RACUN
Nilai suatu makanan jajanan ditinjau dari kondisi fisiknya, kandungan kimia, dan kontaminasi mikroorganisme yang ada di dalamnya, dan bisa juga dari segi gizi yang terkandung pada makanan itu .
Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan itu layak untuk dimakan dan tidak memicu penyakit, dalam derajat kematangan , Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya,Bebas dari perubahan fisik, kimia dan mikrobiologi yang tidak dikehendaki, sebagai
akibat dari pengaruh enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan kerusakan-kerusakan sebab tekanan, pemasakan dan pengeringan. Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang memicu penyakit yang dihantarkan oleh makanan ,
Enak rasanya. Kebersihan makanan mempengaruhi selera makan selain penting dari segi kesehatan. Makanan yang sudah terkontaminasi memicu penyakit sebab mengandung bakteri pathogen dan toksin ,
makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin. Makanan yang dicerna dan diserap oleh badan sebaiknya mengandung jumlah
protein yang tinggi namun nilai penyerapan dalam badan rendah.
Dalam kaitan dengan penyakit atau keracunan, makanan berperan sebagai:
, makanan dapat berperan sebagai agent penyakit. Contohnya: jamur, ikan, dan tumbuhan lain yang secara alamiah memang mengandung zat racun.
Makanan sebagai pembawa (vehicle) pemicu penyakit. Seperti bahan kimia atau parasit yang ikut termakan bersama makanan dan mikroorganisme yang pathogen, dan bahan radioaktif. Makanan itu dicemari oleh zat-zat yang membahayakan bagi kehidupan. Jadi
makanan itu semula tidak mengandung zat-zat yang membahayakan badan , namun sebab satu dan lain hal, akhirnya mengandung zat yang membahayakan
kesehatan. Hal-hal yang dapat membawa pemicu penyakit dapat berasal dari luar ataupun berasal dari makanan itu sendiri. makanan sebagai tempat bagi perkembangbiakan kuman pemicu penyakit. Makanan yang kadar proteinnya tinggi, tidak stabil berarti mudah membusuk, sebab yaitu media yang baik bagi perkembangbiakan kuman. Selain sebab kandungan proteinnya, makanan akan disukai bakteri jika kondisi kelembabannya cocok dan suhunya sesuai dengan suhu pertumbuhan bakteri, sebab
mikroorganisme pemicu keracunan makanan dapat tumbuh subur pada media yang lembab basah dan pada suhu normal. Kontaminasi yang jumlahnya kecil jika dibiarkan berada dalam makanan dengan suhu dan waktu yang cukup, maka bisa memicu
penyakit
Kontaminasi atau pencemaran yaitu masuknya zat asing ke .dalam makanan yang tidak dikehendaki, digolongkan yaitu :
-Pencemaran radioaktif, seperti radiasi, sinar alfa, sinar gamma, radioaktif. -Pencemaran mikroba, seperti bakteri, “jamur”, cendawan dan virus. -Pencemaran fisik, seperti rambut, debu, tanah dan kotoran lainnya.
-Pencemaran kimia, seperti pupuk, pestisida, mercury, cadmium, arsen.
pencemaran dibagi dalam 2 cara, yaitu :
-Pencemaran silang (cross contamination), yaitu pencemaran yang terjadi secara tidak langsung sebagai ketidaktahuan dalam pengolahan makanan. Contoh: Makanan bercampur dengan pakaian atau peralatan kotor, memakai pisau pada pengolahan bahan mentah untuk bahan makanan jadi (makanan yang sudah terolah).
-Pencemaran langsung, yaitu adanya pencemaran yang masuk kedalam secara langsung, baik disengaja atau tidak disengaja. Contoh: Masuknya rambut kedalam nasi, pemakaian zat pewarna makanan dan sebagainya.
.penyakit yang ditularkan melalui makanan atau keracunan makanan digolongkan menjadi beberapa jenis pemicu , antara lain:
1. Penyakit Infeksi.
yaitu suatu penyakit yang pemicu nya bakteri pathogen yang masuk ke dalam badan manusia melalui makanan. Jadi penyakit ini tergantung pada bakteri pathogen yang memicu , memiliki masa inkubasi dan gejala sesuai dengan pathogentitasnya.
Manifestasi tidak tergantung pada makanan yang dimakan, sebab makanannya hanya sebagai vehicle. Letusan penyakit ini dipicu: Bahan makanan yang tidak dipasteurisasiatau diawetkan. Pemasakan yang kurang sempurna yaitu kurang panasatau kurang lama. Makanan yang terdiri dari telur yang dikeringkanatau diawetkan.
2. Keracunan Makanan.
yaitu kesakitan yang dipicu oleh makanan yang terkontaminasi oleh adanya bakteri yang menciptakan toksinatau racun Gejala keracunan ini ditandai dengan pusing, mual, muntah, diare dan kejang perut yang
muncul segera sesudah makan suatu makanan.
peristiwa keracunan muncul oleh bermacam – macam sebab, antara lain :
Adanya kuman yang mengeluar keluarkan toxin pada makanan. Adanya penambahan bahan kimia yang melebihi dosis. sebab terkontaminasi secara sengaja atau tidak oleh zat kimia.
Macam-macam keracunan dari adanya bakteri yang mengeluar keluarkan toksin: Keracunan Clostridium Perfringens. Staphylococcus. Botulisme. Infeksi Parasit yaitu penyakit yang dipicu oleh bakteriatau parasit yang ada pada makanan dan membahayakan bagi kesehatan. Macam penyakit infeksi parasit antara lain : Trichinella Spirallis. Taenia Saginata (cacing pita sapi). . Taenia Solium (cacing pita babi). Diphyllobotrium latum (cacing pita ikan).
pertumbuhan yaitu pertambahan secara teratur semua komponen di dalam sel hidup. Untuk organisme multiseluler, pertumbuhan yaitu peningkatan jumlah
sel per organisme, yang mana ukuran sel juga menjadi lebih besar. Sedang untuk organisme uniseluler, pertumbuhan yaitu pertambahan jumlah sel yang berarti pertambahan jumlah organisme.
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme, antaralain :
1. Faktor Instrinsik.
Yaitu sifat-sifat dari makanan yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme,
antaralain :
a. Aktivitas air (Water Activity = aw).
Aktivitas air yaitu jumlah air yang ada dalam makanan . Air murni memiliki aw :Hampir semua makanan segar memiliki aw 0,99. kondisi ini dapat diturunkan
dengan substansi terlarut seperti gula dan garam. makanan yang dikeringkan memiliki aw 0,6. makanan dengan aktifitas air tinggi yaitu: 0,95-0,99 dapat
ditumbuhi oleh semua jenis mikroorganisme, namun sebab bakteri dapat tumbuh lebih cepat dari kapang dan khamir, maka akibat kerusakan makanan banyak
dipicu oleh bakteri. Aktivitas air makanan akan mempengaruhi jenis mikroorganisme yang akan tumbuh. Nilai pH. makanan biasanya memiliki pH 3,0 – 8,0. Berdasar nilai pH- nya makanan digolongkan :
-Makanan Berasam tinggi memiliki pH kurang dari 3,7 contoh acar, sayur asin.
- Makanan berasam rendah, pH lebih besar dari 5,3, q jagung, daging, ikan susu.
-Makanan berasam sedang , memiliki pH sekitar (4,5 – 5,3), contoh bayam, waluh kuning.
- Makanan Asam memiliki pH (3,7 – 4,5) contoh tomat, pear, nanas.
Nilai pH pada makanan menentukan jenis mikroorganisme yang tumbuh. biasanya mikroorganisme tumbuh pada pH 6,0 – 8,0, bakteri tumbuh optimal pada pH 6,5 – 7,5. Khamir dan bakteri asam laktat tumbuh optimal pada pH 3,0 – 6,0, sedang kapang tumbuh optimal pada pH 5 – 7. Kerusakan makanan berasam tinggi contoh buah-buahan dipicu khamir dan kapang, sedang kerusakan daging dan ikan laut dipicu oleh bakteri, sebab pH-nya lebih
kurang 7.
Mikroorganisme memerlukan zat gizi untuk pertumbuhan, komposisi kimiawi makanan akan menentukan jenis mikroorganisme yang dominan tumbuh. contoh makanan yang mengandung gula, mikroorganisme yang dominan tumbuh kapang, khamir, E Coli, Enterobacter aerogenes. makanan yang
mengandung lemak, mikroorganisme yang dominan tumbuh Pseudomonas fragii, Pseudomonas fluorencens,dan khamir jenis Candida lipotytica yang memicu
ketengikan susu. .
Struktur biologis seperti lapisan kulit, kulit telur, testa dari biji-bijian, kutikula dari bagian tanaman mencegah masuknya mikroorganisme dalam makanan itu .
Potensial redoks yaitu indeks tingkat oksidasi. Potensial redoks suatu makanan mempengaruhi ketersediaan oksigen dalam makanan, semakin tinggi
potensial redoks, maka semakin tinggi pula ketersediaannya oksigen. Berdasar kebutuhan oksigen, mikroorganisme digolongkan menjadi:
- Anaerob Fakultatif, mikroorganisme yang tumbuh baik jika tidak ada oksigen, namun dapat tumbuh secara aerob. makanan yang memiliki potensial redoks tinggi akan ditumbuhi mikroorganisme aerob, seperti kapang, khamir, bakteri aerob (Pseudomonas, Salmonella, Shigella) ,biasanya terjadi pada permukaan bahan makanan . Lingkungan di bagian bawah permukaan makanan atau makanan yang mengandung asam
askorbat akan ditumbuhi mikroorganisme anaerob atau anaerob fakultatif (Enterobacteriaceae, Clostridium).
-Aerob obligat, mikroorganisme yang hanya dapat tumbuh bila persediaan oksigen banyak.
-Aerob Fakultatif, mikroorganisme tumbuh jika oksigen cukup, namun dapat tumbuh secara an aerob.
-Anaerob Obligat, mikroorganisme yang hanya dapat tumbuh jika tidak ada oksigen.
.Bahan anti mikroba ada dalam makanan secara alami,contoh laktenin dalam susu dan avidin dalam telur, sengaja ditambahkan, contoh asam benzoat ke
dalam sari buah atau jeli, asam propianat ke dalam roti dan keju, asam sorbat ke dalam keju dan produk buah-buahan dan terbentuk selama pengolahan contoh reaksi pencoklatan larutan gula pekat memicu pembentukan furfural dan hidroksimetil furfural yang bersifat anti mikroba. Bahan anti mikroba dalam makanan dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme. contoh antibiotik nisin yang diproduksi Streptococcus laktis menghambat pertumbuhan Clostridium. Asam propianat yang diproduksi propiani bacterium dalam keju menghambat pertumbuhan kapang.
Pengolahan makanan untuk mengurangi kerusakan dan perkembangan mikroorganisme patogen. Pengolahan makanan dapat dilakukan dengan :
-Penambahan Bahan Kimia Pengawet. makanan yang diawetkan dengan sulfur dioksida, asam benzoat dan sorbat akan dimusnahkan oleh Sacharomyces bailii dan Candida krusei sebab mikroorganisme
itu tahan terhadap pengawet itu .
- Penyinaran atau Radiasi. Sinar X dan Gamma akan menggangu metabolisme sel, sehingga mematikan
mikroorganisme.
-Pemanasan. Kemampuan tahan panas, mikroorganisme akan menentukan tipe mikroorganisme yang masih hidup dalam bahan makanan . Contoh : Pasterusasi dengan panas 76 0C selama 30 menit memungkinkan mikroorganisme thermodurik (Micrococcus dan Streptococcus) dan bakteri pembentuk spora ( Bacillus dan Clostridium) tetap hidup. Pemanasan dengan suhu 80 0C selama 1 menit memungkinkan mikroorganisme pembentuk spora masih hidup.
-Pengeringan dan pembekuan dapat merusak kontaminan yang ada dalam bahan makanan , namun mikroorganisme yang tahan tekanan itu tetap hidup
dan akan tumbuh dan memicu kerusakan bila makanan direhidrasi atau dicairkan.
- Penggaraman dan Penggulaan. makanan yang diawetkan dengan garam dan gula cenderung tercemar oleh khamir
. Faktor ekstrinsik yaitu kondisi lingkungan dari penanganan dan penyimpanan makanan itu , yang antaralain :
a. Faktor Implisit.
yaitu sifat yang ada dalam mikroorganisme itu sendiri, antaralain :
--tahap lambat (Lag tahap )
yaitu tahap penyesuaian dengan lingkungan baru, lama tahap ini tergantung jenis species, umur sel inokulasi dan lingkungan.
-- tahap Log (Log tahap ).
Pada tahap ini sel tumbuh dan membelah secara eksponensial sampai jumlah maksimal, kecepatan pertumbuhan dipengaruhi pH, Nutrien dan kondisi
lingkungan.
-- tahap Tetap (Stationary tahap ).
Pada tahap ini jumlah populasi tetap, sebab jumlah sel yang tumbuh dan yang mati sama. Ukuran sel menjadi kecil sebab zat gizi berkurang, sel lebih tahan
terhadap kondisi ekstrim seperti panas,dingin, radiasi dan bahan kimia. Pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi zat gizi, zat gizi turun sehingga
pertumbuhan turun atau berhenti.
--tahap menurun (Death tahap ).
Pada tahap ini mikroorganisme mulai mati sebab nutrien atau zat gizi habis dan energi cadangan dalam sel habis, sehingga terjadi kematian eksponensial. Tiga
parameter yang menandai laju pertumbuhan mikroorganisme yaitu lamanya tahap Lag, laju pertumbuhan eksponensial dan produksi masa sel total. Laju pertumbuhan mikroorganisme berbeda, bakteri biasanya tumbuh lebih cepat dari khamir dan kapang. Species Pseudomonas dan Bacillus tumbuh lebih
cepat dari pada species lactobacillus dan streptococcus.
b. Suhu.
Suhu yaitu salah satu faktor lingkungan terpenting yang mempengaruhi kehidupan dan pertumbuhan mikroorganisme. Suhu mempengaruhi dalam dua
cara yang berlawanan.
-- Bila suhu naik atau turun, tingkat pertumbuhan mungkin terhenti, komponen menjadi tidak aktif dan sel-sel dapat mati. Suhu yang mana makanan disimpan besar pengaruhnya terhadap jenis mikroorganisme yang tumbuh dan kecepatan pertumbuhannya.
Kapang dan khamir tumbuh dengan baik pada suhu (25 – 30)0C yaitu pada suhu kamar.Penyimpanan daging pada almari es akan dimusnahkan organisme psikrofil dan
psikrotrof (Pseudomonas dan Proteus) . Dalam kondisi beku (- 15)0C pertumbuhan mikroorganisme terhenti dan kebanyakan mulai mati. Penyimpanan
pada suhu panas (50-55)0C dalam waktu lama akan dimusnahkan oleh mikroorganisme thermofil dan thermotrof (Bacillus dan Clostridium).
--Bila suhu naik,kecepatan metabolisme naik dan pertumbuhan dipercepat. Sebaliknya bila suhu turun, kecepatan metabolisme juga turun dan pertumbuhan diperlambat.
c. Kelembaban.
Penyimpanan pada tempat yang lembab akan meningkatkan aktivitas air bahan makanan , sehingga mudah ditumbuhi mikroorganisme dan memicu
kerusakan. contoh biji kering yang disimpan di tempat yang lembab akan menyerap air sehingga mudah ditumbuhi kapang. makanan yang didinginkan
bila diletakkan pada tempat yang lembab akan terjadi kondensasi air pada permukaan sehingga memungkinkan tumbuhnya bakteri.
Simbiosis terjadi jika pertumbuhan suatu organisme memicu perubahan kondisi yang memungkinkan organisme lain tumbuh. contoh : pertumbuhan khamir
pada makanan kadang menciptakan vitamin B, sehingga kadar vitamin B pada makanan meningkat, hal ini memungkinkan tumbuhnya Lactobacillus yang
memerlukan zat gizi itu . Khamir dan kapang dapat memecah asam yang ada secara alamiah dalam bahan makanan , ini memicu naiknya pH bahan
makanan , kondisi ini memungkinkan tumbuhnya bakteri pembusuk. Tumbuhnya mikroorganisme memicu turunnya potensial redoks, hal ini memungkinkan
species an aerob (Clostridium) untuk tumbuh. Pertumbuhan kapang pada buahbuahan merusak struktur bagian luar (kulit), ini memungkinkan masuknya khamir dan dapat tumbuh subur pada daging buah. Antibiotik nisin yang dihasilkan
streptococci akan dimusnahkan lactobacillus dan Bacillus, sehingga mikroorganisme yang sebelumnya terhambat pertumbuhannya mengambil bagian dalam proses pembusukan. Oksidasi asam asetat oleh Acetobacter, pemecahan asam benzoat oleh kapang dapat memberi kesempatan bagi mikroorganisme yang dulunya terhambat pertumbuhannya. Untuk mencegah kerusakan makanan , pertumbuhan mikroorganisme harus dikendalikan. dengan menghilangkan kondisi yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme Metode yang dapat dipakai untuk pengendalian pertumbuhan mikroorganisme yaitu :
.Untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme dalam makanan , aktivitas air makanan harus diturunkan sampai 0,6 atau di bawahnya. Ini dapat dilakukan dengan pemakaian panas dan penambahan garam atau gula pada makanan ,Pertumbuhan mikroorganisme dapat dicegah dengan penurunan atau peningkatan suhu. Penurunan Suhu. Ada dua macam :
Pembekuan (Deep Freezing).
makanan disimpan pada suhu – 180C atau lebih. Dilakukan pembekuan pada makanan , bila makanan akan disimpan lebih dari 4 bulan. Dengan pembekuan
bakteri akan mengalami kematian, namun spora tetap bertahan hibup.
Pendinginan (Chilling).
makanan diletakkan pada suhu di atas titik beku air (0-5)0C. Ini dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan sebagian mikroorganisme
dapat mati. namun ada beberapa mikroorganisme tetap tumbuh lambat, spora bakteri tetap hidup.
Peningkatan Suhu.
Sel bakteri atau spora dapat dimusnahkan dengan memanaskan bahan pada suhu tinggi selama beberapa jam. Destruksi sempurna mikroorganisme dengan panas dinamakan sterillisasi. Perebusan yaitu pengawetan makanan jangka pendek, dengan perebusan jumlah mikroorganisme dalam makanan akan berkurang. Untuk makanan yang tidak berasam tinggi jika akan diawetkan pada waktu yang lama
perlu dipanaskan pada suhu di atas 1000C.
Irradiasi.
Irradiasi memakai sinar Beta dan Gamma. Irradiasi untuk saat ini dibatasi hanya untuk pasteurisasi makanan yang didinginkan.
Bahan Kimia.
Bahan kimia dapat dipakai untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada bahan makanan , yaitu pengawet makanan.
Penghilangan Oksigen.
Penghilangan oksigen mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri aerobik, namun khamir dapat melakukan respirasi secara anaerob dan beberapa bakteri patogen juga bersifat anaerob. Sehingga cara ini dapat dampak tif sebagai usaha pengawetan jika metode lain dipakai . contoh , destruksi dengan panas pada proses pengalengan.
Pengaturan pH.
Penurunan pH makanan dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme. Metode yang paling banyak yaitu pemakaian vinegar (asam asetat) pada pembuatan acar.
Kontaminasi atau pencemaran yaitu masuknya zat asing ke dalam makanan yang tidak dikehendaki, Seperti “Jamur”. (fungi, kapang, cendawan) yaitu tumbuhan tingkat rendah dan tidak berklorofil.
Tumbuhan jamur memiliki inti yang sebetulnya (eukariotik). Sebagian jamur ada yang bersel satu (uniselluler) dan sebagian ada yang bersel banyak (multiselluler). Jamur yang bersel banyak badan nya terdiri atas benang-benang yang dinamakan hifa. Hifa yang bercabangcabang membentuk jaring-jaring dinamakan miselium. Dinding sel atau dinding hifa terdiri atas selulosa, namun pada jamur tingkat tinggi dinding sel terdiri atas kitin. Habitat jamur pada area yang lembab mengandung zat-zat organic, sedikit asam, dan kurang cahaya matahari. Ciri-Ciri Jamur :
1. Struktur badan .
Struktur badan jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, contoh khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk badan buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur kayu. badan jamur tersusun dari
komponen dasar yang dinamakan hifa. Hifa membentuk jaringan yang dinamakan miselium.
Miselium menyusun jalinan semu menjadi badan buah.Hifa yaitu struktur mirip benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa memiliki pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria,
dan kadang inti sel yang mengalir dari sel ke sel. namun , ada juga hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami rekayasa menjadi haustoria yang yaitu organ penyerap makanan dari substrat, haustoria dapat menembus jaringan substrat. Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh sebab jamur yaitu konsumen, maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat : parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
Saprofit.
yaitu jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang sudah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluar keluarkan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahan bahan organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya. Cara hidup jamur lainnya yaitu melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menciptakan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacangkacangan atau pada liken. Jamur berhabitat pada bermacam macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. walau kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.
Parasit obligat .
yaitu sifat jamur yang hanya hidup pada inangnya, sedang di luar inangnya tidak dapat hidup. contoh , Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
Parasit fakultatif.
yaitu jamur yang bersifat parasit jika memperoleh inang yang sesuai, namun bersifat saprofit jika tidak memperoleh inang yang cocok.
Ciri-ciri Jamur, yaitu antaralain :
Pencernaan dilakukan secara ekstrasel.
Berkembang biak secara aseksual dan seksual.
Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan oleh jamur yang bersel tunggal (uniseluler), yaitu dengan pertunasan dan pemutusan hifa (fragmentasi).
Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan membentuk askus spora. memiliki membran Inti (eukariot = inti sel sudah dilapisi selaput), namun dapat membuat makanan sendiri sebab mengandung klorofil. Jamur memperoleh makanan dari lingkungan di sekitarnya. Ada yang bersel tunggal (uniselluler) ada juga yang bersel banyak (multiselluler). Susunan jamur bersel banyak (multiseluler) berderet-deret membentuk benang benang halus yang dinamakan hifa.
Jamur jenis Oomycotina dinding sel-nya terbuat dari selulosa. Tidak memiliki klorofil. Bersifat saprofit dan parasit. Makanannya berupa materi organik dari lingkungan sendiri. Hifa bercabang-cabang membentuk anyaman yang dinamakan miselium yang berfungsi menyerap makanan dan substratnya. Hifa ada yang tidak bersekat dan menyebar didalam protoplasma yang dinamakan hifa keonositik. Dinding sel jamur terdiri dari zat kitin (zat yang sama dengan eksoskeleton serangga).
beberapa jamur bersel banyak, benang-benang hifa membentuk alat cara berkembangbiak: . cara berkembangbiak: jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif).Secara aseksual, jamur menciptakan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, namun ada juga yang multiseluler. jika kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila memperoleh tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.
cara berkembangbiak: secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium (salah satu tipe alat cara berkembangbiak: yang menciptakan gamet jantan atau gamet betina) dan Konjugasi (alat cara berkembangbiak: yaitu sporangium yang menciptakan spora). Kontak gametangium
memicu terjadinya Singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama yaitu Plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua yaitu Kariogami (peleburan inti). sesudah plasmogami terjadi, inti sel dari masingmasing induk bersatu namun tidak melebur dan membentuk Dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhinya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis. maka , perkembanganbiakan pada jamur dapat dibedakan menjadi dua:
-Secara Generatif (sexual), dengan konjugasi (peleburan dua individu yang belum
dapat dibedakan jenis kelaminnya), ascus, basidium.
-Secara Vegetatif (asexual) dengan spora, tunas (budding), konidia.
fungsi atau jamur, dibagi dalam 6 divisi yaitu = Myxomycotina, Oomycotinya, Zygomicotina, Ascomycotina, Basidiomycotina dan Deutero mycotina.
1.Deuteromycotina.
dinamakan jamur tak sempurna (fungi imferpect) sebab pada jamur ini belum diketahui dengan pasti cara pembiakan secara generatif. Contoh : Jamur oncom sebelum diketahui pembiakan generatifnya dinamakan Monilia sitophila namun sesudah diketahui pembiakan generatifnya yang berupa askus, namanya diganti menjadi Neurospora sitophila dimasukkan ke dalam Ascomycotina. Banyak
penyakit kulit sebab jamur (dermatomikosis) dipicu oleh jamur dari golongan ini, contoh : Epidermophyton fluocosum pemicu penyakit kaki atlit, Microsporum sp.,
Trichophyton sp. pemicu penyakit kurap.
Mikorhiza. Mikorhiza yaitu simbiosis antara jamur dengan tumbuhan tingkat tinggi, jamur yang
dari Divisio Zygomycotina, Ascomycotina dan Basidiomycotina.
Ciri-ciri :
Jamur-jamur yang tergolong pada jamur imperfeksi ini banyak yang memicu penyakit. Hifa bersekat, dinding sel dari bahan kitin. cara berkembangbiak: secara aseksual, dengan membentuk spora vegetatif (konidia).
Tidak termasuk dalam kelas jamur Ascomycota dan Bosidiomycota. Oleh sebab itu, jamur ini yaitu jamur yang tidak sempurna (jamur imperfectif). Jamur Deuteromycota yaitu jamur yang berkembang biak dengan konidia dan belum diketahui tahap seksualnya.
Contoh :
Epidermophhyton, Microsporum, Trighophyton, pemicu penyakit kurap pada kulit manusia
Monilia sitophyla (Neurospora sitophila), jamur oncom.
Helminthosporium oryzae, Sclero Hum rolfsii.
2. Myxomycotina (Jamur lendir).
Ciri-cirinya :
Myxomycotina yaitu jamur yang paling sederhana.
memiliki 2 tahap hidup, yaitu :
1.tahap vegetatif (tahap lendir) yang dapat bergerak seperti amuba, dinamakan plasmodium.
2. tahap badan buah.
cara berkembangbiak: : secara vegetatif dengan spora, yaitu spora kembara yang dinamakan myxoflagelata.
Contoh : Physarum polycephalum.
3. Oomycotina.
Ciri-cirinya :
Dinding sel terdiri dari sellulosa. badan nya terdiri atas benangatau hifa tidak bersekat, bercabang-cabang dan
mengandung banyak inti.
cara berkembangbiak: :
1.Dengan cara seksual (Generatif) : bersatunya gamet jantan dan betina membentuk oospora yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.
2. Dengan cara aseksual (Vegetatif) : hidup di air dengan zoospora yang hidup di darat dengan sporangium dan konidia (dengan membentuk zoospora yang memiliki dua flagel).
Contoh :
-Pythium de baryanun (jamur yang memicu pembusukan pada kecambah, tembakau, bayam, kemiri, nanas, jahe dan kina).
- Saprolegnia parasitia, jamur yang memicu penyakit pada ikan air tawar (hidup saprofit pada bangkai ikan, serangga darat atau serangga air).
-Phytophthora infenstans (jamur parasit pemicu penyakit busuk pada tanaman kentang).
4.Zygomycotina.
Nama Zygomycoto berasal dan jenis perbanyakan diri seksual, terutama pada pembentukan zigospora.
Ciri-cirinya :
Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan peleburan dua hifa: hifa ,betina dan hifa jantan. Hifa jantan yaitu hifa yang memberikan isi selnya. Hifa
betina yaitu hifa yang menerima isi selnya.
Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan spora yang berasal dari sporangium yang sudah pecah.
badan multiseluler,. Hifa tidak bersekat. Biasa hidup (habitat) sebagai saprofit. Miselium bercabang banyak dan hifa tidak bersekat sehingga terlihat seperti pipa.
. Dinding sel terdiri atas kitin, tidak memiliki zoospora sehingga sporanya yaitu sel-sel yang berdinding. Spora inilah yang tersebar ke mana-mana.
cara berkembangbiak: secara :
--Aseksual (vegetatif), dengan spora, membentuk spora dalam sporangium (kotak spora) atau Zygomycotina berkembang biak aseksual dengan spora.
--Seksual (generatif).
---Dengan konyugasi hifa (+) dengan hifa (-) akan menciptakan zigospora yang nantinya akan tumbuh menjadi individu baru.
---Berlangsung secara konjugasi, sehingga terbentuk zigospora (yang berisi banyak inti diploid).
---Secara seksual jamur berkembang biak dengan konjugasi yang terjadi pada ujung-ujung hifa yang berlainan jenis sehingga terjadi pembengkakan dan
pemanjangan pada daerah itu . Contoh :
Mucor musedo, yang mengandung bahan organik tinggi, saprofit (biasa hidup di kotoran ternak dan roti).
Rhyzopus oryzae (untuk pembuatan sake).
Rhizopus oligosporus, untuk pembuatan tempe.
Rhizopus stoloniferus, yaitu ragi untuk pembuatan tempe dan roti.
5. Ascomycotina.
yaitu kelompok jamur terbesar berkembang biak dengan membentuk spora di dalam selnya (kantung kecil) yang dinamakan askus. Pembentukan askus inilah yang menjadi ciri Ascomycota. Ciri-ciri :
Ascomycotina, multiseluler, hifanya bersekat dan berinti banyak. Hidupnya : ada yang parasit, saprofit, ada yang bersimbiosis dengan ganggangmembentuk Lichenes (Lumut kerak). Hifa bersekat. badan ada yang uniseluler (bersel satu) dan ada yang multiseluler (bersel banyak), yang bersel satu lebih dikenal dengan ragiatau khamir. Spora tidak berflagel.
Cara cara berkembangbiak: :
Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan pembentukan askospona melalui beberapa tahap, yaitu
Perkawinan (kopulasi) antara gametangium jantan dan gametangium betina. Bersatunya plasma kedua gametangium yang dinamakan dengan plasmolisis.
Bersatunya inti yang berasal dan gametangium yang dinamakan kariogami. Kariogami yang memicu terjadinya pembelahan reduksi, dilanjutkan dengan pembentukan askospora secara endogen menurut pembentukan sel bebas. Perkembangbiakan secara aseksual dapat dilakukan dengan pembentukan konidium, fragmentasi, dan pertunasan.
dengan kata lain :
1.. Perkembangbiakan secara Generatif.
Dengan membentuk spora yang terbentuk di dalam askus. dinamakan askospora. Askus-askus berkumpul dalam badan buah yang sebut askospora.
2.Perkembangan secara Vegetatif.
Bersel tunggal : Berkembang biak dengan membentuk tunas (budding) pada saccharomyces (berkembang biak secara konjugasi untuk menciptakan sel yang diploid. Pada jamur uniseluler membentuk tunas-tunas, pada yang multiseluler membentuk spora dari konidia, (Bersel banyak Berkembang biak dengan membentuk konodia yang yaitu spora vegetatif, contoh : pada fusarin). Dengan klamidospora, yaitu spora yang berdinding tebal dan bentuknya tidak teratur, contoh : pada fusarium.
Contoh :
- Pinicillium notatum, jamur penghasil antibiotika pinicilin. Dapat memberi citarasa yang khas untuk keju rokefort dan kamembert. sedang penicillium notatum dan penicillium chrysogenum yaitu pembuat penisilin sebab bersifat racun yang dapat menciptakan zat
mematikan, yaitu antibiotika.
- Penicillium camemberti dan requeforti untuk pembuatan keju.
-Neurospora sitophyla (Neurospora crassa).
yaitu jamur yang dimanfaatkan untuk pembuatan oncom. Berwarna oranye dan sering tumbuh di kayu yang sudah terbakar.
- Fusarium, jamur yang memicu penyakit pada daun padi, tomat, tebu,
dan pisang.
- Roselinia arcuata, jamur saprofit pada kayu yang sudah mati.
-Sacharomyces cerevisae (sehari-hari dikenal sebagai ragi). Berguna untuk membuat bir, roti atau alkohol.
Mampu mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2 dengan proses fermentasi. Berguna untuk membuat bir, roti atau alkohol.
-Claviceps purpurea (hidup sebagai parasit pada bakal buah Gramineae).
- Saccharomyces sereviceae.
Hidup sebagai saprofit dan sering dimanfaatkan untuk pembuatan kue, tape, alkohol, roti, bersifat uniseluler, sel berbentuk bulat, tidak berhifa, dan berkembang biak dengan pertunasan.
Ragi atau Sacharomyces cereviceae dimanfaatkan untuk mengembangkan adonan roti dan pembuatan alkohol. (mengubah glokosa menjadi alkohol).
contoh : pada proses pembuatan tape, pengembang roti.
-Aspergillus niger Pektinase, untuk menghilangkan O2 dari sari buah
(menjernihkan sari buah).
-Aspergillus oryzae untuk pembuatan tape, sake, kecap.
-Aspergillus flavus, menciptakan racun aflaktosin pada makanan kaleng yang rusak, hidup pada biji-bijian. flatoksin salah satu pemicu kanker hati.
-Aspergillus wentii, jamur untuk pembuatan kecap dan tauco.
6. Basidiomycotina.
Basidiomycota yaitu kelompok jamur yang pembentukan sporanya terjadi di atas sel yang dinamakan basidium. Basidium terdiri dari beberapa sel yang masingmasing membentuk satu basidiospora. Jamur kelompok ini dapat berkembang biak secara
aseksual dengan membentuk konidium dan berkembang biak secara seksual dengan
membentuk spora basidium.
Ciri-ciri :
Hifa-nya bersekat. Hidupnya sebagai saprofit atau parasit. cara berkembangbiak: nya
Aseksual : membentuk spora vegetatif (konidia). Seksual : membentuk spora generatif (basidiospora).
Ciri khasnya alat repoduksi generatifnya berupa basidium sebagai badan penghasil spora. Kebanyakan anggota spesies berukuran makroskopik.
biasanya badan buahnya makroskopis. badan buahnya dinamakan basidiokarp yaitu tempat terbentuknya basidium yang di dalamnya ada spora.
Contoh :
Ustilago (jamur karat), parasit pada jagung dan tebu.
Amanita phalloides atau Amanita muscaria (jamur beracun) berwarna putih dan merah, hidup di tanah, jamur beracun, habitat di daerah subtropis.
Corticum salmonella (jamur upas).
Exobasidium vexans : parasit pada pohon teh pemicu penyakit cacar daun teh atau blister blight.
Ustilago maydis : jamur api, parasit pada jagung.
Volvariella volvacea (yang mengguntungkan, contoh : jamur merang). Auricularia politrica (jamur kuping). Pleuroter (jamur tiramatau kayu). Puccinia graminis (jamur apiatau jamur karat), parasit pada gandum), parasit pada graminae dan tumbuhan dikotyl.
Peranan jamur dalam kehidupan manusia baik peran yang merugikan atau yang menguntungkan.
- Jamur yang merugikan.
Jamur yang merugikan , antara lain :
Albugo yaitu parasit pada tanaman pertanian.
Pneumonia carinii memicu penyakit pneumonia pada paru-paru manusia. Candida sp. pemicu keputihan dan sariawan pada manusia. Amalita phalloides, Phalloibes dan A.pirosa yang dapat memicu kematian.
Phytium sebagai hama bibit tanaman yang memicu penyakit rebah semai. Phythophthora inf'estan memicu penyakit pada daun tanaman kentang.
Saprolegnia sebagai parasit pada badan organisme air.
-Jamur yang menguntungkan.
Jamur yang menguntungkan, antara lain :
Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri keju, roti, dan bir. Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik. Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai dekomposer.
Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai makanan berprotein tinggi. Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu dalam
pembuatan tempe dan oncom.
berdasar mekanisme kejadian dan bakteri pemicu nya maka keracunan makanan dibagi dalam 2 type, yaitu :
---. Type infeksi dipicu oleh Vibrio Parahaemoliticus, Salmonella spp, Escherichia coli pathogen, dan lainnya.
a. Keracuanan Salmonella.
Salmonella ada pada makanan dalam jumlah tinggi, namun tidak selalu memicu perubahan dalam hal warna, bau, atau rasa dari makanan itu . Semakin tinggi jumlah Salmonella dalam makanan, semakin besar munculnya gejala infeksi pada orang yang memakan makanan itu dan semakin cepat waktu inkubasi sampai munculnya gejala infeksi.
Makanan yang sering terkontaminasi oleh Salmonella yaitu telur dan hasil olahannya, ikan dan hasil olahannya, daging ayam, daging sapi dan susu dan
hasil olahannya, es krim dan keju. Contoh kasus, hampir setiap penyakit infeksi dari Salmonella dipicu
sebab mengkonsumsi makanan atau minuman yang tercemar. Bahan makanan yang sudah tercemar itu seperti kue yang mengandung susu, daging cincang, sosis, telur dan daging panggang. Gejala awal nyeri kepala, muntah, gangguan pada perut waktu buang air besar, suhu badan tinggi ditambah batuk kering.
pemicu keracunan oleh Salmonella enteristis yaitu yaitu var. Typhimuribin dan Salmonella cholrasus. Salmonella akan mempengaruhi usus besar (kalon). Terjadinya sakit perut tiba-tiba uncul mulai 8 jam – 48 jam sesudah makan makanan yang tercemar, diikuti diare yang encer, kadang dengan lendir dan darah dan sering mual dan muntah. Keracunan Salmonella
dipicu oleh sebab memakan makanan yang tercemar.
Pencegahannya dengan cara memasak makanan yang dibuat dari daging dengan pemanasan yang sempurna, penyimpanan makanan pada suhu yang sesuai, melindungi makanan dari kontaminasi lalat, dan pemeriksaan berkala pada orang yang menangani makanan.
b.Keracunan Vibrio Parahemolitik.
Vibrio parahemolicus yaitu bakteri halofilik yang yaitu bakteri bentuk batang bengkok, garam negatif dan bergerak sebab ada flagel pada satu kutubnya. Bakteri ini tidak membentuk spora, bersifat aerob atau fakultatif an aerob tidak dijumpai pada enterotiksin.
Bakteri ini menetap di lingkungan lautan yang tenang dan dikenal memicu gastroerileritis yang berhubungan dengan makanan.
c. Escherichia coli Pathogen.
Escherichia coli (E. coli) yaitu flora normal di dalam saluran pencernaan hewan dan manusia yang mudah mencemari air, oleh sebab kontaminasi air yang sudah dipakai . Bahan makanan yang sering terkontaminasi oleh E. coli diantaranya daging ayam, daging sapi, daging babi selama penyembelihan, ikan dan makanan-makanan ikan laut lainnya, telur dan produk olahannya,
sayuran, buah-bauhan, sari buah dan bahan minuman seperti susu dan lainnya. Alat-alat yang dipakai dalam industri pengolahan sering terkontaminasi oleh E. coli yang berasal dari air yang dipakai untuk mencuci.
E. coli yaitu bakteri yang peka panas, maka untuk mencegah pertumbuhan bakteri ini pada makanan disimpan pada suhu yang rendah.
--- Type intoksitasi dipicu oleh Stphylococcus aereus, Clostridium perfringes, Clostridium botulinum, Bacillus aereus.
- Adanya bahan kimia yang terkandung dalam makanan. Manusia sebagai sumber bahan pencemar sebab manusia memakai bahan makanan tambahan dalam proses pengolahan makanan, dan memakai pestisida atau insektisida yang tidak tepat dan tidak bijaksana dalam pengendalian hama serangga pada gudang penyimpanan bahan makanan dan pada tempat pengolahan bahan makanan. Kenyataan yang terjadi di lamakanan jika seorang ibu rumah tangga
yang ingin mengolah sayuran maka proses pencuciannya harus diperhatikan, sehingga
bahan kimia (pestisida) yang melekat pada sayuran itu dapat diatasi. Demikian juga pewadahan makanan yang tidak memakai lapisan wadah yang aman yang
dapat mengkontaminasi makanan, yaitu memakai media yang bersifat korosif atau berkarat dan media yang bersifat asam. Disamping itu air yang sudah tercemar dengan logam berat seperti merkuri atau air raksa dapat mengkontaminsi ikan dan beberapa tumbuhan yang secara alami mengandung racun dalam jumlah yang banyak seperti asam cyanida (HCN) pada tanaman singkong, ubi gadung, talas hutan dan
kentan liar. Masalah keracunan makanan yang dipicu oleh bahan kimia makin meningkat dewasa ini. Hampir setiap tahun kasus keracunan selalu ada , angka kejadiannya pun cukup tinggi. Dari seluruh kasus keracunan makanan sebagian besara bersumber pada
pengolahan makanan yang tidak higienis. Ironisnya makanan yang tidak hygienis banyak dijual di kantin sekolah dan sasarannya yaitu anak-anak sekolah yang
mengomsumsi jajanan di kantin sekolah.
- Adanya jamur yang memicu keracunan pada makanan. Keracunan makanan yang dipicu oleh mengomsumsi bahan makanan atau tanaman yaang mengandung substansi racun. Jamur yang ada pada makanan bersumber dari makanan yang tidak memperhatikan 6 prinsip higienis Sanitasi Makanan, khususnya pada saat penyimpanan yang tidak sesuai dengan suhu penyimpanannya. contoh pada roti yang disimpan lebih dari 3 hari. Ada beberapa spesies jamur beracun, seperti : Amalita phalloides, Phalloibes dan
A.pirosa yang dapat memicu kematian. Jamur beracun memiliki tampilan yang mirip dengan jenis jamur yang biasa dimakan, sebab itu banyak orang yang tidak tahu apakah jenis jamur itu layak untuk dimakan atau tidak.
B. Jamur Amanita phalloides (payung maut atau Death Cap). Istilah keracunan makanan dipakai secara luas oleh masyarakat untuk semua penyakit yang diakibatkan oleh pemasukan makanan yang mengandung toksin. Dalam bahan makanan, suatu zat dapat dinyatakan sebagai racun (toksin) jika dampak yang dimuncul kan dari zat itu dapat merusak sistem kerja metabolisme badan . Dari sekian banyak bahan makanan yang tersedia di alam, jamur yaitu salah satu makanan yang berpotensi memicu racun namun tidak jarang pula banyak dikonsumsi oleh masyarakat.
Jamur (fungi) yaitu kelompok besar jasad hidup yang termasuk ke dalam dunia tumbuhtumbuhan. Struktur badan nya beragam mulai dari yang sederhana atau uniseluler (contohnya : Khamir), sampai dengan bentuk lengkap atau multiseluler (contohnya : Jamur kayu) dengan dinding sel dari selulosa atau khitin. Jamur memiliki inti (eukariot), berspora, namun tidak
memiliki pigmen hijau daun (khlorofil). Cara perkembangbiakannya secara aseksual (vegetatif) menciptakan spora dan secara seksual (generatif) melalui kontak gametangium dan konjugasi. Dewasa ini banyak masyarakat mengonsumsi jamur sebab
alih fungsinya sebagai bahan makanan alternatif pengganti daging. Selain sebab memiliki cita rasa yang tinggi, orang mengonsumsi jamur juga sebab pertimbangan kesehatan. Oleh sebab itu tidaklah mengherankan bila jamur sering dipakai para vegetarian untuk menggantikan menu daging mereka. Jamur merang (Volvariella), jamur kuping
(Auricularia), shitake (Lentinus), dan jamur tiram putih (Pleuterotus) yaitu jenisjenis jamur makanan yang kini sering dikonsumsi oleh masyarakat. Selain sebab rasanya yang enak, jamur juga memiliki banyak manfaat. contoh , sebagai bahan obat-obatan,
untuk dibudidayakan dan bermanfaat pula dalam pengolahan makanan seperti dalam pembuatan : wine, tempe, tape, kecap, keju, dan lain sebagainya. Namun bahan makanan ini tidak selamanya menguntungkan. Di sisi lain, jamur dapat pula menjadi pemicu
penyakit kerusakan makanan atau yang lebih dikenal dengan istilah keracunan. Dalam beberapa dekade terakhir ini sering dijumpai kasus keracunan makanan yang diakibatkan oleh jamur beracun. Jamur beracun yaitu golongan jamur dengan kandungan senyawa kimia berbahaya yang berpotensi memicu dampak toksik bagi kesehatan. Pada kenyataannya sukar untuk membedakan jenis jamur beracun (membahayakan) dan tidak. walau demikian, ada beberapa ketentuan yang sejauh ini dapat dijadikan pegangan untuk menentukan jenis jamur beracun atau tidak. jenis jamur beracun memiliki ciri-ciri, seperti : memiliki warna yang agak mencolok contoh merah darah, hitam, cokelat, hijau tua, biru tua dan sejenisnya
(perkecualian untuk jamur kuping dengan payung berwarna coklat yang dapat dimakan), memiliki cincin atau cawan pada tangkainya dengan bentuk seperti payung putih kekuningan, contoh : jenis Amanita muscaria (perkecualian untuk jamur merang, walaupun memiliki cincin namun tetap bisa dimakan), jamur beracun tumbuh pada tempat yang kotor (contoh tempat pembuangan sampah dan pada kotoran hewan), dan memiliki bau busuk sebab mengandung senyawa sulfida atau sianida sehingga jarang dihinggapi serangga atau binatang kecil lainnya. Jika jenis jamur ini dilekatkan pada benda yang terbuat dari perak asli maka pada permukaan benda itu akan muncul warna
hitam (sebab sulfida) atau kebiruan (sebab sianida). Selain itu, jenis jamur beracun jika dimasak atau dipepes bersama nasi putih maka nasi itu akan berubah warna menjadi coklat, kuning, merah, atau hitam. Ada banyak jenis-jenis jamur beracun, diantaranya : Amanita phalloides, Virosa dan
Verna, Gyromitra (Helvella) esculenta, Boletus satanas, Russula emetica, Lactarius torminosus (jamur setanatau giftreizker), jenis Inocybe : Amanita muscaria, dan Amanita pantherina (jamur lalat dan jamur macan tutul). Dari sekian banyaknya jenis jamur beracun, jamur Amanita phalloides yaitu spesies jamur beracun paling berbahaya sebab dapat memicu kematian jika dikonsumsi oleh masyarakat. Jamur ini mengandung amanitin (amatoksin) dan phalloidin (falotoksin) sebagai senyawa kimia berbahaya yang dapat memicu dampak toksik bagi kesehatan. sebab itu dengan
mengenal segi biologis jamur beracun ini lebih jauh seperti mengetahui ciri, kandungan senyawa racun, dan dampak toksik yang dimuncul kan, maka pencegahan dan pengobatan akibat keracunan jamur Amanita phalloides dapat dilakukan sedini mungkin
-Keracunan Staphylococcus.
Keracunan Staphylococcus yaitu gejala intoksikasi yang paling banyak dikabarkan , yang mana setiap tahunnya antaralain 20 % sampai 50 % dari seluruh
keracunan yang dipicu oleh makanan. Gejala keracunan ini dipicu oleh tertelannya suatu toksin yang dinamakan enterotoksin yang mungkin ada
di dalam makanan dan diproduksi oleh spesies dan strain tertentu dari bakteri Staphylococcus. Toksin ini dinamakan enterotoksin sebab dapat memicu
gastroentritis atau inflamasi pada saluran usus. Bakteri yang dapat memicu keracunan staphylococcus atau strain tertentu dan staphylococcus aerus. Pembentukan enterotoksin oleh Staphylococcus aereus dalam makanan dipengaruhi oleh beberapa faktor, contoh terposisi subtrat suhu, waktu dan pH, adanya garam NaCl dan Nitrit, antibiotik dan sebagainya.
Enterotoksin biasanya diproduksi oleh Staphylococcus aereus dalam makanan basah yang sudah pernah dimasak atau dipanaskan. Jenis makanan
yang dapat ditumbuhi Staphylococcus aereus contoh daging dan ikan yang sudah dimasak atau diolah, hasil olahan telur, makaroni, susu, keju dan hasil
olahan sayur yang mengandung daging atau kaldu. Kontaminasi pada susu dan hasil olahannya dapat berasal dari infeksi mastitis pada sapi perahannya.
walau sudah dmasak, makanan-makanan itu masih mungkin mengalami kontaminasi. contoh melalui tangan atau lingkungan selama penyimpanan sebelum dikonsumsi. Keracunan Staphylococcus hampir selalu berasal dari makanan yang sudah dimasak, sebab pada makanan yang sudah dimasak jumlah mikroba lain yang dapat menghambat pertumbuhannya sudah kurang. Pencegahan keracunan Staphylococcus tindakan utama yang harus dilakukan yaitu mencegah terjadinya kontaminasi makanan oleh Staphylococcus dengan menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri yang sudah
terlanjur mencemari makanan. Kontaminasi dapat dicegah dengan menjaga kebersihan atau sanitasi yang baik dengan memakai bahan mentah yang
tidak terkontaminasi. contoh tidak memakai susu mentah namun susu yang sudah dipasteurisasi dan menjaga pekerja atau pengolah makanan
terhadap kontaminasi pada makanan. Pertumbuhan bakteri dapat dicegah dengan melakukan pendinginan, menurunkan pH makanan atau dengan penambahan komponen yang bersifat bakteriostatik, contoh antibiotik.
-Keracunan perfringes.
Keracunan Perfringes yaitu suatu gejala intoksikasi yang dipicu oleh suatu bakteri pembentuk spora, yaitu Clostridium perfringes sebagai bakteri pemicu keracunan makanan. Makanan yang terkontaminasi oleh Clostridium perfringes dapat memicu keracunan bila disimpan dalam waktu yang cukup lama pada suhu yang memungkinkan pertumbuhannya. Suhu optimal
untuk pertumbuhannya yaitu mendekati 47oC dengan waktu generasi kurang dari 20 menit jika tumbuh pada makanan yang mengandung daging, oleh sebab itu Clostridium perfringes cepat tumbuh pada makanan yang disimpan dalam kondisi hangat. Waktu generasi dari Clostridium perfringes pada suhu 35oC yaitu 8,8 menit. Pertumbuhan lambat pada suhu 26oC dan 51oC dan beberapa strain tidak akan tumbuh pada suhu 15oC atau dibawahnya. Untuk mencegah pertumbuhan Clostridium Perfringes, penyimpanan makanan dalam kondisi hangat sebaiknya dilakukan pada suhu diatas 60oC. Clostridium perfringes biasanya ada dalam daging mentah dan tinja hewan, bakteri ini pemicu
utama keracunan makanan. Penyakit ini muncul akibat mengkonsumsi makanan yang tercemari organisme itu dan disimpan dalam kondisi suhu yang menunjang berkembang biaknya spora dan sel vegetatif yang menciptakan enterotoksin pada waktu membentuk spora dalam rongga usus. Gejala keracunan muncul 8-24 jam sesudah makanan tercemar, gejala utamanya yaitu sakit perut dan diare.
segi biologis jamur Amanita phalloides.
a. Morfologi Jamur Amanita phalloides.
Jamur Amanita phalloides dinamakan payung maut (Death Cap). Dari sekian banyaknya jenis jamur beracun, Amanita phalloides yaitu spesies jamur paling berbahaya sebab kematian biasanya terjadi sesudah mengonsumsi jamur ini. Masyarakat awam sering mengira jamur ini dengan champignon (jamur
agaricus). Secara morfologi, jamur Amanita phalloides termasuk organisme heterotrof sebab tidak memiliki pigmen hijau daun (khlorofil) untuk melakukan proses
fotosintesis. badan buah : seperti payung dengan tudung berwarna merah, coklat muda, coklat tua sampai kuning dengan bintik-bintik putih. Dapat hidup sebagai saprofit atau parasit. Jamur beracun ini dicirikan sebagai tumbuhan talus dengan struktur badan uniseluler atau berfilamen, bersifat amotil (dengan pengaliran sitoplasma melalui miselium), dinding sel mengandung kitin dan selulosa, dan
memiliki inti sel (eukariot). biasanya dapat berkembang biak secara seksual (generatif) atau aseksual (vegetatif). Cara cara berkembangbiak: jamur Amanita phalloides secara aseksual akan menciptakan spora dengan sporokarpa makroskopik atau mikroskopik. Habitatnya tumbuh liar di hutan, tegalan, pekarangan, dan dapat berada pula di antara jatuhan daun atau pada tanah humus.
b. Senyawa Racun Jamur Amanita phalloides.
sebab dampak toksiknya yang berbahaya, maka sejak abad ke-19 para ahli kimia sudah melakukan penelitian terhadap kandungan senyawa kimia pada jamur Amanita phalloides yang berpotensi sebagai racun. Senyawa kimianya dinamakan phallin. Phalloidin dan Amanitin sebagai racun utama pada jamur Amanita phalloides. Phalloidin yaitu salah satu kelompok racun death cap (Amanita phalloides)
yang sering dinamakan phallotoxin. Berupa rantai bisiklik heptapeptide dan terikat secara khusus pada intertahap sub unit F-actin. Oleh sebab itu, ikatan
phalloidin lebih kuat pada actin filament (F-actin) dibandingkan pada actin monomer. Secara stokiometrik, phalloidin bereaksi dengan actin dan berfungsi menstabilkan polimer actin (khususnya struktur F-actin). Ikatan polimerisasi pada struktur actin filament (F-actin) distabilkan dengan cara mengurangi tingkat konstan untuk peruraian sub unit actin monomer. seperti phalloidin, Amanitin yaitu jenis racun yang paling mematikan dari semua amatoxin. Racun ini berada di dalam beberapa anggota jenis jamur Amanita, salah satunya yaitu Death cap (Amanita phalloides) dinamakan tukang penghancur. Amanitin berada pula dalam jamur Galerina autumnalis dan Conocybe filaris. LD amanitin sekitar 0.1 mgatau kg. Amanitin berupa siklik non ribosomal peptide dari delapan amino acids dan terikat kuat pada enzim RNA polymerase II.
2. dampak senyawa racun jamur Amanita phalloides.
a. Mekanisme Kerja.
1) Phalloidin (Falotoksin) yaitu heptapeptida yang termostabil. Phalloidin bekerja hepatotoksik kuat jika dipakai secara parenteral. Di dalam sel, fungsi phalloidin berbeda-beda tergantung konsentrasinya dalam sel. Pada konsentrasi yang lebih besar phalloidin akan mengurangi kontraksi sel. sedang pada konsentrasi rendah, phalloidin menerima sedikit bentuk bentuk polymerized cytoplasmic actin seperti bentuk filamen. , phalloidin bekerja menstabilkan actin filament (F-actin) melalui pencegahan depolimerisasi filamen dan mencegah aktivitas ATP hydrolysis dari F-actin. Phalloidin tidak menyerap sel-sel membran, membuatnya menjadi kurang dampak tif dalam eksperimen dengan sel-sel yang hidup. Sel-sel yang berikatan
dengan racun ini secara bertahap akan mati. Namun sehubungan dengan membran plasma mereka, sel-sel yang dipengaruhi oleh toksin phalloidin akan
memiliki tingkat actin yang lebih besar. seperti microinjection phalloidin kedalam sel-sel hidup akan mengubah penyaluran actin seperti pada sel-sel
yang sudah mati.
2) Amanitin (Amatoksin) yaitu oktapeptida yang juga termostabil. Mekanisme kerja dari Amanitin yaitu dengan menghambat RNA-polimerase yang tergantung pada DNA. Akibatnya sintesis asam nukleat di inti sel dan sintesis protein akan ikut terhambat pula. Kerusakan terbesar akibat toksin ini terjadi pada organ hati dan ginjal. Selain mekanismenya menghambat RNA polymerase II, Amanitin juga bisa dipakai sebagai penentu tipe RNA polymerase. Hal ini dilakukan melalui tes sensitivitas pada polimerase dengan ketentuan antaralain : Amanitin. RNA polimerase I tidak peka , Amanitin RNA polimerase II peka , dan amanitin. RNA sedikit peka .
b. Gejala dan dampak Keracunan Jamur Amanita phalloides.
-Cara penanggulangan.
Cara Pengobatan Keracunan Jamur Amanita phalloides. , cara pengobatan pada kasus keracunan jamur Amanita phalloides antaralain :
-- Hemodialisis pada kegagalan ginjal akut.
Pada sisitem ini, ginjal buatan mendialisis darah di luar badan pada membran yang amat luas permukaannya yang dibilas dengan cairan dialisis.
-- Pengaturan kesetimbangan air dan elektrolit.
Dengan kontrol secara terus menerus pada kesetimbangan elektrolit dan air, dapat diketahui banyaknya air dan elektrolit dalam badan yang hilang dan dapat dikembalikan lagi dengan infus. Dapat pula diberikan infus glukokortikoid dosis tinggi.
-- Termasuk juga aneka ragam obat-obatan untuk melawan senyawa racun pada jamur Amanita phalloides, seperti : Intravenous penicilin dan
Cephalosporin derivatives.
--Pengosongan lambung.
sebab sisa-sisa racun jamur akan ada dalam lambung dalam jangka waktu yang cukup lama, maka pasien dianjurkan pula untuk melakukan pengosongan
lambung dengan cara pembilasan atau memuntahkan isi lambung sehingga racun yang masuk ke dalam organisme dapat dihilangkan.
--Pemberian karbon aktif.
sesudah pembilasan lambung, lebih baik diberikan adsorbensia dan laksansia garam jika diduga sebagian racun sudah masuk ke usus. Biasanya pemberian
adsorbensia, terutama karbon aktif, akan lebih baik dan tidak terlalu berbahaya.
--Hemoperfusi untuk melakukan detoksifikasi.
Pada hemopermusi, darah dilewatkan melalui adsorbensia yang dirancang khusus seperti harsa polistiren dan arang.
-riset Toksisitas Phalloidin.
Gejala akibat keracunan phalloidin baru akan terjadi sesudah periode laten yang cukup lama yaitu sekitar 8-24 jam. Muntahnya penderita keracunan menandakan jika gejala baru terjadi. sesudah itu diikuti terjadinya gangguan pada saluran pencernaan. Yang bersangkutan akan merasa sakit dan terjadi diare hebat. Akibatnya akan banyak air dan elektrolit yang hilang dalam badan sehingga akan terjadi kegagalan sirkulasi. dampak toksik dari racun ini yaitu terjadi kerusakan pada organ ginjal dan hati. Kerusakan ginjal memicu berkurangnya produksi air kemih atau bahkan
tidak ada sama sekali. sedang kerusakan hati memicu sakit kuning yang biasanya muncul dalam kurun waktu 2-3 hari. kadang gejala akan hilang dengan sendirinya, namun hampir 50% penderita akan meninggal dalam
5-8 hari.
- riset Toksisitas Amanitin.
Diare dan kejang yaitu gejala-gejala pertama akibat keracunan Amanitin. Penundaan pengobatan terhadap gejala-gejala ini akan membuatnya lebih sulit untuk didiagnosa yang nantinya dapat berakibat fatal.
Beberapa dampak toksik (dampak) dari racun ini akan terlihat dalam kurun waktu 10 jam. Hal ini yaitu hal yang biasa untuk beberapa dampak yang akan
terjadi dalam kurun waktu 24 jam sesudah berada dalam proses pencernaan. sesudah itu, perut akan terasa terpompa dan muncul rasa sakit yang luar biasa. Pada hari keempat dan kelima, Amanitin akan mulai menunjukan dampak yang parah pada hati dan ginjal, yang mengarah pada rusaknya sistem total
kedua organ badan ini. Racun ini secara dampak tif dapat memicu cytolysis hepatocytes (sel-sel hati). Biasanya orang-orang yang terkena racun ini akan
mati dalam waktu sekitar seminggu dari saat proses pencernaannya. riset lain menyatakan sekitar 15% dari yang terkena racun ini akan mati dalam waktu
10 hari melewati tahap kondisi tak sadarkan diri sampai ke kondisi gagal ginjal, gagal hati, koma hepatic, gagal saluran pernafasan dan mati. pasien yang sembuh akan berisiko kerusakan hati yang permanen.