sakit jiwa

 

  





halaman 1

0.kejang
1.DELIRIUM
2.DEMENSIA
3.GANGGUAN MENTAL  AKIBAT  ZAT  PSIKOAKTIF
4. PUTUS ZAT
5. PUTUS ZAT OPIOID
6.KONDISI PUTUS AMFETAMIN
7.GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN/HIPERAKTIF
8.SKIZOFRENIA

halaman 2

9. GANGGUAN SKIZOAFEKTIF
10. DEPRESI
11. GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR
12.GANGGUAN PANIK
13.GANGGUAN ANSIETAS MENYELURUH
14. GANGGUAN OBSESIF-KOMPULSIF
15.GANGGUAN STRES SESUDAH TRAUMA




KEJANG-KEJANG 


pasien yang mengalami kejang belum tentu epilepsi, sebab gejala tanda nya dimulai saat usia dewasa , serangan kejang bukan disebabkan oleh  ambang rangsang yang rendah terhadap cetusan listrik dalam otak seperti pada pasien epilepsi pada umumnya, namun karena faktor sekunder  yang memicu gejala-gejala mirip epilepsi, dari pemeriksaan ct scan , pasien bisa saja terkena arterio  enous malformation avm   sejenis varises di daerah otak kiri, kelainan bawaan seperti ini hanya  rata-rata 0,2 % di dunia, hasil pemeriksaan angiografi otak dengan memasukan keteter  kecil yang diisi cairan dan di semprotkan kedalam otak menjelaskan keberadaan benda yang mengganggu fungsi otak kiri yaitu mirip gerombolan cacing kecil yang gemar mencuri menyedot semua nutrisi dan oksigen jaringan disekitar nya jauh melebihi arteri normal lain, arteri tidaknormal ini tumbuh jauh lebih besar dari yang lain, jika pembuluh arteri normal mengecil begitu sampai pada pembuluh kapiler menuju ke pembuluh balik untuk mengambil oksigen , pada avm pembuluh arteri tidaknormal ini tanpa melewati pembuluh kapiler langsung menuju pembuluh balik dan mengambil semua jatah makanan pembuluh sekitar nya, ini memicu  gerakan-gerakan yang dikoordinasi oleh jaringan otak sering terganggu dan memicu gejala mirip epilepsi  primer, dan mengganggu fungsi tangan dan kaki kanan, jika tidak dilakukan pembedahan dikhawatirkan akan muncul kelumpuhan, avm ini jika pecah pasien bisa langsung meninggal, resiko buruk pada pembedahan ini adalah kelumpuhan sebab penyakitnya ada pada bagian otak motorik, operasi berlangsung 4 jam dengan bantuan alat teropong contravest buatan jerman, teropong mik

roskop  khusus yang fleksibel gerakannya dan  mampu memperbesar 8-20 kali obyek yang di amati, dengan alat ini dokter dapat dengan jelas mengoreksi bagian yang terkena gangguan, selama proses pembedahan ,pasien mendapat bius total dan kepalanya difiksasi semacam penjepit agar kepala tidak bergerak , saraf dan pembuluh otak bagaikan kabel yang lembit dan rentan , sekali saja dokter salah melakukan tindakan pembedahan maka koreksi sulit dilakukan , jadi harus ekstra hati-hati , jangan sampai mengganggu jaringan lain   yang masih normal,  biaya operasi ini 15 juta , operasi sukses pembuluh  yang tidak normal berhasil diatasi,pasien tidak mengalami cacat apapun hanya diberikan obat antikejang, kejang sering dihubungkan dengan epilepsi primer padahal ada banyak gangguan otak yang memicu ayan kejang epilepsi sekunder, apalagi jika gejala kejang tidak dimulai sejak dari masa kanak kanak , namun dari sejak dewasa, kejang disebabkan oleh avm, tumor otak, bekuan darah, benda asing  akibat kecelakaan , satu satunya cara hanya lewat  bedah saraf otak, banyak kasus epilepsi sekunder dapat dikoreksi melalui bedah saraf otak mikro ,metode penyembuhan epilepsi primer umumnya gejalanya sudah dimulai sejak usia 4-5 tahun, bedah mikro ini memang banyak dilakukan di amerika , jepang dan eropa, yang  menjalani pembedahan yaitu pasien yang sudah sampai taraf intractable /tidak bisa ditanggulangi dengan obat , namun belum ada di indonesia sebab ini lebih rumit dan memerlukan alat bantu khusus,

penanganan epilepsi primer ini berisiko seperti salah satu tangan kaki menjadi lemah koreksi menyangkut kortek motorik , proses berpikir lambat, berubah sifat, pasien yang tadinya mengalami serangan total melalui bedah ini  serangan penyakit nya diperingan, kekejangan hanya sebatas tangan dan kaki, alat bantu khusus yang ada pada metode pembedahan epilepsi primer mencakup meg magnetik ensefalografi dikombinasi dengan alat mri magnetic resonance imaging dan eeg elektro ensefalografi guna memeriksa lokasi yang mengalami cetusan listrik berlebihan, cara ini mensyaratkan pasien untuk dilakukan pembedahan dengan pembiusan lokal, dalam keadaan pasien sadar, saat pembedahan pasien diajak berbicara namun kepala difiksasi agar tidak bergeser semilimeter, agar dokter bisa memetakan lokasi terjadi nya lonjakan listrik, secara tepat, jika fokus pemicu kejang meliputi semua bagian otak, tentu tidak mungkin dilakukan pembetulan total, hanya yang perlu saja, otak sebelah kiri dan kanan dihubungkan oleh sejenis jembatan ,jika serangan sudah intractable maka dokter hanya berusaha memutus jembatan ini untuk mengurangi gejala serangan, namun jika fokus pemicunya terlokalisasi akan lebih mudah pembetulannya, sebelum pembedahan dilakukan ahli bedah saraf otak berkonsultasi dengan dokter ahli  saraf, untuk mengetahui riwayat penyakit pasien, dan obat yang perlu diberikan, kemudian berkonsultasi dengan psikolog untuk diberikan penjelasan faktor resiko yang akan terjadi,penanganan epilepsi primer selama ini hanya dengan obat obatan fenobalbital,fenitoin,karbamasepin ,klonasepam dan asamvalproat, usaha lain untuk meredam serangan epilepsi dengan pacemaker otak /alat pacu denyut yang ditanamkan diotak ,saat pasien merasa akan mengalami serangan alat ini diaktifkan dengan memdekatkan magnet khusus ke generator kecil yang ditanamkan di dada ,dalam beberapa detik serangan kejang dapat diredakan,alat ini belum mendapat pengakuan dari dokter juga harganya yang mahal 15.000 dolar perunit,saat ini pasien epilepsi primer di indonesia mencapai 900000 orang, gangguan otak lain yang memerlukan tindakan pembedahan yaitu pendarahan otak yang memicu pasien mengalami koma akibat stroke, gegar otak  , jangan langsung menghubungkan pasien yang mengalami syroke atau koma dengan  penyakit darah tinggi apalagi jika pasien masih muda, pasien koma akibat gangguan otak harus diberikan bantuan sebelum lewat 8 jam, sebab jika terjadi pendarahan otak dalam beberapa jam seluruh pembuluh otak tergenang darah dan otak akan mudah lumpuh,selain tekanan darah tinggi dan avm ,pecahnya pembuluh darah diotak  bisa juga akibat kelainan aneuresma, aneuresma yaitu beberapa pembuluh otak menggelembung seperti balon 0,5-1 cm dan mudah pecah, tidak seperti avm yang diawali dengan gejala  kelumpuhan/epilepsi , kelainan bawaan aneuresma hanya didahului oleh sakit kepala hebat sesaat,jika ini tidak dioperasi akan memicu pendarahan ulang yang langsung memicu pasien koma / wafat, pertolongan pertama pada stroke yang paling tepat dibawah 3 jam setelah serangan , apalagi jika terjadi pendarahan otak ,pembedahan otak kecil ,lebih sulit dibandingkan otak besar ,sebab otak kecil yang memenuhi 1/3 rongga belakang kepala terbungkus dalam tulang yang lebih kuat dan lebih sempit, dirongga belakang selain otak kecil juga ada batang otak vital, dampak serangan stroke pada otak kecil tidak seberat dampak serangan stroke pada otak besar, otak besar kiri fungsinya dominan untuk beraktifitas dan  berfikir  sedang kanan untuk fungsi bahasa seni dan perasaan,pascaoperasi otak kecil bisa timbul gangguan pada keseimbangan viksasi bola mata ,gangguan pendengaran dan gangguan keseimbangan ,atau jika tangan mengambil barang maka akan kurang tepat sasaran ,sebab otak kecil menjalankan fungsi mengkoordinasi sistem keseimbangan yang berkaitan dengan alat keseimbangan di telinga ,mata, otot kaki yang menahan berat tubuh,penanganan kerusakan pada pembuluh darah otak apapun pemicu nya tidak dapat dipulihkan 100% , lamanya proses pemulihan tergantung dari luas pendarahan atau kerusakan yang ada dan fungsi otak yang terkena  , sel otak merupakan sel saraf sentral yang sekali mati tidak mungkin bisa mengadakan regenerasi seperti pada sel tubuh lain,





1.DELIRIUM

suatu sindrom dengan gejala   gangguan kesadaran dan
kognisi yang terjadi  berfluktuasi gangguan kewaspadaan dan  akut ,gangguan mempertahankan diri  ,  mengalihkan perhatian  kekurangan memori,
disorientasi, dan gangguan berbahasa;gangguan siklus tidur-bangun,
perubahan dalam kognisi  kekurangan memori, disorientasi,
gangguan berbahasa,
agitasi psikomotor; gangguan persepsi; gangguan emosi;kekacauan  pikir;
 berkurangnya atensi ,gangguan  kemampuan konsentrasi, gangguan persepsi yang tidak  dihubungkan dengan demensia,gangguan siklus tidur yaitu  insomnia, atau pada masalah yang  berat tidak dapat tidur sama sekali atau siklus tidurnya  terbalik yaitu mengantuk  tidur  di siang hari,  mimpi yang mengganggu ,
yang dapat  menjadi halusinasi sesudah bangun tidur,gangguan psikomotor yaitu  hipokegiatan atau hiperkegiatan,  pengalihan kegiatan yang tidak terduga, saat  bereaksi yang lebih panjang,reaksi terperanjat ,  
Klasifikasi Delirium
delirium akibat intoksikasi zat ,antaralain:
gangguan berkembang dalam masa waktu yang pendek,
 berfluktuasi dalam sehari,  ada perubahan dalam kognisi,  gangguan persepsi  yang tidak  berhubungkan dengan demensia ,kekurangan memori,  disorientasi, gangguan berbahasa , mengalihkan perhatian,gangguan kesadaran berkurangnya kejernihan  kewaspadaan terhadap lingkungan gejalanya   berkurangnya kemampuan memfokuskan, ada bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik,  laboratorium,  ,antaralain:simtom  terjadi selama intoksikasi zat atau  pemakaian medisasi ,delirium akibat putus zat , intoksikasi zat adalah etiologi terkait dengan delirium ,gangguan kesadaran ,berkurangnya kemampuan memfokuskan, mempertahankan dan mengalihkan perhatian, ada perubahan dalam kognisi kekurangan memori, disorientasi, gangguan berbahasa atau gangguan persepsi yang tidak dihubungkan dengan demensia ,
simtom terjadi selama atau segera sesudah putus zat ,
delirium yang tidak dapat dikhususasi ,antaralain:
delirium disebabkan oleh penyebab yang tidak tercatat pada seksi ini deprivasi sensorik ,syarat untuk tipe delirium tertentu tidak terpenuhi. contohnya: perwujudan delirium diduga akibat KMU,  penyalahgunaan zat namun tidak cukup bukti untuk   etiologi ,
 delirium akibat etiologi beragam  ,antaralain:
ada perubahan dalam kognisi kekurangan memori, disorientasi, gangguan berbahasa atau gangguan persepsi yang tidak dihubungkan dengan demensia
gangguan kesadaran berkurangnya kejernihan, mengalihkan perhatian,
kewaspadaan terhadap lingkungan gejalanya dengan berkurangnya kemampuan memfokuskan,   ada bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, laboratorium, bahwa :  delirium memiliki lebih dari satu etiologi, contohnya lebih .dari satu KMU, KMU + intoksikasi zat, atau efek samping  obat,
  yang memicu  delirium   bersifat fokal atau sistemik, ,antaralain:
Obat yang dipakai contohnya, antikolinergik, SNM, sinrom serotonin ,steroid, medisasi jantung, antihipertensi, antineoplasma,   Endokrin contohnya ketidaknormalan tiroid  atau paratiroid ,kegagalan adrenal, Hematologi contohnya, diskrasia,anemia, leukemia, Renal contohnya, uremia,gagal ginjal, Hepar contohnya, hepatitis gagal hepar, sirosis, Penyakit  Paru   contohnya,gangguan asam basa COPD, hipoksia, Penyakit SSP  seperti  transien iskemia, kejang , migrain,  trauma kepala, tumor, pendarahan, hematoma, abses, nonhemoragik stroke,  penyakit sistemik  contohnya, stroke akibat panas, infeksi, nyeri yang tidak dapat dikendali, perubahan status cairan tubuh, defisiensi nutrisi, luka bakar, penyakit jantung  contohnya, gagal jantung, aritmia, infark  jantung, bedah jantung ,gangguan metabolik  contohnya, hipoglikemia, hiperglikemia  ketidakseimbangan elektrolit, diabetes,   
 pengobatan
 tujuan  terapi delirium yaitu:
mengobati gangguan tingkahlaku terkait dengan delirium, contohnya
agitasi psikomotor,
mengobati penyebab delirium diperlukan pencitraan otak bila ada indikasi disfungsi otak. pemeriksaan fisik dan  penunjang  pemeriksaan darah lengkap, elektrolit, analisis gas darah, fungsi hati, dan fungsi ginjal, dan EEG ,
memastikan keamanan pasien ,
terapi nonfarmakologik  ,antaralain:
perlunya reorientasi lingkungan, contohnya tersedia jam besar. psikoterapi suportif yang memberikan perasaan aman  membantu pasien menghadapi frustrasi fungsi memorinya, memberikan edukasi kepada keluarga cara memberikan dukungan kepada pasien ,
hindari pemakaian obat-obat yang mengandung antikolinergik  contohnya, triheksilfenidil karena akan memperberat delirum. fiksasi restrain  dapat  memicu semakin beratnya agitasi,
terapi farmakologik  ,antaralain:
disarankan  tidak lagi menambahkan obat pada obat yang  sudah didapat oleh pasien biasanya pasien sudah mendapat  berbagai obat  kecuali ada alasan  contohnya agitasi atau psikotik dicatat di rekam medis  alasan pemakaian obat  dan  interaksi obat ,antipsikotika dapat ditambahkan bila ada tanda psikosis, contohnya halusinasi, waham atau sangat agitatif verbal atau fisik ,
 efek samping parkinsonisme dan akatisia dapat terjadi  bila diberikan IV, dipantau dengan EKG ada pemanjangan  interval QTc dan ada disritmia jantung
pasien agitasi yang tidak bisa memakai antipsikotika  contohnya, pasien dengan syndrom neuroleptic malignance atau bila tidak .ada tanggapan bisa ditambahkan benzodiazepin yang tidak  mempunyai metabolit aktif, contohnya lorazepam tablet 1–2 mg  per oral. kontraindikasi untuk pasien dengan gangguan  pernafasan,
Haloperidol mengobati delirium, dapat diberikan per oral, IM, atau IV.
Dosis Haloperidol injeksi adalah 2-5 mg IM/IV dan dapat  diulang setiap 30 menit maksimal 20 mg/hari,
Komplikasi :
 stres akut dapat terjadi pada pasien yang sudah sembuh dari delirium, contohnya, Disorientasi, psikosis, deprivasi tidur memicu delirium dipersepsikan oleh pasien sebagai peristiwa yang  traumatik,pasien dapat seperti mengalami  kembali gangguan persepsi, disarankan pemakaian benzodiazepin, jangka pendek contohnya lorazepam, pada pasien yang tetap cemas sesudah deliriumnya membaik.





2.DEMENSIA

yaitu sindrom akibat penyakit otak, sindrom  kronik progresif,
gangguan  fungsi kemampuan  memori, aphasia, apraksia, agnosia,  
gangguan psikologik dan tingkahlaku.,
berdasar etiologinya Demensia dibedakan menjadi:
demensia pada Penyakit Creutfeld-Jacob ,demensia pada penyakit Huntington ,
demensia pada Penyakit Parkinson , demensia pada Penyakit HIV/AIDS ,
 demensia pada Penyakit Alzheimer ,demensia Vaskular ,demensia pada Penyakit Pick ,
Gejala perwujudan klinis  Demensia tipe Alzheimer    ,antaralain:
 kesulitan mempelajari  informasi baru, mudah lupa terhadap kejadian yang baru  dialami,  gangguan pengendalian emosi,daya nilai sosial terganggu,
 agresif,impulsif, halusinasi, waham, disorientasi waktu dan tempat,kesulitan melakukan pekerjaan sehari hari, tidak mampu membuat keputusan, kesulitan berbahasa, kehilangan motivasi dan inisiatif,  Gejala gejala klinis  berkembang perlahan lahan, semakin lama semakin parah, hingga  pada tahap lanjut penderita menjadi tergantung penuh pada keluarga yang merawatnya,
 pada Demensia Vaskular gejala  muncul akut, gejala  sesuai kerusakan vaskuler di otak,  kemunduran fungsi kemampuan berjenjang sejalan dengan serangan  kerusakan vaskular berikutnya,
syarat pemeriksaan Dimensia menurut ICD-10 + PPDGJ III
Demensia  adalah sindroma disebabkan oleh gangguan
diotak  kronis atau progresif,  Gejala perwujudan klinis     gangguan fungsi luhur,  gangguan fungsi memori, gangguan fungsi orientasi,
gangguan fungsi pemahaman, gangguan fungsi   belajar, bahasa dan
pertimbangan, Gangguan fungsi kemampuan  Sindrom ini terjadi pada penyakit Alzheimer,  penyakit serebrovaskuler, yang mempengaruhi  otak secara primer atau sekunder,
Syarat utama untuk melakukan pemeriksaan adalah bukti ada
penurunan kemampuan  daya pikir  pasien sehingga mengganggu kegiatan sehari-hari,    ingatan yang   sudah dipelajari sebelumnya dapat juga
hilang, khususnya dalam stadium akhir.
Gejala di atas harus sudah ada   setidaktidaknya 6 enam bulan bila ingin membuat pemeriksaan klinis  demensia yang meyakinkan.
pengobatan
pengobatan psikososial  untuk mempertahankan
kemampuan penderita yang masih tersisa , menghambat
terjadinya kemunduran fungsi kemampuan,senam otak,   Latihan memori sederhana, latihan orientasi realitas, diberikan obat Anti Demensia seperti Rivastigmin atau dan  Donepezil  untuk menghambat kemunduran fungsi kemampuan pada  Demensia ringan hingga sedang, namun tidak disarankan untuk  Demensia berat,
diberikan obat antipsikotik dosis rendah haloperidol 0,5-1 mg/hari
atau Risperidon 0,5-1 mg/hari Untuk mengendalikan tingkahlaku agresif
diberikan Antidepresan Sertralin 25mg/hari Untuk mengatasi gejala Depresi  ,
 peluang sembuh
Perjalanan  demensia adalah perburukan bertahap  selama 5 hingga 10 tahun yang akhirnya memicu kematian.  Pasien dengan onset demensia yang dini kemungkinan memiliki  perjalanan penyakit yang cepat,




3.GANGGUAN MENTAL  AKIBAT  ZAT  PSIKOAKTIF

napza, narkotika, alkohol, psikotropika  adalah  bahan kimia  yang bila masuk ke dalam tubuh  akan mempengaruhi susunan saraf pusat yang perwujudannya berupa  gejala fisik dan psikologis,mengalami kondisi putus obat atau intoksikasi,  gangguan psikiatrik  dan  memicu HIV/AIDS , hepatitis,
 INTOKSIKASI AKUT
 kondisi peralihan  akibat memakai alkohol  atau zat psikoaktif  sehingga terjadi gangguan kesadaran, gangguan  fungsi kemampuan, gangguan persepsi,gangguan  afek atau gangguan tingkahlaku,  maka  dilakukan
pemeriksaan  pemakaian yang merugikan  , sindrom ketergantungan  atau gangguan psikotik ,
 pemeriksaan
Intoksikasi akut  dihubungkan dengan  dosis yang  dipakai. insufisiensi ginjal
atau hati yang dalam dosis kecil dapat memicu efek intoksikasi berat,  Intensitas intoksikasi berkurang  seiring  dengan  berlalunya waktu dan pada akhirnya efeknya menghilang bila tidak pakai  zat lain.,
 INTOKSIKASI OPIOID
kontriksi pupil atau dilatasi pupil akibat anoksia karena overdosis
berat dengan   gejala-gejala di bawah ini muncul  selama atau  sesudah pemakaian opioid,  ,antaralain:
mengantuk, bicara cadel , ciri ciri dalam perhatian atau daya ingat
intoksikasi akut dapat terjadi dengan atau tanpa komplikasi medis
lainnya. komplikasi medis yang terjadi  ,antaralain:
trauma atau cedera tubuh , hematemesis ,aspirasi muntah ,konvulsi ,
delirium  ,Koma ,
Pemeriksaan   ,antaralain:
 Rontgen Foto Kepala ,EEG ,CT scan otak ,Test HIV/AIDS bila ada faktor risiko didahului dengan konseling  dan dihinggakan hasil dalam konseling sesudah tes,Naloxone Chalenge Test bila pasien koma ,Darah lengkap ,Urinalisis ,
pengobatan  darurat   ,antaralain:
memantau dan evaluasi tanda-tanda vital,mengatasi kontraindikasi sesuai dengan kondisi klinis ,bila intoksikasi berat bawa pasien ke ICU ,
diberikan Antidotum Naloxon HCl Narcan/Nokoba atau
Naloxone 0.8 mg IV dan tunggu selama 15 menit. Jika tidak ada
tanggapan, berikan Naloxone 1.6 mg IV dan tunggu 15 menit. Jika
masih tetap tidak ada respon, berikan Naloxone 3.2 mg IV dan
curigai penyebab lain. Jika pasien berespon, teruskan
diberikan 0.4 mg/jam IV.
kontraindikasi
AIDS dan berbagai infeksi oportunistik dapat ditambahkannya,
contohnya kematian akibat apneu ,hepatitis, koma, kejang, edema paru, pneumania aspirasi, kondisi infeksi lainnya, ganguan hemodinamik, hipotermi, edema serebri,
peluang sembuh
diberikan nalokson pada waktu yang tepat dan cepat dan
terjaganya ventilasi sebelum mendapat antidotum, perbaikan
 intoksikasi opioid , bila pasien menderita  hipoksia yang berarti dan terjadi aspirasi isi lambung, komplikasi kedua hal ini dapat memicu morbiditas dan
mortalitas,
INTOKSIKASI AMFETAMIN
ada dua/lebih dari gejala di bawah ini   gejala-gejala tidak disebabkan oleh gangguan fisik atau  mental lainnya  yang berkembang segera atau selama memakai amfetamin ,antaralain:
kelelahan otot, depresi sistem pernafasan, nyeri dada dan
aritmia jantung ,kebingungan dan kejang-kejang, diskinesia, distonia  koma ,
takikardi atau bradikardi ,dilatasi pupil ,peningkatan atau penurunan tekanan darah , berkeringat atau kedinginan ,mual mulas perih kembung muntah ,penurunan berat badan ,agitasi atau retardasi motorik.
Pemeriksaan Penunjang
 Urinalisis ,EKG: sesuai indikasi ,
pemeriksaan pelengkap :
Intoksikasi halusinogen ,Intoksikasi kokain ,Intoksikasi Phencyclidine PCP ,.
pengobatan:
Bila ada kejang, berikan diazepam 10-30 mg parenteral  Aritmia kordis, lakukan Cardiac monitoring, contohnya untuk palpitasi diberikan propanolol 20-80 mg/hari perhatikan kontraindikasinya ,kendalikan  temperatur dengan selimut dingin atau klorpromazin untuk mencegah temperatur tubuh meningkat  pantau di IGD 1 x 24 jam; bila kondisi tenang dapat ,diteruskan rawat jalan ,
periksa  tanda vital ,Perhatikan tanda-tanda intoksikasi , Simtomatik bergantung dari kondisi klinis, untuk pemakaian  oral, merangsang muntah dengan activated charcoal atau kuras  lambung , diberikan  Antipsikotika; haloperidol 2-5 mg per kali  atau  diberikan klorpromazin 1 mg/kg beratbadan, oral, setiap 4-6 jam  diberikan Antihipertensi bila perlu TD di atas 140/100 mmHg.
Bila ada gejala ansietas berikan ansiolitik golongan  benzodiazepin; diberikan diazepam 3x5 mg atau diberikan  klordiazepoksid 3x25 mg.
kontraindikasi:
Aritmia kordis ,Koma , pemakaian polydrugs,
peluang sembuh:
Komplikasi  rhabdomyolysis dengan gagal .ginjal akut, kegagalan banyak organ memicu heatstroke yaitu   kematian intoksikasi amfetamina,
tanda peluang sembuh buruk pasien intoksikasi amfetamina adalah
hiperpireksia,koma, shock, kejang, oliguria, Asidosis, iskemia
hipovolemik, kerusakan ginjal  adalah faktor-faktor
risiko potensial untuk berkembangnya gagal ginjal akut



4. PUTUS ZAT
kumpulan gejala dengan aneka bentuk  yang  terjadi pada saat  mendadak tiba tiba dilakukan penghentian pemberian  zat kimia  secara absolut atau relatif
sesudah terjadi kebiasaan  pemakaian zat yang berulang ulang secara  terus menerus  dalam jangka  waktu lama   atau dosis tinggi.Waktu onset terbatas dan berkaitan  dengan jenis dan dosis zat yang dipakai sebelumnya, komplikasinya yaitu  kejang,
 pemeriksaan :
kondisi putus zat yaitu salah satu tanda dari sindrom  ketergantungan.Gejala fisik bermacam ragam sesuai dengan zat yang  dipakai.Gangguan psikologis yaitu gejala akibat  kondisi putus zat,



5. PUTUS ZAT OPIOID
banyak  gejala yang muncul akibat penghentian atau
pengurangan pemakaian opioida   ,antaralain:
menguap , demam ,insomnia ,piloereksi , berkeringat ,diare ,
mood disforik ,mual dan muntah , nyeri otot ,lakrimasi atau rinorea , dilatasi pupil,
Pemeriksaan Penunjang :
 Laboratorium darah lengkap, Pemeriksaan urinalisis rutin, Test HIV/AIDS bila ada faktor risiko didahului dengan konseling dan  dari  hasil dalam konseling sesudah tes,
pemeriksaan pelengkap :
Gastro Enteritis ,Common Cold ,
Terapi:
subtitusi nonopioid    ,antaralain:   klonidin, perlu dilakukan pemantauan tekanan darah,  bila sistol kurang dari 100mmhg atau diastol kurang 70 mmhg harus dihentikan,simptomatik sesuai gejala klinis , subtitusi golongan opioid   ,antaralain:  metadon, bufrenorfin yang diberikan  secara tapering off. untuk metadon dan buprenorfin terapi  dilanjutkan untuk jangka panjang rumatan. bila tidak .tersedia dapat memakai kodein,diberikan sedatif-hipnotik, antipsikotika   sesuai indikasi,  Bila gejala putus zatnya sangat berat sebaiknya dirawat inap,
peluang sembuh:
untuk zat yang masa kerjanya lebih panjang,
contohnya metadon, gejala dapat muncul sesudah dua-empat hari.
gejala putus zat muncul contohnya, heroin dalam 6-12 jam sesudah
dosis terakhir,  puncak gejala zat yang waktu paruhnya pendek, contohnya heroin, adalah 1-3 hari dan secara berangsur-angsur mereda hingga 5-7
hari,.
kontraindikasi:
AIDS  infeksi oportunistiknya, hepatitis, komorbiditas dengan gangguan  psikiatrik lainnya dan kematian,




6.KONDISI PUTUS AMFETAMIN

ada perubahan psikologis  yang berkembang dalam beberapa jam atau
beberapa hari sesudah penghentian mendadak pemakaian ,antaralain:
nafsu makan meningkat ,retardasi atau agitasi motorik , kelelahan , mimpi buruk atau halusinasi ,insomnia atau hipersomnia ,
pemeriksaan pelengkap :
saat panik atau hipopanik ,intoksikasi amfetamin ,putus kokain ,
peluang sembuh:
 gejala disforik atau fatigue  terlihat pada beberapa  hari sesudah pemakaian dosis yang agak besar. selama tahap putus  amfetamin, pasien  mengalami depresi berat. depresi ini  dapat sembuh meskipun tanpa pengobatan bila tidurnya normal,
Pemeriksaan Penunjang :
EKG: sesuai indikasi ,Urinalisis ,
kontraindikasi :
gangguan psikatrik lain yang mendasari ,polydrugs ,
Terapi:
diperlukan Rawat inap  jika  ditambah komplikasi fisik lainnya,gejala psikotik berat, gejala depresi berat atau kecenderungan bunuh diri,
pantau   untuk menilai kondisi fisik dan psikiatrik,
diberikan  diazepam 3 x 5-10 mg, atau  diberikan  klobazam 2 x 10 mg atau
diberikan  antidepresan golongan SSRI atau diberikan  trisiklik/tetrasiklik sesuai
kondisi ,diberikan  antipsikotika haloperidol 3 x 1,5-5mg, atau  diberikan  risperidon 2  x 1,5-3 mg, diberikan  antiansietas alprazolam 2 x 0,25-0,5 mg,



7.GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN/HIPERAKTIF

 yaitu  tidak adanya   perhatian sedikitpun  dan  kegiatan impulsivitas yang berlebihan,
syarat pemeriksaan gangguan hiperkinetik menurut ICD-10
 gangguan hiperkinetik :
ciri-cirinya yang terpenting    ialah  tidak adanya    perhatian ditambah  kegiatan
berlebihan,dihentikannya tugas kegiatan  dan ditinggalkannya  kegiatan
sebelum tuntas selesai, beralih dari  satu kegiatan ke kegiatan lain,  kehilangan minatnya  terhadap tugas kegiatan  yang satu, karena perhatiannya tertarik
kepada tugas kegiatan lainnya sekalipun  tidak menunjukkan ada derajat gangguan  sensorik atau perseptual yang tidak biasa,
hiperkegiatan dinyatakan dalam kegelisahan yang  berlebihan, khususnya dalam situasi yang menuntut  kondisi relatif tenang.  ini, tergantung dari situasinya,pasien akan mendadak tiba tiba     berlari-lari atau melompat-lompat ke sekeliling ruangan, ataupun bangun dari tidur  dalam
situasi  anak yang seharusnya   tetap tidur , terlalu banyak
bicara membuat bingung  orang sekelilingnya akibat  perilakunya ,  membuat  ribut seluruh ruangan ,   kegugupan  kegelisahan yang dibuat buat  seolah olahterjadi peristiwa bencana ,  dan berputarputar  bicara   berbelit-belit,
 terlampau cepat menjawab pertanyaanpertanyaan yang belum lengkap diucapkan , atau tidak  sabar menunggu gilirannya,
gangguan belajar dan kekakuan motorik ,gangguan perkembangan psikologis bila ada; namun  demikian tidak boleh dijadikan bagian dari pemeriksaan aktual  mengenai gangguan hiperkinetik yang sesungguhnya,
 gejala-gejala dari gangguan tingkah laku bukan  syarat eksklusi ataupun  inklusi untuk pemeriksaan , namun ada tidaknya gejala-gejala itu dijadikan
dasar untuk pemeriksaan ,
 gangguan kegiatan dan perhatian  sebagai syarat  adanya  gangguan hiperkinetik  terpenuhi, namun syarat untuk gangguan tingkah laku
tidak terpenuhi. termasuk  gangguan kekurangan perhatian dan
hiperkinetik,gangguan tingkah laku hiperkinetik, memenuhi syarat menyeluruh mengenai gangguan hiperkinetik  dan juga syarat menyeluruh mengenai gangguan tingkah laku,gangguan hiperkinetik YTT, gangguan hiperkinetik lainnya,  
pemeriksaan pelengkap :
gangguan psikiatri yang  mirip gangguan pemusatan perhatian/hiperaktif  adalah : gangguan psikotik, ganguan autistic,retardasi mental,
penyalahgunaan zat, gangguan penyesuaian lingkungan sekitar, gangguan cemas, gangguan depresi/ distimik, gangguan mood bipolar,
gangguan medis atau neurologis yang  mirip gangguan pemusatan perhatian/hiperaktif  adalah: pola nutrisi yang buruk, gangguan tidur, hipo/hipertiroidisme, anemia epilepsi, sindroma tourette’s, gangguan gerak movement  disorders, sekuele dari trauma kepala, gangguan
penglihatan atau pendengaran,
 pengobatan :
A. terapi psikososial :
edukasi dan pelatihan pada guru , kelompok dukungan keluarga ,
pelatihan keterampilan sosial bagi anak dengan   gangguan pemusatan perhatian/hiperaktif  ,  edukasi bagi pasien tua ,modifikasi tingkahlaku ,
B. Farmakoterapi
Obat lini pertama:
1 .Obat golongan non-stimulan, yaitu: Atomoxetine  Dosis yang  dipakai: 10 – 80 mg satu hingga dengan  2 kali sehari.  yang ada di  adalah tablet 10 mg.
2 .Obat golongan psikostimulan, yaitu: Metilfenidat  Hidroklorida. Dosis: dosis terapi : 0,3-0,7mg/Kgberatbadan/hari.
a .Jenis Slow Release SR, terdiri dari:
-Jenis Spheroidal Oral Drug Absorption System SODAS: Ritalin LA ® dalam sediaan 10 mg dan 20  mg.  dimulai dengan dosis 20 mg pagi hari, dapat ditingkatkan sesuai dosis terapi,Diberikan satu kali sehari di pagi hari sesuai dengan  keperluan dan indikasi ,
- Jenis osmotic Release Oral System OROS:
Concerta® dalam sediaan 18 mg, 36 mg, 54 mg.
b.Jenis Immediate Release IR: biasanya dimulai dengan 5
mg/hari pada pagi hari. Dosis maksimal adalah 60mg/hari,
Obat lini kedua:
1 .Golongan antipsikotik,  seperti :
a. Antipsikotik tipikal, seperti:
obat  loperidol 0,03- 0,075 mg/kg/hari 0,5-5 mg/hari ,
b. Antipsikotik atipikal, seperti:
obat   aripiprazole 0,2 mg/Kgberatbadan/hari ,atau  obat  risperidone 0,01-0,1 mg/kgberatbadan/hari ,
2 .Golongan antikonvulsan, seperti
obat  asam valproat 250 – 1500 mg/hari,
obat  carbamazepin 300  – 1200mg/hari,
3. Golongan α-agonis seperti
obat    klonodin dosis 0,002-0,005mg/kgberatbadan/hari 0,05-0,3mg/hari.
4 .Golongan antidepresan, seperti :
a .Golongan Selective Serotonin Reuptake Inhibitor SSRI
seperti obat Fluoxetine dengan dosis 0.6 mg/Kgberatbadan ,
b .Golongan Selective Norepinephrine Reuptake Inhibitor
SNRI seperti obat Venlafaxine, dosis 1,4 mg/kg/hari 25-100
mg/hari dosis tunggal,
c. Golongan antidepresan trisiklik seperti  obat  imipramin,
obat amitriptilin dosis 0,7-3 mg/kgberatbadan/hari 20-100 mg/
hari; obat  klomipramin 25-100 mg/hari,
peluang sembuh
 gangguan pemusatan perhatian/hiperaktif  bisa berlanjut hingga usia dewasa.






8.SKIZOFRENIA

 
yaitu gangguan jiwa berat , realita waham dan halusinasi, Gangguan Persepsi seperti derealisasi ,Halusinasi, ilusi, depersonalisasi, gangguan isi pikir yaitu  waham, adalah suatu kepercayaan yang  salah yang permanen yang tidak sesuai dengan fakta dan tidak  bisa dikoreksi,  jenis-jenis waham,  antara lain:
waham penyisipan pikiran , waham aneh, waham kejar ,waham kebesaran ,waham bawa pasienan , waham penyiaran pikiran , gangguan emosi  seperti   afek dasar yang  diperlihatkan oleh penderita skizofrenia namun tidak patognomonik,antara lain:  afek tumpul atau datar , afek tak serasi ,afek labil , gangguan proses pikir: ekolalia, alogia, neologisme,asosiasi longgar, intrusi berlebihan, terhambat, klang asosiasi,
gangguan motivasi  seperti  kegiatan yang disadari seringkali   hilang  contohnya,  kehilangan kehendak dan tidak ada semangat  niat dalam kegiatan,
gangguan neurokemampuan seperti  gangguan memori ,  ada gangguan atensi, menurunnya kemampuan untuk menyelesaikan masalah,
contohnya, memori kerja, spasial dan verbal  dan fungsi eksekutif,
gangguan tingkahlaku seperti  bermacam macam  tingkahlaku  yang aneh  dapat terlihat seperti  pola gaya  pergerakan tubuh yang aneh ,tingkahlaku seksual aneh, pola gaya menyeringai, pola gaya tingkahlaku ritual, pola gaya yang sangat ketolol-tololan,  pola gaya agresif terhadap binatang,
  subtipe skizofrenia  ,antaralain:   
skizofrenia tidak  terinci , skizofrenia residual , skizofrenia simpleks ,
 skizofrenia paranoid ,skizofrenia disorganisasi hebefrenik , skizofrenia katatonik ,
prosedur pemeriksaan  ICD-X/PPDGJ III :
 gejala-gejala negatif, seperti sikap masa bodoh apatis, pembicaraan yang terhenti, dan tanggapan emosional yang menumpul  mengakibatkan
penarikan diri dari pergaulan  media sosial  ,memyendiri ,  menurunnya pendekatan  sosial, namun  semua  itu tidak  disebabkan oleh depresi  stres frustasi atau medisasi neuroleptika, perubahan yang konsisten  dari beberapa aspek tingkahlaku , berperwujudan sebagai hilangnya minat, tak bertujuan, sikap  malas, sikap berdiam diri , penyiaran pikiran thought broadcasting,pikiran bergema thought echo, penarikan pikiran atau penyisipan thought withdrawal atau thought insertion,  waham dikendalikan delusionofbeingcontrol, waham  dipengaruhi delusionofbeing influenced, atau “passivity”, yang  membawa pasien pada pergerakan tubuh  pikiran, perbuatan , perasaan ,
halusinasi berupa suara yang memerintah menyuruh memanggil   
pasien , arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan
interpolasi yang berakibat inkoheren atau pembicaraan tidak
nyata atau neologisme, tingkahlaku katatonik, seperti kondisi gaduh gelisah excitement,  sikap tubuh tertentu ,  waham-waham permanen jenis lain yang   tidak wajar  mustahil, contohnya  identitas keagamaan atau politik, atau
kekuatan dan kemampuan  manusia super  , mampu berkomunikasi dengan makhluk asing  UFO  alien yang datang dari dunia planet lain,
 halusinasi yang permanen  ditambah waham yang mengambang  terbang melayang layang  berputar putar dikepala  pasien  maupun
 ide-ide berlebihan overvaluedideas yang  permanen,  apabila terjadi setiap hari selama berminggu  minggu atau berbulan-bulan  secara  terus menerus ,
pemeriksaan tambahan :
darah tepi lengkap, fungsi liver, profil lipid, fungsi ginjal, glukosa , panss ,
pemeriksaan berat badan BMI, lingkaran pinggang, tekanan darah ,pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan pelengkap :
gangguan skizoafektif , gangguan afektif berat ,gangguan waham ,
gangguan perkembangan pervasif ,gangguan kepribadian skizotipal , gangguan kepribadian skizoid ,gangguan kepribadian paranoid ,
gangguan  medis  contohnya sindrom lupus eritematosus , epilepsi lobus temporalis, tumor lobus temporalis atau frontalis, stadium awal sklerosis multipel ,penyalahgunaan alkohol dan zat psikoaktif ,
 prosedur pemeriksaan :
minimal 1 gejala yang jelas 2 atau lebih,  lamanya kurang dari 1 bulan baik diobati  atau tidak harus di lakukan  pemeriksaan sebagai gangguan psikotik
skizofrenia akut,skizofrenia tidak dapat dilakukan pemeriksaan bila ada penyakit otak ,pemeriksaan skizofrenia tidak dapat dilakukan bila   secara luas gejala-gejala depresif , kecuali bila  memang jelas, bahwa gejala-gejala skizofrenia itu mendahului  gangguan afektif itu,
yang nyata, atau dalam kondisi intoksikasi atau putus zat,
 secara retrospektif, mungkin ada tahap prodromal dengan gejala-gejala dan tingkahlaku kehilangan minat dalam bekerja, dalam kegiatan pergaulan sosial, penelantaran penampilan pribadi  mendahului onset gejala-gejala psikotik selama  berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. karena sulitnya
menentukan onset, syarat lamanya 1 bulan berlaku hanya untuk gejala-gejala khas itu di atas dan tidak berlaku  untuk setiap tahap nonpsikotik prodromal,
pengobatan
A. tahap Akut
1 Farmakoterapi :
pada tahap akut terapi bertujuan mengurangi beratnya gejala psikotik dan gejala terkait lainnya contohnya gaduh gelisah,agitasi, agresi ,mencegah pasien melukai dirinya atau pasien lain, mengendalikan tingkahlaku yang merusak,
langkah pertama:
 memberi  ketenangan pada pasien  ,
langkah kedua:
 pengikatan atau isolasi hanya dilakukan bila pasien berbahaya  terhadap dirinya sendiri dan pasien lain jika   usaha restriksi lainnya tidak berhasil,  pengikatan dilakukan hanya boleh untuk sementara yaitu sekitar .4 jam dan
dipakai untuk memulai pengobatan,
obat injeksi,  ,antaralain:   
obat diazepam 10mg/injeksi, intravena/intramuskulus, dosis
maksimum 30mg/hari,
obat   haloperidol, dosis 5mg/injeksi, intramuskulus, dapat
diulang setiap setengah jam, dosis maksimum 20mg/hari.
obat  olanzapine, dosis 10 mg/injeksi, intramuskulus, dapat
diulang setiap 2 jam, dosis maksimum 30mg/hari.
obat aripriprazol, dosis 9,75 mg/injeksi dosis maksimal 29,25
mg/hari, intramuskulus.

Daftar Obat Antipsikotika, Dosis dan Sediaannya

obat antipsikotika:     dosis  mg/hari :       bentuk sediaan :
Anti Psikotik   Generasi II APG-II

Quetiapin         300 - 800      tablet IR 25 mg, 100 mg, 200 mg,
                     300 mg, tablet XR 50 mg, 300 mg,
                     400 mg
Risperidon         2 – 8         tablet  1 mg, 2 mg, 3 mg, tetes  1
                    mg/mL, injeksi Long Acting 25 mg,
                    37.5 mg, 50 mg
Paliperidon         3 – 9         tablet 3 mg, 6 mg, 9 mg
Zotepin                    75 -150          tablet 25 mg, 50 mg,
Aripriprazol         10 – 30       tablet 5 mg, 10 mg, 15 mg, tetes 1
                      mg/mL, discmelt 10 mg, 15 mg,
                      injeksi 9.75 mg/mL
Klozapin         150 - 600       tablet 25 mg, 100 mg
                     Olanzapin 10 – 30 tablet 5 mg,
                     10 mg, zydis 5 mg, 10
                      mg, injeksi 10 mg/mL

obat antipsikotika:     dosis  mg/hari :       bentuk sediaan :
Antipsikotika  Generasi I APG-I
Haloperidol               .   5 – 20                     tablet 0.5, 1 mg, 1.5 mg, 2 mg, 5
                               mg injeksi short acting 5 mg/mL,
                      tetes 2 mg/5 mL, long acting 50
Klorpromazin              300 - 1000                 tablet 25 mg,100 mg
Perfenazin                    16 – 64                       tablet 4 mg
Trifluoperazin               15 – 50          tablet 1 mg, 5 mg                         mg/mL

obat oral:
pemilihan antipsikotika  ditentukan oleh pengalaman pasien sebelumnya dengan antipsikotika contohnya, tanggapan  gejala  antipsikotika, profil efek samping, kenyamanan terhadap obat tertentu terkait cara diberikannya,
pada tahap akut, obat  diberikan segera sesudah  pemeriksaan  dan dosis dimulai dari dosis anjuran dinaikkan perlahan-lahan secara bertahap dalam waktu 1 – 3  minggu,
psikoedukasi :
memberikan dukungan atau harapan, mengurangi stimulus yang  berlebihan, pemicu stres lingkungan memberikan ketenangan kepada pasien ,
Terapi lainnya :
ECT terapi kejang listrik  pada Skizofrenia katatonik dan Skizofrenia refrakter.
B . tahap Stabilisasi
-.Psikoedukasi
untuk  melatih cara  mengelola gejala, meningkatkan keterampilan pasien   skizofrenia dalam mengelola gejala, merawat diri, mengembangkan kepatuhan
menjalani pengobatan,
 -. Farmakoterapi
tujuan tahap stabilisasi yaitu  meminimalisasi konsekuensi kekambuhan , mengoptimalkan fungsi , mengoptimalkan proses kesembuhan ,mempertahankan remisi gejala  memgendalikan , meminimalisasi risiko ,
sesudah diperoleh dosis optimal, dosis itu dipertahankan selama  8 – 10 minggu sebelum masuk ke tahap rumatan,  pada tahap ini  diberikan obat anti
psikotika jangka panjang long acting injectable, setiap 2-4 minggu,
C. tahap Rumatan
-psikoedukasi
pada  tahap ini pasien  diajarkan mengenali dan mengelola gejala prodromal, sehingga mereka mampu  mencegah kekambuhan berikutnya,agar pasien kembali  pada kehidupan masyarakat,  contohnya remediasi kemampuan, pelatihan keterampilan sosial  dan terapi vokasional,
- farmakoterapi
dosis mulai diturunkan secara bertahap hingga   dosis minimal yang masih mampu mencegah kekambuhan, bila kondisi akut, pertama kali, terapi diberikan hingga 2  tahun, bila sudah berjalan kronis dengan beberapa kali
kekambuhan, terapi diberikan hingga 5  tahun bahkan seumur hidup,
pengobatan Efek Samping
Bila terjadi efek samping, contohnya parkinsonisme, sindrom ekstrapiramidal
distonia akut maka dilakukan penurunan  dosis antipsikotika. Bila tidak dapat ditanggulangi, berikan obat  antikolinergik, contohnya  difenhidramin injeksi IM atau IV, triheksilfenidil, benztropin, sulfas atropin ,
Kondisi Sindroma Neuroleptik Malignansi SNM memerlukan pengobatan segera  karena SNM  yaitu kondisi akut yang berbahaya .Dalam kondisi ini semua pemakaian antipsikotika harus dihentikan.Lakukan terapi simtomatik, perhatikan keseimbangan  cairan dan pantau tanda vital  seperti : kesadaran tensi, nadi, temperatur, pernafasan  . diberikan  obat   : dantrolen 0.8 – 2.5 mg/kgberatbadan/hari atau  obat bromokriptin 20-30 mg/hari dibagi dalam 4 dosis. Jika terjadi  penurunan kesadaran, segera bawa  pasien ke  intensif  ICU,
Untuk mengatsi   efek samping tardif diskinesia, turunkan dosis antipsikotika.Bila gejala psikotik tidak bisa diatasi dengan penurunan dosis antipsikotika atau bahkan memburuk, hentikan .obat dan ganti dengan golongan antispikotika generasi kedua terutama klozapin,
daftar obat yang dipakai untuk mengatasi  efek samping anti psikotik
-nama : Difenhidramin
dosis mg/hari:   25-50
waktu paruh eliminasi jam:4-8
target efek  ekstrapiramidal:Akatisia, distonia, parkinsonisme
-nama : Sulfas Atropin
dosis mg/hari:   0.5-0.75
waktu paruh eliminasi jam: 12-24
target efek  ekstrapiramidal: Distonia akut
-nama :  Triheksilfenidil     
dosis mg/hari:  1-15    
waktu paruh eliminasi jam: 4     
target efek  ekstrapiramidal: Akatisia, distonia, parkinsonisme
-nama : Amantadin
dosis mg/hari:  100-300
waktu paruh eliminasi jam:10-14
target efek  ekstrapiramidal: Akatisia, parkinsonisme,
-nama : Propranolol
dosis mg/hari:  30-90
waktu paruh eliminasi jam:3-4
target efek  ekstrapiramidal: Akatisia
-nama : Lorazepam
dosis mg/hari:  1-6
waktu paruh eliminasi jam: 12
target efek  ekstrapiramidal:Akatisia









------------------------------------------------------------------------------------------------------








9. GANGGUAN SKIZOAFEKTIF

Skizoafektif adalah gangguan jiwa  dengan   gejala yang berulang ulang yaitu   gangguan skizofrenia  memenuhi syarat  skizofrenia dan  depresi
mayor maupun bipolar,
 Subtipe Skizoafektif ,antaralain :
Tipe panik ,Tipe Depresi ,Tipe Campuran ,
Pemeriksaan Tambahan :
  Pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan DPL, fungsi liver, profil lipid, fungsi
ginjal, glukosa sewaktu, kadar litium plasma ,
pemeriksaan PANSS, pemeriksaan YMRS, pemeriksaan MADRS.
Pemeriksaan berat badan BMI, pemeriksaan lingkaran pinggang, pemeriksaanTD ,
 pemeriksaan pelengkap :
gangguan mood dengan gejalapsikotik , gangguan waham ,gangguan psikotik akibat kondisi medis umum , delirium , demensia , gangguan psikotik akibat zat , skizofrenia ,
prosedur pemeriksaan iCD-X/PPDGJ III :
pemeriksaan  hanya dibuat jika  gejala definitif ada skizofrenia dan gangguan afektif  yang  sama-sama  menonjol pada saat yang bersamaan, atau dalam beberapa hari  yang satu sesudah yang lain, dalam satu saat penyakit yang
sama,
-gangguan skizoafektif tipe campuran
gangguan dengan gejala-gejala skizofrenia ada secara bersama sama dengan gejala-gejala gangguan afektif bipolar tipe campuran
-gangguan skizoafektif tipe panik.
suasana perasaan  meningkat , ada  peningkatan suasana perasaan yang tidak  begitu mencolok dicampur dengan iritabilitas atau kegelisahan yang meningkat. dalam saat yang sama harus jelas ada sedikitnya .satu, atau lebih baik lagi dua gejala skizofrenia  seperti yang ditetapkan untuk skizofrenia,
- gangguan skizoafektif tipe depresif
harus ada depresi yang menonjol, ditambah  sedikitnya dua  gejala depresif atau kelainan tingkahlaku seperti yang  ada dalam syarat  depresif, di  saat yang
sama, sedikitnya harus ada satu atau lebih dua gejala  skizofrenia   seperti yang ditetapkan  skizofrenia.,
pengobatan :
a. tahap Akut
(1 ).Skizoafektif, Tipe panik atau Tipe Campuran
a Farmakoterapi
Injeksi:
• obat Haloperidol, dosis 5mg/mL injeksi intramuskulus, dapat diulang setiap setengah jam, dosis maksimum 20mg/hari.
• obat Diazepam 10mg/2 mL injeksi intravena/intramuskulus, dosis maksimum
30mg/hari.
• obatOlanzapin, dosis 10 mg/mL injeksi intramuskulus, dapat diulang setiap 2 jam, dosis maksimum 30mg/hari
•obat  Aripriprazol, dosis 9,75 mg/mL injeksi intramuskulus, dapat diulang setiap 2 jam, dosis maksimum 29,25mg/hari.
Oral:
• obat Lorazepam 3 x 1-2 mg/hari kalau  gaduh gelisah atau insomnia.
• obat  Haloperidol 5-20 mg/hari ,
• obat Olanzapin 1 x 10 – 30 mg / hari atau  obat risperidone 2 x 1-3 mg / hari atau obat  quetiapin hari I 200mg, hari II 400 mg, hari III 600 mg atau hari I 1x300 mg-XR, dan  seterusnya dapat dinaikkan menjadi 1x600 mg-XR atau obat  aripirazol 1 x 10-30 mg / hari ,
• obat Litium karbonat 2 x 400 mg, dinaikkan hingga  terapeutik 0,8-1,2 mEq/L biasanya dicapai dengan  dosis litium karbonat 1200-1800 mg / hari, pada
fungsi ginjal normal atau divalproat dengan dosis 2 x  250 mg / hari atau konsentrasi plasma 50-125 µg/L  atau 1-2 x500mg/hari ER.
Terapi Monoterapi :
diberikan  obat Litium, Divalproat,Olanzapin, Risperidon, Quetiapin, Aripiprazol
Terapi Kombinasi :
 Olz +; Li/Dival Olz + Lor; Olz + Li/Dival+Lor
 Ris + Li/Dival; Ris + Lor; Ris + Li/Dival + Lor
 Que + Li/Dival
 Aripip + Li/Dival; Aripip + Lor; Aripip + Li/Dival + Lor
Lama diberikan obat untuk tahap akut adalah 2-8 minggu
atau hingga tercapai remisi absolut yaitu YMRS ≤ 9 atau
MADRS ≤ 11 dan PANSS-EC ≤ 3 per butir PANSS-EC.
 Terapi Lainnya : ECT untuk pasien refrakter
(2 )  .Skizoafektif,  Tipe Depresi
a .Psikofarmaka
Oral:
• Antipsikotika generasi kedua, obat  olanzapin 1 x 10 – 30  mg/hari atau risperidone 2 x 1-3 mg/hari atau  quetiapin hari I 200mg, hari II 400 mg, hari III 600  mg dan seterusnya atau aripirazol 1 x 10-30 mg/hari,
•  obat  Haloperidol 5-20 mg/hari. Lama diberikan obat untuk tahap akut adalah 2-8  minggu atau hingga tercapai remisi absolut yaitu  YMRS ≤ 9 atau MADRS ≤ 11 dan PANSS-EC ≤ 3 untuk  tiap butir PANSS-EC.
• obat Litium 2 x 400 m g/hari, dinaikkan hingga   terapeutik 0,8-1,2 mEq/L  dicapai dengan dosis litium karbonat 1200-1800 mg/hari, pada fungsi
ginjal normal atau divalproat dengan dosis awal 3 x 250 mg/hari dan dinaikkan setiap beberapa hari  hingga kadar plasma mencapai 50-100 mg/L atau
 karbamazepin dengan dosis awal 300-800 mg/hari dan dosis  dinaikkan 200 mg setiap 2 –4 hari  hingga mencapai kadar plasma 4-12 µg/mL sesuai
dengan karbamazepin 800-1600 mg/hari atau  Lamotrigin dengan dosis 200-400 mg/ hari ,
•   Antidepresan, SSRI, contohnya obat  fluoksetin 1 x 10-20 mg/hari ,
Injeksi:
• obat  Haloperidol, dosis 5mg/mL injeksi intramuskulus, dapat diulang setiap setengah jam, dosis maksimum 20mg/hari
• obat  Diazepam 10mg/2 mL injeksi intravena/intramuskulus, dosis maksimum 30mg/hari ,
• obat   Olanzapin, dosis 10mg/mL injeksi intramuskulus, dapat diulang setiap 2 jam, dosis maksimum 30mg/hari
• obat Aripriprazol, dosis 9,75mg/mL injeksi intramuskulus, dapat diulang setiap 2 jam, dosis maksimum 29,25mg/hari.
Terapi Lainnya : ECT untuk pasien refrakter terhadap obat atau katatonik.
b. tahap Lanjutan
1# Psikofarmaka
Terapi Monoterapi
a. obat Quetiapin dengan dosis 300 – 600 mg/hari ,
b. obat Risperidon dengan 1-4 mg/hari ,
c  obat Aripirazol dengan dosis 10-20 mg/hari ,
d .  obat  Litium karbonat 0,6-1 mEq/L biasanya dicapai dengan dosis 900-1200 mg / hari sekali sedengan dosis 500 mg/ hari ,
e. obat Olanzapin 1 x 10 mg/hari ,
Terapi Kombinasi:
Klozapin dosis 300-750mg/hari pasien yang refrakter  Lama diberikan obat tahap lanjutan 2-6 bulan hingga  bebas gejala selama 2 bulan,
Kombinasi obat-obat di atas. pemakaian antidepresan  jangka panjang untuk skizoafektif tipe saat depresi mayor tidak disarankan karena dapat mengurangi terjadinya  panik.
2 #Psikoedukasi
 peluang sembuh
peluang sembuh skizoafektif lebih baik dibandingkan skizofrenia namun lebih
buruk bila dibandingkan dengan gangguan mood. Perjalanan penyakitnya cenderung tidak mengalami deteriorasi dan tanggapannya tehadap litium lebih baik dibandingkan skizofrenia,






10. DEPRESI

 depresi  berdiri sendiri   Depresi Unipolar  atau menjadi bagian dari  gangguan bipolar, Simtom terjadi minimal  dua minggu dan ada
perubahan dari derajat fungsi sebelumnya,
2. syarat pemeriksaan Menurut ICD-10 dan PPDGJ III :
gejala  derajat ringan, sedang dan berat :
rasa bersalah , rasa tidak berguna ,pandangan masa depan yang suram , pesimistis , bunuh diri ,tidur terganggu , nafsu makan berkurang ,
 afek depresi ,kehilangan minat , kehilangan  kegembiraan ,berkurangnya energi ,perhatian berkurang , harga diri berkurang , kepercayaan diri berkurang ,
mudah lelah rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja ,
menurunnya kegiatan, konsentrasi berkurang ,
 tingkat keparahan itu  diperlukan masa minimal 2 minggu untuk  pemeriksaan,  namun masa lebih pendek dapat dibenarkan jika  gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat, kategori pemeriksaan depresi ringan , sedang dan  berat  hanya dipakai untuk saat depresi tunggal yang pertama.saat depresi berikutnya  digolongkan di bawah salah satu pemeriksaan gangguan depresi berulang ulang ,
a .prosedur pemeriksaan : saat depresi ringan
minimal harus ada 2 dan 3 gejala utama depresi  seperti itu di atas  ditambah minimal 2 dari gejala lainnya ,tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya lamanya  saat berlangsung minimal  2 minggu,
b prosedur pemeriksaan : saat depresi sedang
 minimal harus ada 2 dan 3 gejala utama ,ditambah minimal 3 atau 4 dari gejala lainnya, lamanya  saat berlangsung minimum 2 minggu ,
c prosedur pemeriksaan : saat depresi berat tanpa gejala psikotik
 semua gejala utama depresi harus ada  ditambah minimal 4 dari gejala lainnya dan beberapa diantaranya harus berintensitas berat , bila ada gejala penting contohnya retardasi psikomotor yang menonjol, penilaian secara menyeluruh terhadap saat depresi berat  dapat dibenarkan,
d .prosedur pemeriksaan : saat depresi berat dengan gejala  psikotik
saat depresi berat yang memenuhi syarat menurut  ditambah waham, halusinasi atau  stupor depresi.waham biasanya melibatkan ide tentang malapetaka,dosa, kemiskinan yang mengancam dan pasien  merasa bertanggung jawab atas hal itu.halusinasi auditorik  atau alfatorik  berupa suara yang menghina atau  menuduh, .retardasi psikomotor yang berat
dapat menuju pada stupor,
3. Kategori :
Kategori Ringan, Sedang atau Berat untuk  depresif  tunggal atau pertama, bila berulang ulang masuk dalam gangguan depresi  berulang ulang,
a. saat depresif ringan
1 saat depresi ringan tanpa gejala somatik
2 saat depresi ringan dengan gejala somatik
 prosedur pemeriksaan :
 minimal   dua dari: mood yang depresif , kehilangan minat dan kesenangan ,
mudah lelah  ditambah  minimal   2  gejala lain dari  depresif ,tidak boleh ada gejala yang berat , berlangsung minimal dua minggu ,
b. saat depresif sedang
1 saat depresi sedang tanpa gejala somatik
2 saat depresi sedang dengan gejala somatik
prosedur pemeriksaan :
 minimal 2 dari 3 gejala paling khas untuk saat depresi ringan. ditambah minimal tiga sebaiknya 4 dari gejala depresi lainnya,berlangsung minimal 2 minggu ,
c .saat depresif berat tanpa gejala psikotik
gejala  saat depresi berat:
 ketegangan dan kegelisahan amat nyata, kecuali bila retardasi yaitu ciri terkemuka,kehilangan harga diri dan perasaan diri tidak berguna,
Bunuh diri yaitu bahaya nyata pada beberapa masalah
berat,  Sindroma somatik hampir selalu ada pada depresi berat.
prosedur pemeriksaan :
harus ada ketiga gejala khas pada depresi ringan dan sedang,
ditambah minimal 4 gejala lainnya, beberapa di-antaranya harus berintensitas berat, kecuali agitasi/retardasi sudah mencolok,  berlangsung minimal 2 minggu, atau lebih pendek bila gejala sangat berat dan awitannya sangat cepat.
 d . saat depresif berat dengan gejala psikotik
prosedur pemeriksaan ::
memenuhi syarat depresi berat ditambah waham, halusinasi
atau stupor depresif,  isi waham biasanya ide tentang malapetaka, dosa, kemiskinan  yang mengancam dan  merasa  bertanggung-jawab atas hal itu
 halusinasi auditorik ,  olfaktorik berupa suara menghina atau menuduh atau
retardasi motorik berat yang dapat menuju stupor, waham / halusinasi bisa serasi atau tidak serasi dengan afek,.
e .gangguan depresif berulang ulang
gejala :
Awitan, keparahan, durasi, dan frekuensi saat depresi sangat bermacam ragam. saat depresi berulang ulang tanpa ada riwayat mania atau hipomania,
Lama berlangsung antara 3 – 12 bulan, rata-rata 6 bulan, frekuensi lebih jarang dibandingkan bipolar , Remisi sempurna antara saat, sebagian kecil, terutama
pada usia lanjut bisa permanen, tiap saat dipicu oleh pemicu stres ,
1..gangguan depresi berulang ulang, saat sekarang ringan
gangguan depresi berulang ulang, saat sekarang ringan, dengan
gejala somatik ,gangguan suasana  berulang ulang lainnya ,gangguan depresi berulang ulang, saat sekarang ringan, tanpa gejala somatik ,
prosedur pemeriksaan :
 memenuhi syarat gangguan depresi berulang ulang, sekarang  saat depresif ringan dan  minimal 2  saat telah berlangsung selama minimal 2 minggu dan sela waktu beberapa bulan , tanpa gangguan suasana perasaan yang berarti.
2.. gangguan depresi berulang ulang, saat sekarang sedang
gangguan depresi berulang ulang, saat sekarang sedang, dengan
gejala somatik ,gangguan suasana  berulang ulang lainnya ,
gangguan depresi berulang ulang, saat sekarang sedang, tanpa
gejala somatik ,
prosedur pemeriksaan :,  
 Memenuhi syarat gangguan depresi berulang ulang, sekarang saat depresif sedang dan minimal 2 saat telah berlangsung selama minimal 2 minggu dan sela waktu beberapa bulan tanpa ada  gangguan suasana perasaan ,
3.. gangguan depresi berulang ulang, saat sekarang berat tanpa
gejala psikotik ,
gangguan depresi berulang ulang, saat sekarang berat, dengan gejala somatik ,gangguan suasana perasaan berulang ulang lainnya  gangguan depresi berulang ulang, saat sekarang berat, tanpa gejala somatik  
prosedur pemeriksaan :
 memenuhi syarat gangguan depresi berulang ulang, sekarang saat depresif berat tanpa gejala psikotik, dan  minimal 2 saat telah berlangsung selama
minimal 2 minggu dan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan suasana ,
4 ..gangguan depresi berulang ulang, saat sekarang berat dengan
gejala psikotik
prosedur pemeriksaan :
memenuhi syarat gangguan depresi berulang ulang, sekarang saat depresif berat dengan gejala psikotik, dan minimal 2  saat telah berlangsung selama
minimal 2  minggu dan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan suasana perasaan ,
5 ..gangguan depresi berulang ulang, sekarang remisi
prosedur pemeriksaan :
dimasa lampau pernah gangguan depresi berulang ulang ,sekarang tidak sedang mengalami gangguan apapun, dan minimal 2  saat telah berlangsung selama  minimal 2  minggu dan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan suasana perasaan ,
pemeriksaan pelengkap :
gangguan skizoafektif , gangguan penyesuaia dengan mood depresi ,gangguan tidur primer ,gangguan mood diinduksi zat ,skizofrenia ,berduka ,gangguan kepribadian , gangguan mood disebabkan oleh kondisi medis penyakit cushing ,penyakit parkinson  ,umum tumor otak, gangguan metabolik, HIV AIDS,
 pengobatan dibagi menjadi 3 tahap :
Terapi tahap akut , Terapi tahap lanjutan ,Terapi tahap rumatan ,
a. Terapi tahap Akut
Dimulai dari keputusan untuk terapi dan berakhir dengan remisi. Skala penentuan beratnya depresi HAM-D dan MADRS dapat membantu menentukan beratnya penyakit dan perbaikan gejala. target pengobatan pada tahap akut tercapainya respon atau remisi lebih baik. lama terapi pada tahap akut 2-6 minggu. indikasi yang pasti untuk perawatan di rumah sakit adalah:
cepatnya perburukan gejala ,keperluan makan dan perlindungan ,
prosedur pemeriksaan ,risiko bunuh diri atau pembunuhan ,
  hilangnya sistem dukungan yang biasa didapatnya,
memberikan  kombinasi terapi psikososial dan farmakoterapi ,  untuk masalah ringan terapi psikososial saja juga memberikan hasil yang baik.
panduan memilih medisasi :
 riwayat tanggapan pengobatan , prediksi tanggapan gejala terapi ,
ada gangguan psikiatri/medis lain ,keamanan ,potensi efek samping ,

jenis obat antidepresan, dosis dan efek samping

Nama Obat :     Dosis Hari/ mg :      Efek Samping :
Trisiklik/Tetrasiklik
Amitriptilin        75-300     antikolinergik
Imipramin        75-300
Maprotilin      100-225


SSRI
Escitalopram     20-60         semua SSRI bisa memicu
                insomnia, agitasi, sedasi,
                gangguan saluran cerna dan
                 disfungsi seksual
Fluvoksamin     150-300
Fluoksetin     10-40
Sertralin     50-150

SSRE
Tianeptin     12.5 – 37.5            somnolen, mual, gangguan
                            kardiovaskular
Melatonin Agonis
Agomelatin            25 - 50         sakit kepala

SNRI
Duloksetin       40-60         mengantuk, kenaikan beratbadan,
Venlafaksin     150-375     hipertensi,gangguan saluran cerna

RIMA
Moklobemid     150-300     pusing, sakit kepala, mual,
                berkeringat, mulut kering, mata kabur
NaSSA
Mirtazapin     15 - 45         somnolen, mual

terapi tahap rumatan
tujuan untuk mencegah rekurensi,  risiko rekuren, biaya , keuntungan
perpanjangan terapi. pasien yang telah 3  kali atau lebih mengalami  depresi atau 2 saat berat  ditambahkan terapi pemeliharaan jangka panjang.
antidepresan yang telah berhasil mencapai remisi dilanjutkan dengan dosis yang sama selama masa pemeliharaan,
terapi lainnya :
ECT untuk depresi katatonik, tendensi bunuh diri berulang ulang,
refrakter ,
 terapi psikososial :
 terapi kemampuan , terapi interpersonal , terapi tingkahlaku ,terapi orientasi-psikoanalitik ,terapi keluarga ,
Terapi tahap Lanjutan
Tujuan pengobatan pada tahap ini yaitu  mencegah relaps, tercapainya remisi Remisi yaitu bila HAM-D ≤ 7 atau MADRS ≤ 8, bertahan minimal 3 minggu. Dosis obat sama dengan tahap akut,
peluang sembuh:
peluang sembuh  baik,  namun gangguan ini  bersifat kronis sehingga psikiater  menganjurkan strategi  terapi untuk mencegah kekambuhan di masa yang akan datang,






11. GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR

 
Gangguan afektif bipolar GB yaitu gangguan jiwa yang bersifat saatik dengan  gejala-gejala rekuren,panik, hipopanik, depresi  berlangsung  seumur hidup,
2. syarat pemeriksaan Menurut ICD-10 + PPDGJ III :
a.gangguan afektif bipolar, saat ini remisi  pasien mengalami minimal 1 riwayat saat afektif  hipopanik, panik atau campuran, dan 1 saat afektif hipopanik, panik, depresi atau campuran namun saat ini tidak menderita gangguan mood yang nyata selama beberapa bulan  terakhir.masa remisi selama terapi profilaksis
b.  Gangguan afektif bipolar lainnya  Gangguan Bipolar II  saat panik berulang ulang NOS
c. Gangguan afektif Bipolar YTT  prosedur pemeriksaan : juga memakai DSM-IV-TR ,
d. gangguan afektif bipolar, saat sekarang depresi berat tanpa gejala psikotik
pasien saat ini depresi berat tanpa gejala psikotik, dan mengalami minimal 1 riwayat  saat  campuran atau depresi, afektif hipopanik, panik,
e. gangguan afektif bipolar, saat sekarang depresi berat  dengan gejala psikotik
pasien saat ini depresi berat dengan gejala psikotik, dan mengalami minimal 1 riwayat  saat  campuran atau depresi, afektif hipopanik, panik,
f.  gangguan afektif bipolar, saat sekarang campuran ,,pasien minimal mengalami 1 riwayat saat afektif hipopanik, panik, depresi atau campuran, dan saat ini  memperlihatkan gejala campuran atau perubahan cepat gejala
panik dan depresi,
g. gangguan afektif bipolar
saat panik biasanya dimulai dengan tiba-tiba dan berlangsung  2 minggu hingga 5 bulan rata-rata  sekitar 4 bulan. depresi cenderung berlangsung lebih lama
rata-rata sekitar 6 bulan meskipun jarang melebihi setahun  kecuali pada pasien lanjut usia,gangguan  berulang ulang minimal  2 saat dimana afek pasien dan tingkat  kegiatannya jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek ditambah penambahan  mania atau hipomania dan pada waku lain berupa penurunan afek ditambah pengurangan energi dan  depresi, saat berulang ulang hanya hipomania atau mania digolongkan  sebagai gangguan bipolar. termasuk : reaksi panik-depresif,penyakit, psikosis ,
tidak termasuk gangguan bipolar, saat panik tunggal dan siklotimia,
h.  gangguan afektif bipolar, saat sekarang panik dengan  gejala psikotik
pasien saat ini panik, dengan gejala psikotik dan memiliki minimal 1 riwayat
saat  campuran atau depresi, afektif hipopanik, panik,
i. gangguan afektif bipolar, saat sekarang depresi ringan atau sedang
pasien saat ini depresi, dengan derajat ringan atau sedang, dan minimal 1 riwayat saat  campuran atau depresi, afektif hipopanik, panik,
j.  gangguan afektif bipolar, saat sekarang hipopanik pasien saat ini hipopanik, dan mengalami minimal 1 riwayat saat  campuran atau depresi, afektif hipopanik, panik,
k. gangguan afektif bipolar, saat sekarang panik tanpa  gejala psikotik
pasien saat ini panik, tanpa gejala psikotik dan memiliki  minimal 1 riwayat
saat  campuran atau depresi, afektif hipopanik, panik,
 syarat saat Mania berdasar DSM IV-TR
Tipe saat   :  Mania
syarat :
 mood elasi, ekspansif atau iritabel yang permanen, selama masa tertentu,
berlangsung paling sedikit 1 minggu atau waktunya bisa kurang dari 1
minggu bila dirawat-inap
selama masa gangguan mood itu, 3 atau lebih gejala di bawah ini permanen
dengan derajat berat yang berarti, antaralain:
 keikutsertaan yang berlebihan dalam kegiatan yang menyenangkan yang
berpotensi merugikan investasi bisnis yang kurang perhitungan, hubungan
seksual yang sembrono, atau terlalu boros ,grandiositas atau meningkatnya
kepercayaan diri ,distraktibilitas perhatian mudah teralih kepada stimulus eksternal yang tidak nyata atau tidak penting , berkurangnya keperluan tidur merasa segar dengan hanya tidur tiga jam , meningkatnya kegiatan yang bertujuan sosial, pekerjaan, sekolah, seksual atau agitasi psikomotor ,
bicara lebih banyak dari biasanya ,loncatan ide atau pengalaman
subjektif bahwa pikirannya berlomba ,gejala-gejala tidak memenuhi syarat
saat campuran ,gangguan mood sangat berat sehingga  memicu ciri ciri yang jelas dalam  fungsi pekerjaan, kegiatan sosial yang  biasa dilakukan, hubungan dengan  pasien lain, atau memerlukan perawatan  untuk menghindari melukai diri sendiri atau pasien lain, atau dengan gejala  psikotik , gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung pemakaian zat contohnya, penyalahgunaan zat, obat, atau  terapi lainnya atau kondisi medis umum
contohnya, hipertiroid.
Kriteria Episod Depresi Mayor Berdasarkan DSM IV-TR
Tipe saat :  Depresi  Mayor
syarat  :
5 atau lebih gejala berikut ada, paling sedikit, dalam 2  minggu, dan
memperlihatkan terjadinya perubahan fungsi. paling sedikit 1 dari gejala ini
harus ada yaitu 1 mood depresi atau 2 hilangnya minat atau rasa senang.
keterangan: tidak boleh memasukkan gejala yang jelas-jelas disebabkan oleh kondisi medis umum atau halusinasi atau waham yang tidak serasi dengan mood,berkurangnya kemampuan untuk  berpikir atau konsentrasi, ragu-ragu,
hampir setiap hari . berulang ulangnya pikiran tentang kematian  tidak hanya takut mati, berulang ulangnya  ide-ide bunuh diri tanpa rencana  khusus, atau tindakan-tindakan bunuh diri atau rencana khusus untuk  melakukan bunuh diri,
mood depresi yang terjadi hampir sepanjang hari, hampir setiap hari,
yang ditunjukkan baik oleh laporan subjektif contohnya, merasa sedih atau yang dapat dipantau  oleh pasien lain contohnya, terlihat menangis. keterangan: pada anak-anak  atau remaja, mood  bersifat iritabel,letih atau tidak bertenaga hampir setiap hari ,rasa tidak berharga  berlebihan  atau rasa bersalah yang tidak pantas  sesuai  bertaraf waham  hampir setiap hari tidak hanya rasa  bersalah karena berada dalam kondisi  sakit ,
berkurangnya minat   yang sangat jelas pada semua  kegiatan sepanjang hari,
penurunan berat badan yang berarti  ketika tidak sedang diit atau
peningkatan berat badan  dalam satu bulan atau penurunan  , peningkatan nafsu makan hampir setiap hari, insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari ,
agitasi atau retardasi psikomotor  hampir setiap hari  dipantau oleh pasien lain, tidak hanya perasaan  subjektif tentang  kegelisahan atau perasaan menjadi lamban. gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologik langsung dari zat contohnya penyalahgunaan zat atau obat atau kondisi medis umum contohnya hipotiroid.  gejala bukan disebabkan oleh berkabung,contohnya kehilangan pasien yang dicintai, gejala permanen lebih dari dua bulan, atau ditandai oleh ciri ciri fungsi yang jelas, preokupasi dengan rasa tidak berharga, ide bunuh diri, gejala psikotik atau retardasi psikomotor.  gejala-gejala yang ada tidak memenuhi  syarat untuk saat campuran.  gejala-gejala memicu penderitaan  yang berarti secara klinik atau  terjadinya ciri ciri social, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.
Tipe saat :   Campuran
syarat  :
gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek  fisiologik lansung pemakaian  
penyalahgunaan zat, atau obat, atau  terapi lainnya atau kondisi medis umum
hipertiroid , memenuhi syarat saat panik dan  saat depresi mayor kecuali untuk
durasi hampir setiap hari selama paling nsedikit satu minggu.
gangguan mood  berat hingga  mengganggu  pekerjaan atau kegiatan sosial yang biasa  dilakukan atau hubungan dengan pasien  lain,  memerlukan bantuan  untuk  mencegah  melukai diri sendiri atau pasien  lain, atau ada gejala psikotik.
Kriteria Episod Hipomanik
Tipe saat  :   Hipopanik
syarat  :
 mood elasi, ekspansif atau iritabel, permanen, paling sedikit 4 hari, mood
 terlihat berbeda dengan mood biasa  atau ketika tidak sedang depresi ,
selama masa gangguan mood, 3 atau  lebih gejala  dibawah ini ,  permanen 4  bila  mood hanya iritabel, dengan derajat berat  ,antaralain:
meningkatnya kegiatan yang diarahkan  ke tujuan sosial, pekerjaan, sekolah,
seksual atau agitasi psikomotor , keikutsertaan yang berlebihan dalam
kegiatan yang menyenangkan yang berpotensi merugikan investasi bisnis
yang kurang perhitungan, hubungan seksual yang sembrono, atau terlalu
boros , grandiositas atau meningkatnya kepercayaan diri , berkurangnya keperluan tidur merasa segar dengan hanya tidur tiga jam , bicara lebih banyak dari biasanya , loncatan ide atau pengalaman subjektif ada pikiran yang berlomba ,distraktibilitas perhatian mudah teralih kepada stimulus eksternal yang tidak nyata atau tidak penting ,saat yang terjadi berkaitan dengan
perubahan yang jelas dalam fungsi yang tidak khas bagi bagi pasien itu ketika
ia tidak ada gejala, perubahan mood dan fungsi itu dapat terlihat oleh pasien lain , saat yang terjadi tidak cukup berat  untuk memicu ciri ciri yang jelas
dalam fungsi sosial atau pekerjaan, atau tidak memerlukan perawatan, atau tidak ada gejala psikotik.gejala-gejala tidak disebabkan oleh efek
fisiologik langsung pemakaian zat contohnya, penyalahgunaan zat, atau
terapi lainnya atau kondisi medis  contohnya, hipertiroid.
pemeriksaan Tambahan :
pemeriksaan BMI, lingkaran pinggang, TD ,Pemeriksaan laboratorium, DPL, fungsi liver, profil lipid, pemeriksaan fungsi  ginjal, glukosa sewaktu, kadar litium plasma, pemeriksaan YMRS, pemeriksaan MADRS, pemeriksaan MDQ, pemeriksaan PANSS-EC, Pemeriksaan Berat Badan beratbadan, pemeriksaanTinggi Badan TB,
 pemeriksaan pelengkap :
skizofrenia ,gangguan skizoafektif , gangguan waham ,gangguan psikotik akibat kondisi medis umum , gangguan psikotik akibat zat ,
Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa skala pemeriksaan  lebih superior bila dibandingkan dengan wawancara klinis.
 pengobatan
a. Terapi Gangguan Bipolar II, saat Depresi Akut
• Lini I
Quetiapin
• Lini II
divalproat + antidepresan, litium + divalproat, antipsikotika atipik +
antidepresan atau Litium, lamotrigin, divalproat, litium ,
• Lini III
Antidepresan monoterapi terutama untuk pasien yang jarang
mengalami hipomania ,
b. Terapi Rumatan Gangguan Bipolar
• Lini I
lamotrigin,Litium,
• Lini II
antipsikotika atipik  atau  Divalproat, litium atau divalproat atau antipsikotika atipik + antidepresan, kombinasi dua dari: litium, lamotrigin, divalproat,
• Lini III
antipsikotika atipik, ECT, Karbamazepin,
Tidak disarankan : Gabapentin,
c. Terapi Gangguan Bipolar, Agitasi Akut
Injeksi:
• Lini I
-Injeksi IM Olanzapin, dosis 10 mg/injeksi, maksimum  adalah 30 mg/hari. Interval pengulangan injeksi adalah  2 jam.
- Injkesi IM Aripiprazol, dosis adalah 9,75 mg/mL injeksi,  maksimum adalah 29,25mg/hari tiga kali injeksi per hari dengan interval dua jam.
• Lini II
- Injeksi IM Diazepam yaitu 10 mg/kali injeksi. Dosis 20-30 mg/hari. Dapat diberikan bersamaan dengan injeksi haloperidol IM. Jangan dicampur dalam satu jarum suntik
- Injeksi IM Haloperidol yaitu 5 mg/kali injeksi. Dapat  diulang sesudah 30 menit. Dosis maksimum adalah 15  mg/hari.
d. Terapi Gangguan Bipolar, saat Mania Akut
Oral
• Lini I
divalproat+olanzapin, litium  atau divalproat + aripiprazol atau  quetiapin XR, aripiprazol, litium,Litium, divalproat, olanzapin, risperidon, quetiapin,   atau divalproat+risperidon, litium atau  divalproat+quetiapin, litium ,
• Lini II
litium+divalproat, paliperidon ,Karbamazepin, terapi kejang listrik TKL,
• Lini III
litium+karbamazepin, klozapin,Haloperidol, klorpromazin, litium atau divalproat+haloperidol,
Tidak disarankan :
olanzapin+karbamazepin,Gabapentin, topiramat,  risperidon+karbamazepin, lamotrigin,
e. Terapi Gangguan Bipolar, saat Depresi Akut
Oral
• Lini I
olanzapin+SSRI, litium+divalproat ,Litium, lamotrigin, quetiapin, quetiapin XR, litium atau divalproat+SSRI,
• Lini II
divalproat+  lamotrigin  atau Quetiapin+SSRI, divalproat, litium ,
• Lini III
karbamazepin+SSRI+lamotrigin, penambahan topiramat atau divalproat atau AA+TCA, litium atau divalproat atau  Karbamazepin, olanzapin litium+karbamazepin, litium atau  divalproat+venlafaksin, litium+MAOI, TKL, litium ,Tidak disarankan :
aripiprazol monoterapi ,Gabapentin monoterapi,
f. Terapi Rumatan pada Gangguan Bipolar I
• Lini I
Risperidon Injeksi Jangka Panjang RIJP, penambahan RIJP, aripiprazol,
Litium, lamotrigin monoterapi, divalproat, olanzapin, quetiapin, litium atau divalproat+quetiapin,
• Lini II
divalproat+olanzapin, litium+risperidon, litium+ lamotrigin, olanzapin+fluoksetin atau   Karbamazepin, litium+divalproat, litium+karbamazepin,  litium  
• Lini III
penambahan asam lemak  omega-3, penambahan okskarbazepin ,
Penambahan fenitoin, penambahan olanzapin, penambahan  ECT, penambahan topiramat,
Tidak disarankan : antidepresan monoterapi atau Gabapentin, topiramat ,
peluang sembuh
peluang sembuh gangguan bipolar ii  belum diketahui,  pemeriksaannya lebih stabil dan  yaitu penyakit kronik yang memerlukan terapi dalam waktu lama,pasien dengan gangguan bipolar tidak  mengalami kekambuhan, mengalami lebih dari 1  saat  menjadi kronik, peluang sembuh gangguan bipolar i lebih buruk bila dibandingkan dengan  gangguan depresi mayor, pasien dengan gangguan  bipolar i mengalami kekambuhan dalam 2  tahun sesudah saat  pertama,
campurtangan Psikososial
campurtangan psikososial untuk mempertahankan kondisi remisi antaralain : berbagai bentuk  terapi psikologi atau psikososial lainya. Cognitive Behavioural Therapy CBT, terapi keluarga, terapi  interpersonal, terapi kelompok, psikoedukasi,




12.GANGGUAN PANIK
 
Gangguan panik yaitu   perasaan sangat ketakutan yang muncul
secara tiba-tiba  berulang ulang , kekhawatiran yang berlebihan atau teror,
subtipe gangguan panik yaitu  
agorafobia tanpa riwayat gangguan panik ,gangguan panik tanpa agorafobia ,
gangguan panik dengan agorafobia ,
syarat pemeriksaan Gangguan Panik menurut ICD X + PPDGJ III
gejala  khas gangguan panik ansietas paroksismal saatik
yaitu  serangan cemas berat, panik berulang ulang,  tidak bisa diprediksi.  derealisasi,palpitasi, nyeri dada, rasa tercekik, pusing, deprsonalisasi ,
 rasa takut mati, kehilangan kendali ,gangguan panik tidak boleh dijadikan pemeriksaan  jika pasien mengalami gangguan depresi saat serangan
terjadi,
Gangguan Panik pada PPDGJ III dinamakan  Ansietas Paroksismal
saatik ,Gangguan panik baru dilakukan sebagai pemeriksaan  bila tidak ada ada gangguan ansietas fobik, Untuk pemeriksaan pasti harus ada  beberapa kali
serangan ansietas berat severe attacks of autonomic anxiety
 kira-kira 1 bulan ,antaralain :
 Dengan kondisi yang  bebas dari gejala-gejala ansietas  pada masa di antara serangan panik meskipun  demikian,  dapat terjadi  anxietas antisipatorik, yaitu ansietas yang terjadi sesudah  membayangkan sesuatu yang mengkawatirkan akan terjadi ,Pada kondisi  sebenarnya secara obyektif tidak ada bahaya,Tidak terbatas pada situasi yang diketahui atau yang dapat  diduga sebelumnya,
a. syarat pemeriksaan Gangguan Panik dengan Agorafobia  DSM-IV-TR
 berulang ulangnya serangan panik ,minimal 1 serangan yang diikuti oleh  minimal 1 bulan atau lebih ,antaralain :
Ketakutan tentang arti serangan atau akibatnya contohnya, kehilangan kendali, Kekhawatiran yang permanen akan mengalami serangan ulang ,
 ada agorafobia,  Serangan panik bukan karena efek fisiologik langsung dari
zat contohnya, penyalahgunaan zat, medisasi atau suatu kondisi medis umum contohnya, hipertiroidisme ,Serangan panik bukan disebabkan oleh gangguan mental  lainnya contohnya, fobia sosial terjadi saat mengalami situasi
sosial yang ditakuti, fobia khusus contohnya, mengalami  situasi fobik tertentu, gangguan obsesif-kompulsif contohnya, terpapar kotoran gangguan stres sesudah traumatik contohnya  tanggapan terhadap stimuli yang berhubungan dengan  pemicu stres katastrofik, atau gangguan ansietas perpisahan
contohnya, sebagai tanggapan jauh dari rumah
b. syarat pemeriksaan agorafobia tanpa riwayat gangguan
panik jika ada kondisi medis umum yang berhubungan, rasa takut,gangguan bukan karena efek fisiologik langsung dari suatu zat contohnya, penyalahgunaan zat, keberadaan agorafobia dihubungkan dengan rasa takut akan terjadinya gejala seperti panik contohnya, pusing atau diare  tidak  memenuhi syarat gangguan panik ,
 penderita agorafobia hanya mengalami sedikit ansietas karena mereka secara konsisten dapat  menghindari objek atau situasi fobik.  gejala fobia sosial,
depresi, depersonalisasi, obsesi, tidak mengubah pemeriksaan , asalkan gejala ini tidak mendominasi gejala . meski begitu, bilamana penderita itu jelas
sudah mengalami depresi pada saat gejala fobik itu pertama  kali muncul, maka lebih tepat dipemeriksaan sebagai  depresif,
c. syarat pemeriksaan Agorafobia
keterangan: Agorafobia bukan yaitu gangguan yang dapat  dikodekan. Berikan kode gangguan khusus ini bila agorafobia  muncul contohnya, gangguan panik dengan agorafobia atau  agorafobia tanpa riwayat gangguan panik,
ansietas atau penghindaran fobik tidak memenuhi syarat gangguan mental lainnya contohnya, fobia sosial  penghindaran terbatas pada situasi sosial contohnya di elevator, gangguan  obsesif-kompulsif contohnya, menghindari kotoran pada  pasien dengan obsesi kontaminasi, gangguan stres sesudah
traumatik contohnya, menghindari stimuli yang berhubungan  dengan pemicu stres yang katastrofik, atau gangguan ansietas  perpisahan contohnya, menghindari meninggalkan rumah  ,
Terjadinya ansietas ketika berada di suatu tempat atau  situasi yang kemungkinan sulit untuk meloloskan diri atau  merasa malu atau kemungkinan tidak ada pertolongan  jika mendapatkan serangan panik atau gejala mirip panik, Karakteristik situasi yang memicu rasa takut  agorafobik itu antaralain;
bepergian sendirian dengan bis, kereta api, atau mobil ,
 berada sendirian di luar rumah ,berada di tempat ramai atau berada dalam antrian  berada di atas jembatan ,pertimbangkan pemeriksaan fobia khusus bila penghindaran adalah terbatas pada suatu atau hanya  beberapa situasi khusus, atau fobia sosial jika penghindaran  terbatas pada situasi sosial ,
 Situasi itu dihindari contohnya, membatasi bepergian   atau dengan ansietas akan mengalami serangan panik atau  gejala mirip panik, atau memerlukan pendamping ,.
d. syarat pemeriksaan Gangguan Panik Tanpa Agorafobia DSM IV-TR
berulang ulangnya rekuren serangan panik minimal 1 serangan yang diikuti oleh
minimal 1 bulan atau lebih gejala ,antaralain: Kekhawatiran yang permanen akan mengalami serangan  ulang , Ketakutan tentang arti serangan atau akibatnya  contohnya, kehilangan kendali, menderita serangan
jantung,  Tidak ada agorafobia ,Serangan panik bukan karena efek fisiologik langsung zat  contohnya, penyalahgunaan zat,   suatu kondisi
medis  contohnya, hipertiroidisme ,
 Serangan panik bukan gangguan mental  contohnya,  fobia sosial   saat berhadapan dengan situasi  sosial yang ditakuti, fobia khusus contohnya, mengalami situasi fobik tertentu,
 gangguan stres sesudah traumatik contohnya, tanggapan terhadap stimuli yang berhubungan dengan  pemicu stres katastrofik,
gangguan ansietas perpisahan  contohnya, sebagai tanggapan jauh dari rumah ,
gangguan obsesif-kompulsif contohnya,  terpapar kotoran pada pasien dengan obsesi tentang  kontaminasi,
 pemeriksaan pelengkap :
gangguan psikotik , ketergantungan atau penyalahgunaan zat contohnya,  
putus  kanabis, alkohol, intoksikasi kafein, penyalahgunaan stimulansia,
  gangguan kejang ,gangguan stres  sesudah trauma ,gangguan mood, gangguan  stres akut, gangguan obsesif-kompulsif,  gangguan jantung contohnya  takikardia  supraventrikular ,aritmia,gangguan endokrin contohnya peokromositoma,hipertiroid, hiperparatiroid
disfungsi vestibular ,
Pemeriksaan Tambahan :
 Pemeriksaan laboratorium, DPL, fungsi liver, profil lipid, fungsi
ginjal, glukosa sewaktu, dan fungsi tiroid. Pemeriksaan EKG ,Pemeriksaan HAM-A ,
peluang sembuh
peluang sembuhnya baik bila pasien mendapat pengobatan ,setengahnya  mengalami gejala  panik  ringan yang tidak mempengaruhi,
terapi psikososial
terapi tingkahlaku kemampuan ,terapi relaksasi ,psikoedukasi ,
6. Terapi:
a. Farmakoterapi
fluoksetin dan  Alprazolam  disetujui  oleh Food and Drug Administration
FDA AS untuk pengobatan gangguan panik,

rekomendasi farmakoterapi untuk gangguan panik
Nama Obat  :                   Dosis Mg/Hari :               Efek Samping :
Lini pertama

escitalopram              5-20         konstipasi gangguan pencernaan,     
                     mual, muntah diare,  

fluoksetin         10-20
sertralin          25-200
venlafaksin-XR      75-250

Lini kedua
mirtazapin         15-45         antihistamin
Alprazolam         2-6         sedasi
adjunctive
klonazepam
              1-3
klomipramin,         25-250         antikolinergik
imipramin         50-300

Lini ketiga
adjunctive
olanzapin
            5-12.5         Peningkatan berat badan
risperidon         0.5-1           Sindrom ekstrapiramidal

divalproat         250-1500     sedasi, somnolens,
                    peningkatan berat badan,
                    system pencernaan
gabapentin         300-1200     Somnolens, sedasi    
tidak disarankan karbamazepin, buspiron, trazodon, propranolol,


 


13.GANGGUAN ANSIETAS MENYELURUH
 
Gangguan Ansietas Menyeluruh GAM yaitu gangguan
ansietas kronik gejalanya : Kecemasan bersifat permanen  tidak terbatas  hanya  pada  situasi khusus tertentu saja ,.Sering merasa   takut bahwa  keluarga akan menderita penyakit atau  mengalami kecelakaan,
 kekhawatiran   berlebihan, sulit dikendalikan, gejala-gejala somatik , psikik.
 kecemasan  permanen,  gemetaran, ketegangan otot, berkeringat, pusing, palpitasi, kepala  terasa ringan dan  lambung,
 syarat pemeriksaan Gangguan Cemas Menyeluruh ICD X +
PPDGJ III
Penderita harus menunjukkan ansietas sebagai gejala primer yang
berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu hingga
beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada
kondisi situasi  tertentu ,Gejala  itu biasanya mencakup unsur unsur ,antaralain :
sulit konsentrasi, Ketegangan motorik gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak
dapat santai, Kecemasan khawatir akan nasi buruk, merasa seperti diujung
tanduk, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, Overkegiatan otonom kepala terasa ringan, berkeringat, jantung  berdebar-debar, sesak napas,
gangguan anxietas fobik  ,gangguan panik, atau gangguan obsesi kompulsif ,
Gangguan Anxietas Menyeluruh, selama hal itu tidak  memenuhi syarat lengkap dari saat depresif ,
pengobatan :
Farmakoterapi
terapi psikososial :
psikoedukasi, terapi tingkahlaku kemampuan ,
 peluang sembuh
 peluang sembuh  baik bila mendapat pengobatan , pasien mendapat
perbaikan dalam 4 minggu pertama pengobatan,

rekomendasi farmakoterapi gangguan ansietas menyeluruh

nama obat:             dosis mg/hari :              efek samping :
Lini pertama:
 Escitalopram,         10-20                   gangguan system pencernaan,
                            mual, muntah, diare,
                              konstipasi,
Sertralin          25-50
Venlafaksin-XR         75-150
Lini kedua :
Buspiron          10-60
Imipramin         50-300                 Antikolinergik
Pregabalin         25-600                Sedasi, Somnolens,
Alprazolam         0,25-4             Sedasi, Pusing, Sakit Kepala
Bromazepam          3-18
Klobazam         20-30
Lorazepam          2-6
Diazepam         2,5-40
Lini ketiga :
Mirtazapin         15-45              Antihistamin

Adjuctive
Risperidon
            0,5-1         Sindrom Ekstrapiramidal
Adjuctive
Olanzapin
            5-12.5         Peningkatan Berat Badan

Tidak disarankan propranolol,Beta Blocker





14. GANGGUAN OBSESIF-KOMPULSIF

Gangguan obsesif-kompulsif  yaitu salah satu  kelompok gangguan ansietas gejalanya  obsesi , kompulsi  berulang ulang, minimal  1 jam sehari, dan memicu penderitaan ,
 pemeriksaan gangguan obsesif kompulsif menurut ICD X ,
gejalanya  pikiran obsesif , tindakan kompulsif  berulang ulang, pikiran obsesif yaitu  ide, imajinasi  atau impuls yang masuk  ke pikiran  berulang ulang-ulang dalam bentuk stereotipik, pikiran ini memicu ngagal mengendalikannya.
tindakan kompulsif adalah tingkahlaku stereotipik yang diulang-ulang,
 untuk mencegah  suatu kejadian yang buruk, sehingga merasa ketakutan hal itu  akan terjadi, tingkahlaku yang tidak bertujuan dan berusaha dilawan. jika tindakan  kompulsi dilawan maka kecemasan makin memburuk, diagnosa pasti, gejala obsesi atau kompulsi, atau keduanya, harus ada hampir setiap hari sedikitnya 2 minggu berturut-turut,  yaitu sumber penderitaan distress atau mengganggu kegiatan ,
Gejala Obsesi harus ,antaralain :
Harus disadari sebagai pikiran, bayangan, atau impuls diri  sendiri,  Sedikitnya ada 1 pikiran atau tindakan yang tidak berhasil  dilawan,
 Pikiran atau kompulsi itu bukan   memberi kepuasan atau kesenangan sekedar perasaan lega dari  ketegangan atau anxietas, tidak dianggap sebagai kesenangan ,ide, bayangan pikiran atau impuls itu   pengeluaran pengulangan yang tidak  menyenangkan ,
 pemeriksaan pelengkap :
gangguan cemas ,hipokondriasis ,gangguan tik ,ganguan kepribadian obsesif-kompulsif ,gangguan cemas akibat kondisi umum ,gangguan cemas akibat diinduksi zat ,gangguan depresi mayor ,
 Pemeriksaan Tambahan :
pemeriksaan glukosa ,. pemeriksaan  HAM-A, pemeriksaan HAM-D,   pemeriksaan Y-BOCS, pemeriksaan laboratorium, DPL, fungsi liver, profil lipid, fungsi  ginjal,
 pengobatan
a. Farmakoterapi
Pilih salah satu obat antidepresan di bawah ini dan berikan dengan dosis relatif tinggi, dalam dosis terbagi  dicapai dengan titrasi dosis, memerlukan waktu 1-3 minggu,
rekomendasi farmakoterapi untuk gangguan obsesif kompulsif
Nama Obat   :         Dosis:  
Sertralin         50-200 mg/hari.
Fluvoksamin         50-300 mg/hari.
Klomipramin         50-250 mg/hari.
Fluoksetin         20-80 mg/hari.
Jika masih tidak  ada  tanggapan lakukan ECT. Jika ECT gagal, berikan terapi kombinasi 2 SSRI, atau kombinasikan SSRI, ECT, dan terapi tingkahlaku
Jika terapi SSRI gagal ganti terapi, jika ada panik ganti dengan MAOI, jika ada cemas ganti buspiron, jika ada depresi dengan litium, jika ada tik dan waham
berikan antipsikotik. Hindari kenaikan dosis yang terlalu cepat karena akan meningkatkan angka penghentian pengobatan drop out akibat efek samping yang lebih sering muncul pada dosis yang lebih tinggi.
terapi psikososial :
psikoedukasi, terapi kemampuan tingkahlaku , psikoterapi berorientsi tilikan ,
 peluang sembuh :
peluang sembuh yang baik ditandai dengan .baiknya penyesuaian lingkungan sekitar sosial dan pekerjaan, ada faktor  presipitasi yang jelas, dan bentuk simtomnya yang saatik. tidak  ada hubungan antara bentuk obsesinya dengan peluang sembuh,  kadang-kadang diperlukan waktu bertahun-tahun.
penyakit ini bersifat kronik namun  ada kalanya bersifat fluktuatif. buruknya peluang sembuh dihubungkan  dengan awitan dini anak-anak, bentuk kompulsinya aneh, .bertumpang-tindih dengan gangguan depresi mayor, ada ide-ide berlebihan overvalued, ada gangguan kepribadian gangguan
kepribadian skizotipal,



15.GANGGUAN STRES SESUDAH TRAUMA

gangguan stres sesudah trauma  muncul sebagai tanggapan berkepanjangan terhadap kejadian  pemicu stres  katastrofik, sangat menakutkan, yang cenderung memicu  penderitaan  contohnya  menjadi korban penyiksaan, terorisme, perkosaan, perang, gempa bumi, kecelakaan berat,
gangguan stres sesudah trauma menurut ICD-10
gangguan ini  respon tertunda atau berkepanjangan atas situasi  stres baik berlangsung singkat  maupun lama yang  mengancam jiwa atau katastrofik,
dan hal ini memicu penderitaan ,
faktor predisposisi, seperti ciri kepribadian contohnya riwayat gangguan neurotik,kompulsif, astenik   bisa menurunkan batas  ambang pasien untuk berkembang menjadi sindrom atau  memperparah perjalanan penyakitnya,  kilas balik flashback ingatan intrusive, mimpi buruk, tidak peka pada emosi,
detachment terhadap pasien lain, , anhedonia, penghindaran akan
kegiatan dan situasi yang mengingatkan akan trauma. mudah terkejut dan
insomnia, ansietas , depresi, dengan masa laten dari  beberapa minggu hingga beberapa bulan. perjalanan penyakit  bersifat fluktuatif berlangsung kronis menahun, memicu  kepribadian  permanen,
prosedur pemeriksaan  Menurut PPDGJ III :
Bukti ada trauma yaitu selalu ada dalam ingatan bayangan  mengenai peristiwa itu, secara  berulang ulang ,
 dikonfrontasi peristiwa  trauma.munculnya gangguan 6  bulan sesudah peristiwa  traumatik yang bersifat katastrofik itu. Bila lebih dari  6 bulan masih bisa asal gejalanya khas dan tidak didapat gangguan lain contohnya gangguan ansietas,  obsesif-kompulsif atau saat depresif
pemeriksaan pelengkap :
gangguan depresi mayor ,psikosis akut,reaksi stres akut , gangguan penyesuaian lingkungan sekitar ,
 pengobatan
Terapi Psikososial ;
Tujuan terapi menurunkan  kecemasan pasien terhadap trauma yang  berkaitan dengan  stimulus, terdiri atas: kemampuan tingkahlaku ,Eye Movement Desensitation Reprocessing EMDR Prolonged Exposure PE  ,
 Edukasi tentang reaksi umum terhadap trauma ,Latihan relaksasi ,Terapi
Farmakoterapi
Tergantung dari gejala yang menonjol saat itu, apakah sindrom
cemas, depresif atau ditambah gejala psikotik.
1 .Bila cemas, berikan Benzodiazepine, contohnya :
obat  Lorazepam 1-2 x 0,5-1 mg,. obat  Klobazam 2 x 5-10mg,
2 .Bila depresif:
a.  Derivat trisiklik, contohnya :
obat Imipramin: 1-2 x 10-25 mg ,obat  Amitriptilin: 2x 10-25 mg ,
b . Bila ada gejala psikotik, berikan antipsikotik, contohnya:
obat Haloperidol, dosis 2 x 1-5mg atau
obat  Risperidon, dosis 2 x 1-2mg atau
obat Olanzapin, 1-2 x 2,5-10mg ,
obat  Quetiapin, 50-100mg ,
c .SSRI Selective Serotonin Reuptake Inhibitor, contohnya :
obat  Fluvoksamin, dosis awal 1 x 25mg, dapat dinaikkan  menjadi 1x 50-100mg/hari
obat Escitalopram, dosis awal 1x 5-10 mg/hari, dapat  dinaikkan menjadi 1x20 mg/hari ,
obat Sertralin, dosis awal 1 x 12,5 - 25 mg/hari, dapat  dinaikkan 1x50mg
obat  Fluoksetin, dosis awal 1 x 5-10mg/hari, dapat  dinaikan menjadi 1 x 20-40mg/hari ,

sakit jiwa sakit jiwa Reviewed by bayi on Januari 05, 2021 Rating: 5

About

LINK VIDEO