obat P R S T V Z

 



PEMAKAIAN OBAT  HURUF   P R  S T  V Z

daftar isi


1.PIRAZINAMID
2.PETIDIN HCL
3.PENISILAMIN
4.PENTAMIDIN ISETIONAT
5.POTASIUM KLORIDA
6.PRAZIQUANTEL
7.PREDNISOLON
8.POLYGELINE
9.PREDNISON
10.PROKAINAMIDA HCL
11.PROKAIN BENZIL PENISILIN
12.PROGUANIL HCL
13.PROMETAZIN HCl
14.PROPRANOLOL
15.PROTAMIN SULFAT
16.RANITIDIN
17.RIFAMPISIN
18.SEFALOSPORIN
19.SEFTAZIDIM
20. SIANOKOBALAMIN (Vitamin B12)
21.SEFTRIAKSON
22.SERUM DAN IMUNOGLOBULIN
23.SIKLOFOSFAMID
24.SIKLOSPORIN
25.SITARABIN
26.STREPTOMISIN
27.SISPLATIN
28.STAVUDIN (D4T)
29.SIPROFLOKSASIN
30.SIMETIDIN
31.TOPIRAMATE
32.TACROLIMUS
33.TENOFOVIR (TDF)
34. TRIAMCINOLONE
35.TRANEKSAMAT  ASAM
36.VINKRISTIN
37.VANKOMISIN
38.VINBLASTIN
39.ZINC, SUPLEMEN
40.ZIDOVUDIN (AZT)
41.ZAFIRLUKAST







1.PIRAZINAMID
Manfaat :
Tuberkulosis, dicampur dengan OAT lain, diberi selama 2 bulan pada tahap inisial,
tidak diberikan kepada pasien :::
porfiria,Gangguan fungsi hati berat,
Peringatan :
DM (pemantauan komposisi glukosa darah – bisa berubah secara tiba-tiba), gout,
Gangguan fungsi hati (pemantauan fungsi hati), gangguan fungsi ginjal,
dosis:
Tuberkulosis (tahap awal terapi campuran)
Oral : Bila diberi setiap hari dosis: 15 - 30 mg/kg beratbadan /hari (maksimal 2 g/hari), bila 2 – 3 kali seminggu dosis: 50 – 70 mg/kg beratbadan /dosis: (maksimal
3 – 4 g/dosis:).
efek samping :  
Bisa juga muncul hiperurisemia , iritasi gastrointestinal, dermatitis, lemah, demam,gout,hepatotoksik, disuria, artralgia, anoreksia,
ada:
Tablet 500 mg



2.PETIDIN HCL
Petidin merupakan analgesik opioid.
Manfaat :
Mengatasi nyeri sedang sampai berat, juga sebagai terapi tambahan selama
analgesik postoperatif,pembedahan mayor ,
tidak diberikan kepada pasien :::
ada risiko ileus paralitik, feokromositoma,kejang, perut akut, menaikkan tekanan intrakranial , trauma kepala, pasien pengidap Gangguan ginjal yang berat, alkoholisme berat, stres respirasi akut,
Peringatan :
hipotensi, hipertrofi prostat,Gangguan fungsi hati, hipotiroidisme, asma, gangguan kesadaran,
dosis:
 Nyeri akut: IM = 0,5-2 mg/kg beratbadan , 4 = 0,5-1 mg/kg beratbadan  
 Premedikasi : suntikan IM 1 jam pra bedah 1 mg/kg beratbadan  
 Analgetik selama pembedahan: suntikan 4 lambat 250 mg/kg beratbadan  ulangi
setiap 40-60 menit bila diperlukan.
efek samping :  
konstipasi, drowsiness, anoreksia, hipotensi postural, ketergantungan psikis,bradikardia , takikardia, palpitasi, mual mulas perih kembung mulas perih kembung,
ada:
suntikan 50 mg/mL
Pirantel
Manfaat :
enterobiasis , trichostrongyliasis, infeksi nematoda jaringan,Askariasis, infeksi cacing tbatas,
Peringatan :
Gangguan fungsi hati (kurangi dosis:).
dosis:
Oral
Askariasis, trichostrongyliasis
10 mg/kg beratbadan  dosis: tunggal
Infeksi cacing tbatas
10 mg/kg beratbadan  dosis: tunggal, pada infeksi berat: 10 mg/kg beratbadan /hari selama 4  hari.
Enterobiasis
10 mg/kg beratbadan  dosis: tunggal diteruskan dengan dosis: kedua sesudah 2 – 4 minggu.
efek samping :  
insomnia, ruam, menaikkan enzim hati,gangguan saluran cerna ringan, pusing,  insomnia,
ada:
Tablet 100 mg, 125 mg, 250 mg ,Mixtura 50 mg/mL ,Tablet kunyah 250 mg ,
Suspensi oral 50 mg/mL ,


3.PENISILAMIN
Penisilamin sebagai antidotum keracunan  tembaga timah hitam
Manfaat :
reumatoid artritis berat,
Keracunan logam berat   tembaga timah hitam  ,penyakit Wilson,
tidak diberikan kepada pasien :::
terlalu peka, lupus eritematosus,
Peringatan :  
pengawasan tes darah ,gangguan fungsi ginjal  dan urin rutin selama pengobatan, Hindari terapi besi secara oral dalam dua jam sesudah  pemberian,  konsultasi dokter  bila timbul gejala depresi sumsum tulang seperti lebam,
perdarahan, purpura, infeksi, nyeri tenggorokan,
 hindari terapi imunosupresan,emas, klorokuin ,
dosis:
Keracunan logam berat
Oral : 20 – 25 mg/kg beratbadan /hari dalam dosis: terbagi.
Penyakit Wilson
Oral : Sampai 20 mg/kg beratbadan /hari dalam dosis: terbagi (minimum 500 mg/hari)
Reumatoid artritis
8 – 12 tahun : dosis: awal 2,5 mg/kg beratbadan /hari, dinaikkan bertahap dengan
interval 4 minggu selama periode 3 – 6 bulan sampai mencapai dosis:
pemeliharaan 15 – 20 mg/kg beratbadan /hari.
efek samping :  
mual mulas perih kembung (berkurang bila diminum sebelum makan dan dosis: dinaikkan
bertahap),proteinuria,kehilangan rasa pengecap, anoreksia, demam, gangguan darah (agranulositosis,anemia aplastik,trombositopenia, neutropenia ),
pneumonitis, pemfigus, glomerulonefritis (sindroma Goodpasture),ulkus rongga mulut, sindoma Stevens-Johnsons,
anemia hemolitik, stomatitis, alopesia, bronkhiolitis sindrom nefrotik, pembesaran kelenjar mammae pada wanita dan pria, sindrom seperti lupus eritematosus, polimyositis, dermatomyositis,
ruam (ruam yang muncul cepat akan menghilang pada penghentian terapi,
beri kembali dengan dosis: lebih rendah kemudian naikkan bertahap.
Ruam yang muncul lambat lebih kebal walaupun dosis: diturunkan atau
dihentikan), jarang muncul: hematuri (segera hentikan terapi).
ada:
Tablet 125 mg, 250 mg



4.PENTAMIDIN ISETIONAT
Manfaat :
Pneumonia Pneumocystis carinii.
tidak diberikan kepada pasien :::
pasien yang pasien yang peka obat dan gangguan fungsi ginjal berat .
Peringatan :
hipoglikemia sesudah pemberian IM atau 4, Pasien yang memperoleh pengobatan harus dipantau ketat,Bisa muncul hipotensi berat, aritmia jantung,
dosis:
Pengobatan pneumonia karena Pneumocystis carinii: dosis: untuk pasien dewasa
dan pasien anak diatas 4 bulan secara parenteral, IM dalam atau infus 4 lambat
3 - 4 mg/kg beratbadan /hari sekali sehari selama 14 – 21 hari  . Bisa diberi dengan cara  inhalasi dengan nebuliser 300 mg sekali setiap 4 minggu.
efek samping :  
Nefroracun merupakan efek samping :  yang sering, bisa juga batuk dan spasme bronkus bila diberi secara inhalasi,Efek kardiovaskular berupa  hipotensi akut bisa muncul bila diberi IM atau 4 cepat (ditambah , sinkop,takikardia ,pusing, sesak nafas), Hipoglikemia bisa muncul,bisa pula muncul hiperglikemia dengan atau tanpa hipoglikemia lebih dulu dan ketoasidosis, Efek pada gastrointestinal berupa mual mulas perih kembung, lidah tidak nyaman,splenomegali, diare, mulut kering, melena, konstipasi, hipersal4asi ,abses mulut, gastritis, ulkus gaster, muntah, perut tidak nyaman , sakit, anoreksia, nafsu makan kurang, kehilangan rasa , muncul pankreatitis akut yang fatal, gingg4itis, dispepsia, ulkus ,
Efek hematologik berupa trombositopenia dan  leukopenia (neutropenia), akibatnya leukosit < 1000/mm3 dan trombosit < 20.000/mm3, jarang muncul muncul anemia. Bisa juga muncul sindroma Stevens Johnson, hiperkalemia,  tidaknormal ST segmen dari EKG, Efek neurologik berupa hilang ingatan, vertigo,  paranoia,neuralgia, halusinasi, tremor, gelisah,  Efek pada saluran pernafasan berupa batuk dan spasme bronkus, bisa pula gejala laringitis dan  asma,
hepatotoksik berupa SGOT dan SGPT meningkat,gangguan fungsi hepar,
Bisa muncul hepatomegali , disfungsi hepar,hepatitis,
ada:
suntikan 300 mg. Inhalasi cairan 300 mg


5.POTASIUM KLORIDA
Manfaat :
Untuk mengatasi hipokalemia
tidak diberikan kepada pasien ::: Hiperkalemia
 Cairan yang tidak diencerkan sebelum pemberian secara 4
 Infus potasium bersamaan
dosis:
Kebutuhan harian
4 : 2 – 3 mmol/kg beratbadan /hari sebagai infusan rumatan
Oral : 2 – 3 mmol/kg beratbadan /hari terbagi menjadi 3 dosis:
Deplesi akut (hipokalemia)
4 : 0,6 mmol/kg beratbadan  dalam 3 jam, kemudian 2 – 4 mmol/kg beratbadan /hari
sebagai infusan rumatan
Oral : 2 – 4 mmol/kg beratbadan /hari terbagi menjadi 3 dosis:.
efek samping :
Pralidoksim mesilat sebagai antidotum keracunan besi, Hiperkalemia,Pralidoksim Mesilat ,Muntah dan diare,Aritmia dan tidaknormalitas EKG, tekanan darah tinggi,
 Tromboflebitis,
Manfaat :
kelebihan besi atau alumunium,Keracunan besi akut,
Peringatan :
aluminium ensefalopati (bisa menaikkan disfungsi neurologik), < 3 tahun bisa menghambat pertumbuhan, Gagal ginjal, pemeriksaan mata dan telinga sebelum dan setiap 3 bulan selama pengobatan,
dosis:
Keracunan besi akut
Infus 4 lambat: dosis: awal 15 mg/kg beratbadan /jam, kurangi sesudah 4 – 6 jam (dosis:
total < 80 mg/kg beratbadan  selama 24 jam.Kelebihan besi kronik
Infus SC atau IM: dosis: efektif yang lebih rendah 20 – 60 mg/kg beratbadan /hari
selama 4 – 7 hari dalam 1 minggu.
Kelebihan alumunium pada gagal ginjal terminal
Infus 4: 5 mg/kg beratbadan , 1 kali seminggu selama 1 jam terakhir dialisis.
Diagnosis kelebihan besi
suntikan 4 500 mg
Diagnosis kelebihan alumunium
suntikan 4 5 mg/kg beratbadan  selama 1 jam terakhir dialisis.
efek samping :  
perubahan  warna urin coklat kemerahan,
infeksi Yersinia yang lebih sering, demam, kejang,
urtikaria, aritmia, hipotensi, syok (jika diberi infus 4 terlalu cepat), gangguan fungsi hati, gangguan saluran cerna, gagal ginjal , Anafilaksis, kemerahan,
gangguan penglihatan termasuk ruam, retinopati, tuli,  jarang muncul : gangguan
pertumbuhan, sindrom gangguan pernafasan pada orang pasien dewasa (dosis:
4 yang tinggi), nyeri pada suntikan IM, iritasi lokal pada infus SC,
ada:
suntikan 500 mg vial




6.PRAZIQUANTEL
Manfaat :
Diphyllobothrium latum, infeksi trematoda,Infeksi Taenia saginata, Taenia solium, Hymenolepis nana ,
tidak diberikan kepada pasien :::
Okuler sistiserkosis.
Peringatan :
Neurosistiserkosis (diberi kortikosteroid di bawah pengawasan). dosis:
Oral
Infeksi Taenia saginata, Taenia. solium
4 tahun : 5 – 10 mg/kg beratbadan  sebagai dosis: tunggal.
Infeksi Hymenolepis nana
4 tahun : 15 – 25 mg/kg beratbadan  sebagai dosis: tunggal.
Infeksi Diphyllobothrium latum
4 tahun : 10 – 25 mg/kg beratbadan  sebagai dosis: tunggal.
Sistiserkosis
4 tahun : 50 mg /kg beratbadan  / hari dalam 3 dosis: terbagi selama 14 hari dengan prednisolon (kortikosteroid yang serupa), diberi 2 – 3 hari sebelum dan
selama terapi.
Dermal Sistiserkosis
4 tahun : 60 mg/kg beratbadan /hari dalam 3 dosis: terbagi selama 6 hari
efek samping :  
pusing, insomnia,Gangguan gastrointestinal (mual mulas perih kembung , diare, malaise),  jarang muncul: reaksi terlalu peka (pruritus,demam, urtikaria, eosinofilia yang dipicu oleh  parasit), pada neurosistiserkosis:
tekanan darah tinggi intrakranial pusing, hipertermia, kejang,  (tanggapan inflamasi terhadap parasit di SSP)
ada:
Tablet 150 mg, 600 mg




7.PREDNISOLON
Sinonim
meta cortandrolone ,Deltahydrocortisone;
Kelas Terapi
anti inflamasi, adrenal kortikosteroid,Anti asma,
Manfaat :
penyakit Hodgkin, limfoma non Hodgkin, pemakaian bersama anti neoplastik untuk leukemia limfositik kronik dan limfoma akut, reumatik, Inflamasi   alergi,
pernapasan, gangguan gastrointestinal,gangguan kulit, penyakit mata, asma, gangguan endokrin,
tidak diberikan kepada pasien :::
Infeksi sistemik (kecuali jika mengancam hidup atau diberi terapi
antimikroba ), hindari vaksin virus hidup pada pasien yang
menerima dosis: sistem kekebalan tubuhosupresif (respon serum antibodi berkurang), infeksi jamur sistemik,herpes simpleks, keratitis akut,
Peringatan :
Pastikan bahwa pasien memahami pentingnya kepatuhan terhadap dosis: dan infomasi untuk mengurangi risiko, komposisi gula darah selama  pengobatan dalam waktu lama, pemantauan  beratbadan , tekanan darah, keseimbangan cairan elektrolit ,
Supresi adrenal bisa muncul sesudah beberapa tahun pengobatan
dihentikan,infeksi (lebih rentan, gejala mungkin tertutupi hingga baru diketahui sesudah mencapai tahap lanjut, gejala klinis tidak khusus, risiko varisella dan morbili meningkat), gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi hati, DM, tekanan darah tinggi, infark miokard, gagal jantung kongestif, glaukoma, tuberkulosis, hambatan  pertumbuhan mungkin ireversibel, gangguan afektif berat (terutama bila ada riwayat hipotiroid, ulkus peptikum, riwayat miopati steroid,psikosis karena steroid, epilepsi, psoriasis,
Inflamasi
Oral : Usia 1 tahun: 2,5 – 4 mg (penyakit berat bisa ditingkatkan hingga
15 mg/hari, sebaiknya diminum sebelum sarapan); Usia 7 tahun: 5 – 10
mg/hari (penyakit berat bisa ditingkatkan hingga 30 mg/hari, sebaiknya
diminum sebelum sarapan); Usia 12 tahun: 7,5 – 15 mg/hari (penyakit berat
bisa ditingkatkan hingga 45 mg/hari, sebaiknya diminum sebelum sarapan)
cenderung dosis: bisa diturunkan dalam beberapa hari, namun terapi perlu
diteruskan selama beberapa minggu atau bulan. dosis: pemeliharaan: Usia
1 tahun: 0,6 – 4 mg/hari; Usia 7 tahun: 1,5 – 7,5 mg/hari; Usia 12 tahun:
2 – 12 mg/hari. Leukemia dan Limfoma
Oral: < 1 tahun : dosis: awal sampai dengan 25 mg/hari kemudian dikurangi
bertahap sampai 5 – 10 mg/hari; 2 – 7 tahun: dosis: awal sampai dengan
50mg/hari kemudian dikurangi bertahap sampai 10 – 20 mg/hari; 8 – 12 tahun:
dosis: awal sampai dengan 75 mg/hari kemudian dikurangi bertahap sampai 15 –
30 mg/hari.
Asma
Pada asma berat, diberi bersama dengan oksigen 40 – 60% dan
salbutamol. Oral: 1 – 4 tahun: 1 – 2 mg/kg beratbadan  maksimal 20 mg; 5 – 15 tahun:
maksimal 40 mg.
efek samping :  
Gangguan gastrointestinal : ulkus peptikum (dengan perforasi), dispepsia,
distensi perut, pankreatitis akut, ulkus esofagus dan kandidiasis, efek
muskuloskeletal (fraktur tulang panjang , tulang belakang,osteonekrosis avaskular, ruptur tendonmiopati proksimal, osteoporosis ), efek terhadap endokrin (haid tidak teratur , amenorhea,supresi adrenal, sindroma Cushing dengan dosis: tinggi biasanya berciri khas reversibel, mudah terkena infeksi,hirsutisme,  beratbadan meningkat, nafsu makan meningkat), efek terhadap neuropsikiatri ( euforia, ketergantungan psikologik, stres, insomnia,menaikkan tekanan intrakranial dengan papil edema (biasanya sesudah henti terapi), epilepsi bertambah berat, psikosis dan skizofrenia bertambah berat, efek terhadap penglihatan (eksaserbasi infeksi mata karena virus atau jamur,glaukoma, papil edema, katarak subkapsular posterior, penipisan kornea dan sklera), striae, telangiektasia, akne, infark miokard, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, leukositosis, menghambat penyembuhan luka, atrofi kulit, memar, reaksi terlalu peka (termasuk anafilaksis),malaise,  cegukan, tromboemboli, mual mulas perih kembung,
ada:
Tablet 1 mg, 5 mg


8.POLYGELINE
Polygeline termasuk cairan pengganti Derivatif gelatine,plasma,
Manfaat :
Koreksi hipovolemia.
tidak diberikan kepada pasien :::
gagal ginjal ,Gagal jantung kongestif berat,
Peringatan :
gangguan ginjal, tekanan darah tinggi, varises esofagus,gagal jantung kongestif,
Lakukan cross-matching pada sampel darah sebelum pemberian infus,
diatesis hemoragik,
dosis:
Infus intravena awalnya 500-1000 mL larutan 3,5%.
efek samping :  
pemanjangan waktu perdarahan,Hiperkepekaan ( reaksi anafilaktoid berat,urtikaria)
ada:
Larutan 3,5% dengan elektrolit dalam botol 500 mL.
Komposisi: natrium klorida 4,25 g, kalium klorida 0,19 g, kalsium
(terikat pada polypeptide) 0,125 g, air steril bebas pirogen sampai 500 ml ,eku4alen dengan 0.63 nitrogen,



9.PREDNISON
Kelas terapi
adrenal kortikosteroid,Anti asma, anti inflamasi,
Manfaat :
Terapi insufisiensi adrenokortikal dipakai untuk memperoleh efek sistem kekebalan tubuhosupresan atau  anti inflamasi ,
tidak diberikan kepada pasien :::
 infeksi kronis, kecuali syok septik atau meningitis tuberkulosa; infeksi jamur sistemik; infeksi varisela; pemakaian vaksin hidup atau vaksin hidup, dilemahkan ,pasien yang peka prednison atau sejenisnya;
(dengan dosis: sistem kekebalan tubuhosupresif kortikosteroid).
perhatian :
pemakaian kortikosteroid pada cacar air harus tidak dilakukan. Kortikosteroid
tidak boleh dipakai dalam terapi herpes simpleks okular, malaria
serebral, hepatitis viral, dan hati-hati jika dipakai pada pasien dengan
riwayat herpes simpleks okular. pemakaian  kortikosteroid berkepanjangan bisa menaikkan insidensi infeksi sekunder, menyamarkan infeksi akut (termasuk infeksi jamur), perpanjangan atau eksaserbasi infeksi viral atau jamur, mengaktifkan  infeksi oportunistik laten atau membatasi tanggapan terhadap vaksinasi.  penghentian terapi kortikosteroid harus dilakukan secara bertahap  , Pasien dengan  supresi aksis hipotalamik-hipofisis-adrenal mungkin memerlukan
dosis: glukokortikosteroid sistemik sebelum, selama, dan sesudah muncul
stres (contohnya  pembedahan). sistem kekebalan tubuhosupresi bisa muncul.
Supresi aksis hipotalamik-hipofisis-adrenal bisa muncul, terutama
pada pasien anak yang lebih muda atau pada pemakaian dosis: tinggi dalam
dalam waktu lama, Insufisiensi adrenal akut (krisis adrenal) bisa muncul jika obat dihentikan mendadak sesudah terapi dalam waktu lama atau akibat stres.
Miopati akut bisa muncul dengan dosis: tinggi,  terutama pada pasien dengan gangguan transmisi neuromuskular. menaikkan tekanan intraokular bisa muncul pada pasien anak terutama pada pemakaian dalam waktu lama, berciri khas dose-dependent, dan menaikkan lebih tinggi pada pasien anak usia < 6 tahun. Reaksi anafilaktoid pernah dikeluhan pada pemakaian kortikosteroid namun jarang muncul , Kortikosteroid  bisa memicu munculnya gangguan psikiatrik, meliputi perubahan kepribadian,stres, euforia, insomnia, gangguan mood,  Kortikosteroid bisa memicu  osteoporosis (pada usia berapa pun  atau inhibisi pertumbuhan tulang  pada pasien pasien anak. Observasi ketat diperlukan pada pasien  dengan tuberkulosis laten dan atau reakt4itas tuberkulosis, batasi  pemakaian kortikosteroid pada tuberkulosis aktif (hanya dipakai jika ditambah obat antituberkulosis).
 tidak memakai kortikosteroid dengan dosis: lebih tinggi dari
yang disarankan, bisa memicu munculnya supresi adrenal, supresi
pertumbuhan linear, pengurangan densitas tulang, Cushing’s syndrome,
hiperglikemia, atau glukosuria. Titrasi hingga dosis: terendah.
Pemantauan pertumbuhan diperlukan pada pasien pasien anak yang
pakai kortikosteroid. Hati-hati dalam pemakaian kortikosteroid
pada pasien dengan tuberkulosis, tekanan darah tinggi, gagal jantung, gangguan
fungsi ginjal, penyakit gastrointestinal (d4ertikulitis, ulkus peptikum,
kolitis ulserat4a) berhubung dengan risiko perdarahan dan perforasi, miastenia
gravis, gangguan fungsi hepar, infark miokard akut, diabetes mellitus,
katarak, glaukoma, riwayat kejang, kelainan tiroid, kecenderungan
tromboembolik atau tromboflebitis. Kortikosteroid dosis: tinggi tidak
boleh dipakai dalam penanganan cedera kepala.
dosis:
dosis: pada bayi dan pasien anak disesuaikan dengan derajat keparahan penyakit dan respon pasien, bukan ketentuan baku berdasar luas permukaan tubuh usia, berat badan,. pikirkan terapi lain  pada terapi jangka
panjang. Penghentian terapi dalam waktu lama memerlukan pengurangan dosis:
bertahap ,
 Asma (NIH Asthma Guidelines)
pasien anak < 12 tahun:
− Eksaserbasi asma (kedaruratan atau dosis: rumah sakit): 1-2 mg/
kg beratbadan /hari dalam 2 dosis: terbagi (dosis: maksimal: 60 mg/hari)
hingga aliran ekspirasi puncak mencapai 70% dari prediksi.
− Terapi dalam waktu singkat (asma akut): 1-2 mg/kg beratbadan /hari dalam dosis:
terbagi 1-2 kali per hari selama 3-10 hari (dosis: maksimal: 60 mg/hari). keterangan: terapi dalam waktu singkat harus diteruskan sampai gejala
hilang atau pasien mencapai aliran ekspirasi puncak sebesar 80%
dari nilai prediksi atau nilai terbaik personal, biasanya diperlukan
terapi selama 3-10 hari (rata-rata 5 hari), namun terapi lebih lama
mungkin diperlukan.
− Terapi dalam waktu lama: 0,25-2 mg/kg beratbadan / hari sebagai dosis: tunggal
pada pagi hari atau selang satu hari sesuai kebutuhan untuk mengendalikan
asma (dosis: maksimal: 60 mg/hari).
pasien anak > 12 tahun:
− Eksaserbasi asma (kedaruratan atau dosis: rumah sakit): 40-80 mg/
hari dalam dosis: terbagi 1-2 kali per hari hingga aliran ekspirasi
puncak mencapai 70% dari prediksi.
− Terapi dalam waktu singkat (asma akut): 40-60 mg/hari dalam dosis: terbagi
1-2 kali per hari selama 3-10 hari. keterangan: terapi dalam waktu singkat
harus diteruskan sampai gejala hilang atau pasien mencapai aliran
ekspirasi puncak sebesar 80% dari nilai prediksi atau nilai terbaik
personal. biasanya diperlukan terapi selama 3-10 hari (rata-rata 5
hari), namun terapi lebih lama mungkin diperlukan.
− Terapi dalam waktu lama: 7,5-60 mg sebagai dosis: tunggal harian pada
pagi hari atau selang satu hari sesuai kebutuhan untuk mengendalikan asma.
dosis: alternatif pada asma sesuai usia:
Terapi dalam waktu singkat (asma akut):
− < 1 tahun : 10 mg setiap 12 jam
− 1-4 tahun : 20 mg setiap 12 jam
− 5-13 tahun : 30 mg setiap 12 jam
− > 13 tahun : 40 mg setiap 12 jam
Terapi dalam waktu lama:
− -< 1 tahun : 10 mg selang satu hari
− 1-4 tahun : 20 mg selang satu hari
− 5-13 tahun : 30 mg selang satu hari
− > 13 tahun : 40 mg selang satu hari
 Anti inflamasi atau sistem kekebalan tubuhosupresif: 0,05-2 mg/kg beratbadan /hari dibagi 1-4 kali
per hari.
 Sindroma nefrotik
saran Pediatric Nephrology Paneldosis: awal: 2 mg/kg beratbadan /hari atau 60 mg/m2/hari diberi setiap hari
dalam 1-3 dosis: terbagi (dosis: maksimal: 80 mg/hari) hingga
bebas protein dalam urin atau selama 4-6 minggu; diikuti dosis:
pemeliharaan: 1-1,5 mg/kg beratbadan /dosis: atau 40 mg/m2/dosis: diberi
selang satu hari setiap pagi; dosis: diturunkan bertahap (tapering�off) dan hentikan terapi sesudah 4-6 minggu. keterangan: 6 minggu
terapi harian diikuti 6 minggu terapi alternan menaikkan angka
remisi yang lebih panjang dibandingkan standar 4 minggu terapi
harian diikuti 4 minggu terapi alternan, namun insiden
 efek samping :  
lebih tinggi pada terapi yang lebih lama dan manfaat klinis bisa bervariasi.
Relaps: pakai kortikosteroid harian dosis: tinggi (tertera diatas) hingga
urin bebas protein selama 3 hari; diikuti dengan terapi pemeliharaan
dan terapi alternan untuk pengurangan dosis: (dosis: pemeliharaan
tertera diatas) selama 4-6 minggu. Terapi berikutnya ditentukan oleh
tanggapan pasien dan jumlah episode relaps.
British Pediatric Nephrology Consensus Statement:
Tiga episode awal: dosis: awal: 2 mg/kg beratbadan / hari atau 60 mg/m2/hari
diberi setiap hari (dosis: maksimal: 80 mg/hari) hingga urin
bebas protein selama 3 hari berturut-turut (lama pemberian
maksimal: 28 hari); diikuti dengan 1-1,5 mg/kg/dosis: atau 40 mg/
m2/dosis: (dosis: maksimal: 60 mg/dosis:) diberi selang satu hari
selama 4 minggu.
Relaps yang sering (dosis: pemeliharaan dalam waktu lama): 0,5-1 mg/kg/
dosis: diberi selang satu hari selama 3-6 bulan
 Pengganti fisiologik: pasien anak: 4-5 mg/m2/hari.
Obat bisa diberi sesudah makan, bersama makanan atau susu untuk
mengurangi rasa tidak nyaman pada saluran cerna.
efek samping :
Kardiovaskular: susunan saraf pusat: vertigo, kejang, psikosis, pseudotumor serebri, pusing, euforia, insomnia, tekanan darah tinggi intrakranial, gugup; vertigo, kejang, psikosis, pseudotumor serebri, dermatologik: gangguan penyembuhan luka, petekie, memar; jerawat, penipisan dermal, atrofi kulit, endokrin
& metabolik: supresi aksis hipotalamik-hipofisis-adrenal, sindroma Cushing,
menaikkan berat badan, hiperglikemia, diabetes mellitus,supresi pertumbuhan, intoleransi glukosa,  hipokalemia, alkalosis, retensi air dan sodium,
menaikkan nafsu makan; gastrointestinal: ulkus peptikum, mual mulas perih kembung mulas perih kembung;
genitourinarius: mestruasi tidak teratur; neuromuskular: kelemahan otot,
osteoporosis, fraktur, pengurangan densitas mineral tulang, jarang muncul: nekrosis
aseptik (kaput femoral dan humoral); okular: katarak, menaikkan tekanan
intraokular, glaukoma; efek lain-lain: sistem kekebalan tubuhosupresi, reaksi anafilaktoid (jarang muncul).
ada:
Tablet 5 mg.



10.PROKAINAMIDA HCL
Manfaat :
pemeliharaan irama sinus sesudah terapi fibrilasi atrium,
Aritmia ventrikular berat, khususnya yang kebal lidokain atau setelah
infark miokard,fibrilasi atrium,  takikardia atrium,
tidak diberikan kepada pasien :::
gagal jantung, hipotensi, tekanan darah tinggi,LES, blok
jantung, Kontraksi ventrikel prematur asimptomatik, torsades de pointes,
Peringatan :
asma, miastenia gravis,Gangguan fungsi ginjal dan hati ,
dosis:
Oral : 15 – 50 mg/kg beratbadan /hari dibagi setiap 3-6 jam, maksimal 4 g/hari.
IM : 20 - 30 mg/kg beratbadan /hari dibagi setiap 4-6 jam, maksimal 4 g/hari.
4 : dosis: awal : 3-6 mg/kg beratbadan /dosis: lebih dari dari 5 menit, tidak lebih dari
100 mg/dosis:, bisa diulangi setiap 5 -10 menit hingga maksimal
total dosis: awal 15 mg/kg beratbadan , tidak boleh lebih dari 500 mg
 dalam 30 menit. dosis: pemeliharaan : infus 4 kelanjutan : 20 – 80 mcg/
 kg beratbadan /menit. dosis: maksimal : 2 g/hari.
Pediatric Advanced Life Support (PALS) Guideline 2000 Tidak boleh
diberi bersama-sama amiodaron. 4 : dosis: awal 15 mg/kg beratbadan  diberi secara infus lebih dari 30-60 menit,
pemantauan EKG secara terus menerus dan pemantauan tekanan darah dalam
interval waktu tertentu. Hentikan infus jika muncul hipotensi atau
pelebaran kompleks QRS lebih dari 50 %.
efek samping :  
sindroma seperti LES, kandungan plasma prokainamida yang tinggi mungkin mengganggu konduksi jantung kemerahan,  gagal jantung, angiodema, psikosis, demam, stres miokardium,anoreksia, ruam, pruritus,mual mulas perih kembung mulas perih kembung, diare, urtikaria, kelainan darah ( agranulositosis sesudah pemakaian dalam waktu lama,leukopenia, anemia hemolitik),
ada:
suntikan 100 mg/mL, 10 mL ampul ,Tablet 250 mg, 500 mg.


11.PROKAIN BENZIL PENISILIN
Manfaat :
antraks, pneumonia, difteri, selulitis, infeksi mulut,Sifilis,
tidak diberikan kepada pasien :::
pasien yang peka penisilin, suntikan 4
Peringatan :
Riwayat alergi, gagal ginjal  
dosis:
Pneumonia
IM dalam : 50 mg/kg beratbadan /hari selama 10 hari.
Kongenital sifilis
IM dalam : < 2 tahun 50 mg/kg beratbadan /hari selama 10 hari.
efek samping :  
terlalu peka ( anafilaksis, serum sickness, anemia hemolitik, urtikaria, demam, nyeri sendi, ruam, angiodema, nefritis interstisial),
gangguan koagulasi,neutropenia, trombositopenia,  dan efek racun SSP (dosis:
tinggi dan gagal ginjal berat), reaksi Jarish-Herxhermer. jarang muncul : reaksi non
alergi (emboli racun), nyeri dan inflamasi pada area suntikan.
ada:
suntikan 1 gram vial ( 1 juta unit ) 3 gram vial ( 3 juta unit )


12.PROGUANIL HCL
Manfaat :
Profilaksis malaria di daerah yang kebalsinya rendah (dipakai bersama
klorokuin).
tidak diberikan kepada pasien :::
pyrimethamine atau pemakaian di daerah yang kebalsi terhadap proguanil ,
Peringatan :
Gangguan fungsi ginjal ,
dosis:
Oral: < 1 tahun: 25 mg/hari; 1 - 4 tahun: 50 mg/hari; 5 - 8 tahun: 100 mg/
hari; 9 – 14 tahun: 150 mg/hari.
efek samping :  
Intoleransi saluran cerna ringan, diare, reaksi kulit,  rambut rontok.ulkus rongga mulut , stomatitis, jarang muncul: reaksi terlalu peka ( angioedema,urtikaria).
ada:
Tablet 100 mg
keterangan :
 Tidak dipakai oleh Program Malaria Mudah kebal
 Efek lambat untuk masalah penyakit akut non-sistem kekebalan tubuh ,



13.PROMETAZIN HCl
Manfaat :
premedikasi bedah,Anti emetik (gangguan labirin,mual mulas perih kembung mulas perih kembung),
tidak diberikan kepada pasien :::
Umur < 1 tahun, gangguan kesadaran karena stres serebral atau lainnya,
porfiria.
Peringatan :
gangguan fungsi hati, epilepsi, Retensi urin, glaukoma, dalam 1 hari  sesudah
minum obat ini jangan mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan
mesin.
dosis:
Premedikasi
Oral : 1 jam sebelum pembedahan 1 tahun: 0,5 – 1 mg/kg beratbadan .
Motion sickness, preventif
2 – 5 tahun: 5 mg (malam sebelum berpergian dan pada saat berpergian,
bila perlu); 5 – 10 tahun: 1 mg (malam sebelum berpergian dan pada saat
bepergian, bila perlu).
Antihistamin
Oral: 0,1 mg/kg beratbadan /dosis: setiap 6 jam dan 0,5 mg/kg beratbadan / dosis: sebelum tidur
jika diperlukan.
Sedasi
Oral, IM, 4, rektal : 0,5 – 1 mg/kg beratbadan /dosis: setiap 6 jam jika diperlukan. efek samping :  
trombosis vena pada area suntikan 4, nyeri pada suntikan IM,
retensi urin, mulut kering, penglihatan kabur, terlalu peka, ruam, reaksi fotopeka,pusing, gangguan psikomotor, insomnia,  sedasi (bisa muncul stimulasi paradoks terutama dosis: besar atau pemberian pada pasien anak), reaksi gangguan saluran cerna, ikterus, gangguan darah, efek samping pada kardiovaskular (sesudah suntikan),
ada:
Tablet 10 mg, 25 mg ,Elixir 5 mg/5 mL suntikan 25 mg/mL, 2 mL ampul ,



14.PROPRANOLOL
Merupakan penghambat adrenergik β non selektif
Manfaat :
sebagai terapi tambahan dalam waktu singkat pada tiroracunosis,
profilaksis migrain, serangan sianotik pada tetralogi fallot ,
Aritmia; terapi tunggal atau bagian terapi campuran pada tekanan darah tinggi,
tidak diberikan kepada pasien :::
blok jantung lebih dari derajat satu (kecuali pada pasien dengan
pacemaker fungsional artifisial), penyakit jalan napas hiperaktif,  Raynaud’s syndrome,pasien yang peka propranolol atau sejenisnya,penyakit paru obstruktif kronik,asma,dekompensasi  gagal jantung kongestif, syok kardiogenik, sinus bradikardia, sick sinus syndrome,
perhatian :
pakai dengan hati-hati pada pasien yang  memperoleh anestesia golongan amida (contohnya  Bupivakain,mep4akain,lidokain).berhubung dengan bronkospasme yang bisa diimunkan Hipoglikemia bisa muncul dengan pemakaian propranolol, terutama pada bayi dan pasien anak (baik pasien memiliki diabetes mellitus atau tidak), cenderung  selama puasa sebelum pembedahan,Hipoglikemia bisa juga muncul sesudah akt4itas fisik yang berkepanjangan dan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal, pemakaian propranolol tidak dilakukan pada pasien dengan penyakit  bronkospastik (bronkospasme nonalergik,bronkitis kronik, emfisema) , pakai dengan hati-hati pada pasien dengan diabetes mellitus,
otot skeletal,penyakit vaskular perifer, gangguan fungsi ginjal atau hepar, penyakit
Propranolol bisa menyamarkan tanda klinis hipertiroidisme. pikirkan pengurangan dosis: pada pasien dengan insufisiensi hepatik, Pasien yang memperoleh terapi penghambat  adrenergik beta dengan riwayat reaksi anafilaktik lebih reaktif terhadap challenge alergen berulang dan mungkin tidak efektif terhadap dosis:
epinefrin umum yang dipakai untuk mengatasi reaksi alergik.
dosis:
 Neonatus
dosis: pasien disesuaikan dengan respon pasien
Oral : dosis: awal: 0,25 mg/kg beratbadan /dosis: setiap 6 - 8 jam; naikkan
perlahan sesuai kebutuhan hingga dosis: maksimal 5
mg/kg beratbadan /hari.
4 : dosis: awal: 0,01mg/kg beratbadan  suntikan lambat selama 10
menit; bisa diulang setiap 6 – 8 jam sesuai kebutuhan;
naikkan perlahan hingga dosis: maksimal 0,15 mg/
kg beratbadan /dosis: setiap 6 – 8 jam.
Tiroracunosis : Oral: 2 mg/kg beratbadan /hari dalam dosis: terbagi setiap 6 – 12
jam; terkadang diperlukan dosis: lebih besar.
 pasien anak
dosis: pasien disesuaikan dengan respon pasien
− Aritmia
- Oral: dosis: awal: 0,5 – 1 mg/kg beratbadan / hari dalam dosis: terbagi setiap
6 – 8 jam; titrasi kenaikan dosis: setiap 3 – 5 hari; dosis: yang
umum dipakai: 2 – 4 mg/kg beratbadan /hari; bisa diperlukan dosis:
yang lebih besar; dosis: tidak melebihi 16 mg/kg beratbadan /hari atau 60
mg/hari.
- 4: 0,01 – 0,1 mg/kg beratbadan  suntikan lambat selama 10 menit; dosis:
maksimal: 1 mg (bayi); 3 mg (pasien anak).− tekanan darah tinggi
- Oral: ada: immediate release: dosis: awal: 0,5 – 1 mg/kg beratbadan /
hari dalam dosis: terbagi setiap 6–12 jam; Naikkan bertahap
setiap 5-7 hari; dosis: yang umum dipakai: 1 – 5 mg/kg beratbadan /
hari; dosis: maksimal: 8 mg/kg beratbadan /hari. pasien anak dan remaja 1-17
tahun: ada: immediate release: dosis: awal 1-2 mg/kg beratbadan /
hari dibagi dalam 2-3 dosis:/hari; titrasi dosis: hingga muncul efek;
dosis: maksimal: 4 mg/kg beratbadan /hari hingga 6- 40 mg/hari; ada:
sustained release bisa diberi sekali sehari.
− Profilaksis migrain
- Oral: 0,6-1,5 mg/kg beratbadan /hari dibagi setiap 8 jam; dosis: maksimal:
4 mg/kg beratbadan /hari atau 3 x 10-20 mg per hari (<35 kg), 3 x 20-40 mg
per hari (>35 kg).
− Tetralogy spells
- Oral (bayi dan pasien anak): dosis: awal: 0,25 mg/kg beratbadan /dosis: setiap 6 jam
(1 mg/kg beratbadan /hari); jika tidak efektif sesudah terapi minggu pertama,
dosis: bisa dinaikkan 1 mg/kg beratbadan /hari setiap 1 hari  hingga
maksimal 5 mg/kg beratbadan /hari; jika pasien mengalami refrakter
terhadap terapi, dosis: bisa dinaikkan perlahan hingga maksimal
10-15 mg/kg beratbadan /hari sambil dilakukan pengukuran  pemantauan kontraktilitas frekuensi jantung ,
 dosis  rata-rata:
2,3 mg/kg beratbadan /hari; kira kira dosis:: 0,8-5 mg/kg beratbadan /hari. Beberapa
center pakai dosis: awal 0,5-1 mg/kg beratbadan /dosis: setiap 6 jam,
dengan dosis: biasanya 1-2 mg/kg beratbadan /dosis: setiap 6 jam.
- 4 (bayi dan pasien anak): 0,15-0,25 mg/kg beratbadan /dosis: diinfus selama 10
menit; dosis: awal maksimal: 1 mg; dosis: bisa diulang 1 kali;
sebagai alternatif, awali dengan dosis: rendah (0,015-0,02 mg/
kg beratbadan /dosis:) dan titrasi sampai muncul efek, hingga 0,1-0,2 mg/
kg beratbadan /dosis:.
− Tiroracunosis
- Oral (remaja): 10-40 mg/dosis: setiap 6 jam.
ada: oral diberi bersama dengan makanan. suntikan intravena
sebaiknya tidak melebihi 1 mg/menit; suntikan lambat selama 10 menit pada
pasien anak; kandungan maksimal untuk suntikan: 1 mg/mL.
efek samping :
susunan saraf pusat: insomnia, letargi, psikosis, vertigo, mimpi yang jelas,amnesia, katatonia, gangguan kognitif, konfusi, stres, emosi labil, fatigue, halusinasi, hipersomnolen,
endokrin metabolik: hiperglikemia, hiperkalemia, hipoglikemia  menyamarkan  tanda-tanda hipoglikemia, seperti takikardia,
 dermatologik: eksaserbasi psoriasis, ruam, Stevens-Johnson syndrome,  nekrolisis epidermal racun, urtikaria,alopesia, eritema multiforme, dermatitis eksfoliat4a, erupsi psoriasiformis, eksaserbasi ,
gastrointestinal: kram perut, konstipasi, diare, rasa tidak nyaman pada epigastrium, kolitis iskemik, mual mulas perih kembung, efek lain-lain: SLE-like syndrome, reaksi anafilaktik/ anafilaktoid, ekstremitas dingin, reaksi terlalu peka, muntah; genitourinarius: impotensi, Peyronie’s disease; hematologik: agranulositosis, purpura nontrombositopenik, purpura trombositopenik; hepatik: menaikkan enzim hepar; neuromuskular: miopati, miotonia, parestesia, kelemahan otot; okular: gangguan penglihatan; respiratorius:
bronkospasme, dyspnea, laringospasme, faringitis, gangguan pernapasan,
mengi;
Kardiovaskular: gangguan kontraktilitas miokardial, ( trombosis arteri mesenterikus :jarang muncul), Raynaud’s syndrome, perburukan gangguan konduksi A-V, insufisiensi arterial, bradikardia, penyakit jantung kongestif,
hipotensi,
ada:
Tablet salut 10 mg, 40 mg



15.PROTAMIN SULFAT
Protamin sulfat sebagai antidotum overdosis: heparin,
Manfaat :
Antidotum overdosis: heparin,
Peringatan :
pasien laki laki  infertil atau telah d4asektomi,Pada pemberian berlebih protamin memiliki efek antikoagulan, menaikkan reaksi alergi pada pasien berisiko (sebelumnya  telah diterapi protamin atau protamin insulin, alergi ikan),
dosis:
Overdosis: heparin
suntikan 4 Selama 10 menit, 1 mg menetralkan 80 – 100 unit heparin bila diberi selama 15 menit, bila diberi lebih lama, diperlukan protamin yang lebih sedikit karena heparin dieskresi dengan cepat,
efek samping :  
reaksi alergi (anafilaksis,angiodema),bradikardia, dispnea, hipotensi,
mual mulas perih kembung mulas perih kembung, lassitude, kemerahan,
ada:
suntikan 10 mg/mL, 5 mL ampul


16.RANITIDIN
Manfaat :
keadaan yang memicu munculnya hipersekresi lambung, refluks gastro-esofageal (RGE),Ulkus gaster ringan, Zollinger-Ellison, ulkus duodenum ringan,
tidak diberikan kepada pasien :::
pasien yang pasien yang peka ranitidin.
Peringatan ::
gangguan fungsi ginjal, ibu menyusui,Gangguan fungsi hati,
dosis:
Neonatus
4 : 1 mg/kg beratbadan /dosis: setiap 6 – 8 jam
Oral : 2 – 4 mg/kg beratbadan /dosis: setiap 8 – 12 jam
pasien anak : 2 – 4 mg/kg beratbadan /kali setiap 8 – 12 jam
efek samping :  
blok AV, trombositopenia,premature ventricular beats, iritabel, takikardia, pusing, bradikardia, Konstipasi, mialgia, rash, menaikkan kreatinin, menaikkan SGOT dan SGPT, neutropenia, agitasi,
ada:
suntikan : 0,5 mg/mL (100 mL) dan 25 mg/mL (2 mL, 10mL, 40 mL),
Tablet : 150 mg, 300 mg ,Sirup : 15 mg/5 mL ,


17.RIFAMPISIN
Manfaat :
obat ini  bersama antibiotika lain dipakai pada infeksi stafilokokus , bartonella, rhodococcus, ehrlichia,  antrax,streptokokus, bruselosis, infeksi bakteri legionella,
Tuberkulosis, dicampurankan dengan OAT lain,
 untuk mengatasi  lepra ,beberapa bakteri gram positif dan gram negatif seperti, penyakit karena bakteri meningokokus, mencegah infeksi Haemophilus influenza tipe b,
tidak diberikan kepada pasien :::
pasien yang  pasien yang peka penyakit l4er,   rifampisin ,
Peringatan :
Rifampisin akan memicu warna urin, feses, air mata, keringat, dan
sputum oranye kemerahan, masalah ini harus diinformasikan,
Bila SGOT dan SGPT meningkat diatas 5 kali batas normal atas, atau bilirubin diatas normal maka pengobatan harus dihentikan, Bila ada tanda kerusakan hati obat dihentikan segera,Pada pasien  dengan riwayat penyakit hati selain pemeriksaan baseline juga perlu di follow up fungsi hati setiap 2 – 4 minggu pengobatan rifampin, Karena rifampisin pada pemakaian tunggal maupun campuran dengan OAT lain bisa mangganggu fungsi hati sebelum pengobatan harus dilakukan pemeriksaan fungsi hati, yaitu SGOT dan SGPT dan pemeriksaan hematologi  darah, perhatikan tanda tandan seperti  ikterus, atau gejala  kelainan hati yang lain,nyeri perut, mual mulas perih kembung,
Gangguan sistem saraf berupa miopati, demam, nyeri otot, sendi, ekstrimitas, pusing, , lemah, ataksia, psikosis, gangguan penglihatan, lemah otot, sulit berkandungan, kelelahan mental, perubahan tingkah laku,  muncul pada minggu pertama pengobatan.
paling sering efek samping : Gangguan gastrointestinal  berupa, kram perut, anoreksia, banyak flatus, diare,heartburn, nyeri epigastrik, mual mulas perih kembung mulas perih kembung,  Bila ada keadaan gangguan itu rifampisin bisa diberi bersamaan dengan makan atau segera sesudah makan,  Bila tidak ada  keluhan sebaiknya diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan,
 Gangguan  gejala-gejala respiratori, kolaps, syok,insomnia, ruam, demam, influenza-like syndrome , Gangguan hematologik berupa menurunnya hemolisis, hemoglobinuria,  kandungan hemoglobin,trombositopenia, leukopenia, purpura, anemia hemolitik, Gangguan hepar akan memicu menaikkan  SGOT dan SGPT, juga bilirubin dan alkali fosfatase yang transien, gejala  hilang  tanpa penghentian obat, keluhan bila pasien telah menderita penyakit l4er bisa memicu penyakit l4er yang berat  dan fatal,
dosis:
dosis: diberi 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan karena
penyerapan dihambat oleh makanan.
Tuberkulosis (terapi campuran)
Oral: 10 mg/kg beratbadan /hari (dosis: maksimal 600 mg/hari). Pemberian untuk TB
biasanya dicampurankan dengan OAT lain. Bila diberi 2 – 3 kali seminggu
maka dosis:nya per kali pemberian 10 – 20 mg (maksimal 600 mg).
Lepra
Paucibacillary leprosy
Oral: < 10 tahun: rifampisin 300 mg sekali sebulan dan dapson (25 mg/hari)
selama 6 bulan; 10 – 14 tahun: rifampisin 450 mg sekali sebulan campuran
dengan dapson (50 mg/hari) selama 6 bulan.
Multibacillary leprosy
Oral: <10 tahun: Rifampisin 300 mg/sekali sebulan, klofazimin (50 mg 2x/
minggu dan 100 mg 1x/minggu) dan dapson (25 mg/hari) selama 12 bulan; 10–14 tahun: 450 mg sekali sebulan campuran dengan dapson (50 mg/hari)
dan klofazimin (50 mg setiap hari kedua dan 150 mg 1x / bulan) diteruskan
selama 12 bulan di bawah pengawasan dokter.
ada:
Sirup 100 mg/5mL,suntikan 600 mg ,Tablet/kapsul 150 mg, 300 mg.



18.SEFALOSPORIN
 meningitis  dipakai sebagai antibiotic reserver  untuk pengobatan meningitis yang dipicu oleh  Streptococcus pneumoniae pada masalah penyakit yang kebal penisilin,Seftazidim aktif terhadap  bakteri gram-negatif lain dan     Pseudomonas aeruginosa  yang  dipakai secara terbatas pada masalah penyakit   kebal gentamisin.  sefalosporin digolongkan berdasar generasi,  generasi pertama terutama  bakteri gram-positif dan beberapa gram-negatif, generasi kedua untuk bakteri gram-negatif,  generasi ketiga berspektrum luas,  kurang aktif terhadap bakteri gram-positif  dibanding generasi pertama, namun aktif terhadap pseudomonas aeruginosa, dan enterobacteriaceae gram negatif ,sefalosporin generasi ketiga seftriakson dan sefotaksim  dipakai untuk infeksi pneumonia, septikemia,
Sefotaksim
Termasuk golongan sefalosporin generasi III
Manfaat :
Terapi proven atau suspected meningitis yang dipicu oleh  organisme  seperti H. influenzae , N. meningitidis; infeksi bakteri batang gram negatif nonpseudomonas ,infeksi Neisseria gonorhoeae, pada pasien dengan risiko mengalami nefroefek racun dan atau otoefek racun akibat  aminoglikosida, Infeksi bakteri yang  peka  terhadap sefotaksim.infeksi intra-perut, infeksi traktus genitourinarius,Infeksi traktus respiratorius bawah, infeksi kulit atau struktur kulit, infeksi tulang  sendi,
tidak diberikan kepada pasien :::
pasien  peka terhadap  sefalosporin,   sefotaksim,
perhatian :
 pakai dengan hati-hati pada pasien dengan riwayat peka  terhadap penisilin, riwayat kolitis,gangguan fungsi ginjal,  
jangan dipakai pada pasien dengan reaksi peka   terhadap penisilin; suntikan bolus secara cepat (selama <1 menit  melewati kateter vena memusat) berkaitan dengan potensi aritmia yang  membahayakan jiwa, pemakaian berkepanjangan bisa memicu munculnya superinfeksi;
perubahan dosis: pada pasien dengan Clcr <20 mL/menit.
dosis:
 Neonatus
IM, 4:
− Usia postnatal 0-28 hari dan <1200 g: 100 mg/kg beratbadan /hari dibagi
setiap 12 jam.
− Usia postnatal <7 hari:
- 1200-2000 g: 100 mg/kg beratbadan /hari dibagi setiap 12 jam
- >2000 g : 100-150 mg/kg beratbadan /hari dibagi setiap 8-12 jam
− Usia postnatal >7 hari:
- 1200-2000 g : 150 mg/kg beratbadan /hari dibagi setiap 8 jam
- >2000 g : 150-200 mg/kg beratbadan /hari dibagi setiap 6-8 jam
Untuk terapi meningitis, pakai akses intravena, batas atas kira kira
dosis:, interval dosis: terpendek, dan minimum terapi 21 hari  .
 Bayi dan pasien anak
− 1 bulan - 12 tahun
- < 50 kg: 100-200 mg/kg beratbadan /hari dibagi setiap 6-8 jam. Meningitis:
200 mg/kg/hari dibagi setiap 6 jam; 225-300 mg/kg beratbadan /hari
dibagi setiap 6-8 jam telah dipakai untuk terapi meningitis
pneumokokal invasif.
- > 50 kg: Infeksi sedang sampai berat: 1-2 g setiap 6-8 jam; infeksi
yang mengancam jiwa: 2 g/dosis: setiap 4 jam; dosis: maksimal:
12 g/hari.> 12 tahun: 1-2 g setiap 6-8 jam(hingga 12 g/hari)
Penyesuaian dosis: pada gangguan fungsi ginjal : Clcr <20 mL/menit: kurangi
dosis: sebanyak 50%.
pemakaian
4: Sefotaksim bisa diberi dalam bentuk bolus selama 3-5 menit pada
kandungan maksimal 100 mg/mL atau infus intravena intermiten
selama 15-30 menit pada kandungan akhir 20-60 mg/mL; pada pasien
dengan restriksi cairan, kandungan 150 mg/mL bisa diberi dalam
bentuk bolus; bolus cepat <1 menit bisa memicu munculnya aritmia.
IM: suntikan IM dalam pada massa otot besar seperti kuadran luar atas gluteus
maksimus. dosis: sebesar 2 g harus dibagi dan diberi pada dua lokasi
yang berbeda. ada: bisa diencerkan dengan air steril hingga
memiliki kandungan akhir antara 230-330 mg/mL.
efek samping :
hematologik: eosinofilia, leukopenia,neutropenia transien, trombositopenia,
gastrointestinal: mulas perih kembung,kolitis pseudomembranosa  berhubung dengan diare,  antibiotik, dermatologik: ruam, pruritus, susunan saraf pusat: pusing,demam, Kardiovaskular: aritmia; hepatik: menaikkan sementara  enzim hepar; reaksi lokal: flebitis, nyeri pada lokasi penyuntikan; renal:
menaikkan sementara ureum dan kreatinin,
ada:
Serbuk suntikan 500 mg, 1000 mg, vial.


19.SEFTAZIDIM
pemakaian terbatas ,
Manfaat :
Infeksi karena bakteri terutama Pseudomonas spesies, termasuk yang kebal terhadap aminoglikosida,
tidak diberikan kepada pasien :::
pasien yang pasien yang peka porfiria, sefalosporin,
Peringatan :
peka penisilin, gangguan fungsi ginjal , positif palsu pada tes Coombs, positif palsu pada pemeriksaan glukosa urin ,
dosis:
Infeksi yang dipicu oleh bakteri yang peka
Neonatus : 4: 50 mg/kg beratbadan /dosis:
Interval
Usia gestasi < 30 minggu
≤ 28 hari setiap 12 jam
> 28 hari setiap 8 jam
Usia gestasi ≥ 30 minggu
≤ 14 hari setiap 12 jam
> 14 hari setiap 8 jam
Bayi < 2 bulan
suntikan 4 atau infus 4: 25-50 mg/kg beratbadan /hari dalam 2 dosis: terbagi
Bayi > 2 bulan
suntikan 4 atau infus 4 : 50-100 mg/kg beratbadan /hari dalam 2-3 dosis: terbagi
Fibrosis sistik, atau meningitis pada immunocompromised
suntikan 4 atau infus 4: hingga 150 mg/kg beratbadan /hari dalam 3 dosis: terbagi (maksimal 6 g sehari)
Pemberian
Parenteral: Adanya gelembung karbondioksida harus dihilangkan dari
larutan sebelum dipakai. IV P  : beri dalam 3-5 menit pada kandungan
maksimal 180 mg/mL. Infus 4 intermiten: beri dalam 15-30 menit pada
kandungan akhir < 40 mg/mL.
efek samping :  
 abdominal discomfort, pusing,Diare, mual mulas perih kembung mulas perih kembung,
jarang  muncul: kolitis (terutama pada dosis: tinggi), reaksi alergi termasuk ruam, pruritus, sindroma Stevens-Johnson, artralgia,  anafilaksis, urtikaria, reaksi serum sickness, demam , hepatitis transien, ikterus kolestatik, nekrolisis epidermal racun, eosinofilia dan gangguan darah (termasuk anemia aplastik ,anemia hemolitik, trombositopenia, leukopenia, agranulositosis ), kebingungan, hipertonia ,nefritis
interstitial reversibel, kecemasan, sulit tidur,
ada:
Serbuk suntikan : 500 mg, 1 g.


20. SIANOKOBALAMIN (Vitamin B12)
Sianokobalamin sebagai suplemen nutrisi; vitamin larut air
Manfaat :
menaikkan kebutuhan vitamin B12 yang dipicu oleh penyakit ginjal,tiroracunosis, perdarahan, Anemia pernisiosa, kekurangan vitamin B12,
tidak diberikan kepada pasien :::
pasien yang peka sianokobalamin dan sejenisnya, cobalt, penyakit
atrofi nervus optikus kongenital,
Peringatan :
pengurangan penyerapan sianokobalamin pada saluran cerna bila diberi bersamaan dengan asam askorbat dosis  tinggi, fenitoin, kloramfenikol,  antibiotika aminoglikosida, kolkisin,
pemantauan hemoglobin, hematokrit, kalium serum, eritrosit, retikulosit,
pemantauan awal munculnya hipokalemia berat karena adanya konversi
anemia megaloblastik menuju eritropoesis normal,
dosis:
Pemberian secara intramuskular atau subkutan dalam dengan dosis: 0,3 – 2
mcg/hari.
Anemia Pernisiosa
30-50 mcg/hari selama 2 minggu, kemudian diikuti 100 mcg/bulan.
kekurangan vitamin B12
100 mcg/hari selama 10-15 hari (dosis: total 1-1.5 mg) kemudian diikuti sekali
atau dua kali/minggu selama beberapa bulan, di tappering 60 mcg/bulan .



21.SEFTRIAKSON
pemakaian terbatas,
Manfaat :
Infeksi kronis dipicu oleh bakteri yang peka, termasuk profilaksis meningitis meningokokal,  gonore, meningitis,septikemia, pneumonia, profilaksis pada pembedahan,
tidak diberikan kepada pasien :::
pasien yang peka hipoalbuminemia, neonatus dengan ikterus, sefalosporin, porfiria, asidosis:  gangguan pengikatan bilirubin,
Peringatan :
peka terhadap gangguan fungsi ginjal ,gangguan fungsi  hati  berat , penisilin, yang ditambah gangguan fungsi ginjal prematur, memberi peluang menggeser ikatan bilirubin dari serum albumin, positif palsu pada pemeriksaan glukosa urin dan positif palsu tes Coombs.
dosis:
Infeksi yang dipicu oleh organisme yang peka :
Neonatus
20-50 mg/kg beratbadan /hari (maksimal 50 mg/kg beratbadan /hari). Pemberian infus 4 pada
neonatus selama 60 menit. Bayi dan pasien anak
suntikan IM dalam, 4 lambat (3-4 menit) atau infus i.v : 20-50 mg/kg beratbadan /hari
sampai 80 mg/kg beratbadan /hari, Infeksi kronis, infus 4 (dalam 60 menit),
Pencegahan Infeksi Gonokokus
25-50 mg/kg beratbadan /hari sebagai dosis: tunggal (dosis: tidak lebih dari 125 mg)
Infeksi Gonokokus
25-50 mg/kg beratbadan /hari (dosis: maksimal  125 mg) diberi setiap 1 hari  selama 7 hari.
Profilaksis pada pembedahan
suntikan IM dalam atau suntikan 4 (minimal selama 2-4 menit), pasien dewasa 1 g
sebagai dosis: tunggal.
Operasi Kolorektal (ditambah antibaterial aktif terhadap anaerob)
suntikan IM dalam atau suntikan 4 (minimal selama 2-4 menit) atau infus 4: 2
g sebagai dosis: tunggal.
pemakaian
dosis: IM > 1 g disuntikkan pada lebih dari 1 area penyuntikan.
keterangan: pakai sefotaksim menggantikan seftriakson pada neonatus
hiperbilirubinemia.
Meningitis :
Profilaksis untuk tahap risiko tinggi : < 12 tahun : IM 125 mg sebagai dosis:
tunggal. 12 tahun : i.m 250 mg sebagai dosis: tunggal Pada gangguan fungsi
ginjal interval dosis: tidak perlu diubah untuk dosis: < 2 g/hari.
Pemberian
Parenteral :IV P  : beri dalam 2-4 menit pada kandungan maksimal 40
mg/mL. dosis: 2 g yang diberi IV P  dalam 5 menit bisa memicu diaforesis,
takikardia, resah gelisah ,
4 intermiten infus: beri dalam 10-30 menit, kandungan akhir pada
pemberian 4 tidak boleh lebih dari 40 mg/mL. suntikan IM: bisa diencerkan
dengan aquabidest pro suntikan atau lidokain 1% akibatnya menjadi 250 mg/
mL atau bisa dipakai pengencer lidokain 1% sejumlah tertentu sesuai anjuran fihak dengan kandungan akhir 350 mg/ml, suntikan IM dalam di
otot besar.
efek samping :  
kebingungan, hipertoni, nefritis interstitial reversibel, kecemasan, sulit tidur,
 endapan kalsium seftriakson dalam urin (terutama pada pasien usia  muda, immobilisasi,dehidrasi) atau dalam kandung empedu dan pikirkan penghentian obat bila muncul gejala klinis. jarang muncul muncul : perpanjangan waktu protrombin, pankreatitis, Diare, mual mulas perih kembung ,abdominal discomfort, pusing, jarang  muncul, kolitis (terutama pada dosis: tinggi), reaksi alergi termasuk reaksi serum sickness, demam , artralgia,  anafilaksis,ruam, pruritus, urtikaria,
gangguan enzim hati, hepatitis transien, ikterus kolestatik, eosinofilia , Sindroma Steven-Johnson, nekrolisis epidermal racun, gangguan darah (termasuk agranulositosis, anemia aplastik,  anemia hemolitik,trombositopenia, leukopenia),
ada:
Serbuk suntikan (sebagai garam Na) 250 mg, 500 mg, 1 g, vial



22.SERUM DAN IMUNOGLOBULIN
imunoglobulin  adalah antibodi yang berasal dari manusia,  materi antibodi
yang berasal dari hewan dinamakan antiserum , suntikan antiserum  diikuti dengan  serum sickness dan reaksi alergi tipe lain akibatnya pemakaiannya  diganti dengan imunoglobulinmanusia. Ada dua jenis  imunoglobulin  manusia, yaitu imunoglobulinnormal dan imunoglobulinkhusus. imunoglobulinNormal  Dibuat dari kumpulan sedikitnya donasi 1000 plasma manusia; mengandung  antibodi untuk hepatitis A,  virus lain ,campak, mumps, varisela, pemakaiannya diberi secara suntikan , intramuskular untuk perlindungan para tahap yang rentan terhadap  penularan virus hepatitis A (hepatitis yang menular), dan mungkin yang
kurang diperlukan, rubella. dosis:
Hepatitis A : 125 mg-250 mg
Campak
Profilaksis : pasien anak < 1 th 250 mg
pasien anak 1-2 th 500 mg
pasien anak > 3th 750 mg
Mengurangi reaksi : pasien anak < 1 th 100mg
pasien anak > 1th 250 mg
efek samping :  
Reaksi lokal (nyeri  dan pembengkakan bisa muncul pada area suntikan),anafilaksis,Malaise, menggigil, demam,  
tidak diberikan kepada pasien :::
 imunoglobulin  bisa mengganggu respon sistem kekebalan tubuh terhadap vaksin  yang terbuat dari virus hidup akibatnya biasanya diberi paling sedikit 3
minggu sebelum atau 3 bulan sesudah pemberian sistem kekebalan tubuhoglobulin,Pasien yang diketahui memiliki antibodi khusus terhadap imunoglobulin  A (IgA).
ada:
Serbuk suntikan 2,5g (Venoglobulin®)

Antitoksin Difteri
Dibuat dari plasma atau serum kuda sehat yang diimunisasi
terhadap toksin atau toksoid difteri,
Manfaat :
imunisasi pasif pada masalah penyakit ,
Peringatan :
Harus dilakukan tes terlebih dahulu , hindari jika  terlalu peka,
observasi dilakukan sesudah pemberian dengan menyiapkan adrenalin dan
fasilitas resusitasi lebih dahulu.
dosis:
IM: 10.000 – 30.000 pada masalah penyakit yang ringan sampai berat
40.000 – 100.000 pada masalah penyakit yang berat. dosis: lebih dari 40.000 unit harus  diberi sebagian secara suntikan IM dan diikuti sisanya secara 4 sesudah ½-2  jam.

Imunoglobulinkhusus
Dibuat dari kumpulan plasma donor pilihan yang antibodi khusus diperlukan
dalam komposisi tinggi.  imunoglobulinAnti-D (Rho)
Manfaat :
Pencegahan agar ibu rhesus negatif tidak membentuk antibodi terhadap
sel janin rhesus positif yang memasuki  sirkulasi ibu ketika dilahirkan atau
abortus, akibatnya pasien anak yang mungkin akan lahir berikutnya tidak terkena
anemia hemolitik.
dosis:
sesudah aborsi atau kelahiran bayi rhesus positif , 500 unit segera atau dalam
2 hari,

imunoglobulin Antitetanus (Human)
Dibuat dari orang pasien dewasa yang diimunisasi dengan toksoid tetanus.
Manfaat :
imunisasi pasif terhadap tetanus dalam manajemen luka yang rawan
tetanus.
tidak diberikan kepada pasien :::
Seperti pendahulu
Peringatan :
Bila vaksin tetanus dan imunoglobulinantitetanus harus diberi pada saat
yang sama, harus dipakai semprit yang berbeda dan lokasi yang berbeda.
dosis:
Profilaksis tetanus (luka) 250 unit. 500 unit (bila luka < 12 jam atau risiko
kontaminasi besar, atau  beratbadan  90 kg) dosis: ke-2 (hanya pada pasien dengan
supresi sistem sistem kekebalan tubuh atau bila tidak boleh diberikan  : pada imunisasi aktif dengan  vaksin tetanus) 250 unit 3-4 minggu kemudian.
ada:
suntikan 5 mL vial ,


23.SIKLOFOSFAMID
Siklofosfamid sebagai anti neoplasma, alkylating agent (deivat Nitrogen
mustard )
Manfaat :
dipakai tunggal atau bersama dengan obat lain pada: penyakit idiopatik trombositopenik purpura,  vaskulitis,Hodgkin’s, anemia
hemolitik autosistem kekebalan tubuh, myastenia gravis, multipel sklerosis,
limfoma maligna, multiple myeloma, leukemia, neuroblastoma, mycosis
fungoides, karsinoma ovarium atau tumor padat lainnya, sindroma nefrotik,
lupus eritematosus, lupus nefritis, reumatoid artritis aktif yang berat,
Wegener’s granulomatosis,
tidak diberikan kepada pasien :::
pasien yang peka siklofosfamid atau sejenisnya; pemakaian pada
wanita hamil , saat sedang menyusui ,
Peringatan :
 Hati-hati pemakaiannya  pada pasien  stres sumsum tulang dan gangguan hati dan ginjal yang  memerlukan perubahan dosis: awal. pengurangan dosis: awal 33-50 % pada  pasien  stres sumsum tulang.
Siklofosfamid berciri khas karsinogenik dan mutagenik potensial; yang bisa
mengganggu fertilitas, memicu sterilitas , memicu  cacat bayi,
pemantauan darah lengkap, elektrolit serum, BUN, kreatinin  serum, urinalisis dan asupan cairan yang diminum  diperlukan sebelum dan sesudah pemberian obat,
Hidrasi agresif, pengosongan kandung kemih segera dan pemberian mesna bisa menurunkan risiko munculnya sistitis hemoragik.
Hidrasi yang kuat dan asupan cairan  yang cukup diperlukan sebelum dan sesudah pemberian siklofosfamid untuk  mencegah sistitis hemoragik.
dosis: Induksi
2-8 mg/kg beratbadan  atau 60-250 mg/m2
/hari 4
dosis: Pemeliharaan
10-15 mg/kg beratbadan  (350-550 mg/m2
) setiap 7-10 hari atau 3-5 mg/kg beratbadan  (110-
185 mg/m2
) 2x seminggu i.v 2-5 mg/kg beratbadan  atau 50-150 mg/m2
 2x seminggu
peroral
SLE 4
500-750 mg/m2
 setiap bulan. dosis: maksimal 1 g /mJRA 4
10 mg/kg beratbadan  setiap 2 minggu
Sindroma nefrotik
2-3 mg/kg beratbadan /hari setiap hari selama 12 minggu peroral.
efek samping :
Hematologi : anemia, leukopenia, trombositopenia, Metabolisme : hiperurisemia,
Kulit : alopesia, Endokrin : supresi gonad, SIADH, efek lain-lain : neoplasma sekunder, Respirasi : fibrosis pulmo, Kardiovaskular : hipotensi,fibrosis miokardial,
 Traktus gastrointestinal : anoreksia, mual mulas perih kembung , Traktus urinarius : sistitis hemoragik, hematuria,
ada:
  suntikan: 100 mg, 200 mg, 500 mg, 750mg, 1 g, 2 g,Tablet: 25 mg, 50 mg


24.SIKLOSPORIN
Siklosporin sebagai obat sistem kekebalan tubuh imunksupresan,
Manfaat :
Psoriasis berat, Reumatoid artritis berat yang tidak tanggap
terhadap metotreksat saja, penyakit autosistem kekebalan tubuh berat yang kebal terhadap  kortikosteroid dan terapi lain,
dipakai bersama dengan kortikosteroid untuk mencegah graft vs  host disease pada pasien dengan sumsum tulang, transplantasi ginjal, hati, jantung,  Telah dipakai untuk terapi sindroma nefrotik pada  pasien glomerulosklerosis fokal ketika siklosfosfamid dan kortikosteroid  tidak berhasil,
tidak diberikan kepada pasien :::
tekanan darah tinggi yang  tidak terkendali, pasien yang peka obat atau sejenisnya; pemakaian pada  wanita hamil dan menyusui harus tidak dilakukan,
Peringatan :
pemantauan fungsi ginjal dan hati, elektrolit, tekanan darah dan denyut jantung
pasien  dengan gangguan hati dan ginjal harus diawasi secara ketat dan
disesuaikan dosisnya,
dosis: oral awal
14-18 mg/kg beratbadan /kali diberi 4-12 jam sebelum transplantasi organ.
dosis: rumatan postoperatif
5-15 mg/kg beratbadan /hari dalam 1-2x pemberian, diturunkan (tappering) menjadi
3-10 mg/kg beratbadan /hari.
dosis: untuk glomerulosklerosis fokal
awal 3 mg/kg beratbadan /hari dibagi dalam 2x pemberian.
dosis: intravena
awal 5-6 mg/kgB/kali diberi 4-12 jam sebelum transplantasi organ.
dosis: rumatan
2-10 mg/kg beratbadan /hari dalam 2-3x pemberian. Secepat mungkin dialihkan
menjadi per oral.
efek samping :  
Neurologi: parestesia,hiperestesia,
 efek lain-lain: reaksi terlalu peka,hiperplasia ginggiva, infeksi,
pusing,psikotik, SSP: kejang, tremor, bingung, flushing,
 Kardiovaskular: tekanan darah tinggi,
Neurologi: parestesia,hiperestesia,
 efek lain-lain: reaksi terlalu peka,hiperplasia ginggiva, infeksi,
 Traktus gastrointestinal: dispepsia, anoreksia, pankreatitis,diare, hepatotoksik, mual mulas perih kembung ,
 Traktus urinarius: nefroracun
 Kulit: akne,pruritus,
ada:
suntikan: 50 mg/mL dalam 5 mL ampul,
 Soft gelatin kapsul (sandsistem kekebalan tubuh): 25 mg, 100 mg,
 Solusio oral: 100 mg/mL,
 



25.SITARABIN
Sitarabin sebagai anti metabolit,anti kanker,
Manfaat :
dipakai dalam regimen campuran pada leukemia dan limfoma non-Hodgkin,
tidak diberikan kepada pasien :::
pasien yang peka obat dan komponen.
Peringatan :
Pada disfungsi hati yang hebat dosis: harus diturunkan. Pada stres sumsum tulang yang nyata dosis: diturunkan atau hari terapi dikurangi.
pemantauan  fungsi ginjal , asam urat serum fungsi hati, darah lengkap,
dosis:
Induksi
Intravena : 200 mg/m2/hari selama 5 hari, selang 2 minggu sebagai obat tunggal
Pada kemoterapi campuran: 100-200 mg/m2/hari selama 5-10 hari atau setiap
hari sampai dengan remisi. Pemberian intravena drip kelanjutan atau dalam 2 dosis: terbagi
per hari Intratekal : 5-75 mg/m2
 setiap 2-7 hari sampai dengan pemeriksaan CNS normal.
Rumatan
Intravena: 70-200 mg/m2/hari selama 2-5 hari dengan interval 1 bulan
Intramuskular/subkutan : 1-1,5 mg/kg dosis: tunggal untuk rumatan dengan
interval 1-4 minggu Intratekal : 5-7.5 mg/m2
 setiap 2-7 hari sampai dengan pemeriksaan
CNS normal.
Regimen dosis: tinggi
Leukemia atau Limfoma non-Hodgkin yang refrakter : infus intravena 3 g/m2
setiap 12 jam sampai dengan 12 dosis,




26.STREPTOMISIN
Streptomisin adalah anti tuberkulosis,  antibiotik golongan aminoglikosid
Manfaat :
pes, tularemia, bruselosis,Anti tuberkulosis, infeksi enterokokus, ISK,
tidak diberikan kepada pasien :::
miastenia gravis,  kehamilan ,Gangguan pendengaran,
Peringatan :
Nyeri pada area suntikan, gangguan ginjal, pada bayi , dosis: perlu
disesuaikan dan pemantauan kandungan streptomisin dalam plasma, fungsi ginjal, pendengaran,  vestibular,  
dosis:
dosis: diberi berdasar berat badan ideal. Untuk infeksi sedang dan berat
pada pasien anak 20-40 mg/kg beratbadan /hari, dibagi dalam 6-12 jam. Streptomisin sulfat pada biasanya diberi secara intramuskular dalam pada otot besar. Namun
pada pasien yang tidak tahan pada pemberian IM bisa diberi melewati
infus 12-15 mg/kg beratbadan  dalam larutan NaCl 0,9% selama 30-60 menit.
Anti tuberkulosis
Diberi bersama anti tuberkulosis lain. dosis: untuk pasien anak 20-40 mg/kg beratbadan /hari (maksimal 1 gram/hari).
dosis: untuk kelainan ginjal: Pasien dengan kelainan ginjal, dosis: perlu
disesuaikan dengan komposisi streptomisin dalam serum (tidak melebihi 20-25
mg/mL) dan derajat kerusakan ginjal. jika komposisi streptomisin tidak bisa
dilakukan, dosis: diberi berdasar kreatinin klirens.
 Kreatinin klirens 50-80 mL/menit dosis: 7,5mg/kg beratbadan  setiap 1 hari  
 Kreatinin klirens 10-50 mL/menit dosis: setiap 1 sampai 3 hari
 Kreatinin klirens <10 mL/menit dosis: setiap 72-96 jam.
efek samping :  
parestesia pada mulut,nefroracun, reaksi terlalu peka, Kerusakan vestibular dan auditori,  jarang muncul: trombositopenia, nyeri , anemia aplastik, agranulositosis, abses pada area suntikan,hipomagnesemia, kolitis, mual mulas perih kembung  ruam kulit, anemia hemolitik,
ada:
Vial untuk suntikan dengan kemasan 1 gram



27.SISPLATIN
Sisplatin sebagai Alkylating agent,anti neoplasma,
Manfaat :
Sebagai terapi testicular atau ovarian carcinoma metastase, kanker kepala, kanker leher, kanker serviks , kanker paru-paru. kanker bulibuli tahap lanjut, limfoma hodgkin dan non hodgkin, neuroblastoma,
tidak diberikan kepada pasien :::
kerusakan ginjal, pendengaran berat , myelosupresi,pasien yang peka sisplatin, platinum containing agent maupun komponen-sejenisnya,
Peringatan :
pasien  harus  dilakukan hidrasi yang cukup sebelum dan sesudah pemberian sisplatin  dengan atau tanpa manitol dan furosemid untuk meyakinkan produksi urin  yang cukup dan pencegahan risiko efek racun pada ginjal.
Hati-hati pemakaian sisplatin dosis: tinggi yang bisa memicu efek racun pada ginjal secara kumulatif, myelosupresi, mual mulas perih kembung ,
efek racun pada pendengaran : tinitus sampai tuli,
pengurangan dosis:
tes pendengaran, tes fungsi hati, tes neurologis  dan produksi urin dan urinalisis,
sisplatin pada gangguan ginjal dan bayi kurang 6 bulan. pemantauan darah
lengkap, kreatinin serum, BUN, klirens kreatinin, elektrolit serum, terutama
kalsium, magnesium, kalium,
dosis:
dosis: intermiten
37-75 mg/m2 sekali setiap 2-3 minggu atau 50-100 mg/m2 selama 4-6 jam
sekali setiap 3-4 minggu.
dosis: harian 15-20 mg/m2/hari selama 5 hari setiap 3-4 minggu.
Neuroblastoma 90 mg/m2 sekali seiap 3 minggu atau 30 mg/m2/minggu.
dosis: tinggi  40 mg/m2/hari selama 5 hari setiap 3 minggu dalam 3-4 siklus.



28.STAVUDIN (D4T)
Manfaat :
Infeksi H4
tidak diberikan kepada pasien :::
Pasien yang pasien yang peka stavudin.
Peringatan:
Tidak boleh dipakai bersama zidovudin  perhebattik,
hati-hati pemberian bersama dengan obat yang memicu pankreatitis,
Obat bisa diberi tidak bersama makanan; pemantauan fungsi hati, lipase,amilase ,
dosis:
 dosis: neonatus/bayi (lahir – 13 hari): 0,5 mg/kg beratbadan  dua kali sehari
 dosis: pasien anak (14 hari – berat badan >30 kg): 1 mg/kg beratbadan  dua kali sehari
 dosis: remaja (≥ 30kg)/dosis: pasien dewasa: 30 mg, 2 kali sehari
efek samping :
penyebaran tidaknormal lemak, pankreatitis, asidosis: kelemahan saraf secara cepat (jarang muncul), asidosis: laktat.laktat dengan neuropati perifer, hepatik steatosis, hiperlipidemia,
ada:
stavudin 12 mg/lam4udin 60 mg/nevirapin 100 mg, Tablet 30 mg,
 campuran dengan lam4udin: stavudin 30 mg/lam4udin 150 mg
 campuran dengan lam4udin dan nevirapin (fixed drug combination/FDC
untuk pasien anak)



29.SIPROFLOKSASIN
Siprofloksasin dipakai bersama dengan  doksisiklin dan  metronidazol  untuk pengobatan penyakit inflamatori pelvik,
Siprofloksasin merupakan antibakteri golongan kuinolon, Aktif terhadap
Salmonella,bakteri gram-positif gram-negatif, Pseudomonas,Shigella,Bacillus antrax,   Campylobacter, Neisseria,  Chlamydia dan beberapa mikobakteria.
 Sebagian besar  organisme anaerob tidak peka.
Manfaat :
Infeksi saluran napas (termasuk infeksi pseudomonas pada fibrosis sistik, namun bukan untuk  pneumonia pneumokokal), infeksi kulit, profilaksis pada tindakan operasi,infeksi saluran kemih, infeksi tulang dan sendi, septicemia, antrax,
Gastroenteritis (enteritis campylobacter ,salmonella,kolera, Shigellosis, diare,
),  legionnaires disease, tifoid, gonore, chancroid,meningitis
(termasuk pencegahan meningitis meningokokal).
tidak diberikan kepada pasien :::
Riwayat gangguan tendon pada pemakaian kuinolon.
jarang muncul : kerusakan tendon karena itu hentikan  pengobatan begitu gejala nyeri atau inflamasi muncul dan istirahatkan  tungkai yang terkena. hindari pemaparan langsung dengan sinar matahari
(hentikan pengobatan bila muncul fotopeka). Gangguan fungsi ginjal hati
, hindari alkalinisasi urin berlebih dan pastikan asupan cairan yang kuat karena risiko kristaluria,
Peringatan :
pemakaian dalam waktu singkat bisa dipikirkan. dipakai pada pasien anak
lebih dari 5 tahun dengan fibrosis sistik yang terinfeksi pseudomonas,
dan pengobatan antrax.
pasien anak dan remaja: memicu artropati pada sendi penopang berat badan,
pada percobaan binatang akibatnya tidak disarankan pada pasien anak dan
remaja. kekurangan G6PD, miastenia gravis (risiko eksaserbasi), Riwayat epilepsi dan predisposisi kejang, Namun, pada hasil biakan semua kebal kecuali siprofloksasin,
dosis:
Fibrosis Sistik
5 – 12 tahun : oral maksimal 20 mg/kg beratbadan  2 kali/hari (maksimal 1,5 g/hari)
Antraks
Oral : 20 – 30 mg/kg beratbadan /hari dibagi setiap 12 jam selama 60 hari, dosis:
maksimal 1000 mg/hari. Interval dosis: pada gangguan fungsi ginjal : CIcr < 30
ml/menit : setiap 18 – 24 jamPemberian
Oral : pakai tablet 2 jam sesudah makan, bisa diberi bersama
makanan untuk mengurangi gangguan saluran cerna. bisa diberi
bersama atau tanpa makanan. tidak memakai antasida.
efek samping :  
nyeri perut, flatulen, diare, disfagi, tremor, mual mulas perih kembung mulas perih kembung, dispepsia, hiperglikemia, pusing, sulit tidur, ruam (jarang muncul : nekrolisis epidermal racun dan sindroma StevensJohnson ), eritema nodosum,petekie, bula hemoragik,pruritus, vaskulitis,  . jarang muncul: stres, asthenia, kebingungan, anoreksia, menaikkan ureum dan kreatinin darah, insomnia, resah gelisah , halusinasi, konvulsi, parestesia, fotopeka, reaksi terlalu peka
(artralgia, mialgia , anafilaksisdemam, urtikaria, angioedema, ), gangguan
darah (trombositopenia,eosinofilia, leukopenia), perubahan masa trombin.
tenosinovitis, takikardia, edema, sinkop, muka merah , berkeringat
gangguan penglihatan, gangguan pengecapan, gangguan pendengaran, gangguan penciuman dan tinitus, keluhan munculnya inflamasi dan gangguan tendon terutama yang memperoleh kortikosteroid, anemia hemolitik, gagal ginjal, nefritis interstitial, gangguan fungsi hati (hepatitis dan ikterus kolestatik). Hentikan pengobatan bila muncul reaksi psikiatrik, neurologik atau terlalu peka.
ada:
Tablet (sebagai HCL) 250 mg


30.SIMETIDIN
Manfaat :
Zollinger-Ellison, Ulkus gaster ringan, ulkus duodenum ringan, keadaan yang
memicu munculnya hipersekresi lambung.
tidak diberikan kepada pasien :::
pasien yang peka simetidin.
Peringatan :
 hati-hati pemberian intravena pada hipotensi dan gangguan kardiovaskular,
Gangguan fungsi hati, gangguan fungsi ginjal, ibu menyusui,
dosis:
Neonatus : 5 – 10 mg/kg beratbadan /hari dalam 2 – 3 dosis: terbagi
Bayi : 10 – 20 mg/kg beratbadan /hari dalam 3 – 4 dosis: terbagi
pasien anak : 20 – 40 mg/kg beratbadan hari dalam 3 - 4 dosis: terbagi
efek samping :  
neutropenia, agitasi, pusing,Diare, mialgia, rash, ginekomastia, menaikkan kreatinin, menaikkan SGOT dan SGPT,
ada:
suntikan : 150 mg/mL (2 mL dan 8 mL) ,Tablet : 200 mg, 300 mg, 400 mg. Sirup : 300 mg/5 mL.



31.TOPIRAMATE
Manfaat :
sindrom Lennox-Gastaut,Terapi ajuvan untuk kejang parsial dan kejang umum tonik-klonik pada orang pasien dewasa dan pasien anak usia 2 – 16 tahun,
tidak diberikan kepada pasien :::
Pasien dengan riwayat pasien yang peka komponen zat yang terkandung
dalam topiramate,
Peringatan :
 Hati-hati pemakaian topiramate bersama dengan obat yang bisa memicu gangguan pengaturan suhu tubuh  seperti Miopia akut , glaukoma sekunder ,inhibitor karbonik anhidrase dan obat antikolinergik,Produksi keringat berkurang akibatnya muncul naiknya  suhu badan,  terutama pada saat udara panas.Penghentian obat  Topiramate seperti OAE lain jika akan dihentikan harus dilakukan secara  bertahap untuk hindari menaikkan Oligohidrosis , hipertermia ,frekuensi kejang, Jika telah muncul gejala pemberian topiramate harus dihentkan,  Pemeriksaan oftalmologi memperlihatkan adanya naiknya tekanan intraokular,miopia, hiperemia, penyempitan kamera okuli anterior,  
Gejala muncul sesudah pemakaian topiramate selama 1 bulan dan bisa
muncul pada pasien anak-,muncul pengurangan visus mendadak dan nyeri
okuler.
Parestesia  Efek lain dari topiramate yang umum muncul pada pemakaian obat inhibitor karbonik anhidrase.  Batu ginjal pasien  yang memperoleh terapi topiramate beresiko 2-4 kali  lebih tinggi dari populasi untuk munculnya batu ginjal. masalah ini dipicu oleh  topiramate sebagai obat inhibitor karbonik anhidrase memiliki efek  menurunkan ekskresi sitrat urin dan menaikkan pH urin sehinga batu lebih mudah terbentuk. pasien  yang memperoleh terapi diet ketogenik juga  berisiko untuk terbentuknya batu ginjal. Untuk mengurangi risiko itu, asupan cairan perlu ditingkatkan untuk menaikkan diuresis dan
mengurangi kandungan zat-zat pembentuk batu. Komplikasi batu ginjal bisa
muncul pada pasien ank-pasien anak. Anoreksia :Tambahan nutrisi dan menaikkan asupan makanan perlu diberi jika
muncul pengurangan berat badan selama terapi,
Gangguan kognitif dan neuropsikiatri
Gangguan ini lebih banyak ada  pada pasien  pasien dewasa, berupa gangguan bicara dan bahasa,  gangguan kandungan dan atensi, keterlambatan psikomotor,
Gangguan yang terbanyak ditemukan adalah somnolen dan fatique,
dosis:
dosis yang disarankan untuk pasien anak usia 2-16 tahun sebagai terapi
ajuvan pada serangan kejang parsial, kejang umum tonik-klonik dan sindrom
Lennox-Gastaut : 5-9 mg/kg beratbadan /hari dibagi dalam 2 dosis:.
Titrasi dimulai dengan dosis: 25 mg/hari atau kurang ( dosis: inisial 1-3 mg/
kg beratbadan /hari) untuk minggu pertama. dosis: ditingkatkan dengan interval 1-2
minggu dengan kenaikan dosis: 1-3 mg/kg beratbadan /hari untuk mencapai tanggap optimal. Titrasi harus disesuaikan dengan tanggapan klinik.
efek samping :  
Sistem ginjal dan saluran kemih: inkontinensia urin, nokturia;
Sistem penglihatan: gangguan lakrimasi,gangguan visus, diplopia, myopia,
Sistem hematologi:menaikkan protrombin, trombositopenia;  leukopenia, purpura, epistaksis, hematoma,
Sistem gastrointestinal: flatulen, refluks gastro-esofagus, glositis, hiperplasi gusi, nausea, menaikkan saliva, konstipasi, gastroenteritis, disfagia,
Gizi dan metabolik: pengurangan atau menaikkan berat badan;
Psikiatri: reaksi agresi, insomnia , gangguan memori,somnolen, anoreksia, nervous, problem tingkah laku, keskaran kandungan atau perhatian,
Umum: fatique, reaksi alergi, back pain, pucat.
Sistem kardiovaskular: tekanan darah tinggi, bradikardia;
SSP: tidaknormal gait, ataksia, hiperkinesia, dizziness,
gangguan bicara/bahasa, hiporefleks, kejang umum, inkontinensia alvi, konfusi,
keterlambatan psikomotor, neurosis, menaikkan nafsu makan;
Genitalia:leukorea;
Sistem sistem kekebalan tubuh: infeksi virus;
Sistem pernapasan: pneumonia, gangguan pernapasan;
Kulit: ruam eritema, seboroik, diskolorasi kulit,alopesia, dermatitis, hipertrikosis,
ada:
Sprinkle : 15 mg dan 25 mg. Tablet : 25 mg, 50 mg.



32.TACROLIMUS
Tacrolimus monohydrate
Manfaat :
Topikal: Pengobatan dalam waktu singkat maupun dalam waktu lama terhadap
dermatitis atopik (eksema) sedang maupun berat pada pasien dewasa dan pasien anak usia > 2 tahun yang tidak tanggap  pada pengobatan konvensional.
Oral, 4: Pencegahan reaksi penolakan organ transplan pada pasien yang
menjalani transplantasi organ.
tidak diberikan kepada pasien ::: pasien yang peka tacrolimus atau castor oil
 pemakaian bersamaan dengan siklosporin harus tidak dilakukan
 pemakaian saat sedang menyusui harus tidak dilakukan
 Topikal: melemahkan sistem sistem kekebalan tubuh
Peringatan
Kategori C
efek samping :   
Hematologi: defek koagulasi, leukopenia,anemia, limfositosis, trombositopenia,
 efek lain-lain: reaksi anafilaksis, GUT: nefroracun, ISK
 Kulit: hirsutisme, fotopeka, berkeringatpruritus, ruam, alopesia, herpes simpleks,
 Endokrin: hiperglikemia.SSP: bingung, halusinasi, psikosis, somnolen,pusing, agitasi,insomnia, tremor,  ansietas, stres, emosi labil,
 Mata dan THT: tinitus, perubahan suara,ambliopia,  perubahan suara,
 Respirasi: pneumonia, edema paru,asma, bronkitis, faringitis,
 Kardiovaskuler: edema perifer, prolong QTc,asites, tekanan darah tinggi,
 GIT: disfagia, flatulen, cholestatic jaundice, dispepsia, menaikkan
nafsu makan, menaikkan fungsi hati, peritonitis, oral thrush,perdarahan GIT, nyeri perut, anoreksia, diare, nausea, muntah, kolangitis,
ada:
Ointment: 0.03% dalam 30g dan 60 g, 0.1% dalam 30g dan 60g,Kapsul: 1 mg, 5 mg,
suntikan: 5 mg/mL dalam 1 mL ampul,



33.TENOFOVIR (TDF)
Manfaat :
Infeksi H4
tidak diberikan kepada pasien :::
Pasien yang pasien yang peka tenofovir.
Peringatan
 Cek pasien untuk infeksi HBV sebelum pakai TDF,
Bila diberi bersama obat lain, ddI kapsul lepas lambat dan TDF bisa
diberi dalam kondisi puasa atau makanan ringan. TDF bisa diberi tanpa makanan walaupun penyerapannya diperhebat bila dibarengi dengan makanan tinggi lemak.
 Eksaserbasi akut yang parah dari HBV bisa muncul bila TDF dihentikan; pemantauan fungsi hati untuk beberapa bulan sesudah terapi dengan TDF dihentikan.
dosis: neonatus/bayi Tidak diperbolehkan.
dosis: pasien anak Tidak diperbolehkan untuk pasien anak usia <12 tahun; dosis: yang ada hanya 300  mg tablet. dosis: investigasi 8mg/kg beratbadan  sekali sehari pada pasien anak usia <12 tahun.
dosis: remaja (≥12 tahun dan >35 kg) :
300 mg sekali sehari
efek samping :  
Berkurangnya kepadatan mineral tulang, Insufisiensi ginjal, sindroma Fanconi,Asthenia, pusing, diare, mual mulas perih kembung ,
ada:
 Tablet 300 mg campuran dengan emtricitabine: tenofovir 300 mg/emtricitabine 200 mg,



34. TRIAMCINOLONE
Manfaat :
Keganasan: terapi paliatif pada leukemia dan limfoma,
 Penyakit pencernaan: kolitis ulserativa, enteritis regional,
Penyakit darah: anemia hipoplastik, ITP, anemia hemolitik,
 Penyakit endokrin: congenital adrenal hyperplasia, nonsupurative thyroiditis,insufisiensi adrenokortikal primer maupun sekunder,
Penyakit pernapasan: emfisema paru, fibrosis paru difus,sarkoidosis, sindrom Loeffler, TB paru fulminan,
 Penyakit mata: iritis, iridosis:titis,  korioretinitis, uveitis, koroiditis, neuritis
optik,konjungtivitis alergi, keratitis, ulkus kornea, herpes zoster
oftalmikus,
Penyakit rematik: bursitis akut ,subakut, tenosynovitis akut,reumatoid artritis, spondilitis ankylosing,
 Penyakit kolagen: SLE, reumatoid karditis akut.
 Kelainan dermatologi: sindroma Steven-Johnson, dermatitis exfoliativa, mikosis fungoides , psoriasis berat,pemfigus, dermatitis bulosa herpetiformis, eritema multiformis berat,
 Penyakit alergi: dermatitis tahap, dermatitis atopik, angiodema, urtikaria,
rinitis alergika, asma bronkial,
tidak diberikan kepada pasien :::
Pasien dengan psikotik akut, infeksi jamur sistemik aktif, TB aktif ,
Peringatan
pemantauan pengeluaran kalium eksesif,pertambahan berat badan, edema, tekanan darah tinggi,
efek samping :  
 Muskuloskletal: fraktur vertebra kompresif, nekrosis kaput femur , humerus aseptik, fraktur patologi, fraktur spontan, kelemahan otot, steroid miopati, hilangnya massa otot, osteoporosis,
 Elektrolit: pengeluaran kalium,retensi Na, retensi cairan,
 efek lain-lain: insomnia, reaksi anafilaksis,tromboflebitis, tromboemboli, masking proses infeksi,
 Metabolik: glikosuria, balans nitrogen negatif hiperglikemia yang
dipicu oleh katabolisme protein,
 SSP: neuritis , parestesia,kejang, kenaikan TIK vertigo, pusing,
 Mata: glaukoma , eksoftalmus,katarak subkapsular posterior, menaikkan tekanan intraokular,
 Endokrin: menaikkan kebutuhan insulin ,supresi pertumbuhan, diabetes mellitus,
 obat diabetikum,haid tidak teratur, perkembangan ke arah cushing,
 Kardiovaskuler: tekanan darah tinggi,
 GIT: distensi perut , esofagitis ,ulkus peptikum, pankreatitis,
ulserativa GUT: nefroracun,
 Kulit: atropi lemak subkutan, purpura, striae, eritema wajah, banyak berkeringat,
pigmentasi tinggi, hirsutisme, erupsi jerawat, pengurangan kemampuan penyembuhan luka, petekie, ekimosis,
ada:
suntikan intramuskular, intravena: 40mg/mL, Krim 0.1% dalam kemasan 10 gram,
 Tablet: 4 mg, suntikan intraartikular 10 mg/mL,
 


35.TRANEKSAMAT  ASAM
Traneksamat, Asam sebagai obat antihemophilic,
Manfaat :
Traneksamat  Asam dipakai dalam dalam waktu singkat  28 hari  pada pasien  
hemofilia saat dilakukan  ekstraksi gigi atau pencegahan perdarahan
tidak diberikan kepada pasien :::
proses pembekuan intravaskular aktif,Perdarahan subarakhnoid, acquired defect4e color vision,
Peringatan :
pemantauan dengan pemeriksaan oftamologis pada terapi dalam waktu lama.
dosis: perubahan diperlukan pada pasien dengan gangguan ginjal, penyakit
transurethral prostatectomy,kardiovaskular, serebrovaskular ,
dosis:
dosis: 10 mg/kg beratbadan  intravena segera sebelum operasi, kemudian diikuti 25 mg/kg beratbadan /dosis: 3-4x/hari peroral selama 2-8 hari
Alternatif :
 10 mg/kg beratbadan /dosis: 4 3-4x/hari jika tidak bisa peroral
 25 mg/kg beratbadan /dosis: peroral 3-4x/hari diawali sehari sebelum operasi,



36.VINKRISTIN
Vinkristin sebagai miotic inhibitor  anti neoplasma;
Manfaat :
Terapi leukemia, penyakit Wilm’s tumor, Rhabdomyosarcoma ,Hodgkin’s, neuroblastoma, limfoma maligna,
tidak diberikan kepada pasien :::
pasien yang peka Sindroma Charcot Marie Tooth  dan  vinkristin ,
Peringatan :
Laksatif bisa diberi karena keluhan vinkristin memicu perdarahan , sesak nafas ,
konstipasi, panas, nyeri tenggorokan,  pemantauan elektrolit serum (sodium), tes fungsi hati,pemeriksaan neurologis, darah lengkap dan asam urat serum.
hindari munculnya ekstravasasi,perubahan dosis: diperlukan pada pasien  penyakit neuromuskular,gangguan hati, obat neuroracun, Diperlukan hidrasi dan alkalinisasi urin untuk mencegah nefropati karena asam urat.
dosis:
 pasien anak < 10 kg atau LPT < 1 m2
: dosis: awal 0,05 mg/kg beratbadan /minggu kemudian
dititrasi; maksimal dosis: tunggal 2 mg
 pasien anak > 10 kg atau LPT > 1 m2: dosis: 1-2 mg/m2/minggu selama 3-6
minggu. dosis: tunggal maksimal 2 mg.



37.VANKOMISIN
Manfaat :
terapi empiric pada infeksi yang berkaitan dengan akses memusat, VP shunt,
hemodialysis shunt, vascular grafts, katup jantung prostetik (persetujuan
FDA untuk pasien anak dan pasien dewasa),
infeksi S. aureus kebal methicillin atau stafilokokus kebal beta-laktam
koagulase negatif; infeksi kronis atau mengancam jiwa (contohnya  osteomielitis,endokarditis, meningitis) yang dipicu oleh streptokokus , stafilokokus
pada pasien dengan alergi terhadap penisilin danatau sefalosporin,
tidak diberikan kepada pasien :::
pasien yang peka vankomisin atau sejenisnya; hindari pemakaian pada pasien dengan riwayat gangguan pendengaran,
perhatian :
Hati-hati jika dipakai pada pasien yang memperoleh obat nefroracun atau otoracun lainnya; perubahan dosis: diperlukan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal; bisa memicu munculnya neutropenia,
 Hati-hati jika dipakai pada pasien dengan gangguan ginjal ,
 pemakaian intravena bisa memicu superinfeksi, termasuk kolitis pseudomembranosa, diare ,berhubung dengan C. difficile  ,
dosis:
Neonatus
4.: saran dosis: awal:
− Usia postnatal < 7 hari:
< 1200 g : 15 mg/kg beratbadan /dosis: setiap 24 jam
1200-2000 g : 10-15 mg/kg beratbadan /dosis: setiap 12-18 jam
> 2000 g : 10-15 mg/kg beratbadan /dosis: setiap 8-12 jam
− Usia postnatal > 7 hari:
< 1200 g : 15 mg/kg beratbadan /dosis: setiap 24 jam
1200-2000 g : 10-15 mg/kg beratbadan /dosis: setiap 8-12 jam
> 2000 g : 10-15 mg/kg beratbadan /dosis: setiap 6-8 jam
Intratekal/intraventrikular: 5-10 mg/hari
Bayi > 1 bulan dan pasien anak
4 : dosis:: 10 mg/kg beratbadan /dosis: setiap 6 jam; alternatif dosis: (infeksi
kronis, terapi empiric MRSA, atau organisme dengan MIC = 1 mcg/mL): dosis:
awal: 15-20 mg/kg beratbadan /dosis: setiap 6-8 jam. keterangan: dosis: awal setiap 6 jam
disarankan jika target kandungan serum > 10 mcg/mL. dianjurkan Pemantauan
ketat kandungan serum dan hidrasi kuat  ,
Profilaksis endokarditis pada pasien alergi penisilin sebelum prosedur
genitourinariusn  atau gastrointestinal : 20 mg/kg selama 1 jam; Infus seluruh
dosis: 30 menit sebelum prosedur.
Intratekal/intraventrikular: 5-20 mg/hari.
keterangan:
pemakaianVankomisin bisa diberi dengan cara infus intravena intermiten selama
60 menit dengan kandungan akhir tidak melebihi 5 mg/mL,beri antihistamin sesaat  sebelum pemberian obat untuk mencegah atau meminimalkan reaksi,
jika muncul ruam makulopapular pada wajah, leher, tubuh, dan ekstremitas atas, perlambat  kecepatan infus selama 90-120 menit dan tingkatkan jumlah pengenceran,reaksi biasanya berkurang dalam 30-60 menit,
dosis disesuaikan pada gangguan fungsi ginjal,
efek samping :
Infus cepat bisa memicu red neck atau red man syndrome: reaksi
seperti eritema multiforme dengan , lengan atas; pruritus hebat, takikardia, hipotensi, ruam pada wajah, leher, tubuh bagian atas, punggung,red
man atau red neck syndrome biasanya muncul selama infus cepat vankomisin
atau dengan dosis: > 15-20 mg/kg/jam; reaksi biasanya berkurang dalam
30-60 menit.
 hematologik: eosinofilia, neutropenia;
reaksi lokal: flebitis; neuromuskular: nyeri punggung bawah; telinga:
otoefek racun; renal: nefroefek racun (berkaitan dengan kandungan serum
yang tinggi); efek lain-lain: reaksi terlalu peka; < 1% keluhan masalah penyakit: ruam obat dengan eosinofilia dan gejala sistemik (DRESS), kelainan kulit dan
jaringan subkutan
gastrointestinal: mual mulas perih kembung,dermatologik: ruam kulit makular, red neck atau red man syndrome,  urtikaria; Kardiovaskular: henti jantung,
susunan saraf pusat: menggigil, demam,
ada:
Serbuk suntikan 500 mg, vial,



38.VINBLASTIN
Vinblastin sebagai  miotic inhibitor, anti neoplasma;
Manfaat :
Terapi paliatif penyakit Hodgkin, histiositosis, choriocarcinoma,testicular germinal cell, limfoma non hodgkin,
tidak diberikan kepada pasien :::
pasien yang peka vinkristin , leukopenia berat ,
Peringatan :
pemantauan elektrolit serum (sodium), tes fungsi hati, pemeriksaan neurologis, darah lengkap dan asam urat serum,perubahan dosis: diperlukan pada pasien setelah paparan radiasi , kemoterapi  gangguan hati, obat neuroracun ,
Diperlukan hidrasi dan alkalinisasi urine untuk mencegah nefropati karena asam urat,Laksatif bisa diberi karena  keluhan vinkristin memicu perdarahan , sesak nafas,konstipasi, panas, nyeri tenggorokan,
dosis:
Penyakit Hodgkin
2,5-6 mg/m2/hari setiap 1-2 minggu selama 3-6 minggu. dosis: maksimal 12,5
mg/m2 .
Histiositosis  0,4 mg/kg beratbadan  setiap 7-10 hari.
Germ cell tumor 0,2 mg/kg beratbadan /hari 1 dan 2 siklus setiap 3 minggu 4 kali.





39.ZINC, SUPLEMEN
Manfaat :
terapi pemeliharaan pada Wilson’s disease,Terapi dan pencegahan kekurangan zinc,menaikkan kecepatan penyembuhan luka pada pasien  kekurangan zinc;
tidak diberikan kepada pasien :::
pasien yang peka garam zinc ,
dosis:
tanggapam tidak muncul hingga 6-8 minggu
dosis: harian yang disarankan / recommended daily allowance (RDA):
Oral:
− Bayi: 5 mg zinc zat elemen/hari
− pasien anak usia 1-10 tahun: 10 mg zinc zat elemen/hari
− pasien anak > 11 tahun: pasien laki-laki:: 15 mg zinc zat elemen/hari; pasien wanita: 12
mg zinc zat elemen/hari.
 kekurangan zinc:
Oral: bayi dan pasien anak: 0,5-1 mg zinc zat elemen/kg/hari dibagi 1-3 kali/
hari; dosis: lebih besar mungkin diperlukan jika ada gangguan
penyerapan usus atau kehilangan zinc dalam jumlah besar (contohnya  diare
berat dan berkepanjangan). Terapi pemeliharaan Wilson’s disease: Zinc asetat: dosis: dalam mg zinc
zat elemen; keterangan: dipakai sebagai terapi awal pasien dengan
Wilson’s disease asimptomatik atau presimptomatik atau sebagai
pemeliharaan sesudah terapi inisial dengan chelating agent (∼5-10 tahun).
pasien anak 5-18 tahun:
− < 50 kg: 25 mg/dosis: tiga kali sehari
− > 50 kg: 50 mg/dosis: tiga kali sehari
pemakaian
beri ada: oral bersama makanan jika muncul rasa tidak nyaman pada
gastrointestinal. Pada pasien dengan Wilson’s disease, beri zinc asetat 1
jam sebelum atau sesudah makan atau minum (kecuali air putih).
efek samping :
okular: penglihatan kabur (dosis: berlebihan); respiratorik:
edema paru (dosis: berlebihan); Kardiovaskular: hipotensi, takikardia (dosis: berlebihan); hematologik: leukopenia, neutropenia; hepatik: ikterus (dosis: berlebihan); susunan saraf pusat: hipotermia (dosis: berlebihan);
gastrointestinal: mual mulas perih kembung mulas ,gangguan
pencernaan; efek lain-lain: diaforesis berat,
ada:
Tablet dispersibel 20 mg  setara dengan zinc sulfat 64,9 mg



40.ZIDOVUDIN (AZT)
Manfaat :
Infeksi H4
tidak diberikan kepada pasien :::
Pasien yang pasien yang peka anemia,zidovudin,
Peringatan:
Tidak boleh dipakai bersama stavudin (perhebattik)  pemantauan hematokrit, leukosit, tes fungsi hati,bisa diberi tidak bersama makanan; granulositopenia substansial  atau anemia bisa menghambat terapi sampai terlihat pemulihan sumsum tulang belakang;pemakaian filgrastim , transfusi ,eritropoetin,
dosis:
dosis: bayi prematur untuk pencegahan penularan atau pengobatan (dosis:
neonatus standar bisa berlebih di bayi prematur)
2 mg/kg dari berat badan (oral) setiap 12 jam, ditingkatkan setiap 8 jam
pada umur 2 minggu (neonatus ≥30 minggu usia kehamilan) atau saat usia 4
minggu (neonatus <30 minggu usia kehamilan).
dosis: neonatus (<6minggu) untuk pencegahan penularan atau
pengobatan
Oral: 2 mg/kg dari berat badan setiap 6 jam.
dosis: pasien anak (6 minggu sampai <18 tahun)
Luas permukaan tubuh
Oral: 180-240 mg/m2
 luas permukaan tubuh/dosis: setiap 12 jam. Remaja/pasien dewasa (>18 tahun)
300 mg dua kali sehari
efek samping :
Supresi sumsum tulang belakang: Gangguan gastrointestinal, pusing, kembung, insomnia, anemia makrositik   neutropenia
asidosis: laktat.
ada:  campuran dengan lamivudin: zidovudin 300 mg/lamivudin 150 mg,Kapsul 100 mg,



41.ZAFIRLUKAST
Manfaat :
Pengendali dalam waktu lama pada cara pengobatan asma,
tidak diberikan kepada pasien ::: pasien yang  terlalu peka, Wanita menyusui,
Peringatan:  Kategori B
efek samping :   
Muskuloskeletal: punggung, mialgia.atralgia, nyeri ,
 efek lain-lain: demam, infeksi,Churg-Strauss Syndrome,
SSP: pusing, kepala berputar, kelemahan,
 GIT: dispepsia, nausea , muntah.nyeri perut, diare, hepatitis karena obat,
 ada:
Tablet: 10 mg, 20 mg

obat P R S T V Z obat  P R  S T  V Z Reviewed by bayi on Mei 25, 2022 Rating: 5

About

LINK VIDEO