaktam yaitu antibiotik dengan spektrum antibakteri
seperti ampisilin dan meliputi organisme yang memproduksi betalaktamase seperti Acinetobacter, Enterobacter,   bakteri anaerob, S. aureus, H. influenza, E. coli, Klebsiella,
indikasi/manfaatnya yaitu
infeksi ginekologik,Infeksi bakteri pada kulit dan struktur kulit, infeksi intra-abdomen,
dampak negatif:
terlalu peka pada penisilin, atau komponennya, ampisilin, sulbaktam,
peringatan :
 Infeksi virus Epstein-Barr, leukemia limfositik akut, atau infeksi
sitomegalovirus meningkatkan risiko munculnya ruam makulopapular
terkait pemakaian ampisilin; pemakaian pada pasien anak <12 tahun tidak
disetujui FDA.
 rekayasa dosis perlu dilakukan pada pasien dengan gangguan fungsi
ginjal; Hati-hati jika dipakai pada pasien dengan alergi pada
sefalosporin.
Dosis
IM, IV:
 Bayi > 1 bulan : 100 – 150 mg ampisilin/kg beratbadan /hari dalam dosis
terbagi setiap 6 jam; Meningitis: 200 – 300 mg ampisilin/kg beratbadan /hari
dalam dosis terbagi setiap 6 jam
 pasien anak : 100 – 200 mg ampisilin/kg beratbadan /hari dalam dosis
terbagi setiap 6 jam; Meningitis: 200 – 400 mg ampisilin/kg beratbadan /hari
dalam dosis terbagi setiap 6 jam; dosis maksimal: 8 g ampisilin/hari.
jeda waktu dosis pada gangguan fungsi ginjal:
 Clcr 15-29 mL/menit: pemakaian setiap 12 jam
 Clcr 5-14 mL/menit: pemakaian setiap 24 jam
pemakaian obat secara parenteral bisa dilakukan dengan cara injeksi
intravena perlahan selama 10 – 15 menit atau infus intermiten selama 15
– 30 menit.
efeksamping obat::
gastrointestinal: diare (3%), mual, muntah, kandidiasis, flatus, kolitis pseudomembranosa, hairy tongue; genitourinarius: neutrofil, trombosit,hematokrit, hemoglobin, disuria, hematuria; hematologik: penurunan sel
darah putih, dermatologik: ruam (2%), sindroma Stevens-Johnson; gatal, urtikaria,  dermatitis eksfoliativa, Kardiovaskular: menggigil, pusing, kejang; nyeri dada; susunan saraf pusat: fatigue, malaise,  lain-lain: reaksi terlalu peka, anafilaksis, serum sickness, vaskulitis, superinfeksi,hepatik:
peningkatan enzim hati; reaksi lokal: nyeri pada lokasi penyuntikan (IM :16%, IV :3%), tromboflebitis (3%); ginjal: peningkatan ureum dan kreatinin;
disediakan::
Serbuk injeksi 750 mg (sulbaktam 250 mg, ampisilin 500 mg), 1500 mg
(sulbaktam 500 mg, ampisilin 1000 mg).



13.ANTIHEMOPHILIC FACTOR
Antihemophilic factor sebagai terapi kekurangan faktor VIII pada hemofilia A.
indikasi/manfaatnya yaitu
Sebagai terapi kekurangan faktor VIII pada hemofilia A.
dampak negatif:
protein Antihemophillic Factor (manusia) Hipersensitif pada protein tikus (Monoclonal Purified,Monoclate P, Hemofil M, Method M, );
peringatan :
pengawasan frekuensi detak jantung sebelum dan  selama pemakaian antihemophilic factor pada bahaya takikardia. Juga pengawasan kadar plasma antihemophilic factor sebelum dan sesudah  pengobatan.
Anemia dan hemolisis progresif bisa .terjadi pada perorangan dengan kelompok darah A, B dan AB yang menerima  dosis cukup besar ataupun dosis berulang memicu isohemagglutinin  kelompok darah A dan B. Hati-hati dengan risiko penularan virus hepatitis dan HIV pada pemakaian  human antihemophilic factor.
Dosis
Diberikan dosis 20-50 unit/kg beratbadan /dosis setiap 12-24 jam yang bisa
dinaikkan sesuai dengan keadaan. Perkiraan presentase kenaikan plasma
antihemophylic factor :unit yang  diperlukan =  beratbadan  (kg) x 0,5 x kenaikan F.VIII yang  ditentukan (% dari normal),




14.ASAM FOLAT
Asam folat  jangan diberikan pada anemia megaloblastik kecuali bersama vitamin B12, karena bisa memicu neuropati,
Asam folat esensial untuk sintesis DNA dan protein tertentu. kekurangan asam
folat atau vitamin B12 memicu anemia megaloblastik,
indikasi/manfaatnya yaitu
Pengobatan anemia megaloblastik kekurangan folat.
dampak negatif:
Jangan pernah diberikan tanpa vitamin B12 pada anemia megaloblastik atau
anemia kekurangan vitamin B12 lainnya karena risiko percepatan terjadi
degenerasi sub akut saraf spinal, folate-dependent malignant disease.
Dosis
Dosis harian yang disarankan (Recommended Daily Allowance/
RDA) :
Oral :
Neonatus prematur : 50 µg (~15 µg /kg beratbadan /hari)
Neonatus – 6 bulan : 25-35 µg
6 bulan – 3 tahun : 50 µg
 4 – 6 tahun : 75 µg
 7 – 10 tahun : 100 µg
 11 – 14 tahun : 150 µg
 > 15 tahun : 200 µg
kekurangan asam folat :
oral, IM dalam, IV, SC :
Bayi : 15 µg/kg beratbadan /dosis sehari atau 50 µg/hari
pasien anak : dosis pertama 1 mg/hari, dosis pemeliharaan 1-10 tahun: 0,1-
0,4 mg/hari, pasien anak >11 tahun: dosis pertama 1 mg/hari, dosis
pemeliharaan 0,5 mg/hari.
efeksamping obat:
gangguan  gastrointestinal, terlalu peka.Susah tidur, iritabilitas, kebingungan, malaise, pruritus, ruam,
 disediakan:  tablet 1 mg, 5 mg.




15.ASAM NALIDIKSAT
indikasi/manfaatnya yaitu
shigellosis,Infeksi saluran kemih,
dampak negatif:
kekurangan G6PD.
peringatan :
miastenia  gravis (risiko eksaserbasi, hindari paparan pada sinar matahari yang
berlebihan), kekurangan G6PD,memiliki riwayat epilepsi atau keadaan predisposisi kejang,
Jarang : kerusakan tendon (segera hentikan jika muncul gejala
nyeri atau inflamasi dan istirahatkan tungkai yang terkena, gangguan fungsi ginjal , reduksi urin false positive.porfiria, gangguan fungsi hati ,
 pengawasan darah rutin, fungsi ginjal dan hati jika pengobatan
lebih dari 2 minggu.
Dosis
Infeksi saluran kemih
Oral :
> 3 bulan: maksimal 55 mg/kg beratbadan /hari dalam 4 dosis terbagi. Untuk
pemakaian jangka lama dosis dikurangi menjadi 30 mg/kg beratbadan /hari.
Shigellosis
> 3 bulan 15 mg/kg beratbadan  tiap 6 jam selama 5 hari.
Diminum dalam perut kosong, 1 jam sebelum makan.
efeksamping obat:
dikeluhkan inflamasi dan kerusakan tendon,
anemia hemolitik, gagal ginjal, nefritis interstitial, gangguan fungsi hati
(ikterus kolestasis, hepatitis). diare (jarang : kolitis), pusing, lemah, gangguan tidur, ruam (jarang : sindroma Stevens-Johnson dan nekrolisis epidermal toksik), Mual, muntah, dispepsia, nyeri abdomen, jika muncul gangguan psikiatrik, neurologi atau reaksi terlalu peka (termasuk ruam) hentikan terapi,
pruritus. Lebih jarang : anoreksia, peningkatan urea dan kreatinin darah,
metabolik asidosis, mengantuk, gelisah, astenia, stres frustasi, kebingungan,
halusinasi, konvulsi, parestesi, peningkatan tekanan intrakranial,
kelumpuhan saraf otak,fotosensitif, hipersensitif (demam, urtikaria,
angioedema, atralgia, mialgia, anafilaksis), gangguan darah (eosinofilia,
leukopenia, trombositopenia). Gangguan penglihatan, pengecap,
pendengaran, penciuman.  
disediakan:
tablet 250 mg, 500 mg



16.AMPISILIN
indikasi/manfaatnya yaitu
endokarditis; osteomielitis yang dipicu oleh kuman yang sensitif,meningitis; kolesistitis; mastoiditis; infeksi ginekologik; septikemia; peritonitis;
dampak negatif:
Hipersensitif pada kelompok penisilin.
peringatan :
memiliki riwayat leukemia limfositik kronik , infeksi HIV,memiliki riwayat alergi, kerusakan ginjal, ruam eritematous ( terjadi pada glandular fever),
Dosis
 IV: Neonatus : 25 – 50 mg/kg beratbadan /dosis; usia 1 minggu : setiap 12 jam; usia
2 – 4 minggu : setiap 6 – 8 jam
 Bayi dan pasien anak Oral : 7,5 – 25 mg/kg beratbadan /dosis setiap 6 jam
 IV, IM : Infeksi biasa : 10 – 25 mg/kg beratbadan /dosis setiap 6 jam, infeksi berat:
50 mg/kg beratbadan /dosis setiap 4 jam
 Meningitis: injeksi IV lambat, 150-200 mg/kg beratbadan /hari dalam dosis terbagi.
efeksamping obat:
mual mulas perih kembung, diare; ruam (terlalu peka atau reaksi toksik jika
serius, maka pengobatan dihentikan); reaksi terlalu peka termasuk
anemia hemolitik, nefritis interstitial,urtikaria, angioedema, anafilaksis, reaksi serum sickness,
Jarang : gangguan koagulasi, kolitis; neutropenia, trombositopenia,
disediakan:
tablet 500 mg, 1000 mg
Kapsul 250 mg, 500 mg
Sirup 125 mg/5 mL [60 mL]
Sirup Forte 250 mg/5 mL [60 mL]
Serbuk injeksi (sebagai garam Na) 500 mg/vial
Injeksi 250 mg, 500 mg, 1 g




17.ASAM VALPROAT
indikasi/manfaatnya yaitu
Asam valproat tidak berkarakter sedasi dan efek pada kognitif dan perilaku lebih kecil dibandingkan fenobarbital,
Epilepsi: sindrom Lennox-Gastaut, spasme infantile, kejang parsial sederhana dan kompleks,Absens, kejang mioklonik, kejang  tonik klonik, epilepsi mioklonik tipe juvenile,
dampak negatif:
Valproat tidak boleh diberikan penderita penyakit hati atau gangguan fungsi
hati.
peringatan :
Penderita trombositopenia, gangguan agregasi trombositgangguan fungsi hati, pankreatitis, hiperamonemia  dan gangguan koagulasi ,pasien anak usia < 2 tahun, pasien anak dengan gangguan metabolik kongenital, serangan  kejang yang berat diiringi retardasi mental, gangguan perkembangan
otak. Dosis
Dosis inisial 10-15 mg/kg beratbadan /hari , dinaikkan secara perlahan lahan 5-10 mg/kg beratbadan /
minggu untuk mencapai tanggapan klinik yang optimal. Yang  sudah
tercapai dengan dosis di bawah 60 mg/kg beratbadan /hari. Jika tanggapan optimal tidak  tercapai, pengukuran kadar obat dalam plasma dilakukan untuk melihat apakah kadar terapeutik sudah tercapai (50-100 ìg/mL). Pemakaian obat  dengan dosis di atas 60 mg/kg beratbadan /hari tidak disarankan.
efeksamping obat:
sedasi, sefalgia, nistagmus, dizziness, eritema ,multiforme, ruam kulit , stres frustasi sumsum tulang , kelemahan
Mual, muntah, diare, gangguan penpencernaanan, nyeri abdomen, anoreksia,
peningkatan nafsu makan,  Gangguan fungsi hati, hiperamonemia ,dan pankreatitis
disediakan:
tablet salut gula : 150 mg, 250 mg dan 300 mg ,Sirup 250 mg/5 mL.



18.ASIKLOVIR
indikasi/manfaatnya yaitu
Pengobatan herpes simpleks neonatal, disseminated  varicella-zoster herpes genital primer, herpes simpleks neonatal, disseminated , pada pasien immunocompromised dengan penyulit susunan saraf pusat (SSP), ensefalitis herpes simpleks,paru
peringatan :
Pertahankan kecukupan hidrasi; gangguan fungsi ginjal ,
Dosis
pakai satuan dosis mg/kg beratbadan  untuk pasien anak < 2 tahun dan berdasar luas permukaan tubuh untuk pasien anak > 2 tahun.
Neonatus Herpes simplex
Dosis
IV : 20 mg/kg beratbadan /kali, selama minimum 14 hari.jeda waktu
Usia koreksi < 30 minggu : setiap 24 jam
Usia koreksi 30 – 32 minggu : setiap 18 jam
Usia koreksi > 32 minggu : setiap 12 jam
Pertimbangkan untuk mengurangi jeda waktu pada bayi yang berusia > 1
minggu, jika fungsi ginjal normal.
Preterm 10 mg/kg beratbadan /dosis setiap 12 jam.
Dosis bisa dikurangi, sesuai dengan kematangan fungsi ginjal. Aterm 10
mg/kg beratbadan /dosis setiap 8 jam selama 10-14 hari.
Bayi dan pasien anak Herpes simpleks (non ensefalitis)
IV :250 mg/m2
/dosis setiap 8 jam atau 5 mg/ kg beratbadan /dosis setiap 8 jam.
Oral < 2 tahun : 100 mg/dosis 5 kali/hari
> 2 tahun : 200 mg/dosis 5 kali/hari
Herpes simpleks ensefalitis, Varicella dengan komplikasi
IV : 500 mg/m2
/dosis setiap 8 jam atau 10 mg/ kg beratbadan /dosis setiap 8 jam
selama 10-14 hari.
Herpes zoster
Oral : 20 mg/kg beratbadan /dosis (maksimal 800 mg/dosis) 5 kali/hari
Immunocompromised
Herpes simpleks (dengan ensefalitis)
IV : 500 mg/m2
/dosis setiap 8 jam atau 10 mg/kg beratbadan / dosis setiap 8 jam
Pencegahan
Oral : < 2 tahun : 100 mg/dosis 3 – 4 kali sehari ; > 2 tahun : 200 mg/dosis
3 – 4 kali sehari
Herpes simpleks (tanpa ensefalitis)
Pengobatan Oral : < 2 tahun : 200 mg/dosis 5 kali sehari; > 2 tahun: 400 mg/
dosis 5 kali sehari
Varicella, herpes zoster
IV : 500 mg/m2
/dosis setiap 8 jam atau 10 mg/kg beratbadan / dosis setiap 8
jam.
Oral : 20 mg/kg beratbadan /dosis (maksimal 800 mg/dosis) 5 kali sehari Herpes zoster opthalmicus
IV : 500 mg/m2
/dosis setiap 8 jam atau 10 mg/kg beratbadan /dosis setiap 8 jam
Topikal : Salep mata 5 kali sehari selama 14 hari atau minimal selama 3 hari
sesudah sembuh sempurna
Herpes simpleks keratitis
Topikal : Salep mata 5 kali sehari selama 14 hari atau minimal selama 3 hari
sesudah sembuh sempurna.
Herpes simpleks
Topikal : 4 kali sehari selama 5 hari, dimulai saat pertama kali lesi muncul.
efeksamping obat:
penurunan nilai hematologik peningkatan kadar urea darah dan kreatinin,
pusing, kelelahan, inflamasi lokal pada pemakaian infus IV (jarang terjadi
ulserasi), tremor, somnolen, psikosis, kejang  dan koma,kebingungan, halusinasi, agitasi, Ruam, mual mulas perih kembung, peningkatan bilirubin dan enzim hati,
disediakan:
Salep : 5 %. Salep mata : 3 %,Suspensi oral: 200 mg/5 mL.
Injeksi : 250 mg, 500 mg, 25 mg/mL, [10 mL, 20 ml]. tablet : 200 mg, 400 mg,
800 mg.



19.ASPIRIN / ASAM ASETIL SALISILAT
memiliki efek antipiretik, antiplatelet,anti inflamasi, analgesik,
indikasi/manfaatnya yaitu
nyeri dan inflamasi pada reumatoid artritis,  Demam, nyeri, inflamasi, pusing,gangguan muskuloskeletal lainnya (termasuk artritis juvenil)
dampak negatif:
terlalu peka pada asam asetilsalisilat atau NSAID yang lain (termasuk
asma, angioedema, urtikaria atau rinitis), tukak lambung, hemofilia dan
gangguan perdarahan lainnya. pasien anak < 12 tahun (sindrom Reye) kecuali untuk
artritis juvenil (penyakit Still). peringatan :
kekurangan G6PD (Glucose-6-phospat dehidrogenase); dehidrasi,Asma, alergi, kerusakan ginjal atau hati,
Dosis
Bersama atau sesudah makan, pasien anak < 12 tahun tidak disarankan.
Demam, Nyeri ringan sampai sedang :
300 – 900 mg tiap 4 – 6 jam jika diperlukan.
Analgesik dan antipiretik :
Oral, rektal : 10-15 mg/kg beratbadan /dosis setiap 4-6 jam; dosis maksimal 4 g/hari.
Artritis Juvenil :
Oral, bersama atau sesudah makan, keadaan akut : < 130mg/kg beratbadan /hari dalam
dosis terbagi 5 – 6. Dosis pemeliharaan : 80-100 mg/kg beratbadan /hari dalam dosis
terbagi. Kadar salisilat harus dikendali pada pemakaian dosis tinggi.
efeksamping obat:
Gangguan pendengaran seperti  tinitus (jarang terjadi tuli), vertigo, kebingungan, reaksi terlalu peka (angioedema, bronkospasme dan ruam), peningkatan waktu perdarahan, edema (jarang terjadi), miokarditis, gangguan darah (terutama
trombositopenia). Bronkospasme, GI discomfort atau mual, ulserasi diiringi perdarahan gastrointestinal (pemakaian bersama susu air minum, makanan,
 menurunkan gangguan pada saluran pencernaan), juga perdarahan
lainnya (contohnya subkonjungtiva)Pada  ringan dan tidak sering
terjadi pada pemakaian dosis rendah
disediakan:
tablet 50, 80, 100, 160, 500 mg,Supositoria 150 mg, 300 mg,




20.AZATIOPRIN
Azatioprin sebagai obat immunosupresi
indikasi/manfaatnya yaitu
sebagai immunosupresi pada penyakit autoimmun, seperti systemic lupus
erithematosus, reumatoid artritis berat yang tidak efektif pada  pengobatan sindroma nefrotik dan Chron’s disease,pengobatan konvensional,
Sebagai pencegahan rekasi penolakan pada pasien penerima transplantasi
organ dengan kortikosteroid, radiasi lokal atau agen sitotoksik lain dampak negatif:
pemakaian bersama dengan mycophenolate,Hipersensitif terhada azatioprin atau salah satu komponennya.
peringatan :
Hati-hati pemakaiannya pada penderita dengan
gangguan hati dan ginjal; hitung jenis sel darah putih diperlukan untuk
mencegah terjadi leukopenia,
Pemakaian immunosupresi dalam waktu yang lama bisa memicu risiko
terjadi neoplasma, kanker kulit dan stres frustasi sumsum tulang yang
berkarakter menetap, Penurunan dosis hingga 25-33% pada
pemakaian azatioprin bersama dengan alopurinol,
efeksamping obat:
Mata : retinopati
Respirasi : edem pulmo
GIT : hepatotoksik,anoreksia, nausea, muntah, diare, mukositis, pankreatitis,
Kulit : alopesia,rash
Hematologi : pansitopenia,anemia, leukopenia, trombositopenia,
Muskuloskletal : atralgia
Lain-lain : serum sickness,
Dosis
Dosis pertama : 2-5 mg/kg beratbadan /hari, dosis pemeliharaan : 1-3 mg/kg beratbadan /hari
disediakan:
Injeksi: 100 mg vial,tablet: 50 mg, 75 mg, 100 mg



21. ATENOLOL
Atenolol yaitu antagonis beta-adrenoseptor.
indikasi/manfaatnya yaitu
angina,Aritmia, tekanan darahtinggi,
dampak negatif:
syok kardiogenik; asidosis metabolik; penyakit arteri perifer
berat; feokromositoma (kecuali dipakai bersama alfa-bloker),gagal jantung, bradikardia, hipotensi, blok atrioventrikuler derajat 2 dan 3, Asma atau memiliki riwayat penyakit obstruksi jalan napas (kecuali jika tidak ada  obat alternatif);
peringatan :
memiliki riwayat terlalu peka (meningkatkan reaksi pada
alergen dan juga mengurangi tanggapan pada epinefrin),Blok atrioventrikuler derajat 1, gangguan fungsi hati pada tekanan darahtinggi  portal; dosis dikurangi pada pasien dengan kerusakan ginjal, diabetes melitus (sedikit penurunan pada toleransi glukosa, menutupi gejala-gejala hipoglikemia),
Dosis
Oral :
Dosis pertama : 0,8–1 mg/kg beratbadan /dosis diberikan setiap hari; kisaran 0,8-1,5 mg/
kg beratbadan /hari; dosis maksimal 2 mg/kg beratbadan /hari, jangan melebihi
dosis maksimal pasien dewasa 100 mg/hari.
IV : Dosis : 0,02–0,05 mg/kg beratbadan /kali setiap 5 menit sampai munculnya
tanggapan (maksimal 4 dosis), dilanjutkan 0,1 – 0,2 mg/kg beratbadan /dosis
(maksimal 10 mg/dosis) setiap 12 jam jika diperlukan
efeksamping obat:
Gangguan saluran pencernaan (kejang perut,mual, muntah, diare, sembelit, ),
bradikardia, gagal jantung, kelelahan, tangan dan kaki dingin, bronkospasme,
gangguan konduksi,  hipo atau hiperglikemi, ruam, dan mata kering (sindroma okulomukokutaneus) –  jarang terjadi dan reversibel pada penghentian obat,hipotensi, gangguan tidur, stres frustasi, kebingungan,
 disediakan:
tablet : 50 mg ,Injeksi : 0,5 mg/mL [10 mL].



22.ATROPIN SULFAT
indikasi/manfaatnya yaitu
Premedikasi, untuk mencegah terjadi refleks vagal, sebagai
parasimpatolitik dari antikolinesterase contohnya dispepsia,  irritable bowel syndrome, divertikulosisneostigmin, keracunan  organofosfat,
dampak negatif:
stenosis pilorik,Ileus paralitik,
peringatan :
tekanan darahtinggi, refluks gastro-esofageal, demam,Sindroma Down, pasien anak-pasien anak, kolitis ulserativa, diare, hipertiroid, gangguan jantung,
Dosis
Pada neonatus
Intubasi endotrakeal (dengan suksametonium dan morfin )
IV : 20 mikrogram/kg beratbadan /kali. Diberikan sebelum suksametonium (pelumpuh otot).
Resusitasi
IV : 0,02 mg/kg beratbadan /dosis
Premedikasi :
Bayi dan pasien anak :
IM : < 5 kg : 0,02 mg/kg beratbadan /dosis 30 – 60 menit pre operasi kemudian
setiap 4 – 6 jam sesuai kebutuhan. pemakaian dosis minimum
0,1 mg pada neonatus < 5 kg akan menghasilkan dosis > 0,02 mg/
kg beratbadan , belum ada catatan tentang dosis minimum pada kelompok
usia ini.
 > 5 kg : 0,01-0,02 mg/kg beratbadan /dosis hingga maksimal 0,4 mg/dosis
30-60 menit preoperasi dosis minimum 0,1 mg. Bradikardia :
IV : 0,02 mg/kg beratbadan , dosis minimum 0,1 mg, dosis tunggal maksimal
0,5 mg untuk pasien anak dan 1 mg untuk pasien remaja; bisa diulang dalam
5 menit; dosis total maksimal 1 mg untuk pasien anak dan 2 mg untuk
pasien remaja. (pada neonatus bradikardia, jika tidak memberikan
tanggapan lakukan perbaikan oksigenasi dan pemakaian epinefrin).
Penghambat blok neuromuskuler :
injeksi IV 2-3 menit sebelum antikolinesterase, 20 mikrogram/kg beratbadan .
Keracunan organofosfat :
injeksi IM atau IV (tergantung keparahan keracunan) : 20 mikrogram/kg beratbadan  
tiap 5-10 menit sampai terjadi atropinisasi (kulit berwarna merah dan panas,
kering, midriasis, dan muncul takikardia), selanjutnya setiap 1-4 jam selama
minimum 24 jam.
Resusitasi : IV : 0,02 mg/kg beratbadan /dosis
efeksamping obat:
penurunan sekresi
bronkus, retensi urin, midriasis dengan kesulitan akomodasi, mual, muntah,
pusing.
Mulut kering; pandangan kabur, fotofobia, kulit kemerahan dan kering, ruam,
kesulitan miksi. Jarang terjadi : aritmia, takikardia, palpitasi, heat prostration
dan kejang, terutama pada pasien anak yang transien (dilanjutkan dengan aritmia,takikardi, palpitasi ), demam, konstipasi, bradikardia
disediakan:
ampul 600 mikrogram/mL (1 mL) Injeksi, larutan, sebagai sulfat : 0,25 mg/mL (1 mL) 1 mg/mL (1 mL, 2 mL),




23.BETAMETASON (TOPIKAL)
Betametason yaitu kortikosteroid topikal yang poten.
Sinonim   Flubenisolone  Kelas Terapi  kortikosteroid ,anti inflamasi,
indikasi/manfaatnya yaitu
Inflamasi kulit berat termasuk psoriasis , pruritus intractable, dermatitis bersentuhan , dermatitis atopik,  dermatitis seboroik, lichen planus,
dampak negatif:
infeksi jamur sistemik, terlalu peka pada betametason,Infeksi kulit yang tidak diobati atau luka terbuka, rosasea, akne, dermatitis perioral,
peringatan :
infeksi sekunder perlu diobati dengan antimikroba yang sesuai. pakai hati�hati pada pasien dengan hipotiroid, sirosis, kolitis ulserativa, efek sistemik
kemungkinan tampak.
Hindari pemakaian dalam waktu yang lama, supresi adrenal jika dipakai pada
permukaan area yang luas atau untuk waktu yang lama, luka terbuka,
hindari pemakaian pada wajah lebih dari 7 hari dan daerah inguinal,
Dosis
> 2 tahun, dioleskan tipis 1-2 kali sehari sampai terjadi perbaikan, kemudian
frekuensi pengolesan dikurangi.
efeksamping obat:
jerawat pada tempat pemakaian; supresi aksis hipotalamus-hipofisisadrenal pada pemakaian jangka lama atau menyebar (terutama dengan
balut), katarak, glaukoma,ulkus peptikum, mual, muntah,
Eksaserbasi infeksi lokal; perubahan atropik lokal terutama pada wajah
dan lipatan kulit, ditandai dengan penipisan dermis, depigmentasi, dilatasi
pembuluh darah superfisial dan terbentuknya dermatitis perioral; striae;
disediakan:
Salep 0,1% [ 5 g ]; 0,05 % [ 5 g, 10 g ] ,Krim 0,1% [ 5 g, 10 g, 15 g ];
0,05 % [ 5 g, 10 g ]




24.BENZATIN PENISILIN
indikasi/manfaatnya yaitu
Faringitis yang dipicu oleh sifilis,profilaksis demam rematik,Streptokokus, carrier difteri  dan infeksi  treponema lain (ulkus tropikum),
dampak negatif:
terlalu peka pada injeksi intravaskular, neurosifilis, penisilin,
peringatan :
memiliki riwayat alergi; gagal ginjal.
Dosis
Faringitis streptokokal; profilaksis primer demam rematik
Injeksi IM dalam :
< 30 kg, 450 – 675 mg dosis tunggal.
> 30 kg, 900 mg dosis tunggal
Profilaksis sekunder demam rematik :
injeksi IM dalam :
> 30 kg, 900 mg setiap 3-4 minggu dosis tunggal
< 30 kg, 450 mg setiap 3-4 minggu dosis tunggal
Sifilis kongenital (jika tidak ada dalam CSF) :
injeksi IM dalam : < 2 tahun dosis tunggal 37,5 mg/kg beratbadan .
Infeksi Treponema lain (ulkus tropikum) :
injeksi IM dalam : 450 mg dosis tunggal.
efeksamping obat:
Reaksi terlalu peka termasuk nyeri sendi, ruam, urtikaria, demam,
reaksi serum sickness, anemia hemolitik, toksisitas ,nefritis
interstitial, angioedema, anafilaksis,neutropenia, trombositopenia, gangguan koagulasi ,reaksi Jarisch-Herxheimer,
SSP (pada dosis tinggi atau gagal ginjal berat),
Jarang terjadi reaksi non-alergik (embolictoxic), nyeri dan inflamasi pada
tempat suntikan. disediakan:
Serbuk injeksi : 1,2 juta IU/mL (vial 4 mL), 2,4 juta IU/mL (vial 10 mL).




25.BENZIL PENISILIN
indikasi/manfaatnya yaitu
gas gangren, aktinomikosis, pembusukan otak, leptospirosis, antraks,
selulitis, osteomielitis,Pneumonia, infeksi tenggorokanan, otitis media, penyakit Lyme, endokarditis streptokokus, infeksi meningokokus, enterokolitis nekrotika, fasciitis nekrotika,
0dampak negatif:
jangan diberikan intratekal ,Hipersensitif pada penisilin,
peringatan :
gagal jantung,memiliki riwayat alergi, gagal ginjal ,
Dosis
Infeksi ringan sampai sedang pada organisme yang sensitif
Injeksi IM atau IV lambat atau infus IV
Neonatus : 50 mg/kg beratbadan /hari dalam 2 dosis terbagi; 1 – 4 minggu: 75 mg/
kg beratbadan /hari dalam 3 dosis terbagi; 1 bulan – 12 tahun: 100 mg/kg beratbadan /hari
dalam 4 dosis terbagi. Pada infeksi berat dipakai dosis yang lebih tinggi.
Infeksi meningokokus
Injeksi IV lambat atau infus IV. Bayi prematur dan neonatus: 100 mg/kg beratbadan /
hari dalam 2 dosis terbagi; < 1 bulan: 150 mg/kg beratbadan /hari dalam 3 dosis
terbagi; 1 bulan - 12 tahun : 180 – 300 mg/kg beratbadan /hari dalam 4–6 dosis terbagi
Sifilis kongenital
Injeksi IM atau IV lambat < 2 tahun : 30 mg/kg beratbadan /hari dalam 2 dosis terbagi
selama 10 hari; > 2 tahun : 120 – 180 mg/kg beratbadan /hari (maksimal 1,44 g/ hari)
dalam dosis terbagi selama 14 hari.
efeksamping obat:
Reaksi terlalu peka (urtikaria, anafilaksis,demam, kemerahan, angiodema, nyeri
sendi, ruam, reaksi seperti anemia hemolitik,
nefritis interstisial, serum sickness ), trombositopenia, gangguan
koagulasi, diare, kolitis, neutropenia,toksisitas SSP (kejang, koma, ensefalopati berkaitan dengan gagal ginjal berat atau
dosis tinggi ), gangguan elektrolit, reaksi Jarisch –
Herxheimer (selama pengobatan sifilis dan infeksi spirochaeta yang lain,
kemungkinan berkaitan dengan pelepasan endotoksin), tromboflebitis pada lokasi injeksi, atau inflamasi, flebitis ,
disediakan:
Injeksi ( serbuk untuk larutan injeksi ), natrium benzil penisilin 600 mg, vial (
1 juta unit ), 3 gram vial ( 5 juta unit)




26.BETAMETASON
Betametason yaitu kortikosteroid.
indikasi/manfaatnya yaitu
terapi substitusi kortikosteroid (replacement)Anti inflamasi, imunosupresan,
dampak negatif:
infeksi jamur sistemik. Hipersensitif pada kortikosteroid,
peringatan :
kolitis ulserativa, Hipotiroid, sirosis hepatis, pemakaian preparat
betametason topikal – pemakaian tidak disarankan pada pasien anak < 12
tahun. Dosis
Oral : pakai bersama makanan untuk mengurangi efek pada
saluran pencernaan. pakai dosis terendah sebagai dosis
pertama untuk pasien insufisiensi adrenokortikal (physiologic
replacement) : 0,0175-0,25 mg/kg beratbadan /hari dibagi setiap 6-8
jam, atau 0,5-7,5 mg/m2/hari dibagi setiap 6-8 jam.
Parenteral : kocok suspensi  injeksi sebelum dipakai,Jangan pakai suspensi injeksi secara IV;
IM:
pasien anak : pakai dosis terendah sebagai dosis pertama untuk pasien
insufisiensi adrenokortikal (physiologic replacement):
0,0175-0,125 mg basa/kg beratbadan /hari dibagi setiap 6-12 jam, atau
0,5-7,5 basa/m2/hari dibagi setiap 6-12 jam.
pasien remaja : 0,6-9 mg/hari dibagi setiap 12 – 24 jam
efeksamping obat:
fraktur. Mata : katarak, glaukoma,Kardiovaskuler : vertigo, kebingungan,edema, tekanan darahtinggi, SSP : kejang,
pusing. Kulit : hiperpigmentasi, akne, striae, hipopigmentasi atau
atropi kulit, eritema, ruam, kering,perlambatan penyembuhan luka,
Endokrin dan metabolik :  supresi
aksis hipofisis-adrenal, menghambat pertumbuhan, intoleransi glukosa, sindroma Cushing, hipokalemia,retensi natrium,
Gastrointestinal : tukak lambung, mual, muntah Lokal : rasa
terbakar, gatal, perih, pembusukan steril. Neuromuskuler dan skeletal : kelemahan otot, osteoporosis,
disediakan:
tablet: 0.5 mg (dalam bentuk Valerat), Sirup (sebagai basa) : 0,6 mg/5 mL,
tablet (sebagai basa) : 0,6 mg



27.PREPARAT JIKAS LAMBUNG (BOWEL WASHOUT PREPARATIONS)
indikasi/manfaatnya yaitu
tidak dipakai sebagai pengobatan sembelit, Larutan pencuci perut dipakai sebelum operasi kolon, kolonoskopi atau  pemeriksaan radiologi untuk memastikan bahwa perut telah bebas dari massa padat,
Dosis
dipakai hati-hati pada pasien umur < 2 tahun.
disediakan: jikas lambung terutama untuk kolonoskopi.
Oral, Nasogastrik : diberikan lebih dari 4 – 6 jam.
 < 1 tahun : 100 mL; 1 – 5 tahun : 1500 mL; 6 – 10 tahun : 1750 mL; 10 tahun
: 2 – 3 mL.
Keracunan, Meconium ileus equivalent, Konstipasi berat
Oral, Nasogastrik : 30 mL/kg beratbadan /jam selama 4 – 8 jam sampai effluent bersih.
bisa diberikan pengobatan beberapa hari untuk konstipasi yang berat.
disediakan:
Sol, Serbuk



28.BUSULFAN
Busulfan sebagai obat anti neoplasma (Alkylating agent).
indikasi/manfaatnya yaitu
sebagai terapi chronic myeloblastic leukemia, imunosupresi pada  transplantasi sumsum tulang,
dampak negatif:
Hipersensitif pada busulfan dan komponennya. Kegagalan tanggapan
sebelumnya.
peringatan :
 informasi pasien diperlukan jika ada kesulitan bernafas, batuk, panas, perdarahan. busulfan bisa merangsang terjadi penurunan semua komponen darah,hipoplastik sumsum tulang berat;
hati-hati pada pemakaian bersamaan  dengan obat imunosupresi yang lain ataupun radioterapi, pengawasan hitung  jenis sel darah putih, trombosit, hemoglobin, tes fungsi hati, alkali fosfatase  pada efeksamping obat,
salah satu metode untuk  mencegah efeksamping obat: kejang sesudah pemakaian busulfan dosis tinggi (16 mg/kg beratbadan /hari) dengan pemakaian fenitoin 15 mg/kg beratbadan  pada terapi pertama
loading dose, dilanjutkan dosis pemeliharaan sampai 24 jam sesudah pemakaian busulfan.
Dosis
Induksi-Remisi CML : 0,06-0,12mg/kg beratbadan /hari sehari sekali atau 1.8 – 4,6 mg/m2
. Dosis titrasi dipertahankan apa jika jumlah sel darah putih > 40.000/m3
, penurunan dosis menjadi 50% jika jumlah sel darah putih antara 30.000 –
40.000/m3
, jika jumlah sel darah putih < 20.000/m3
, maka obat dihentikan.
Transplantasi sumsum tulang : 1 mg/kg beratbadan /dosis setiap 6 jam dalam 16 dosis,


29.BUDESONID
indikasi/manfaatnya yaitu
Inhalasi oral: obat pengendali asma bronkial yang persisten, terutama
sedang-berat. Diberikan MDI (metered dose inhaler) dengan spacer saja pada
usia 4 – 6 tahun, jika diatas 6 tahun bisa MDI atau DPI (dry powder inhaler).
Tidak diindikasi/manfaatnya  untuk bronkospasme. Intranasal: rinitis alergika, rinitis
perennial. Nebulizer: pemakaian untuk pengendali  disarankan
untuk bayi atau pasien anak kecil yang tidak kooperatif. dampak negatif:
Hipersensitif pada Budesonid.
peringatan :
pemakaian inhalasi  harus sangat berhati-hati pada tuberkulosis paru, infeksi sistemik yang  tidak diobati, herpes simpleks opthalmikus,Jarang : peningkatan tekanan intraokuler, glaukoma, katarak pada kortikosteroid inhalasi.,
Hindari pemakaian dosis yang lebih besar dari dosis yang disarankan,
supresi aksis hipotalamus, hipofisis adrenal, menghambat pertumbuhan,
bisa terjadi sindroma Cushing. pemakaian inhalasi, nebuliser, intranasal
menggantikan kortikosteroid sistemik tidak bisa menyamarkan alergi
yang telah terkendali dengan kortikosteroid sistemik.
Dosis
Inhalasi Intranasal :
Dosis pertama :
> 6 tahun: 8 semprotan (256 mikrogram)/hari. 2 semprotan pada setiap
lubang hidung pada pagi hari dan sore hari, atau 4 semprotan pada setiap
lubang hidung pada pagi hari. sesudah gejala berkurang ( 3-7 hari),
kurangi dosis secara perlahan-lahan setiap 2 – 4 minggu sampai mencapai
dosis efektif yang paling rendah (32 mikrogram/semprotan).
Dosis maksimal :
< 12 tahun : 4 semprotan (128 mikrogram), 1 kali 2 semprotan/lubang
hidung/hari.
>12 tahun : 8 semprotan ( 256 mikrogram), 1 kali 4 semprotan/lubang
hidung/hari
Nebuliser :
2 bulan – 8 tahun : untuk mengontrol asma dosis harus ditambah secara
perlahan-lahan sehingga mencapai dosis efektif yang paling rendah.
Oral Inhalasi :
pemakaian bisa dimulai dengan dosis rendah kemudian secara perlahan lahan
dinaikkan jika belum berhasil atau dosis tinggi kemudian diturunkan hingga
mencapai dosis efektif yang paling rendah. Dosis pertama : 2 kali 1 semprot/hari (2
x 100 mikrogram) Dosis maksimal : 2 kali 2 semprot/hari (2 x 200 mikrogram) Anjuran GINA (2002)
Asma intermiten : Tidak perlu diberi obat pengendali. Asma persisten ringan
: 100 - 400 mikrogram/hari. Asma persisten sedang : 400 - 800 mikrogram/
hari. Asma persisten berat: > 800 mikrogram/hari ditambah obat lain
contohnya teofilin lepas lambat, beta-2 agonis kerja panjang, leukotrien atau
oral steroid. jika asma telah terkendali dan tetap terkendali selama 3 bulan
dosis diturunkan perlahan-lahan secara perlahan lahan, sampai dosis minimal
untuk mengendalikan tercapai.
efeksamping obat: Efek sistemik jarang, striae dan lebam
ringan, risiko glaukoma dan katarak sedikit meningkat, supresi adrenal,
penurunan metabolisme tulang dan hambatan pertumbuhan pasien anak. pemakaian spacing devices akan mengurangi kejadian kandidiasis. lokal termasuk kandidiasis orofaringeal, disfonia dan kadang kadang batuk akibat iritasi alergi jalan napas atas.
Risiko efek sistemik kortikosteroid  inhalasi yaitu kecil dan tergantung pada dosis dan potensi kortikosteroid,
juga keterdisediakan: hayati (bioavailabilitas) dan waktu paruh fraksi yang
terabsorbsi secara sistemik.
disediakan:
Inhaler : 200 mikrogram/hirup. Respules : 0,25 mg/mL [ 2 mL ]; 0,5 mg/mL [ 2 mL ],Aerosol: 50 mikrogram/semprot, 100
mikrogram/semprot, 200 mikrogram/semprot.
Serbuk inhalasi oral : 200 mikrogram/inhalasi (104 gram ). Suspensi untuk
inhalasi nasal : 50 mikrogram/inhalasi (7 gram). Suspensi nasal spray : 32
mikrogram/semprotan (8,6 gram).



30.BUPIVAKAIN HCL
Bupivakain HCl yaitu anestetik lokal.
indikasi/manfaatnya yaitu
mengurangi nyeri sesudah bedah,Anestesi infiltrasi, blok saraf perifer dan saraf simpatik, anestesi epidural dan spinal,
dampak negatif:
anestesi spinal atau epidural pada pasien dehidrasi atau hipovolemik,
Infeksi kulit disekitar tempat penyuntikan, inflamasi, terapi antikoagulan,
anemia berat, penyakit jantung berat,
peringatan :
Gangguan pernapasan, kerusakan hati , epilepsi, porfiria.
Dosis
Dosis kumulatif maksimal yang aman 1,5 mg/kg beratbadan  dari larutan bupivakain
0,25%. Bayi dan pasien anak : Infiltrasi lokal, spinal/epidural/regional anestesia,
blok saraf, dosis dinaikkan hingga 2 mg/kg beratbadan  (maksimal 200mg).
Infus : 0,125 – 0,375 mg/kg beratbadan /hari (0,125 % sol).
 pakai dosis lebih rendah untuk pasien debil, epilepsi atau sakit akut.
 Jangan pakai larutan yang mengandung pengawet.
 untuk anestesi spinal, epidural, kaudal atau regional. Dosis bermacam macam
berdasar prosedur, dalam anestesi, pendarahan jaringan, lama
anestesi dan keadaan pasien; Blok kaudal: 1-3,7 mg/kg beratbadan  (dengan atau
tanpa epinefrin, tanpa bahan pengawet); Blok epidural : 1,25 mg/kg beratbadan /
dosis (tanpa bahan pengawet); Blok saraf perifer : 5 mL larutan 0,25%
atau 0,5 % (setara dengan 12,5 atau 25 mg). Dosis maksimal : 400 mg/
hari; Blok saraf simpatik : 20-50 mL larutan 0,25 % (tanpa epinefrin);
Infus epidural berkelanjutan (kaudal atau lumbal)
belum cukup data untuk neonatus, bayi dan pasien anak
Bolus : 2 - 2,5 mg/kg beratbadan  (0,8-1 mL/kg larutan 0,25 %) Infus
Umur Dosis Dosis (larutan 0,25 %)
Dosis (larutan 0,125 %) Dosis (larutan 0,05 %)
Neonatus dan bayi ≤ 4 bulan 0,2-0,25 mg/kg beratbadan /jam
0,08-0,1 ml/kg beratbadan /jam 0,16-0,2 ml/kg beratbadan /jam  0,4-0,5 ml/kg beratbadan /jam   Bayi > 4 bulan  dan pasien anak 0,4-0,5 mg/
kg beratbadan /jam  0,16-0,2 ml/kg beratbadan /jam
0,32-0,4 ml/kg beratbadan /jam 0,8-1 ml/kg beratbadan /jam
efeksamping obat:
jarang : parestesi selintas (transien) dan paraplegia,
Pada dosis berlebih atau sesudah IV :gelisah, tremor, light-headedness, pusing, pandangan  kabur,  Kadang-kadang : kehilangan kesadaran dan gagal napas,konvulsi yang segera dilanjutkan olehdrowsiness, Toksisitas kardiovaskuler
termasuk hipotensi, blok jantung dan henti jantung. terlalu peka
dan reaksi alergi. Sesekali anestesi epidural memicu retensi urin,
inkontinensia fekal, pusing, nyeri punggung atau hilangnya sensasi
perineal.
disediakan:
Larutan injeksi 2,5 mg/mL (0,25%) [vial 20 mL], 5 mg/mL (0,5%) [vial 20 mL],
5 mg/mL (0,5%) dalam glukosa 75 mg/mL (7,5%) [ampul 4 mL]. Infus 0,125%
[100 mL, 200 mL] 0,25% [100 mL]



31.CETIRIZIN DIHCL
indikasi/manfaatnya yaitu
 Rinitis alergi, alergi yang dipicu oleh serbuk sari dan kapuk pada
pasien dewasa dan pasien anak di atas 2 tahun. Dengan gejala : pruritus sekitar hidung dan mata , mata yang berair,bersin-bersin, hidung berlendir,
 Urtikaria kronik: pengobatan untuk manifestasi kulit dari urtikaria kronik
idiopatik pasien dewasa dan pasien anak di atas 2 tahun.
dampak negatif:  terlalu peka pada cetirizin diHCL, Wanita menyusui.
Peringatan
 Hindari pemakaian obat saat mengemudi maupun mengoperasikan
mesin.
 Tidak disarankan pemakaian pada wanita hamil, kecuali sangat
diperlukan.
 Keamanan dan efktivitas pada pasien anak < 2 tahun belum diteliti lebih lanjut.
 Kurangi dosis pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal.
 Kategori B.
efeksamping obat:
Nyeri kepala, agitasi, rasa kering di mulut, mual.
disediakan:
Drop 30 mL, tablet 10 mg, 5 mg tablet kunyah: 10 mg, 5 mg, Sirup : 5 mg/5 ml, 60 ml
 



pemakaian obat huruf ABC pemakaian obat huruf  ABC Reviewed by bayi on Mei 25, 2022 Rating: 5

About

LINK VIDEO